Tabel 9 Ringkasan beberapa proses transesterifikasi dengan katalis basa
No Ringkasan proses transesterifikasi
Sumber 1.
Minyak kedele, NaOH 1, suhu 60 C, nisbah molar metanol
terhadap minyak 6:1 dan konversi 93-98. Freedman et al.
1984. 2.
Minyak kedele,
suhu 65
O
C, nisbah molar metanolminyak NaOH 610,08, waktu 35 menit dan konversi 98,10
Filippis et al. 1995.
3. Nisbah molar metanol 6:1 dan katalis basa NaOH 0,9 dari
berat minyak kedele, suhu 50
o
C dan konversi 90 Noureddini dan
Zhu 1997. 4.
Minyak kasar
dari Pongamia pinata
, suhu 60
o
C, nisbah molar metanol terhadap minyak 10:1, waktu 60 menit dan
konversi 85 Karmee dan
Chandha 2005. 5.
Minyak sawit, katalis KOH 1, suhu 60 C, nisbah metanol:
minyak 6:1, waktu 30 menit, reaktor batch dan konversi 90-98
Darnoko dan Cheryan 2000.
6. Minyak nabati, KOH atau NaOH 0,5-1, suhu 60-80
o
C, tekanan 1 atmosfer, nisbah molar metanol minyak 6:1,
pengaduan 5-10 menit setelah penambahan metanol dan konversi 94-98
Lele 2005.
7. Lemak dari restoran bebas ALB, nisbah molar metanol
terhadaplemak 6:1, waktu 60 menit, katalis NaOH dan konversi 96
Lee et al. 2002. 8.
Minyak goreng yang mengandung ALB 5.6 dan air 0,2, suhu 65
o
C, nisbah molar metanol terhadap minyak 6:1, NaOH 1,5 dari berat minyak dilarutkan, waktu 1 jam dan konversi
94.1 Kusdiana dan
Saka 2003.
9. Nisbah molar metanol terhadap minyak 6:1, suhu 65
o
C, katalis NaOH 1,5 menghasilkan konversi 94
Van Gerpen et al.
2004 10.
Minyak goreng, nisbah molar butanol terhadap minyak 6:1, suhu 72
o
C, waktu 3 jam, katalis alkali 0,2 dari berat minyak dan konversi 96
Lang et al. 2001. 11.
Minyak kelapa sawit, nisbah molar metanol 6:1 dan katalis basa NaOH 0,125 mol kg minyak sawit, waktu 15 menit dan
konversi 99 Cheng et al.
2004.
2.3.1 Titik Nyala
Persyaratan titik nyala diperlukan untuk keamanan bahan bakar biodiesel selama penyimpanan, transportasi dan penggunaan. Titik nyala adalah suhu paling
rendah terbentuknya asap pada saat tes pengapian flame test Kinast dan Tyson 2003. Menurut standar ASTM D975 persyaratan titik nyala B 100 adalah 150
C lebih tinggi dari titik nyala bahan bakar diesel yaitu 70
C. Titik nyala berkaitan dengan residu metanol yang tertinggal dalam biodiesel. Residu metanol dalam
jumlah kecil mengurangi flash point metanol mempunyai titik nyala 11,11
o
C sehingga berpengaruh terhadap pompa bahan bakar, seals dan elastomers dan dapat
menghasilkan sifat-sifat yang jelek dalam pembakaran Tyson 2004.
Tabel 10 Standar Biodiesel menurut SNI 04-7182:2006
No. Parameter Satuan Metode
Syarat 1.
Massa jenis pada 40
o
C kgm
3
ASTM D
1298 850-890
2. Viskositas kinematik pada
40
o
C mm
2
s cSt
ASTM D445 2,3-6,0
3. Bilangan setana
- ASTM D 613
min. 51 4.
Titik nyala mangkok tertutup
o
C ASTM D
93 min. 100
5. Titik kabut
o
C ASTM D 2500
maks. 18 6.
Korosi kepingan tembaga 3 jam pada 50
o
C ASTM D 130
maks. no. 3 7.
Residu karbon mikro - dalam contoh asli
- dalam 10 ampas distilasi
- massa
ASTM D 4530 Maks 0.05
maks. 0,30
8. Air dan sedimen
-vol ASTM D 2709 atau
ASTM 1796 maks. 0,05
9. Suhu distilasi 90
o
C ASTM D 1160
maks. 360 10.
Abu tersulfatkan -
massa ASTM D 874
maks. 0,02 11.
Belerang ppm atau
mgkg ASTM D 5453 atau
ASTM D-1296 maks. 100
12. Fosfor ppm
atau mgkg
AOCS Ca 12-55 maks. 10
13. Bilangan asam
mg- KOHg
AOCS Cd 3d-63 atau ASTM D 664
Maks 0,8 14.
Gliserol bebas -
massa AOCS Ca 14-56 atau
ASTM D 6584 maks.0,02
15. Gliserol total
- massa
AOCS Ca 14-56 ASTM D 6584
maks.0,24 16.
Kandungan ester alkil -
massa Dihitung
min. 96,5 17.
Bilangan Iodium massa
g-I
2
100 g AOCS Cd 1-25
maks. 115
18. Uji Helphen
- AOCS Cb 1-25
Negatif : dapat diuji terpisah dengan ketentuan kandungan sedimen maksimum 0,01-vol
100A
s
-A
a
-4,57G
t
: Kadar ester -massa = --------------------------- A
s
A
s
adalah bilangan penyabunan yang ditentukan dengan metode AOCS Cd 3-25 mg KOHg biodiesel
A
a
adalah bilangan asam yang ditentukan dengan metode AOCS Cd 3-63 atau ASTM D-664 mg KOHg biodiesel
G
t
adalah kadar gliserol total dalam biodiesel yang ditentukan dengan metode AOCS Ca 14-56 massa
Sumber : BSN 2006.
2.3.2 Air dan Sedimen