Karena kekuatan Koperasi terletak pada anggota Koperasi, maka kesadaran anggota akan rasa membutuhkan dan rasa memiliki Koperasi sangat
penting untuk meningkatkan motivasi anggota dalam ikut mengembangkan Koperasi. Sehingga, peran anggota Koperasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1 Memenuhi semua kewajiban dan melunasi segala pembayaran kepada
Koperasi. 2
Memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif kepada pengurus Koperasi.
3 Secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan Koperasi
4 Mematuhi keputusan mayoritas atau menaati keputusan yang
dihasilkan dalam RAT. 5
Membantu menghentikan desas-desus dan membela Koperasi. 6
Mengikuti perkembangan organisasi dengan membaca laporan tahunan organisasi.
2.5 Penelitian Terdahulu
Moh. Syamsul Adzim 2011 dengan judul “Penilaian Kinerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI Sejahtera Ngadiluwih Berdasarkan Undang-
Undang No.20PerM.KUKMXI2008”. Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat kesehatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI Sejahtera
Ngadiluwih pada tahun 2010-2011 memiliki predikat cukup sehat. Dari ketujuh aspek yang dinilai, aspek kualitas aktiva produktif dan aspek efisiensi merupakan
aspek yang paling bagus kinerjanya dibandingkan dengan aspek-aspek yang lain.
Sedangkan aspek likuiditas merupakan aspek yang paling buruk kondisinya dibandingkan dengan aspek-aspek yang lain.
Karnia Nur Aniza 2013 dengan judul “Penilaian Kinerja Koperasi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah
Republik Indonesia Nomor 14PerM.KUKMXII2009 Studi Kasus Unit Simpan Pinjam Koperasi
Wanita Serba Usaha “Setia Budi Wanita” Jawa Timur”. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesehatan Koperasi
Wanita Serba Usaha “Setia Budi Wanita” Jawa Timur selama tahun 2009-2013 mendapatkan predikat sehat.
Dari ketujuh aspek penilaian, aspek kualitas aktiva produktif dan aspek jatidiri Koperasi merupakan aspek yang terbaik dibandingkan aspek penilaian yang
lainnya. Aspek kemandirian dan pertumbuhan merupakan aspek yang memiliki skor terburuk. Aspek permodalan belum mendapatkan nilai maksimum
disebabkan oleh rasio modal sendiri terhadap total aset pada tahun 2011 karena peningkatan total aset yang signifikan perbandingan modal sendiri pada tahun
tersebut rendah. Aspek manajemen belum mendapatkan nilai maksimum pada manajemen permodalan dan manajemen aktiva. Aspek efisiensi belum
mendaptkan skor maksimal pada rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto. Aspek likuiditas yang perlu diperhatikan adalah rasio kas, hal ini perlu
diperhatikan karena menunjukkan kemampuan kas untuk menutup kewajiban lancarnya.
I Wayan Sudarma dan IGW Murjana Yasa 2009 dengan judul
“Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Di
Kabupaten Gianyar” dengan hasil secara keseluruhan tingkat kesehatan KSP di Kabupaten Gianyar pada 32 KSP yang dijadikan populasi dalam penelitian ini,
dilihat dari segi permodalan, kualitas aktiva produksi, manajemen, rentabilitas dan likuiditas, termasuk dalam predikat cukup sehat. Secara simultan variabel modal,
kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan KSP di Kabupaten Gianyar, dengan nilai
koefisien determinasi R2 sebesar 57,6 persen. Dan secara parsial, variabel modal dan manajemen tidak berpengaruh terhadap tingkat kesehatan KSP di Kabupaten
Gianyar. Sedangkan variabel kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kesehatan KSP di Kabupaten
Gianyar. Kualitas aktiva produktif sebagai variabel paling dominan yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan KSP di Kabupaten Gianyar.
Penelitian yang dilakukan oleh I.D.K.R. Ardiana, I.A. Brahmayanti, Subaedi 2009 dengan judul “Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja UKM di Surabaya”. Responden diambil dari klaster usaha kecil dibawah binaan Dinas Koperasi. Hasil analisa korelasi menunjukkan bahwa
kompetensi SDM UKM memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja UKM. Hal ini juga didukung oleh hasil analisa determinasi. Pengaruh variabel
pengetahuan ternyata tidak signifikan terhadap kinerja UKM karena nilainya negatif dan sangat kecil, akan tetapi dua variabel lainnya yaitu ketrampilan dan
kemampuan memiliki pengaruh yang signifikan sehingga kedua variabel ini perlu diperhatikan dalam mengembangkan meningkatkan kinerja UKM. Dari hasil
analisa data diketemukan bahwa kompetensi yang terdiri dari pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan kecuali variabel pengetahuan yang tidak signifikan. Namun demikian jika diuji
lebih lanjut secara bersama-sama ketiga variabel diatas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UKM di Kota Surabaya. Dari ketiga variabel
kompetensi yang terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan pengetahuan ternyata variabel kemampuan memiliki pengaruh paling dominan terhadap kinerja UKM di
kota Surabaya. Mukhamad Kasanudin 2011 dengan judul “Pengaruh Kualitas Sumber
Daya Manusia SDM Pengelola Koperasi Terhadap Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kabupaten Demak”. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kualitas
sumber daya manusia pengelola Koperasi menunjukkan kategori ”sangat baik”.
Sedangkan dari kinerja Koperasi yang peneliti nilai menunjukkan bahwa kinerja Koperasi
pondok pesantren menunjukkan kategori ”baik”. Besarnya pengaruh kualitas SDM terhadap kinerja Koperasi adalah sebesar 10, sedangkan sisanya
sebesar 90 dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
2.6 Kerangka Berpikir