Terdapat Dewan Pengawas di dalam Koperasi. Standar Operasional Manajemen SOM dan Standar Operasional

dia tidak usah menghafalkan administrasi, itu tertulis biar dia bisa melengkapi.” SK21, wawancara dilakukan pada tanggal 13 Juli 2015 pukul 14.28 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group. Ibu Sri Ratna Mayawati selaku Manajer Koperasi merangkum semuanya dalam wawancara dengan menyatakan bahwa tiap karyawan memiliki job description sesuai tugas, wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing seperti berikut ini: “Jadi dia karyawan selaku pemegang job kasir harus bagaimana, kalau di bagian pinjaman kolektor harus bagaimana, pelayanan pinjaman harus bagaimana di administrasi, penagihan harus bagaimana, akunting juga sudah ada job-jobnya tersendiri, sudah ada job deskripsinya, jadi harus menjalankan kinerjanya sesuai tugas, wewenang dan tanggungjawabnya.” MY14, wawancara dilakukan pada tanggal 15 Juli 2015 pukul 11.43 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group Karyawan mampu mendeskripsikan tugasnya setiap hari mengindikasikan bahwa pada Koperasi Karyawan Pura Group tugas masing-masing karyawan Koperasi telah diketahui dan sudah dijalankan. Namun hal tersebut belum maksimal karena tidak ditemukan dokumentasi dari job description yang jelas. Dengan demikian, memungkinkan karyawan tidak memahami rincian tugasnya dengan jelas. Selain itu, tidak terdokumentasinya job description dengan baik tentunya akan mengurangi penilaian kesehatan Koperasi. Padahal, salah satu poin penilaian kesehatan Koperasi adalah memiliki tata tertib SDM yang dibuktikan secara tertulis.

c. Terdapat Dewan Pengawas di dalam Koperasi.

Koperasi Karyawan Pura Group memiliki dewan pengawas yang sah. Dibuktikan dengan struktur organisasi pada Gambar 4.1 dan ketika wawancara tidak ada yang menyangkal adanya pengawas.

d. Standar Operasional Manajemen SOM dan Standar Operasional

Prosedur SOP. Selama proses pengumpulan data, saat melakukan observasi maupun dokumentasi, tidak ditemukan dokumen mengenai Standar Operasional Manajemen SOM dan Standar Operasional Prosedur SOP yang terdokumen dengan jelas di Koperasi Karyawan Pura Group. Disisi lain, manajer Koperasi mengakui adanya Standar Operasional Manajemen SOM dan Standar Operasional Prosedur SOP saat wawancara dilakukan sebagaimana berikut ini: “Ya kalau SOP SOM kan juga beda-beda tergantung organisasinya kalau SOP kan lebih ke arah ini ya user atau yang kita layani atau customer bagaimana kita misalkan SOP suatu pinjaman itu kan sudah ada, bisa dilihat di Pak Marjo koordinator USP. Bagaimana SOP untuk penyimpanan uang, untuk penyetoran di bank, kemudian stok uang di kas kita seperti apa, semua sudah ada prosedur-prosedurnya. Jadi diatur sistem kerjanya supaya ya itu tadi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan semua tuh sudah ada prosedurnya. SOP itu dibuat supaya efisien dan efektif dan juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Itu semua sudah ada prosedurnya kalau karyawan mau keluar, karyawan mau ndak masuk, karyawan sakit, itu kalau SOM ya, kalau untuk SOPnya anggota mau pinjam. Itu sudah diatur semua, sudah baku ya bisa berubah kalau policynya juga berubah kalau SOMnya ya kalau kita tidak memberlakukan SOM ya tentunya organisasi itu kan semrawut, ya kan? jadi, kita sudah ada SOM itu.” MY13-14, wawancara dilakukan pada tanggal 15 Juli 2015 pukul 11.43 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group Pernyataan manajer Koperasi tersebut nyatanya tidak dibenarkan oleh karyawan Koperasi lainnya. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan karyawan Koperasi, Bapak Sukari yang tidak dapat menjawab pertanyaan dari peneliti sebagai berikut: “Kalau standar-standar itu saya kurang paham itu hanya manajer sama pengurus.” SK62, wawancara dilakukan pada tanggal 13 Juli 2015 pukul 14.28 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group. Ada juga yang mengira SOP dan SOM adalah job description seperti yang diutarakan Bapak Aceng M. sebagai berikut: “Itu kan ada job description itu yang kalau tempat saya ya namanya kas, yang behubungan dengan kas, mulai dari ada jurnalnya itu, akuntingnya itu.” AC43, wawancara dilakukan pada tanggal 14 Juli 2015 pukul 15.31 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group. Ketidaktahuan karyawan mengenai SOP dan SOM juga semakin diperkuat dengan pernyataan Ibu S. Q. Layli yang menyatakan bahwa hanya koordinator saja yang memahami adanya SOP dan SOM padahal Bapak Aceng M. yang merupakan salah satu koordinator di unit kasir simpanan juga tidak mengetahui keberadaan SOP dan SOM. “Kalau itu berarti dari masing-masing per koordinator.” LY35, wawancara dilakukan pada tanggal 14 Juli 2015 pukul 14.24 di ruang meeting Koperasi Karyawan Pura Group. Standar Operasional Manajemen SOM dan Standar Operasional Prosedur SOP tidak terdokumentasi dengan baik dalam penelitian ini. Selain itu, karyawan Koperasi juga tidak memahami adanya Standar Operasional Manajemen SOM dan Standar Operasional Prosedur SOP. Jika karyawan tidak mengetahui dan tidak memahami tentang Standar Operasional Manajemen SOM dan Standar Operasional Prosedur SOP, maka dapat mengurangi penilaian kesehatan bagi Koperasi Karyawan Pura Group karena Standar Operasional Manajemen SOM dan Standar Operasional Prosedur SOP harus dimiliki Koperasi secara dokumen tertulis dan dicek silang kepada karyawan saat dilakukan penilaian kesehatan.

e. Koperasi mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap