masak, daging buahnya tipis yang lambat laun menjadi keriput, rapuh dan mengelupas, di dalamnya terdapat sebuah inti yang berwarna kuning terutama jika
dijemur Heyne 1987. Biji digunakan untuk mengobati kudis, bila dimakan akan mengakibatkan mabuk bahkan kematian akan tetapi minyaknya dapat digunakan
untuk menyembuhkan borok dan penumbuh rambut dan untuk penerangan Heyne 1987. Inti nyamplung mengandung abu 1,7, protein kasar 6,2, minyak 55,5 ,
pati 0,34, air 10,8, hemiselulosa 19,4 , dan selulosa 6,1 Wilde et al. 2004.
Sumber: http:www.aromatrading.co.ukcalophyl [
26 Juni 2005].
Gambar 1 Tanaman dan buah nyamplung.
2.1.2 Minyak Biji Nyamplung
Inti kernel nyamplung mempunyai kandungan minyak yang sangat tinggi yaitu sebesar 75 Dweek dan Meadows 2002, 71,4 pada inti yang kering
dengan kadar air 3,3 Heyne 1987, 40-73 Soerawidjaja 2005, 55,5 pada
inti yang segar dan 70,5 pada inti yang benar-benar kering Greshoff dalam Heyne 1987. Pada inti yang kering proses pengepresan dapat menghasilkan
minyak 60 Dweek dan Meadows 2002. Produksi biji nyamplung mencapai 100 kg per pohon Dweek dan Meadows 2002; Friday dan Okano 2005. Minyak
dapat diperoleh dengan pengepresan dingin dari 100 kg buah akan dihasilkan 18 kg minyak kemudian dijernihkan sehingga dihasilkan minyak yang berwarna
kuning kehijauan serupa dengan minyak olive dengan aroma dan rasa yang hambar Dweek dan Meadows 2002. Buah yang matang tapi belum bertunas dipecah
tanpa merusak inti kemudian secara cepat dipindahkan dan disusun dalam lapisan yang tipis dan dibeberkan pada matahari jika tidak segera dibeberkan maka akan
ditumbuhi jamur selanjutnya dilakukan proses pengeringan inti sampai kehilangan bobot 2,5 gram dari setiap 7 gram inti segar sehingga bobot kering menjadi kira-
kira 4,5 gram dan setelah kering inti menjadi kecoklatan dan kandungan minyaknya akan naik Dweek dan Meadows 2002. Selama pengeringan akan terjadi
kehilangan kemampuan bertunas, dan pengeringan secara sempurna dengan kondisi cuaca cukup kering inti dapat disimpan pada waktu lama Dweek dan Meadows
2002. Menurut Heyne 1987 minyak nyamplung digunakan sebagai obat oles
terhadap encok dan telah dipasarkan ke Eropa dengan nama ndilo-olie. Minyak
nyamplung di beberapa daerah digunakan untuk penerangan Dweek dan Meadows 2002 ; Lele 2005. Bau minyak nyamplung yang tidak sedap dapat
dihilangkan dan kegunaanya dapat ditingkatkan setelah dinetralkan pada suhu 60
o
C dengan alkali Heyne 1987. Tidak seperti kebanyakan minyak sayur, minyak
nyamplung tamanu oil tidak terkandung dalam buah yang segar akan tetapi terbentuk selama proses pengeringan biji Dweek dan Meadows 2002. Minyak
nyamplung Tamanu oil adalah minyak yang berharga dan merupakan minyak kental berwarna coklat kehijauan beraroma seperti karamel didapat dari buah yang
telah matang dari pohon Callophyllum inophyllum L. mempunyai fungsi penyembuhan yang signifikan khususnya untuk jaringan terbakar Kilham 2003.
Minyak nyamplung mempunyai karakteristik spesifik yaitu berwarna hijau tua kental, dan mempunyai aroma yang menyengat. Karakteristik minyak nyamplung
dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Karakteristik fisiko-kimia minyak Calophyllum inophyllum L.
Karakteristik Komposisi
Warna Hijau Kondisi cairan
kental Bilangan Iod
100-115 Densitas pada suhu 20
o
C 0,920-0,940 Indek Refrasi
1,4750-1,4820 Bilangan Peroksida
20,0 meq Fraksi lipid
98-99,5 Komposisi asam lemak
• Asam palmitoleat C16:1 0,5-1
• Asam palmitat C16 15-17
• Asam oleat C 18:1 30-50
• Asam linoleat C 18:2 25-40
• Asam stearat C18:0 8-16
• Asam arakidat C20 0,5-1
• Asam Gadoleat C19:1 0,5-1
• Komponen tidak tersabunkan unsaponifiable: Fatty alkohol,
sterol, xanton, turunan koumarin, calophilic, isocalophilic
, isoptalat, kapelierat, asam pseudobrasilic,
dan penyusun triterpenoat
0,5-2
Sumber : Debaut et al. 2005.
Menurut Lele 2005 biodiesel dapat dibuat dari minyak non edible yang diperoleh dari Jatropha curcas, Pangamia pinnata, Calophyllum inophyllum L.
Nagchampa, Havea brasiliensis biji karet dan sebagainya. Hal itu sesuai dengan Soerawidjaja 2001 yang menyatakan bahwa terdapat 30 jenis tanaman
yang memilki potensi minyak yang dapat digunakan sebagai biodiesel diantaranya adalah kelapa Cocos nusifera, kecipir Psophocarpus tetrag, kelor Moringa
olifera, nimba Azadirachta indica, saga hutan Adenathera pavonina,
nyamplung Calophyllum inophyllum L., dan lain-lain. Kadar minyak inti nyamplung relatif tinggi 40-73 dibanding dengan jarak pagar 40-60, saga
utan 14-28, kapok 24-40, kesumba 30-60, kelor 30-49, kemiri 57- 69 dan daging buah kelapa sawit 45-70.
2.2 Biodiesel