Analisis Perkembangan Sektor BasisUnggulan Wilayah
Pada Tabel 25 menarik untuk dicermati, dimana hasil perhitungan LQ Kota Baubau selama periode 2003 dan 2007-2009 dan 2013, sektor pertanian,
pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan tidak pernah memiliki nilai LQ1, sebaliknya sektor listrik, gas, dan air bersih, bangunan,
perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa dan sektor jasa-jasa memiliki nilai LQ1. Melihat banyaknya
sektor basisunggulan berdasarkan perhitungan rata-rata LQ ini, penetapan Kota Baubau sebagai pusat pertumbuhan di Sultra Kepulauan cukup tepat.
Hasil analisis Location Quotient LQ sektor-sektor dalam perekonomian wilayah se-Priangan Timur tahun 2003 dan 2007-2009 dan 2013 meliputi Kota
Tasikmalaya dan wilayah hinterlandnya Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran terhadap
sektor-sektor perekonomian Propinsi Jawa Barat tahun 2003 dan 2007-2009 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26 Perhitungan Location Quotient LQ kabupatenkota Priangan Timur
meliputi Kota Tasikmalaya dan wilayah hinterland Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan
Kabupaten Pangandaran tahun 2003 dan 2007-2009 dan 2013
No KabKota
Nilai LQ
tahun
Lapangan Usaha
Jum lah
Pertani an
Pertam bangan
Pengga lian
Industri Pengol
ahan Listrik
dan Air
Bersih Bang
unan Perdaga
ngan, Hotel
Restoran Pengang
kutan Komuni
kasi Keuan
gan, Perse
waan Jasa
Jasa- Jasa
1.
Kota Tasikmalaya
2003 0,79
0,00 0,41
0,70 3,49
1,69 2,39
2,45 1,76
13,68 2007
0,69 0,00
0,40 0,78
3,02 1,45
2,04 2,48
2,04 12,90
Rata- Rata
0,74 0,00
0,41 0,74
3,25 1,57
2,22 2,46
1,90 13,64
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis 54
2009 0,59
0,00 0,41
0,74 3,19
1,48 1,96
3,31 1,79
13,49 2013
0,60 0,00
0,42 0,72
3,04 1,41
1,36 2,84
1,71 12,11
Rata- Rata
0,60 0,00
0,42 0,73
3,12 1,44
1,66 3,08
1,75 12,80
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis 54
2. Kab.
Tasikmalaya 2003
2,77 0,04
0,15 0,61
1,75 1,35
1,16 1,08
2,36 11,26
2007 3,72
0,11 0,17
0,49 0,23
1,06 1,10
1,09 2,72
10,69 Rata-
Rata
3,24 0,07
0,16 0,55
0,99 1,21
1,13 1,09
2,54 10,98
Basis Non
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis Basis
Basis Basis
54
2009 3,27
0,09 0,17
0,45 0,22
1,07 1,07
1,22 2,24
9,80 2013
3,67 0,12
0,19 0,45
0,17 1,03
0,86 1,04
2,14 9,66
Rata- Rata
3,47 0,11
0,18 0,45
0,19 1,05
0,96 1,13
2,19 9,73
Basis Non
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis
Non Basis
Basis Basis
45
3. Kab. Garut
2003 3,87
0,02 0,17
0,23 0,99
1,43 0,67
0,80 2,36
11,26 2007
3,58 0,06
0,15 0,24
0,84 1,35
0,66 0,81
1,14 8,82
Rata- Rata
3,72 0,04
0,16 0,23
0,91 1,39
0,67 0,81
1,06 8,99
Basis Non
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Basis 36
2009 3,35
0,05 0,16
0,23 0,82
1,32 0,65
1,17 1,45
9,21 2013
3,95 0,07
0,18 0,26
0,72 1,21
0,51 1,00
1,38 9,29
Rata- Rata
3,65 0,06
0,17 0,25
0,77 1,27
0,58 1,09
1,42 9,25
Basis Non
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis
Non Basis
Basis Basis
45
4. Kab. Ciamis
2003 2,63
0,05 0,17
0,31 2,26
1,30 1,85
1,70 1,91
12,17 2007
2,47 0,15
0,15 0,28
1,75 1,25
1,90 1,72
2,20 11,89
Rata- Rata
2,55 0,10
0,16 0,30
2,00 1,28
1,88 1,71
2,06 12,03
Basis Non
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis 63
2009 2,21
0,14 0,16
0,28 1,62
1,26 1,92
1,71 2,46
11,76 2013
2,40 0,18
0,19 0,33
1,19 1,20
1,41 1,47
2,35 10,71
Rata- Rata
2,30 0,16
0,18 0,30
1,40 1,23
1,67 1,59
2,41 11,23
Basis Non
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis 63
5. Kota Banjar
2003 1,74
0,05 0,32
0,49 1,77
1,36 1,76
3,99 1,69
13,17 2007
1,57 0,13
0,26 0,48
1,54 1,62
1,65 4,05
1,94 13,25
Rata- Rata
1,66 0,09
0,29 0,49
1,65 1,49
1,70 4,02
1,82 13,21
Basis Non
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis 63
2009 1,46
0,12 0,27
0,45 1,57
1,61 1,63
2,03 2,23
11,38 2013
1,51 0,14
0,30 0,45
1,37 1,52
1,28 1,74
2,13 10,44
Rata- Rata
1,49 0,13
0,28 0,45
1,47 1,56
1,46 1,89
2,18 10,91
Basis Non
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis 63
6. Kab.
Pangandaran 2011
2,77 0,30
0,12 0,32
1,20 1,44
0,34 1,34
2,52 10,35
2013 2,83
0,35 0,13
0,32 1,09
1,43 0,31
1,23 2,35
10,06 Rata-
Rata
2,80 0,33
0,13 0,32
1,15 1,44
0,32 1,28
2,43 10,20
Basis Non
Basis
Basis
Non Basis
Non Basis
Non Basis
Basis Basis
Non Basis
Basis Basis
54
Sumber: Hasil analisis Location Quation LQ, data diolah dari PDRB Kota Tasikmalaya, Kab. Tasikmalaya, Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kota
Banjar, Kab. Pangandaran dan Propinsi Jawa Barat, 2003-2013. Keterangan:
LQ 1 : menunjukkan sektor i yang terdapat di Kota Tasikmalaya, Kab.
Tasikmalaya, Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kota Banjar dan Kab. Pangandaran merupakan sektor basis
LQ 1 : menunjukkan sektor i yang terdapat di Kota Tasikmalaya, Kab.
Tasikmalaya, Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kota Banjar dan Kab. Pangandaran merupakan sektor non basis
LQ = 1 : menunjukkan sektor i yang terdapat di Kota Tasikmalaya, Kab.
Tasikmalaya, Kab. Garut, Kab. Ciamis, Kota Banjar dan Kab. Pangandaran sama derajatnya dengan sektor i di Propinsi Jawa
Barat secara umum. Pada sektor ini bukan merupakan sektor basis, tetapi memiliki potensi menjadi sektor basiseksport,dimana sektor
ini hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal daerah
Tabel 26 memperlihatkan hasil perhitungan nilai Location Quotient LQ, dari masing-masing kabupatenkota serta perkembangan sektor basis dan non
basis tahun 2003 dan 2007-2009 dan 2013 kabupatenkota se-Priangan Timur meliputi Kota Tasikmalaya dan wilayah hinterland Kabupaten Tasikmalaya,
Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut:
Kota Tasikmalaya, hasil analisis Location Quotient LQ tahun 2003 dan
2007 menunjukkan terdapat 5 lima sektor yang memiliki nilai LQ1 yaitu sektor bangunan 3,25, sektor keuangan, persewaan dan jasa 2,46, sektor jasa-jasa
1,90, sektor pengangkutan dan komunikasi 2,22 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,57, sektor-sektor ini dikategorikan sektor basis. Sedang 4 empat
sektor memiliki rata-rata nilai LQ1 yaitu sektor listrik dan air bersih 0,74, pertanian 0,74, industri pengolahan 0,41 dan pertambangan dan penggalian
0,00 dikategorikan sebagai sektor non basis. Hasil analisis Location Quotient LQ tahun 2009 dan 2013 menunjukkan terdapat 5 lima sektor yang memiliki
nilai LQ1 yaitu sektor bangunan 3,12, sektor keuangan, persewaan dan jasa 3,08, sektor jasa-jasa 1,75, sektor pengangkutan dan komunikasi 1,66 dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,44, sektor-sektor ini dikategorikan sektor basis. Sedang 4 empat sektor memiliki rata-rata nilai LQ1 yaitu sektor
listrik dan air bersih 0,73, pertanian 0,60, industri pengolahan 0,40 dan pertambangan dan penggalian 0,00 dikategorikan sebagai sektor non basis.
Kabupaten Tasikmalaya,
hasil analisis Location Quotient LQ tahun 2003 dan 2007 menunjukkan terdapat 4 empat sektor basis dan 5 lima non basis
dengan rata-rata nilai LQ sebesar 10,98. tahun 2009 dan 2013 menunjukkan terdapat 4 empat sektor yang memiliki nilai LQ1 yaitu sektor pertanian 3,47,
diikuti sektor jasa-jasa 2,19, sektor keuangan, persewaan dan jasa 1,13, sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,05, sektor-sektor ini dikategorikan sektor
basis. Sedang 5 lima sektor memiliki rata-rata nilai LQ1 yaitu sektor pengangkutan komunikasi 0,96, listrik dan air bersih 0,45, bangunan 0,19,
industri pengolahan 0,18 dan sektor pertambangan dan penggalian 0,11 sektor- sektor ini dikategorikan sebagai non basis.
Kabupaten Garut, hasil analisis Location Quotient LQ tahun 2003 dan
2007 menunjukkan terdapat 3 tiga sektor basis dan 6 enam non basis dengan rata-rata nilai LQ sebesar 8,99. Sedang hasil analisis Location Quotient tahun
2009 dan 2013 menunjukkan terdapat 4 empat sektor yang memiliki nilai LQ1 yaitu sektor pertanian 3,65, diikuti sektor jasa-jasa 1,42, perdagangan, hotel
dan restoran 1,27 dan sektor keuangan, persewaan dan jasa 1,09, sektor-sektor ini dikategorikan sektor basis. Sedang 5 lima sektor memiliki rata-rata nilai
LQ1 yaitu sektor bangunan 0,77, pengangkutan dan komunikasi 0,58, listrik dan air bersih 0,25, industri pengolahan 0,17, dan sektor pertambangan
penggalian 0,06 merupakan sektor non basis.
Kabupaten Ciamis, hasil analisis Location Quotient LQ tahun 2003 dan
2007 menunjukkan terdapat 6 enam sektor basis dan 3 tiga sektor non basis dengan rata-rata nilai LQ sebesar 12,03. Hasil analisis Location Quotient LQ
tahun 2009 dan 2013 menunjukkan terdapat 6 enam sektor yang memiliki nilai LQ 1 yaitu sektor jasa-jasa 2,41, diikuti sektor pertanian 2,30, pengangkutan
dan komunikasi 1,67, keuangan, persewaan dan jasa 1,59, bangunan 1,40 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,23, sektor-sektor ini dikategorikan
sektor basis. Sedang 3 tiga sektor memiliki rata-rata nilai LQ1 yaitu sektor listrik dan air bersih 0,30, industri pengolahan 0,18, dan pertambangan
penggalian 0,16 merupakan sektor non basis.
Kota Banjar, hasil analisis Location Quotient LQ tahun 2003 dan 2007
menunjukkan terdapat 6 enam sektor basis dan 3 tiga sektor non basis dengan rata-rata nilai LQ sebesar 13,21. Sedang analisis Location Quotient LQ tahun
2009 dan 2013 menunjukkan terdapat 6 enam sektor yang memiliki nilai LQ1
yaitu sektor jasa-jasa 2,18, diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa 1,89, perdagangan, hotel dan restoran 1,56, pertanian 1,49, bangunan 1,47,
pengangkutan dan komunikasi 1,46, sektor-sektor ini dikategorikan sektor basis. Sedang 3 tiga sektor memiliki rata-rata nilai LQ1 yaitu listrik dan air bersih
0,45, industri pengolahan 0,28, dan pertambangan penggalian 0,13 merupakan sektor non basis.
Kabupaten Pangandaran pemekaran tahun 2010 sehingga analisis dimulai
tahun 2011. Hasil analisis Location Quotient LQ tahun 2011 dan 2013 menunjukkan terdapat 5 lima sektor yang memiliki nilai LQ1 yaitu sektor
pertanian 2,80, diikuti sektor jasa-jasa 2,43, perdagangan, hotel dan restoran 1,44, keuangan, persewaan dan jasa 1,28 dan bangunan 1,15, sektor-sektor
ini dikategorikan sektor basis. Sedang 4 empat sektor memiliki rata-rata nilai LQ1 yaitu sektor pertambangan penggalian 0,33, listrik dan air bersih 0,32,
pengangkutan dan komunikasi 0,32 dan sektor industri pengolahan 0,28 kategori sektor non basis.
Berdasarkan hasil analisis nilai Location Quotient LQ, tahun 2003 dan 2007 masing-masing sektor kabupatenkota se Priangan Timur menunjukkan
bahwa Kota Tasikmalaya memiliki 5 sektor basis dan 4 sektor non basis, Kabupaten Tasikmalaya memiliki 5 sektor basis dan 4 sektor non basis,
Kabupaten Garut memiliki 3 sektor basis dan 6 sektor non basis, Kabupaten Ciamis memiliki 6 sektor basis dan 3 sektor non basis, Kota Banjar memiliki 6
sektor basis dan 3 sektor non basis. Sedang Tahun 2009 dan 2013 perbandingan masing-masing sektor kabupatenkota se Priangan Timur menunjukkan bahwa
Kota Tasikmalaya memiliki 5 sektor basis dan 4 sektor non basis, Kabupaten Tasikmalaya memiliki 4 sektor basis dan 5 sektor non basis, Kabupaten Garut
memiliki 3 sektor basis dan 6 sektor non basis, Kabupaten Ciamis memiliki 6 sektor basis dan 3 sektor non basis, Kota Banjar memiliki 6 sektor basis dan 3
sektor non basis, dan Kabupaten Pangandaran memiliki 5 sektor basis dan 4 sektor non basis.
Perkembangan besaran rata-rata LQ sektor-sektor Kota Tasikmalaya dibandingkan daerah sekitarnya hinterland berdasarkan analisis tahun 2003 dan
2007, menunjukkan rata-rata LQ Kota Tasikmalaya lebih besar yaitu 13,64, Kabupaten Tasikmalaya 10,54, Kabupaten Garut 9,31, Kabupaten Ciamis 12,04,
Kota Banjar 12,37. Sebaliknya pada tahun 2009 dan 2013 menunjukkan penurunan rata-rata LQ Kota Tasikmalaya sebesar 12,80, sekalipun jika
dibandingkan dengan daerah sekitarnya lebih besar dari Kabupaten Tasikmalaya 9,73, Kabupaten Garut 9,25, Kabupaten Ciamis 11,23, Kota Banjar 10,91, dan
Kabupaten Pangandaran 10,20. Perkembangan rata-rata LQ sektor-sektor Kota Tasikmalaya dibandingkan daerah sekitarnya hinterland dapat dilihat pada
Gambar 28.
Sumber: Hasil analisis Location Quation LQ, data diolah dari PDRB Kota Tasikmalaya, Kabupaten: Tasikmalaya,
Garut, Ciamis,
Kota Banjar
dan Kabupaten
Pangandaran 2003-2014 Gambar 28 Perkembangan rata-rata LQ Kota Tasikmalaya dibandingkan daerah
sekitarnya hinterland tahun 20032007 dan 20092013 Besarnya nilai LQ Kota Tasikmalaya dibandingkan daerah sekitarnya antara
tahun 20032007 dan tahun 20092013 karena terdapat 5 lima sektor basis yaitu bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan persewaan dan jasa dan sektor jasa-jasa. Sektor-sektor ini sekalipun menunjukkan penurunan LQ dari tahun 20032007 dan tahun 20092013 namun
sektor ini tetap menjadi sektor unggulan dalam perekonomian Kota Tasikmalaya, diasumsikan sektor-sektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan lokal serta
memiliki kelebihan produk yang bisa diekspor kedaerah lainnya. Perkembangan sektor-sektor diatas sebagai sektor basis, tidak terlepas dari peranan dan
pertumbuhan
sektor-sektor tersebut
dalam pembentukan
PDRB Kota
Tasikmalaya. Peranan tersebut ditunjukkan besarnya kontribusi dalam pembentukan PDRB, nilai PDRB sektor bangunan tahun 2009 sebesar Rp.
397.695,00,- tahun 2013 meningkat sebesar Rp. 600.309,03, sektor perdagangan, hotel dan restoran tahun 2009 sebesar Rp. 1.122.539,13, tahun 2013 meningkat
sebesar Rp. 1.525.529,52, sektor pengangkutan dan komunikasi tahun 2009 sebesar Rp. 313.552,15, tahun 2013 meningkat sebesar Rp. 351.561,00, sektor
keuangan persewaan dan jasa tahun 2009 sebesar Rp. 385.273,79, tahun 2013 meningkat sebesar Rp. 473.435,72 dan sektor jasa-jasa tahun 2009 sebesar Rp.
437.244,95, tahun 2013 meningkat sebesar Rp. 475.147,94.
Sedangkan 4 empat sektor yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan listrik, gas dan air bersih walaupun bukan
sektor basis bagi perekonomian Kota Tasikmalaya, namun dalam pembentukan PDRB sektor-sektor ini memperlihat perkembangan yang signifikan. Hal ini
terlihat dari perkembangan PDRB sektor pertanian tahun 2009 sebesar Rp. 297.098,93, tahun 2013 meningkat sebesar Rp. 311.299,38, sektor pertambangan
dan penggalian tahun 2009 sebesar Rp. 200,08, tahun 2013 meningkat sebesar Rp. 215,66, dan sektor industri pengolahan tahun 2009 sebesar Rp. 653.935,23, tahun
2013 meningkat sebesar Rp. 791.270,41, dan listrik, gas dan air bersih tahun 2009 sebesar Rp. 61.088,95 tahun 2013 meningkat sebesar Rp. 74.380,13.
Menarik untuk dicermati Tabel 26, dimana hasil perhitungan LQ Kota Tasikmalaya selama periode 2009 dan 2013, sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih memiliki nilai LQ1, artinya sektor ini bukan sektor basisunggulan
bagi Kota Tasikmalaya, sesuai dengan kondisi alam dan sumberdaya alam yang dimiliki. Sebaliknya sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa dan sektor jasa-jasa memiliki nilai LQ1, artinya sektor ini merupakan sektor
basisunggulan dan sebagai penggerak perekonomian bagi Kota Tasikmalaya. Suatu kota yang sedang bertumbuh dan berkembang biasanya akan diikuti dengan
aktivitas pembangunan yang tinggi, disatu sisi akan memacu terjadinya transaksi ekonomi, sebagai kota juga akan menarik masyarakat dari daerah sekitarnya akan
mendorong dan menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Melihat banyaknya sektor basisunggulan serta berdasarkan perhitungan rata-rata LQ Kota
Tasikmalaya yang lebih besar dibandingkan daerah sekitarnya hinterland, penetapan Kota Tasikmalaya sebagai pusat pertumbuhan di Priangan Timur cukup
tepat.
Berdasarkan hasil analisis Location Quotient LQ tahun 2003 dan 2007, 2009 dan 2013 Kota Baubau dengan wilayah sekitarnya dan Kota Tasikmalaya
dengan wilayah sekitarnya, maka berikut ini disajikan perbandingan Location Quotient LQ Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya tahun 2003 dan 2007-tahun
2009 dan 2013 pada Tabel 27.
Tabel 27 Perbandingan Nilai Location Quotient LQ Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya tahun 20032007 dan tahun 20092013
No KabKota
Nilai LQ
tahun
Lapangan Usaha Jum
lah
Pertania n
Pertamba ngan
Penggalia n
Industri Pengola
han Listrik
dan Air Bersih
Bangun an
Perdagang an, Hotel
Restoran Pengan
gkutan Komun
ikasi Keuang
an, Persewa
an Jasa
Jasa- Jasa
1.
Kota Baubau 2003
0,27 0,10
0,51 1,06
2,37 1,56
1,51 1,11
1,97 10,46
2007 0,27
0,09 0,46
1,42 2,49
1,43 1,42
1,33 1,96
10,85
Rata- Rata
0,27 0,09
0,48 1,24
2,43 1,49
1,47 1,22
1,96 10,66
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis Basis
63
2009 0,27
0,11 0,55
1,35 2,34
1,33 1,35
1,22 1,81
10,33
2013 0,26
0,08 0,53
1,28 2,58
1,23 1,20
1,02 2,11
10,30
Rata- Rata
0,27 0,10
0,54 1,32
2,46 1,28
1,27 1,12
1,96 10,31
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis Basis
63
2. Kota
Tasikmalaya 2003
0,79 0,00
0,41 0,70
3,49 1,69
2,39 2,45
1,76 13,68
2007 0,69
0,00 0,40
0,78 3,02
1,45 2,04
2,48 2,04
12,90
Rata- Rata
0,74 0,00
0,41 0,74
3,25 1,57
2,22 2,46
1,90 13,64
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis 54
2009 0,59
0,00 0,41
0,74 3,19
1,48 1,96
3,31 1,79
13,49
2013 0,60
0,00 0,42
0,72 3,04
1,41 1,36
2,84 1,71
12,11
Rata- Rata
0,60 0,00
0,42 0,73
3,12 1,44
1,66 3,08
1,75 12,80
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis Non
Basis
Basis Basis
Basis Basis
Basis 54
Sumber: Hasil analisis Location Quation LQ, data diolah dari BPS Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya 2009-2013.
Tabel 27 menunjukkan hasil perhitungan Location Quotient LQ tahun
2003 dan 2007-tahun 2009 dan 2013 untuk Kota Baubau terdapat 6 enam sektor yang memiliki rata-rata nilai LQ1 yaitu sektor bangunan 2,46, jasa-jasa
1,96, listrik dan air bersih 1,32, perdagangan, hotel dan restoran 1,28, pengangkutan dan komunikasi 1,27 dan sektor keuangan, persewaaan dan jasa
1,12, sektor-sektor ini menjadi sektor basis. Sedang 3 tiga sektor memiliki nilai LQ1 yaitu sektor industri pengolahan 0,45, pertanian 0,28 dan pertambangan
dan pengalian 0,10 dikategorikan sebagai sektor non basis. Sedang Kota Tasikmalaya
terdapat 5 lima sektor yang memiliki nilai LQ1 yaitu sektor bangunan 3,12, sektor keuangan, persewaan dan jasa 3,08, sektor jasa-jasa
1,75, sektor pengangkutan dan komunikasi 1,66 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 1,44, sektor-sektor ini dikategorikan sektor basis. Sedang 4 empat
sektor memiliki rata-rata nilai LQ1 yaitu sektor listrik dan air bersih 0,73, pertanian 0,60, industri pengolahan 0,40 dan pertambangan dan penggalian
0,00 dikategorikan sebagai sektor non basis.
Jika dibandingkan besaran rata-rata LQ sektor-sektor Kota Baubau dan Kota Tasikmalaya tahun 2003 dan 2007-tahun 2009 dan 2013, menunjukkan rata-rata
LQ sektor-sektor Kota Tasikmalaya tahun 2003 dan 2007 sebesar 13,64, lebih besar dibandingkan rata-rata LQ Kota Baubau sebesar 10,66. Kondisi ini terus
terjadi pada tahun 2009 dan 2013 dimana rata-rata LQ sektor-sektor Kota Tasikmalaya sebesar 12,80, lebih besar dibandingkan rata-rata LQ Kota Baubau
sebesar 10,31.
Besaran LQ kedua kota tersebut ditentukan oleh besarnya kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB. Sekalipun LQ Kota
Tasikmalaya lebih besar dibandingkan LQ Kota Baubau, namun pada perekonomian Kota Baubau terdapat 6 sektor yang memberikan sumbangan yang
besar dalam pembentukan PDRB yaitu sektor bangunan, listrik dan air bersih, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan
persewaan dan jasa dan sektor jasa-jasa. Sedang pada perekonomian Kota Tasikmalaya terdapat 5 sektor yang memberikan sumbangan yang besar dalam
pembentukan PDRB yaitu sektor bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa dan sektor jasa-jasa.
Sebagai kota yang sedang bertumbuh dan berkembang menjadi pusat pertumbuhan baik Kota Baubau maupun Kota Tasikmalaya, menunjukkan adanya
kecenderungan yang sama jika dilihat dari sektor-sektor yang menjadi sektor basisunggulan masing-masing di wilayahnya. Ini menunjukkan bahwa kedua kota
penelitian mempunyai sektor-sektor basisunggulan yang cenderung sama.