Analisis Deskriptif dengan Distribusi Frekwensi

Tabel 41 Perbandingan Prioritas 11 sebelas Faktor-Faktor Pembentukan Daerah Otonom Baru DOB menurut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 dan Persepsi Masyarakat Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya Priori tas Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 Priori tas Persepsi masyarakat Kota Baubau dengan AHP Priori tas Persepsi masyarakat Kota Tasikmalaya dengan AHP 1 Kependudukan KP 1 Keamanan KM 1 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat TK 2 Kemampuan ekonomi KE 2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat TK 2 Keamanan KM 3 Potensi Daerah PD 3 Rentang Kendali RK 3 Kemampuan Keuangan KK 4 Kemampuan Keuangan KK 4 Pertahanan PH 4 Kemampuan ekonomi KE 5 Sosial Budaya SB 5 Kemampuan Keuangan KK 5 Pertahanan PH 6 Sosial Politik SP 6 Kemampuan ekonomi KE 6 Rentang Kendali RK 7 Luas Daerah LD 7 Potensi Daerah PD 7 Potensi Daerah PD 8 Pertahanan PH 8 Luas Daerah LD 8 Sosial Politik SP 9 Keamanan KM 9 Kependudukan KP 9 Sosial Budaya SB 10 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat TK 10 Sosial Politik SP 10 Luas Daerah LD 11 Rentang Kendali RK 11 Sosial Budaya SB 11 Kependudukan KP Sumber: PP. No. 78 Tahun 2007 dan data primer diolah, 2015 Tabel 41 memperlihatkan perbedaan prioritas 11 sebelas faktor dalam pembentukan daerah otonom baru berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 dengan hasil analisis hirarki proses AHP Persepsi masyarakat Kota Baubau dan masyarakat Kota Tasikmalaya.

b. Persepsi Masyarakat tentang Perbandingan Aktor terhadap Faktor

Hasil penelitian persepsi masyarakat di Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya tentang perbandingan aktor terhadap faktor dalam penerapan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 dengan metode Analysis Hierarchy Process dapat dilihat pada Gambar 33. Berdasarkan hasil penelitian persepsi masyarakat Kota Baubau tentang pengaruh aktor terhadap sebelas elemen faktor, menunjukkan dari lima aktor dalam proses pembentukan daerah otonom prioritas pertama aktor yang sangat berpengaruh terhadap elemen faktor adalah eksekutif EK dengan score 0,307 diikuti aktor legislatif LG score 0,221, tokoh masyarakat TM score 0,177, investor INV score 0,151 dan prioritas kelima perguruan tinggi PT score 0,145 Gambar 33. Gambar 33 Hasil Analisis Persepsi Masyarakat Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya tentang Perbandingan Pengaruh Aktor terhadap Faktor. Keterangan: LG : Legislatif INV : Investorpengusaha EK : Eksekutif PT : Perguruan Tinggiakademisi TM : Tokoh masyarakat Gambar 33 memperlihatkan hasil analisis persepsi masyarakat Kota Tasikmalaya tentang pengaruh aktor terhadap sebelas elemen faktor, menunjukkan dari lima aktor sebagai stakeholder dalam proses pembentukan daerah otonom baru DOBpemekaran wilayah, aktor yang berpengaruh terhadap sebelas elemen faktor dan menjadi prioritas pertama adalah eksekutif EK dengan score 0,282 diikuti prioritas kedua legislatif LG score 0,229, prioritas ketiga investor INV score 0,167, prioritas keempat perguruan tinggi PT score 0,156 dan prioritas kelima tokoh masyarakat TM score 0,165. Hasil penelitian dengan Analysis Hierarchy Process menunjukkan persepsi masyarakat Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya dari kelima aktor sebagai stakeholder dalam pembentukan daerah otonom baru, aktor yang berpengaruh terhadap sebelas faktor dan merupakan prioritas pertama adalah “eksekutif” EK. Persepsi ini didasarkan pada asumsi bahwa eksekutif pemerintah yang menjalankan roda pemerintahan, maka pemerintah yang bertanggung jawab terhadap maju mundurnya suatu daerah. Kelayakan suatu daerah untuk menjadi daerah otonom baru atau dimekarkan menjadi suatu daerah dengan sebelas elemen faktor-faktor pembentuk semuanya ditentukan dan dipengaruhi oleh eksekutif. Aktor kedua menurut persepsi masyarakat Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya sebagai prioritas kedua yang berpengaruh terhadap sebelas elemen faktor adalah legislatif LG. Persepsi ini didasarkan pada asumsi bahwa legislatif sebagai mitra dan penyeimbang pemerintah berpengaruh dalam proses pembentukan daerah otonom baru, karena merekalah yang akan merekomendasikan usulan tersebut kepada pemerintah propinsi dan pusat, disatu sisi proses pemekaran juga merupakan proses politik sehingga keterlibatan dan peran legislatif sangat besar. Sedang pada prioritas ketiga terdapat perbedaan persepsi, dimana persepsi masyarakat Kota Baubau memandang prioritas ketiga adalah tokoh masyarakat TM yang berpengaruh terhadap sebelas elemen faktor, sebaliknya masyarakat Kota Tasikmalaya memandang investor INV sebagai prioritas ketiga berpengaruh terhadap sebelas elemen faktor. Perbedaan ini dilatarbelakangi kondisi masing-masing daerah, pada masyarakat Kota Baubau memandang peran Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2015 tokoh masyarakat sangat berpengaruh terhadap sebelas elemen faktor sebaliknya pada masyarakat Kota Tasikmalaya memandang peran investor lebih besar atau berpengaruh terhadap sebelas elemen faktor penilai pembentukan daerah otonom baru. Demikian halnya dengan prioritas keempat, terdapat perbedaan persepsi antara masyarakat Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya. Persepsi masyarakat Kota Baubau memandang investor INV sebagai prioritas keempat yang berpengaruh terhadap sebelas elemen faktor, sedang persepsi pada masyarakat Kota Tasikmalaya memandang tokoh masyarakat TM. Sedangkan pada prioritas kelima, persepsi masyarakat Kota Baubau maupun Kota Tasikmalaya, memandang Perguruan Tinggi PT sebagai prioritas kelima yang berpengaruh terhadap sebelas elemen faktor. Asumsi ini didasarkan bahwa perguruan tinggi sebagai lembaga yang fokus pada pengkajian ilmu pengetahuan dan menciptakan ilmuwan-ilmuwan muda lebih fokus pada upaya meningkatkan kualitas pendidikan mempunyai pengaruh yang lebih kecil terhadap sebelas elemen faktor pembentukan daerah otonom baru dibandingkan empat faktor lainnya. Tabel 42 Perbandingan Perbedaan Prioritas Pengaruh Aktor terhadap Faktor Berdasarkan Analysis Hierarchy Process pada Masyarakat Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya Priori tas Persepsi Masyarakat Kota Baubau Prior itas Persepsi Masyarakat Kota Tasikmalaya 1 Eksekutif EK 1 Eksekutif EK 2 Legislatif LG 2 Legislatif LG 3 Tokoh Masyarakat TM 3 InvestorPengusaha Lokal INV 4 InvestorPengusaha Lokal INV 4 Perguruan Tinggi PT 5 Perguruan Tinggi PT 5 Tokoh Masyarakat TM Sumber: data primer diolah, 2015 Tabel 42 memperlihatkan perbedaan prioritas pengaruh aktor terhadap faktor-faktor dalam pembentukan daerah otonom baru berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 dan berdasarkan hasil analisis hirarki proses AHP Persepsi masyarakat Kota Baubau masyarakat Kota Tasikmalaya.

c. Persepsi Masyarakat tentang Perbandingan Tujuan terhadap Aktor

Hasil penelitian persepsi masyarakat stakeholder Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya tentang perbandingan tujuan terhadap aktor dalam penerapan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 dengan metode analysis hierarchy process dapat dilihat pada Gambar 34. Hasil penelitian Persepsi masyarakat Kota Baubau tentang pengaruh tujuan terhadap aktor, menunjukkan dari empat tujuan yang ingin dicapai dalam pemekaran wilayah, tujuan yang berpengaruh terhadap aktor dan merupakan prioritas pertama adalah tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat KM dengan score 0,4038 diikuti prioritas kedua mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat PP score 0,2443, prioritas ketiga merumuskan kebijakan yang ditempuh pasca pemekaran agar bermanfaat bagi daerah RK score 0,2112, dan prioritas keempat adalah