18
3. Pengujian Nilai Dextrose Equivalent DE Modifikasi dari Haryati,
2004
Pengujian nilai DE dilakukan dengan memasukkan 2 ml contoh ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 6 ml pereaksi DNS.
Tabung reaksi tersebut diletakkan ke dalam air mendidih selama 5 menit dan didinginkan sampai suhu kamar. Blangko juga ditetapkan dengan
cara yang sama tetapi sebagai pengganti contoh digunakan aquades. Sampel dibaca dengan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang
500 nm. Nilai absorbansi diplotkan ke dalam grafik standar gula pereduksi jumlah gula pereduksi dinyatakan sebagai A.
Dari contoh yang sama, kemudian diambil 2 ml contoh ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 ml fenol 15 dan ditambahkan
5 ml H
2
SO
4
atau HCl pekat. Sampel didiamkan selama 10 menit. Kemudian dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 490
nm jumlah total gula dinyatakan sebagai B.
Nilai DE = 100
× B
A
4. Prosedur Analisis Karakteristik Mutu
Setelah didapatkan nilai DE dari seluruh perlakuan pati termodifikasi yang memiliki nilai DE dibawah 20 Rentang DE
maltodekstrin, sampel dipilih secara acak setiap beda konsentrasi. Setiap satu tingkat konsentrasi, diambil satu sampel secara acak untuk
diuji karakteristik mutunya. Pengujian karakteristik mutu terhadap sampel tersebut adalah sebagai berikut.
19
1. Derajat Putih Dewan Standarisasi Nasional, 1989
Derajat putih diukur dengan alat Colormeter. Sampel yang telah disiapkan dibaca dengan alat tersebut sehingga
didapatkan nilai L. Nilai L menunjukkan derajat keputihan suatu bahan. Sampel yang berwarna putih sempurna memiliki
nilai L=1. Sedangkan untuk sample yang berwarna hitam memiliki nilai 0. Jadi semakin putih suatu bahan nilai L akan
mendekati 1.
2. Kehalusan lolos saringan 100 mesh Dewan Standarisasi
Nasional, 1989 Sejumlah produk pati termodifikasi dinyatakan sebagai
A diayak dengan saringan 100 mesh. Sejumlah yang lolos ditimbang dinyatakan sebagai B. Tingkat kehalusan dihitung
sebagai:
Kehalusan = 100
× A
B
3. Warna dalam Lugol Dewan Standarisasi Nasional, 1989