Implikasi Kebijakan terhadap Masyarakat
Juanda B. 2007. Manfaat dan Biaya Pemekaran Daerah serta Implikasinya terhadap APBN. Jurnal Ekonomi Vol. XXV, Oktober 2007.
Jusuf H. 2012. Otonomi Daerah di Persimpangan Jalan. Cetakan ke – 2. Jakarta:
Pustaka Spirit. Kauzya JM. 2007. Political Decentralization In Africa: Experiences Of
Uganda, Rwanda, And South Africa. Discussion Paper. Department of Economic and Social Affairs. United Nations. New York, December
2007
Kemendagri. 2013. Daerah Otonom Baru Di Indonesia per Propinsi tahun 1999 –
2013. www. kemendagri.go.id. Kemendagri. 2011. Laporan Hasil Evaluasi Daerah Otonom Hasil Pemekaran
EDOHP. Dirjen Otoda Kemendagri – DSF.
Khan SA. 2013. Decentralization and Poverty Reduction: A Theoretical Framework for Exploring the Linkages. International Review of Public
Administration 2013, Vol. 18, No. 2. www.googel.com
Kimura E. 2010. Proliferation Provinces: Territorial Politics in Post – Suharto
Indonesia. Journal South East Asia Research, 18,3, pp 415 – 449.
Kiwanuka M. 2012. Decentralization and Good Governance in Africa: Institutional Challenges to Ugandas Local Governments. The Journal of
African Asian Local Government Studies. www.googel.com
Kohl B. 2003. Democratizing Decentralization in Bolivia the Law of Popular
Participation. Journal of Planning Education and Research 23:153-164. Kuncoro M, Rahajeng A. 2005. Daya Tarik Investasi dan Pungli di DIY. Jurnal
Ekonomi Pembangunan, Vol. 10 No. 2, Agustus 2005 Hal: 171 – 184.
Kuncoro M. 2013. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Kuncoro M. 2012. Perencanaan Daerah: Bagaimana Membangun Ekonomi Lokal, Kota, dan Kawasan. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro M. 2009. Ekonomika Indonesia: Dinamika Lingkungan Bisnis di Tengah Krisis Global. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Kuncoro M. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Erlangga.
Kuncoro M. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Lumbesi K. 2005. Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Perkembangan Perekonomian Wilayah dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di
Kabupaten Buru. Tesis Pascasarjana IPB. Bogor. Tidak dipublikasikan. Malia R. 2009. Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pembangunan
Ekonomi Daerah Studi Kasus di Kota Cimahi Propinsi Jawa Barat. Tesis Pascasarjana IPB. Bogor. Tidak dipublikasikan.
Mitullah WV. 2012. Decentralized Service Delivery in Nairobi and Mombasa Policies : Politics and Inter-governmental Relations. JEL Classification:
D72, H70, N47, O18. Working Paper No. 922012. UNU-WIDER. www.googel.com
Miyoshi T. 1997. Successes and Failures Associated with the Growth Pole Strategies. disertasi. www.googel.com
Mondal BK, Das K. 2010. Role of Growth Center: A Rural Development Perspective. Journal of Bangladesh Institute of Planners Volume 3,
December 2010, pp. 129-141, Bangladesh Institute of Planners. Monsted M. 1974.
François Perroux’s Theory of “Growth Pole” and “Development Pole”: A Critique. Antipode, Volume 6, Issue 2: 106-113,
July 1974. www.google.com. Mubyarto. 2000. Pengembangan Wilayah, Pembangunan Perdesaan dan Otonomi
Daerah. Dalam Pengembangan Wilayah Perdesaan dan Kawasan Tertentu: sebuah Kajian Eksploratif. Penyunting Suhandoyo, dkk.
Direktorat Kebijaksanaan Teknologi untuk Pengembangan Wilayah. BPPT.
Mushuku A, Takuva R. 2013. Growth Points or Ghost Towns? Post Independence Experiences of the Industrialization Process at Nemamwa Growth Points
in Zimbabwe. International Journal of Politics and Good Governance, Volume 4, No. 4.4 quarter iv 2013. ISSN: 0976
– 1195. www.googel.com
Muta’ali L. 2011. Kapita Selekta Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Fakultas Geogragi UGM.
Muta’ali L. 1999. Penerapan Konsep Pusat Pertumbuhan dalam Kebijaksanaan Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Fakultas Geogragi UGM.
Nazara S. 1994. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Suatu Aplikasi Fungsi Produksi Agregat Indonesia 1985
– 1991. Jakarta. Prisma No. 8 Tahun 1994. PL3ES.
Nugroho KS. 2011. Pemekaran Daerah, Dapatkah menjadi Model Pemerataan Pembangunan Kasus Pemekaran di Propinsi Banten. Proceeding
Simposium Nasional Otonomi Daerah. LAB – ANE Fisip Untirta.
Nurlaela. 2010. Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Pembangunan Manusia Human Capital di Propinsi Sulawesi Barat. Tesis Pascasarjana IPB.
Bogor. Tidak dipublikasikan. Nurzaman SS. 2012. Perencanaan Wilayah dalam Konteks Indonesia. Bandung:
Institut Teknologi Bandung ITB. Pamungkas C. 2007. Pemekaran Wilayah, Otonomi Daerah dan Desentralisasi
Politik di Indonesia. Jakarta USAID – DRSP – Percik – LIPI.
Parr JB. 1999. Growth Pole Strategies in Regional Economic Planning: A Retrospective View. Part 1: Origins and Advocacy. Urban Studies.
Volume 36, No. 7, 1195 - 1215, 1999. www. google.com. Partnership for Government Reform in Indonesia. 2011. Desain Besar Penataan
Daerah Indonesia Tahun 2010 – 2025. Jakarta: Parnership Policy Paper
No. 11.2011. Pede OV. 2013. Diversity And Regional Economic Growth: Evidence From US
Counties. Journal of Economic Development, Volume 38, Number 3, September 2013. International Rice Research Institute IRRI,
Philippines.
Pekkala S. 2003. What Draws People to Urban Growth Centers: Jobs vs. Pay? Helsinki, Finland, Valtion Taloudellinen Tutkimuskeskus VATT,
Government Institute for Economic Research, 2003. www.googel.com
Percik. 2007. Desentralisasi: Proses dan Implikasi Sosial Politik Pemekaran: Studi Kasus di Sambas dan Buton. Percik-USAID-DRSP-DSF.
Philip AT, Isah S. 2012. An Analysis of the Effect of Fiscal Decentralisation on Eonomic Growth in Nigeria. International Journal of Humanities and
Social Science Vol. 2 No. 8, special issue – April 2012.
Prasetyantoko A, Budiantoro S, Bahagijo S. Editor. 2012. Pembangunan Inklusif: Prospek dan Tantangan Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Prayudi. 2011. Politik Komunal Dalam Proses Pemekaran Daerah: Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat dan Maluku Utara Peneliti Pusat Pengkajian,
Pengolahan Data dan Informasi P3DI Sekretariat Jenderal DPR RI. Diunduh dari
www.google.com .
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2007 Tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.
Pribadi OD, Panuju DR, Rustiadi E, Emma AP. Tanpa tahun. Permodelan Perencanaan Pengembangan Wilayah: Konsep, Metode, Aplikasi dan
Teknik Komputasi. Rasyid MR. 2000. Makna Pemerintahan. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya
Ratnawati T. 2010. Satu Dasa Warsa Pemekaran Daerah Era Reformasi: Kegagalan Otonomi Daerah. Jurnal Ilmu Politik Nomor 21, 2010. AIPI
dan Pustaka Pelajar. Ratnawati T. 2009a. Pemekaran Daerah: Politik Lokal dan Beberapa Isu
Terseleksi. Jakarta: Pustaka Pelajar. Ratnawati T. editor. 2009b. Studi tentang Pemekaran Daerah: Pemetaan
Problematika Politik, Ekonomi Sosial Budaya di Daerah-Daerah Pemekaran. Jakarta LIPI Press.
Rengasamy S. 2008. Regional Planning Part III –Regional Growth Theories -
SectorStage Theories- Export Base Model-Central Place Theory Growth Pole HypothesisCumulative Causation Theory. Madurai
Institute of Social Sciences Regional Planning Development. United Nation Centre for Regional Planning UNCRD.
www.googel.com Richardson
HW. 1999. Growth Centers, Rural Development and National Urban
Policy: A Defense. International Regional Science Review, Vol. 3, No. 2, 133-152.
www.googel.com Richardson HW. Elements of Regional Economics. Penerjemah Paul Sitohang.
1977. Dasar-Dasar Ekonomi Regional. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Richardson HW. 1976. Growth Pole Spillovers: The Dynamics of Backwash and
Spread. Regional Studies, Volume 10, pages 1-9. www.googel.com
Riyadi dan Bratakusumah DS. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2009. Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Jakarta: Crespent Press dan YOI. IPB. Saaty TL. 1986. Decision Making for Leaders The Analitical Hierarchy Process
for Decisions in Complex World. Terjemahan Setiono L. 1993. Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin. Jakarta: LPPM dan PT.
Pustaka Binaman Pressindo. Safi’i HM. 2008. Paradigma Baru Kebijakan Pembangunan Ekonomi. Malang:
Averroes Press.
Sagala S. 2009. Hasil Analisis Pusat Pertumbuhan Kota-Kota Kecamatan di Kabupaten Ogan-Ilir. www. google. com.
Sang-arun N. 2012. Development of Regional Growth Centers And Impact On Regional Growth: A Case Study of Thailand’s Northeastern Region
UDC: 332.812:711593, Urbani izziv, volume 24, no. 1, 2013. www. google.com.
Saragih JP. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sayori N. 2009. Analisis Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Perekonomian Wilayah Kepulauan dan Pengembangan Pariwisata Bahari Studi Kasus
di Kabupaten Raja Ampat Propinsi Papua Barat. Tesis Pascasarjana IPB. Bogor. Tidak dipublikasikan.
Serra MA. 2003. Development Pole Theory and the Brazilian Amazon. JEL Classification 020,R58, Est.Econ.,Sao Paulo, Vol. 33, N.1, P., Janeiro-
Marco 2003. www.googel.com
Setiadi H. 2009. Konsep Pusat-Pinggiran: Sebuah Tinjauan Teoritis. Working Paper on Regional Development Studies No: KKI-01KBP-PW2009.
Departemen Geografi
Fakultas MIPA
Universitas Indonesia.
www.googel.com Setiono DNS. 2011. Ekonomi Pengembangan Wilayah: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Silaen V. 2011. Otonomi Daerah dan Perda-Perda Biasa Agama. Proceeding
Simposium Nasional Otonomi Daerah. LAB – ANE Fisip Untirta.
Simangunsong T. 2011. Solusi Bersama Pemekaran Daerah. Diunduh dari www. google.com. Tanggal 3 Maret 2014.
Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Cetakan ke-1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media. Sjafrizal.1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah
Indonesia Bagian Barat. Jakarta: Prisma No. 3 Tahun 1997. PL3ES. Smith BC.1985. Decentralization, the Territorial Dimension of the State. Jakarta:
Diterbitkan oleh MIPI 2012. Suryanto J. editor. 2009. Implikasi Pemekaran Daerah terhadap Kesejahteraan
Masyarakat. Pusat Penelitian Ekonomi. LIPI Press. Di unduh dari www. google.com.
Sutikno, Maryunani. 2007. Analisis Daya Saing Kecamatan Sebagai Pusat Pertumbuhan Satuan Wilayah Pengembangan SWK Kabupaten
Malang. Journal of Indonesia Applied Economics, Vol.1 No. 1 Oktober 2007, 1-17.
Suwandi M. 2011. “Dinamika Pemekaran Daerah di Era Reformasi Dalam
Koridor Undang- Undang No. 32 Tahun 2004” makalah disampaikan
dalam diskusi internal Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi P3DI Sekretariat Jenderal DPR RI, Jakarta, 25 April 2011.
Tarigan R. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tarigan R. 2005. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tryatmoko MW. 2010. Pemekaran Daerah dan Persoalan Governability Lokal di Indonesia. Jurnal Penelitian Politik Vol. 7, No. 1, 2010, LIPI h. 42-43.
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta 2009.
Undang-Undang Nomor 32 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta 2009.
Widiyanto P. 1991. Otonomi. Prisma No. 8 tahun XX, Agustus 1991. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Yulistiani A, et al. 2007. Analisis Terhadap Evaluasi Daerah Otonomi Baru Tahun Anggaran 2007. Laporan Akhir, Desember 2007. Jakarta: Dirjen
Otonomi Daerah Depdagri – Kemitraan bagi Pembaruan Tata
Pemerintahan di Indonesia. Zakaria S. 2013. The Impact of Fiscal Decentralization toward Regional
Inequalities in Eastern Region of Indonesia.Journal of Economics and Sustainable Development Vol.4, No.10, 2013.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
PEMEKARAN WILAYAH DAN PENGEMBANGAN PUSAT- PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Studi Di Kota Baubau Propinsi Sulawesi Tenggara dan
Kota Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat
Nomor Responden :
Tanggal Wawancara :
Identitas Responden 1. Nama
No. TlpHp.
: :