Kemiskinan Pemekaran Wilayah Analysis And The Development Of Centrals Of Economic Growth

Kota Baubau 2,49 persen, Kabupaten Buton 0,28 persen dan Kabupaten Muna 6,99 persen. Tahun 2007 terdapat 6 enam kabupatenkota dengan pertumbuhan ekonomi masing-masing Kota Baubau 7,54 persen, Kabupaten Buton 7,52 persen, Kabupaten Buton Utara 10,56 persen, Kabupaten Wakatobi 13,67 persen, Kabupaten Muna 6,72 persen dan Kabupaten Bombana 7,14 persen. Sebaliknya antara tahun 2009-2013 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Kota Baubau antara tahun 2009 sebesar 10,79 persen dan tahun 2013 sebesar 8,22 persen menunjukkan tren pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi kabupaten hinterlandnya, yakni Kab. Buton induk 8,60 persen tahun 2009, tahun 2013 8,63 persen, Kabupaten Buton Utara sebesar 10,56 persen tahun 2009, tahun 2013 9,46 persen, Kabupaten Wakatobi sebesar 13,67 persen tahun 2009, tahun 2013 8,04 persen, Kabupaten Muna sebesar 7,81 persen tahun 2009, tahun 2013 7,23 persen, dan Kab. Bombana sebesar 7,74 persen tahun 2009, tahun 2013 8,86 persen. Untuk jelasnya perbandingan pertumbuhan ekonomi kabupatenkota Sultra Kepulauan dapat dilihat pada Gambar 16. Sumber: BPS Kota Baubau, Kab: Buton, Buton Utara, Wakatobi, Muna dan Bombana dan Propinsi Sulawesi Tenggara 2003-2013 Gambar 16 Pertumbuhan Ekonomi KabupatenKota Sultra Kepulauan dan Propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2003, 2007 dan 2009-2013 Gambar 16 jika dirata-ratakan pertumbuhan ekonomi Kota Baubau dari tahun 2003 awal pemekaran, 2007 dan 2009-2013 memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun. Terlihat dirata-ratakan pertumbuhan ekonomi Kota Baubau dari tahun 2003-2013 sebesar 8,11 persen, lebih besar dibandingkan dengan Kabupaten Buton 7,53 persen dan Kabupaten Muna 7,22 persen, namun masih dibawah dari Kabupaten Buton Utara 8,61 persen, Kabupaten Wakatobi 9,88 persen dan Kabupaten Bombana 8,16 persen. Jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi kabupatenkota Sultra Kepulauan dengan Propinsi Sulawesi Tenggara sebesar 8,40 persen, terlihat hanya Kabupaten Wakatobi 9,88 persen dan Kabupaten Buton Utara 8,61 persen, yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibandingkan Propinsi Sulawesi Tenggara, namun terhadap 4 empat kabupatenkota Sultra Kepulauan masing-masing Kota Baubau, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna dan Kabupaten Bombana pertumbuhan ekonomi Propinsi Sulawesi Tenggara masih lebih tinggi. Gambaran Umum KabupatenKota Priangan Timur Geografis dan Administrasi Wilayah Wilayah Priangan Timur secara geografis berada pada bagian Timur Provinsi Jawa Barat serta berada pada jalur selatan perlintasan Jakarta-Jawa Barat-Jawa Tengah-Jogyakarta-Jawa Timur. Posisi koordinat Wilayah Priangan Timur terletak antara 108 08’38” -108 24’02” Bujur Timur dan antara 7 10’-7 26’32” Lintang Selatan, berjarak ± 105 Km dari Kota Bandung dan ± 255 Km dari Kota Jakarta. Batas wilayah Priangan Timur adalah sebelah utara, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan; Sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah Kabupaten Cilacap; Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Hindia; dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur. Posisi wilayah Priangan Timur dan enam kabupatenkota dapat dilihat pada Gambar 17. Sumber: Bappeda Jawa Barat 2013 Gambar 17 Peta Wilayah Propinsi Jawa Barat menurut KabupatenKota dan Posisi KabupatenKota Priangan Timur Gambar 17 menunjukkan Wilayah Priangan Timur meliputi Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran. Luas wilayah Priangan Timur adalah 7.654,43 Km 2 atau 23,04 persen dari wilayah Propinsi Jawa Barat seluas 37.173,97 Km 2 atau 3.710.061,32 hektar. Luas wilayah Priangan Timur terbagi dalam masing-masing kabupatenkota yaitu Kota Tasikmalaya luas wilayah 184,38 Km 2 , Kabupaten Tasikmalaya luas wilayah 2.708,81 km 2 , Kabupaten Garut luas wilayah 3.094,40 Km 2 , Kabupaten Ciamis luas wilayah 1.433,87 Km 2 , Kota Banjar luas wilayah 131.97 Km 2 dan Kabupaten Pangandaran luas wilayah 1.010 Km 2 . Keberhasilan pembangunan suatu negara atau wilayah propinsi dan kabupatenkota dapat dilihat dari indikator ekonomi maupun indikator sosial. Indikator ekonomi biasanya ditunjukkan dengan seberapa besar peningkatan dan Kab. Ciamis Kota Banjar Kab. Garut Kab. Pangandaran Kab. Tasikmalaya Kota Tasikmalaya Kab. Kuningan Kab. Cirebon Kab. Sumedang Kab. Cianjur Kab. Majalengka Kab. Indramayu Kota Cirebon Kab. Bandung KabKota Daratan Prop. Sulawesi Tenggara KabKota Kepulauan Prop. Sulawesi Tenggara Priangan Timur Kota Bandung Kota Cimahi Kab. Bandung Barat perkembangan PDRB baik itu PDRB perkapita maupun ADH Konstan dan laju pertumbuhan ekonomi. Sedang indikator sosial biasanya ditunjukkan dengan seberapa besar peningkatan dan perhatian pada pengembangan sumber daya manusia yang tercermin melalui indeks pembangunan manusia, dan kemiskinan, karena hal-hal tersebut merupakan persoalan-persoalan mendasar daripada pembangunan serta kesejahteraan masyarakat yang merupakan tujuan dari pembangunan. Dengan demikian indikator ekonomi dan indikator sosial bagaikan dua sisi mata uang, bahwa keberhasilan pembangunan sosial didalamnya juga keberhasilan pembangunan ekonomi. Sehingga dapat dikatakan keberhasilan pembangunan bukan hanya diukur dan dilihat dari indikator ekonomi saja namun keberhasilan pembangunan juga diukur dan dilihat dari indikator sosial. Indikator Sosial Ekonomi dan Kependudukan a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk Jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat tahun 2009 sebanyak 42.686.512 juta jiwa meningkat pada tahun 2013 adalah sebanyak 46.183.642 juta jiwa, dimana dalam kurun waktu lima tahun bertambah sebanyak 3.490.130 juta jiwa atau 5,81 persen. Jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat diatas merupakan kontribusi dari 27 duapuluh tujuh kabupatenkota meliputi 18 kabupaten dan 9 kota. Dari besaran jumlah penduduk Jawa Barat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tersebut, Wilayah Priangan Timur yang meliputi Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangadaran memberikan kontribusi penduduk tahun 2009 sebanyak 6.537.085 ribu jiwa atau 15,31 persen dan tahun 2013 sebanyak 6.907.785 ribu jiwa atau 14,96 persen dari total jumlah penduduk Propinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Priangan Timur yang meliputi Kota Tasikmalaya dan daerah sekitarnya hinterland yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangadaran mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan ini terlihat, dimana pada tahun 2009 jumlah penduduk Kota Tasikmalaya sebesar 640.324 ribu jiwa, meningkat tahun 2013 sebesar 661.676 ribu jiwa bertambah sebanyak 21.352 ribu jiwa atau meningkat sebesar 3,33 persen. Kabupaten Tasikmalaya jumlah penduduk tahun 2009 sebanyak 1.727.320 ribu jiwa meningkat tahun 2013 sebesar 1.738.011 ribu jiwa bertambah sebanyak 10.691 ribu jiwa atau meningkat sebesar 0,62 persen. Kabupaten Garut jumlah penduduk tahun 2009 sebanyak 2.380.981 ribu jiwa meningkat tahun 2013 sebesar 2.525.483 ribu jiwa bertambah sebanyak 144.502 ribu jiwa atau meningkat sebesar 6,07 persen. Kabupaten Ciamis jumlah penduduk tahun 2009 sebanyak 1.605.414 ribu jiwa menurun tahun 2013 sebesar 1.372.846 ribu jiwa berkurang sebanyak 232.568 ribu jiwa atau menurun sebesar -14,49 persen. Kota Banjar jumlah penduduk tahun 2009 sebanyak 183.046 ribu jiwa meningkat tahun 2013 sebesar 187.183 ribu jiwa bertambah sebanyak 4.137 jiwa atau meningkat sebesar 2,26 persen. Sedang Kabupaten Pangandaran pemekaran dari Kabupaten Ciamis tahun 2010 perhitungan jumlah penduduk mulai tahun 2011 sebanyak 381.700 ribu jiwa meningkat tahun 2013 sebesar 422.586 ribu jiwa bertambah sebanyak 40.886 ribu jiwa atau meningkat sebesar 10,71 persen. Perkembangan jumlah penduduk kabupatenkota Priangan Timur terlihat pada Tabel 16. Tabel 16 Perkembangan Jumlah Penduduk KabupatenKota Priangan Timur Tahun 2009-2013 No KabKota Priangan Timur Jumlah Penduduk Tahun Rata-rata 2009 2010 2011 2012 2013 1. Kota Tasikmalaya 640.324 634.424 646.874 649.885 661.676 646.636,6 2. Kab. Tasikmalaya 1.727.320 1.675.544 1.692.432 1.716.178 1.738.011 1.709.897,0 3. Kab. Garut 2.380.981 2.407.086 2.445.911 2.485.732 2.525.483 2.449.038,6 4. Kab. Ciamis 1.605.414 1.720.280 1.774.032 1.781.660 1.372.846 1.650.846,4 5. Kota Banjar 183.046 185.043 197.338 203.512 187.183 191.224,4 6. Kab. Pangandaran - - 381.700 383.900 422.586 190.556,6 Jumlah 6.537.085 6.537.085 6.622.377 7.138.287 7.220.867 6.907.785 Jawa Barat 42.686.512 42.686.512 43.413.973 60.199.040 45.509.147 46.183.642 Sumber: BPS Kota Baubau 2009-2013 Kab: Buton, Buton Utara, Wakatobi, Muna dan Bombana 2009-2013 Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk Kota Tasikmalaya, maka kepadatan penduduk juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Kepadatan penduduk Kota Tasikmalaya sampai dengan tahun 2013 sebesar 508,37 orangkm 2 . Kepadatan penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013 sebesar 631,10 orangkm 2 . Kepadatan penduduk Kabupaten Garut tahun 2013 sebesar 790,88 orangkm 2 . Kepadatan penduduk Kabupaten Ciamis tahun 2013 sebesar 569,19 orangkm 2 . Kepadatan penduduk Kota Banjar tahun 2013 sebesar 1.362,54 orangkm 2 dan Kabupaten Pangadaran tahun 2013 sebesar 418 orangkm 2 .

b. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia IPM atau Human Development Index HDI dipublikasikan UNDP United Nations Development Program tahun 1990 dalam publikasi berjudul Human Development Reports dimaksudkan untuk mengukur pencapaian keseluruhan pembangunan manusia dan mengetahui kinerja pembangunan manusia suatu negara atau wilayah. UNDP United Nations Development Programme merumuskan indikator Indeks Pembangunan Manusia IPM atau Human Development Index HDI dalam skala 0 hingga 1 berdasarkan tiga dimensi pembangunan manusia yaitu pertama, dimensi usia panjang yang diukur berdasarkan tingkat harapan hidup; kedua, dimensi pengetahuan pendidikan yang diukur berdasarkan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah; ketiga dimensi kualitas stándar hidup yang diukur dengan pendapatan perkapita riil yang disesuaikan dengan daya beli. Berdasarkan ketiga indikator Human Development Index HDI tersebut selanjutnya pencapaian pembangunan manusia suatu negara atau wilayah dikelompokkan menjadi tiga yaitu 1 jika nilai HDI berkisar antara 0,0 hingga 0,50 berarti pembangunan manusia suatu negara atau wilayah dikategorikan rendah low human development; 2 jika nilai HDI berkisar antara 0,51 hingga 0,79 berarti pembangunan manusia suatu negara atau wilayah dikategorikan sedang medium human development ; dan 3 jika nilai HDI berkisar antara 0,80 hingga 1,00 berarti pembangunan manusia suatu negara atau wilayah dikategorikan tinggi high human development. Dengan demikian bahwa semakin tinggi angka IPM suatu negarawilayah menunjukkan pembangunan manusia yang semakin baik dan sebaliknya semakin rendah IPM mengindikasikan suatu negara wilayah kurang memperhatikan pembangunan manusia. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM Kota Tasikmalaya dan wilayah hinterlandnya tahun 2003-2013 dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM KabupatenKota Priangan Timur dan Propinsi Jawa Barat tahun 2009-2013 No KabKota Priangan Timur Indeks Pembangunan Manusia IPM Tahun Rata- rata 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Kota Tasikmalaya 69,78 71,05 71,62 72,26 72.72 73,35 73,96 74,40 74,85 75,35 75,66 73,18 2. Kab. Tasikmalaya 67,06 68,46 69,08 70,86 71,23 71,35 71,67 71,88 72,18 72,93 73,26 70,91 3. Kab. Garut 65,21 66,31 67,03 69,46 69,99 70,53 70,98 71,36 71,70 72,12 72,43 69,74 4. Kab. Ciamis 69,93 70,89 71,08 69,80 70,14 70,57 71,79 72,33 72,83 72.97 73.32 71,42 5. Kota Banjar 70,96 71,52 69,73 69,63 70,17 70,62 71,25 71,67 71,82 72,10 72,84 71,12 6. Kab. Pangandaran - - - - - - - - - - 70,74 70,74 Jawa Barat 67,87 68,36 69,93 70,32 70,71 71,12 71,64 72,29 72,73 73,11 73,58 71,06 Sumber : BPS Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar, Kab: Tasikmalaya, Garut,Ciamis, Pangandaran dan Propinsi Jawa Barat 2009-2013 Tabel 17 memperlihatkan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM dari enam kabupatenkota Priangan Timur dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2013. Capaian nilai Indeks Pembangunan Manusia IPM masing- masing kabupatenkota Priangan Timur berada pada kategori “sedangmenengah medium human development ” dengan kisaran Indeks Pembangunan Manusia IPM terendah tahun 2003 yaitu Kabupaten Garut 65,21 sampai dengan Indeks Pembangunan Manusia IPM tertinggi tahun 2013 yaitu Kota Tasikmalaya 73,18. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM kabupatenkota tersebut diatas menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini berarti bahwa pembangunan yang dilakukan di enam kabupatenkota wilayah Priangan Timur secara umum berjalan dengan baik terlihat karena telah dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sampai pada tingkat menengah. Sumber: BPS Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar, Kab: Tasikmalaya, Garut,Ciamis, Pangandaran dan Propinsi Jawa Barat 2003-2013 Gambar 18 Rata-Rata IPM Enam KabKota Priangan Timur dan Propinsi Jawa Barat tahun 2003-2013 Gambar 18 memperlihatkan jika dibandingkan Kota Tasikmalaya dan daerah sekitarnya hinterland, rata-rata Indeks Pembangunan Manusia IPM Kota Tasikmalaya tahun 2003-2013 adalah 73,18 lebih besar dibandingkan rata- rata Indeks Pembangunan Manusia lima kabupatenkota lainnya tahun 2003-2013 masing-masing Kabupaten Tasikmalaya 70,91; Kabupaten Garut 69,74;