Abu Sulfat Sulfur. Pengujian Korosi Kepingan Tembaga Bilangan Setana

viskositas biodiesel dibuat sama dengan persyaratan viskositas petroleum diesel. Viskositas yang tidak terlalu kecil akan menguntungkan karena dapat meningkatkan kemampuan daya lumas bahan bakar terhadap mesin kendaraan diesel walaupun bilangan yang tinggi di atas 5,5 cSt tidak diharapkan karena akan menghambat jalannya mesin karena terlalu kental. Bahan bakar yang mempunyai viskositas yang lebih besar menyebabkan pembakaran bahan bakar rendah oleh karena itu perlu pengenceran Tyson 2004. Berdasarkan standar ASTM 975 viskositas pada suhu 40 C maksimum 4,1 mms dan minimum 1,3 mms. Viskositas berkaitan dengan komposisi asam lemak dan tingkat kemurnian biodiesel Mittelbach dan Remschmidt 2004. Pada umumnya, kontaminan bahan bakar dari proses pengolahan seperti residu gliserida akan berpengaruh terhadap visositas Allen dan Watts 2000.

2.3.4 Abu Sulfat

Abu tersulfatkan menunjukkan adanya residu alkali dalam biodiesel seperti NaOH. Dengan demikian abu tersulfatkan yang tinggi menunjukkan pencucian biodiesel kurang sempurna. Abu sulfat mempunyai kontribusi dalam injector atau terjadinya penyumbatan fouling pada sistem bahan bakar Tyson 2004.

2.3.5 Sulfur.

Sulfur dibatasi untuk mengurangi emisi polutan asam sulfat dan SO 2 serta untuk melindungi pengeluaran sistem katalis ketika bahan bakar disebarkan dalam sistem engine Tyson 2004. Korosi yang disebabkan oksida belerang dapat menyebabkan keausan mesin karena setelah mesin berhenti terjadi kondensasi oksida dan dengan adanya air akan terbentuk asam sulfat yang dapat merusak dinding logam silinder dan sistem gas buang kendaraan bermotor Surono dan Batti. 1980. Biodiesel pada umumnya mengandung kurang dari 15 ppm sulfur Tyson 2004 sehingga memenuhi standar ASTM D 6751 yaitu maksimum 0,05 atau 500 ppm.

2.3.6 Pengujian Korosi Kepingan Tembaga

Uji ini dilakukan untuk mengukur tingkat korosi tembaga oleh biodiesel yang berkaitan dengan kadar asam lemak bebas biodiesel tersebut Kinast dan Tyson 2003. Korosi kepingan tembaga mengindikasikan kesulitan potensial Cu dan Br oleh pengaruh komponen biodiesel, dengan demikian diharapkan biodiesel tidak menyebabkan rusaknya Cu dan Br pada saat kontak dalam waktu yang lama Tyson 2004. Penggunaan bahan bakar biodiesel B 100 sesuai standar D6751 selalu lolos dalam uji ini Tyson 2004.

2.3.7 Bilangan Setana

Bilangan setana diperlukan untuk keperluan engine yang baik. Bahan bakar diesel konvensional harus mempunyai bilangan setana paling kecil 40 di Amerika Serikat. Bilangan setana yang lebih tinggi akan menolong memastikan start yang baik dan meminimumkan pembentukan asap putih Tyson 2004. Batas bilangan setana untuk B 100 adalah 47 yang disebut dengan bahan bakar diesel premium. Biodiesel yang mengandung asam lemak jenuh asam laurat, miristat, palmitat, stearat, arakhidat dan lain-lain yang tinggi mempunyai bilangan setana yang tinggi sedangkan yang mengandung asam lemak dengan ikatan rangkap 1 palmitoleat, oleat dan erukat yang tinggi mempunyai bilangan setana sedang serta yang mengandung asam lemak dengan ikatan rangkap 2 atau lebih linoleat, linolenat dan arakhidonat yang tinggi mempunyai bilangan setana yang rendah Tyson 2004. Komposisi asam lemak dalam biodiesel mempengaruhi sifat-sifat bilangan setana, titik awan, stabilitas dan emisi NOx seperti yang ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12 Sifat bahan bakar dilihat dari komposisi asam lemak Jenuh Satu ikatan rangkap Dua atau lebih ikatan rangkap Asam lemak 12:0,14:0, 16:0, 18:0, 20:0 dan 22:0 16:1, 18:1, 20:1, 22:1 18:2, 18:3 Bilangan setana Tinggi Sedang Rendah Titik kabut Tinggi Sedang Rendah Stabilitas Tinggi Sedang Rendah Emisi NOx Reduksi Kenaikan tipis Kenaikan besar Sumber : Tyson 2004. Menurut Soerawidjaja et. al. 2005 bilangan setana dari biodiesel dapat diprediksi dengan menentukan sifat fisik biodiesel seperti titik didih, viskositas, titik leleh, panas penguapan, dan densitas. Beberapa persamaan untuk menentukan bilangan setana disajikan pada Tabel 13 dan sifat-sifat fisik beberapa metil ester yang digunakan sebagai dasar penentuan bilangan setana dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 13 Sifat-sifat fisik biodiesel yang dapat digunakan untuk memprediksi bilangan setana Sifat fisik Persamaan R 2 Standar kesalahan Titik didih o C Y= 41,3 +0,2785X + 0,001209X 2 + 3E-06X 3 0,9999 0,1 Viskositas cSt Y = -23,48 + 61,6828X + -12,7738X 2 + 0,8769 X 3 0,9985 1,4 Panas penguapan Calgr Y = -1054,9 + 32,324X + -0,23097X 2 0,9930 1,4 Nilai kalor netto kCalmol Y=-62,96+0,097X-1,69E-0,5X 2 0,9921 2,6 Banyak atom C asam Y = -57,26 +14,892X-0,4149X 2 0,9919 2,6 Titik leleh o C Y = 58,22 + 0,556X 0,9822 3,4 Indeks bias Y -2107,38 + 1522,21X 0,9805 3,5 Densitas gcm 3 Y= 7216,14 + -8848,96X 0,9799 3,6 Sumber : Soerawidjaja et al. 2005.

2.3.8 Titik Kabut