Pengambilan Keputusan yang Bersifat Operasional. Tata Tertib Kerja SDM.

c. Pengambilan Keputusan yang Bersifat Operasional.

Dalam kegiatan Koperasi sehari-hari, pengurus masih berperan secara operasional yaitu dalam hal memberikan acc pinjaman diatas plafond, sehingga membuat manajer tidak sepenuhnya independen dalam hal pembuatan keputusan yang sifatnya operasional. Hal ini diakui oleh karyawan Koperasi Karyawan Pura Group, Bapak Sukari berikut ini: “Gini ya, itu yang permohonan dulu ya, kalo permohonan itu kita lihat dari pinjamannya kalau dibawah plafond atau pas plafond itu dari pengurus ndak usah tidak perlu, bisa diatasi sendiri seperti mbak maya, pak marjo, mbak rina ataupun saya itu bisa sendiri karena pas plafond. Atau dibawah, kalau sampai diatas plafond, yang diperlukan lagi kan otomatis jaminan, pakai jaminan entah BPKB atau sertifikat, apa saja ndak tidak masalah yang penting diatas plafond harus ada jaminannya. Kalau sudah ada jaminan itu, terus melangkahnya ke pengurus.” SK25, wawancara dilakukan pada tanggal 13 Juli 2015 pukul 14.28 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group. Manajer Koperasi sebagai pelaksana harian hanya bertugas untuk membantu kegiatan sehari-hari Koperasi. Pengurus mempunyai peranan besar dalam penetuan kebijakan Koperasi dan masih berkontribusi dalam kegiatan yang sifatnya operasional di Koperasi Karyawan Pura Group.

d. Tata Tertib Kerja SDM.

Dalam observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan, tidak didapati adanya tata tertib kerja SDM yang terdokumentasi dengan baik. Namun, diakui adanya aturan kedisiplinan di Koperasi Karyawan Pura Group yang disebut KKB Kontrak Kerja Bersama. Hal tersebut dikemukakan oleh Ibu Sri Ratna Mayawati sebagaimana berikut ini: “Tata tertib SDM sendiri itu kita mengacu pada KKB ya jadi kesepakatan kerja bersama antara SP SI karyawan dan perusahaan lha itu merupakan satu acuan pedoman untuk pelaksanaan hubungan industrial itu, antara karyawan dan perusahaan. Kalau Koperasi kan seperti perusahaan gitu ya, jadi kalau ada masalah ya kita berpedoman pada itu yang sudah diatur di KKB. Misalkan dia tidur jam kerja sanksinya apa, dia terlambat sanksinya apa, dia mangkir s anksinya apa itu sudah diatur disitu.” MY11, wawancara dilakukan pada tanggal 15 Juli 2015 pukul 11.43 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group Keberadaan KKB juga dibenarkan oleh salah satu karyawan saat wawancara, yaitu Ibu S. Q. Layli. Beliau menyatakan KKB merupakan aturan bagi karyawan. Hal tersebut terungkap sebagaimana berikut ini: “Ya kan ada ini, aturan yang apa namanya itu lho perjanjian kerja bersama KKB kan istilahnya itu ada aturan-aturan disitu untuk karyawan misalkan dia melanggar kedisiplinan dalam arti untuk absen, kalau dia kurang bagus atau apa dikasih surat peringatan. Misalkan dia lalai dalam mengerjakan tugasnya, mungkin dia tidur dalam jam kerja nah diantaranya itu.” LY21, wawancara dilakukan pada tanggal 14 Juli 2015 pukul 14.24 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group. Meskipun telah diakui adanya KKB, namun dokumen tersebut tidak dapat dibuktikan selama proses pengumpulan data berlangsung. Sesuai dengan pengakuan Bapak Sukari yang menyatakan bahwa tata tertib di Koperasi Karyawan Pura Group tidak tertulis seperti berikut ini: “Kalau untuk karyawan disini kayaknya tidak terus dipakem untuk dicatat ya hanya untuk dibenahi untuk pelaporan itu aja karena tidak selingkup perusahaan ya, kadang-kadang catatan hanya untuk ke pengurus saja ya lumrah.” SK53, wawancara dilakukan pada tanggal 13 Juli 2015 pukul 14.28 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group. Tata tertib SDM Koperasi Karyawan Pura Group tidak terdokumentasi dengan baik menunjukkan lemahnya pengelolaan karyawan Koperasi. Meskipun tedapat presensi finger print, namun tanpa adanya tata tertib SDMK yang jelas akan membuat karyawan mempunyai kesempatan untuk lalai. Selain itu, tidak terdokumentasinya tata tertib SDM akan mengurangi penilaian kesehatan Koperasi karena tata tertib SDM merupakan salah satu komponen penilaian pada aspek manajemen yang memerlukan bukti tertulis saat penilaian kesehatan Koperasi dilakukan yang kemudian diakan pengecekan silang terhadap karyawan Koperasi.

e. Anggota Koperasi Berperan Melalui Partisipasi.