pada mesin diesel sehingga dapat meningkatkan jumlah emisi partikulat ke udara Soerowidjaja et al. 2003. Kandungan fosfor selain dipengaruhi oleh fosfor dari
bahan baku juga dipengaruhi oleh proses pencucian setelah degumming dan proses esterifikasi apabila kedua proses tersebut menggunakan katalis asam fosfat.
2.4 Pengujian Karakteristik Biodiesel
Biodiesel minyak sawit B30 memenuhi peryaratan spesifikasi solar meliputi: spesific grafity, viskositas kinematik, index setana, kandungan sulfur,
korosi keping tembaga, kandungan air, kandungan abu, titik nyala dan suhu distilasi 300
o
C Legowo et al. 2006. Parameter lain tidak memenuhi persyaratan yaitu conradson carbon residue dan bilangan asam total. Menurut Sudradjat et al.
2005 parameter kualitas yang penting dari biodiesel jarak pagar memenuhi ASTM PS-121 meliputi indek setana, viskositas kinematik, densitas, bilangan
asam, abu tersulfatkan, air dan sedimen, residu karbon, kandungan sulfur dan titik nyala. Legowo et al. 2001 menyatakan bahwa beberapa parameter kualitas
biodiesel sawit yang penting seperti titik nyala, air sedimen, viskositas kinematik 40
o
C, abu tersulfatkan, kandungan sulfur, korosi keping tembaga dan bilangan setana, memenuhi standar biodiesel ASTM D6751-3 lihat Tabel 15.
2.5 Pengujian Kinerja Biodiesel
Biodiesel digunakan sebagai bahan bakar motor diesel secara langsung tanpa pencampuran ataupun dengan pencampuran solar pada berbagai
perbandingan. Menurut Legowo et al. 2006 motor diesel diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu motor diesel putaran tinggi
≥ 1000 rpm dengan bahan bakar minyak solar, putaran sedang 400 sampai 1000 rpm dengan bahan bakar
minyak diesel dan putaran rendah 400 rpm dengan bahan bakar minyak bakar.
Tabel 15 Karakteristik metil ester minyak sawit dan campurannya
No.
Karakteristik Produk
Spesifikasi Diesel Indonesia Metil
Ester Diesel : Metil
Ester 70:30 Diesel
Min Max Methode
ASTM
1
Spec. Gravity 6060
o
F gml
0,88 0,85 0,83
0,82 0,87 D1298
2
Bilangan setana 53,5
60,2 63
48 - D976
3
Viskositas kinematik 40
o
C
C
St 4,97 4,07
3,78 1,6
5,8 D445
4
Pour Point
o
C 12 6
3 -
18 D97
5
Residu konsentrasi karbon -wt
0,03 0,02 -
0,1 D189
6
Kandungan sulfur -wt 0,03
0,1 0,14
- 0,5 D1551
7
Copper Strip Corr. 100
o
C 2 hrs
IA IA IA
- No.1 D130
8
Warna ASTM 5
4 3,5
- 3 D
1500
9
Bilangan netralisasi • SAN mg KOHg
• TAN mgKOHg • TBN mg KOHg
nil 10,6
nil nil
2,98 nil
nil 0,15
0,27 nil
2,42 -
nil -
- D664
10
Titik nyala COC
o
C 186 - D92
11
• Distilation
o
C 305 192
187 D 86
• IBP
o
C 319 225
201 • Rec. 5 Vol
o
C 320 243
227 • Rec. 10 Vol
o
C 321 272
250 • Rec. 60 Vol
o
C 340 328,5
324 • Rec. 70 Vol
o
C 346 338,5
342 • Rec. 80 Vol
o
C - 356
368
12
Kandungan abu -wt 0,01
nil -
0,01 D482
13
Kandungan air -vol Trace
Trace Trace
- - D95
14
Nilai kalori Btulb 16,83
20,764 22,45
- - D240
15
Ekstrak sedimen -wt 0,01
nil nil
nil nil D473
16
BSW -vol Trace
Trace nil
- - D1796
Sumber : Legowo et al. 2001.
Spesifikasi mutu minyak bakar lebih rendah daripada minyak diesel dan minyak diesel lebih rendah daripada solar Legowo et al. 2006. Motor diesel
putaran tinggi digunakan untuk otomotif, traktor dan mesin gergaji, motor diesel putaran sedang digunakan pada pembangkit listrik tenaga diesel PLTD dan kapal
laut sedangkan motor diesel putaran rendah digunakan untuk PLTD dan kapal laut berukuran besar Legowo et al. 2006.
Uji coba penggunaan campuran biodiesel Methyl Ester Rapeseed Oil RME 27,9 dengan 2-D diesel 2D 82,1 pada kendaraan truk terbuka pickup truck
dengan mesin diesel 5,9 L pada jarak 161000 km 100000 mil menunjukkan bahwa pemakian RME menghasilkan penurunan tenaga 5 dan penurunan
densitas asap 32 sedangkan untuk pemakaian 20RME menghasilkan penurunan tenaga 1,5 dan penurunan densitas asap 6,6 dari 2-D serta tidak terjadi
kerusakan mesin Peterson et al. 1999. Uji kinerja mesin stasioner type 4-stroke diesel engine, No. Cylender 4,
displacement 2,238 cm
3
, ratio kompresi 21:1, bore stroke 88 x 92 mm menunjukkan bahwa torsi mesin menurun ketika kandungan ester dinaikkan, dan
torsi mesin maksimum untuk minyak diesel diperoleh pada kecepatan 2500 rpm yaitu 117nM lebih tinggi pada penggunaan campuran minyak diesel dan metil ester
7030 yaitu 114nM Legowo el al. 2001. Uji ketahanan mesin selama 250 jam terhadap biodiesel sawit B30 dibandingkan dengan bahan bakar solar B00 adalah
torsi motor lebih rendah 2,77, daya lebih rendah 2,77, konsumsi bahan bakar lebih tinggi 5,94 deposit nosel injektor lebih tinggi 3,2, deposit piston lebih
tinggi 4,20, deposit klep lebih tinggi 0,85, deposit kepala silinder lebih tinggi 30,84 dan deposit pada saringan bahan bakar lebih tinggi 57,3 Legowo et al.
2006. Menurut Reksowardojo 2006 pada umumnya hasil pengujian bed test dan road test
menunjukkan bahwa bahan bakar biodiesel yang diproduksi memenuhi standar FBI-S01-03 SNI 04-7182-2006 tidak signifikan merubah kinerja mesin,
gas emisi, dari mesin baik kondisi mesin diesel stasioner maupun mesin diesel kendaraan bermotor.
2.6 Perancangan Proses Produksi Biodiesel