52 pengeringan, air pada pati yang telah berbentuk gel lebih cepat kering
sehingga kadar air pada pati yang menggunakan konsentrasi HCl yang lebih tinggi memiliki kadar air yang lebih tinggi pula.
5. Kadar Abu
Kadar abu menyatakan berapa banyak persentase kandungan mineral yang terkandung dalam suatu bahan. Penentuan kadar abu
dilakukan dengan memanaskan bahan pada tanur dengan suhu 600
o
C. Bahan lain selain mineral akan terbakar dan menguap. Bobot yang
tertinggal setelah pemanasan adalah abu atau mineral. Nilai kadar abu tidak dipengaruhi oleh konsentrasi HCl yang
digunakan, waktu proses maupun metode modifikasi patinya. Abu yang tekandung di dalam bahan tergantung dari kandungan abu bahan baku
patinya. Kadar abu tidak akan berubah dalam proses modifikasi karena panas yang diberikan pada proses modifikasi tidak mampu membakar abu
serta reaksi hidrolisis tidak menjangkau mineral-mineral yang terkandung di dalam bahan tersebut. Di bawah ini adalah hasil dari pengujian kadar
abu dari beberapa sampel pati termodifikasi. Tabel 15. Hasil pengujian kadar abu
Metode Sampel Pati
Kadar abu
pati tapioka
0,10
0 N 60 menit N1W2
0,25
0,1N 90 menit N2W3
0,16
0,2N 60 menit N3W2
0,22
0,3 N 60 menit N4W2
0,23 Metode
Kering
0,4N 60 menit N5W2
0,33
0 20 menit M1W2
0,31
0,5 50 menit M2W5
0,35
1 20 menit M3W2
0,23
1,5 50 menit M4W5
0,11 Metode
gelatinisasi
2 20 menit M5W2
0,08
Keterangan : Sesuai standar DSN
53 Dari sampel-sampel yang telah diuji dapat dilihat bahwa seluruh
sampel memenuhi standar DSN untuk dekstrin yaitu maksimal 0,5 . Sampel-sampel yang diuji juga memenuhi standar maltodekstrin menurut
PT. Sorini, Tbk. yaitu maksimal 0,5 . Hal ini juga berarti bahwa pati tapioka merupakan pati yang baik untuk diproduksi menjadi pati
termodifikasi karena memiliki kadar abu yang rendah. Mineral yang terkandung dalam pati juga berasal dari NaCl hasil
penetralan HCl oleh NaOH yang tidak ikut tercuci. Dengan ANOVA terlihat bahwa sampel yang berbeda akan memiliki pengaruh terhadap
nilai kadar abu yang berbeda nyata. Perbedaan kadar abu pada tiap sampel dikarenakan tertinggalnya NaCl pada pati ketika dilakukan pencucian
dengan jumlah yang tidak sama pula. Agar kadar abu rendah, proses pencucian harus dilakukan dengan berulang-ulang sehingga garam NaCl
tercuci seluruhnya.
6. Kadar Serat Kasar