Persepsi Masyarakat tentang Perbandingan Tujuan terhadap Aktor
                                                                                kesejahteraan  masyarakat  KM  dengan  40,38  persen;  diikuti  prioritas  kedua mendekatkan  pelayanan  publik  kepada  masyarakat  PP  24,43  persen;  prioritas
ketiga  merumuskan  kebijakan  yang  ditempuh  pasca  pemekaran  agar  bermanfaat bagi  daerah  RK  21,12  persen;  dan  prioritas  keempat  adalah  tujuan  mengetahui
persepsi stakeholder akan manfaat pemekaran bagi daerah PS 14,04 persen.
Dari  4  empat  alternatif  strategi  yang  ingin  dicapai  dalam  pemekaran wilayah,  prioritas    pertama  yang  berpengaruh  terhadap  tujuan  adalah  pemekaran
wilayah menciptakan pusat  pertumbuhan PW-PP 40,47 persen; diikuti prioritas kedua  pusat  pertumbuhan  menciptakan  pemekaran  wilayah  PP-PW  21,54
persen;  prioritas  ketiga  yaitu  proses  pentahapan  dalam  pemekaran  wilayah PTPW 21,02 persen; dan prioritas keempat adalah pemekaran digabungkembali
ke daerah induk PGDI 16,99 persen.
OUTPUT ANALYSIS HIERARCHY PROCESS AHP KOTA TASIKMALAYA SECARA VERTIKAL
Gambar 37 Hasil Analysis Hierarchy Process AHP Persepsi Masyarakat secara Vertikal tentang Penerapan PP. Nomor 78 Tahun 2007 serta Manfaat
Kebijakan Pemekaran Wilayah di Kota Tasikmalaya. Analisis Hirarki Proses secara vertikal pada Gambar 37 menunjukkan, dari
11  sebelas  elemen  faktor  dalam  pembentukan  daerah  otonom  baru,  prioritas pertama  adalah  tingkat  kesejahteraan  TK  13,80,  diikuti  prioritas  kedua  faktor
keamanan  KM  12,0  persen;    kemampuan  keuangan  KK  10,4  persen; kemampuan  ekonomi  10,2  persen;  pertahanan  PH  9,2  persen;  rentang  kendali
RK  8,8  persen;potensi  daerah  PD  8,8  persen;  sosial  politik  SP  7,2  persen; sosial  budaya  SB  6,6  persen;  luas  daerah  LD  6,5  persen;  dan  kependudukan
KP 6,3 persen.
PTPW 22,02
PGDI 11,74
PW – PP
44,12 PP
– PW 21,96
PS 15,39
RK 21,82
PP 22,62
KM 40,02
Strategi dan kebijakan Pemekaran Wilayah memberikan manfaat bagi Kota Tasikmalaya
KE 10,2
PD 8,8
KK 10,4
SB 6,6
SP 7,2
LD 6,5
PH 9,2
KM 12,1
TK 13,8
RK 8,8
KP 6,3
LEG 22,87
TM 16,45
EKS 28,20
INV 16,74
PT 15,64
Ultimate Goal
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternative Strategi
Gambar  37  dari  5  lima  aktor  dalam  pembentukan  daerah  otonom  baru DOB,  aktor  yang  berpengaruh  terhadap  sebelas  elemen  faktor  dan    menjadi
prioritas    pertama  adalah  eksekutif  EK  28,2  persen;  diikuti  prioritas  kedua legislatif LG 22,9 persen; prioritas ketiga investor INV 16,74 persen;  prioritas
keempat  tokoh  masyarakat  TM  16,5  persen;  dan  prioritas  kelima  perguruan tinggi PT 15,6 persen.
Dari  4  empat  tujuan  yang  ingin  dicapai  dalam  pemekaran  wilayah, prioritas    pertama  yang  berpengaruh  terhadap  aktor  adalah  tujuan  meningkatkan
kesejahteraan  masyarakat  KM  40,02  persen;  diikuti  prioritas  kedua mendekatkan  pelayanan  publik  kepada  masyarakat  PP  22,62  persen;  prioritas
ketiga  yaitu  merumuskan  kebijakan  yang  ditempuh  pasca  pemekaran  agar bermanfaat  bagi  daerah  RK  21,82  persen;  dan  prioritas  keempat  adalah
mengetahui persepsi stakeholder akan manfaat pemekaran bagi daerah PS 15,39 persen.
Dari  4  empat  alternatif  strategi  yang  disusun  dalam  pemekaran  wilayah, prioritas    pertama  yang  berpengaruh  terhadap  tujuan  adalah  pemekaran  wilayah
menciptakan  pusat  pertumbuhan  PW-PP  44,12  persen;  diikuti  oleh  prioritas kedua    proses  pentahapan  dalam  pemekaran  wilayah  PTPW  22,02  persen;
prioritas  ketiga  yaitu  pusat  pertumbuhan  menciptakan  pemekaran  wilayah  PP- PW 21,96 persen; dan prioritas keempat adalah pemekaran digabungkembali ke
daerah induk PGDI 11,74 persen.
Berdasarkan  hasil  analisis  persepsi  masyarakat  Kota  Baubau  dan  Kota Tasikmalaya  secara  vertikal,  selanjutnya  disusun  analisis  Hierarchy  Process
persepsi  gabungan  masyarakat  Kota  Baubau  dan  Kota  Tasikmalaya  sebagai berikut:
OUTPUT GABUNGAN AHP SECARA VERTIKAL
Gambar 38  Hasil Analisis Persepsi Gabungan Masyarakat Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya  tentang  Perbandingan  Aktor  terhadap  Tujuan  dalam
Penerapan  PP.  Nomor  78  Tahun  2007  serta  Manfaat  Kebijakan Pemekaran Wilayah.
Ultimate Goal
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternative Strategi
Strategi dan kebijakan Pemekaran Wilayah memberikan manfaat bagi Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya
KE 9,6
PD 8,5
KK 9,6
SB 6,3
SP 6,9
LD 6,8
PH 9,2
KM 13,9
TK 13,4
RK 9,4
KP 6,4
PTPW 21,92
PGDI 13,16
PW – PP
43,33 PP
– PW 21,55
PS 14,82
RK 21,52
PP 23,13
KM 40,50
LEG 22,89
TM 16,83
EKS 29,35
INV 15,88
PT 15,05
Hasil  Analisis  Hirarki  Proses  persepsi  gabungan  masyarakat  Kota  Baubau dan  Kota  Tasikmalaya  pada  Gambar  38  menunjukkan,  dari  11  sebelas  elemen
faktor  dalam  pembentukan  daerah  otonom  baru,  prioritas    pertama  adalah  faktor keamanan  KM  13,9  persen;  diikuti  prioritas  kedua  tingkat  kesejahteraan  TK
13,5  persen;  prioritas  ketiga  kemampuan  ekonomi  dan  kemampuan  keuangan KK masing-masing 9,6 persen dan 9,6 persen; rentang kendali RK 9,4 persen;
pertahanan PH 9,2 persen; potensi daerah PD 8,5 persen; sosial politik SP 6,9 persen;  luas  daerah  LD  6,8  persen;  kependudukan  KP  6,4  persen  dan  sosial
budaya SB 6,3 persen.
Pada  stakeholder  aktor,  dari  5  lima  aktor  dalam  pembentukan  daerah otonom  baru  DOB  hasil  analisis  persepsi  gabungan  menunjukkan,  aktor  yang
berpengaruh  terhadap  sebelas  elemen  faktor  prioritas    pertama  adalah  eksekutif EK  29,35  persen;  diikuti  prioritas  kedua  legislatif  LG  22,89  persen;  prioritas
ketiga  tokoh  masyarakat  TM  16,83  persen;  prioritas  keempat  investor  INV 15,88 persen  dan prioritas kelima perguruan tinggi PT 15,05 persen.
Pada  tingkatan  tujuan,  dari  4  empat  tujuan  yang  ingin  dicapai  dalam pemekaran  wilayah  hasil  analisis  persepsi  gabungan  menunjukkan,  prioritas
pertama  yang  berpengaruh  terhadap  aktor  adalah  tujuan  meningkatkan kesejahteraan  masyarakat  KM  40,50  persen;  diikuti  prioritas  kedua
mendekatkan  pelayanan  publik  kepada  masyarakat  PP  23,13  persen;  prioritas ketiga  yaitu  merumuskan  kebijakan  yang  ditempuh  pasca  pemekaran  agar
bermanfaat  bagi  daerah  RK  21,52  persen;  dan  prioritas  keempat  adalah mengetahui persepsi stakeholder akan manfaat pemekaran bagi daerah PS 14,82
persen.
Pada alternatif strategi,  dari 4 empat alternatif  strategi  yang ingin  dicapai dalam  pemekaran  wilayah,  hasil  analisis  persepsi  gabungan  menunjukkan
prioritas    pertama  yang  berpengaruh  terhadap  tujuan  adalah  pemekaran  wilayah menciptakan  pusat  pertumbuhan  PW-PP  43,33  persen;  diikuti  oleh  prioritas
kedua    proses  pentahapan  dalam  pemekaran  wilayah  PTPW  21,92  persen; prioritas  ketiga  yaitu  pusat  pertumbuhan  menciptakan  pemekaran  wilayah  PP-
PW 21,55 persen; dan prioritas keempat adalah pemekaran digabungkembali ke daerah induk PGDI 13,16 persen.
Analisis Tipologi Kota Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya: Deskriptif Perkembangan Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya sebagai Pusat
Pertumbuhan Growth Center dan Kutub Pertumbuhan Growth Pole 1.
Analisis Tipologi Kota Baubau
Kota  Baubau  yang  kita  jumpai  hari  ini  bukanlah  sebuah  kota  yang sekonyong  konyong  terbentuk,  tetapi  sebagaimana  lazimnya  kota-kota  lain,  kota
ini  telah  melewati  proses  perjalanan  sejarah  yang  begitu  panjang.  Meskipun ketentuan  perundangan  tentang  terbentuknya  kota  ini  secara  resmi  baru
dikeluarkan  pada  tahun  2001,  namun  secara  fisik  kota  ini  telah  tumbuh  dan dipersiapkan  sejak  masa  lampau.  Berbagai  sumber  dan  versi  yang  menyebutkan
asal  usul  Kota  Baubau.  Dari  berbagai  sumber  tersebut  penulis  mencoba merangkum bagaimana sejarah panjang perjalanan Kota Baubau sampai sekarang
                                            
                