15
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pati termodifikasi dengan metode basah adalah pati tapioka yang disuspensikan dalam air dan ditambahkan
HCl sedangkan yang menggunakan metode kering adalah pati kering yang disemprotkan HCl. Pati tapioka yang digunakan adalah pati tapioka yang umum
diperjualbelikan di pasaran. Bahan yang digunakan untuk menghidrolisis pati tapioka adalah HCl dengan berbagai konsentrasi. Untuk menetralkan pH
digunakan NaOH. Bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian produk pati termodifikasi
adalah : H
2
SO
4
, larutan fenol, pereaksi DNS, dan NaOH. Alat yang digunakan dalam pembuatan pati termodifikasi dengan metode
penyangraian adalah: wajan penyangraian, kompor pemanas, alat penyemprot tangan, pengaduk dan termometer. Sedangkan untuk pembuatan pati termodifikasi
dengan metode hidrolisis basah digunakan gelas piala, penangas air, pengaduk dan termometer.
Dalam pengujian pati termodifikasi, digunakan alat spektrofotometer, tabung reaksi, timbangan, pipet, oven, viscosimeter, colormeter, dan pH meter.
B. Metode Penelitian
1. Penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menetapkan rentang suhu dan jumlah bahan-bahan yang digunakan dalam proses modifikasi pati.
Penelitian pendahuluan dilakukan pada kedua metode. Untuk metode penyangraian, penelitian pendahuluan dilakukan dengan menyangrai 500
gram pati dengan dilakukan penyemprotan dengan larutan HCl 0,1 N. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan berapa banyak volume larutan
HCl yang tepat untuk disemprotkan. Pada metode gelatinisasi penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan suhu yang optimal sehingga pati
dapat tergelatinisasi dan menghindari kerusakan pada pati yang telah
16 tergelatinisasi gosong. Suhu yang digunakan dalam proses modifikasi
adalah suhu gelatinisasi pati sehingga penelitian ini dilakukan untuk menentukan berapa suhu gelatinisasi pati tapioka. Penelitian pendahuluan
untuk metode gelatinisasi dilakukan dengan mensuspensikan 300 gram pati dalam 1000 ml air. Waktu pemanasan akan dihentikan apabila gel pati
telah kering atau gosong.
2. Pembuatan Pati Termodifikasi Modifikasi metode Haryati, 2004
a Pembuatan Pati Termodifikasi dengan Metode Hidrolisis Basah
Pembuatan pati termodifikasi pertama dilakukan dengan mensuspensikan 300 gram pati ke dalam 500 ml larutan HCl. Kemudian
ditambahkan larutan HCl dengan konsentrasi yang telah ditentukan terlebih dahulu sampai volume larutan yang ditambahkan tepat 1000 ml.
Campuran pati dan larutan HCl kemudian dipanaskan dengan penangas air. Setelah waktu pemanasan terpenuhi, gel pati segera diangkat dan
didinginkan. Sampel pati yang sudah dingin dihaluskan dengan mortar sampai halus. Kemudian disuspensikan ke dalam air kembali dan
ditambahkan NaOH 0,1 N sampai pH netral. Setelah itu produk yang terbentuk dikeringkan untuk kemudian dilakukan pengujian.
Berikut ini adalah matriks rancangan percobaan dengan lama pemanasan dan konsentrasi HCl.
Tabel 8. Matriks percobaan hidrolisis metode gelatinisasi Waktu pemanasan menit
10 20 30 40 50 60 M1W1 M1W2 M1W3 M1W4 M1W5 M1W6
0,5 M2W1 M2W2 M2W3 M2W4 M2W5 M2W6
1 M3W1 M3W2 M3W3 M3W4 M3W5 M3W6
1,5 M4W1 M4W2 M4W3 M4W4 M4W5 M4W6
K onsentrasi HCl
vv 2
M5W1 M5W2 M5W3 M5W4 M5W5 M5W6 Pembuatan pati termodifikasi dilakukan dengan dua kali ulangan.
Konsentrasi HCl adalah perbandingan asam HCl dengan volume suspensi pati pati vv dengan menggunakan HCl pekat. Penggunaan
17 konsentrasi vv dilakukan untuk memudahkan penetapan volume asam
yang ditambahkan ke dalam suspensi pati. Penetapan penggunaan konsentrasi dengan konsentrasi vv didasarkan juga pada satuan
konsentrasi yang dipakai di industri-industri maltodekstrin dan thin Boiling Starch
Anonim, 2004. b
Pembuatan Pati Termodifikasi dengan Metode Hidrolisis Kering
Modifikasi metode Sari, 1992 Pati tapioka sebanyak 500 gram disangrai di atas kompor pemanas
suhu berdasarkan penelitian pendahuluan dengan menyemprotkan HCl di atas pati tapioka yang disangrai. Jumlah HCl yang disemprotkan
didapatkan dari percobaan pendahuluan untuk mengetahui jumlah HCl yang tepat sehingga dalam proses penyangraian, pati tidak tergenang
oleh HCl. Penyemprotan HCl dilakukan sampai HCl tercampur homogen. Penyangraian berlangsung sampai waktu yang telah
ditetapkan. Berikut ini adalah matriks rancangan percobaan dengan faktor suhu, lama pemanasan dan konsentrasi HCl.
Tabel 9. Matriks percobaan hidrolisis metode penyangraian Waktu Penyangraian jam
0,5 1 1,5 2 2,5 3 N1W1 N1W2 N1W3 N1W4 N1W5 N1W6
0,1 N2W1 N2W2 N2W3 N2W4 N2W5 N2W6
0,2 N3W1 N3W2 N3W3 N3W4 N3W5 N3W6
Konsen tr
asi H C
l yang
disemprotka n
N
0,3 N4W1 N4W2 N4W3 N4W4 N4W5 N4W6
Waktu penyangraian selama 3 jam dilakukan berdasarkan penelitian Sari 1992. Konsentrasi HCl menggunakan satuan normalitas
didasarkan pada Balai Penelitian dan Pengembangan Industri 1982 yang menyatakan bahwa konsentrasi HCl yang digunakan dalam
membuat dekstrin adalah sekitar 0,1 N. Rentang konsentrasi dan waktu dapat berubah bila rentangnya kurang untuk pengolahan data menjadi
sebuah persamaan matematis.
18
3. Pengujian Nilai Dextrose Equivalent DE Modifikasi dari Haryati,