143 besarnya potensi tenaga kerja yang tidak terpakai yang mencapai 3 978 579.9
HOK atau sekitar 56 persen lebih. Tabel 37. Kondisi Sumberdaya Setelah Dia lokasikan Untuk Tujuan Skenario
Pembangunan Lingkungan
Deviasi No.
Jenis Sumber Daya Satuan
RHS Value Deviasi
1 Biaya Petani
000 655 761 788.000
- 490 955 684.660 2
Tenaga Kerja HOK
7 077 000.000 - 3 978 579.928
3 Tenaga Kerja Untuk
Garam HOK
10 000.000 0.000
4 Luas Satuan Lahan 1
Ha 6574.800
0.000 5
Luas Satuan Lahan 2 Ha
9191.400 0.000
6 Luas Satuan Lahan 3
Ha 175.300
0.000 7
Luas Satuan Lahan 4 Ha
261.695 0.000
8 Hutan Mangrove Lestari 1
Ha 124.700
0.000 9
Hutan Mangrove Lestari 2 Ha
160.640 0.000
10 Luas Lahan Seluruhnya
Ha 16 488.535
0.000
7.3. Solusi Model Untuk Skenario Terjadinya Eksternalitas dan Upaya Untuk Mengatasinya
Solusi model untuk skenario ini akan mengarahkan pada pola pemanfaatan lahan yang mengurangi budidaya udang organik. Kita tahu bahwa budidaya
udang organik sangat rentan akibat tekanan lingkungan oleh polusi dari limbah udang intensif. Jika mereka berada bersama-sama dalam satu lokasi, maka hal
tersebut akan berdampak pada penurunan potensi produksi udang organik. Budidaya udang organik mengandalkan asupan makanan dari aliran air
laut yang masuk ke dalam tambak melalui pintu outlet dan inlet secara bebas tanpa ada hambatan open access. Bersamaan dengan itu unsur-unsur polutan
yang dihasilkan oleh budidaya udang intens if masuk kedalam lingkungan tambak organik. Jika pada suatu kondisi dimana lingkungan sekitar tambak terjadi
144 pencemaran, maka solusinya adalah sementara waktu masyarakat tidak
mengusahakan budidaya udang organik yang rentan terhadap kondisi lingkungan yang tercemar tersebut. Dan bersamaan dengan hal tersebut usaha budidaya
udang intensif sementara waktu juga dihentikan. Penghentian kedua bentuk teknologi budidaya udang tersebut harus ada teknologi alternatif yang bisa
menggantikan yaitu budidaya udang semi intensif. Langka kedua untuk mengatasi dampak eksternalitas yaitu memperbanyak
tegakan mangrove, karena kita tahu bahwa mangrove terbukti dapat menyerap racun-racun yang berpotensi mengancam ekosistem tambak. Uraian ini sejalan
dengan solusi alokasi lahan sebagaimana disajikan pada Tabel 38. Tabel 38. Alokasi Penggunaan Lahan Untuk Skenario Terjadinya Eksternalitas
Luas Ha Variabel
Keputusan Strategi Pengembangan Lahan
Kondisi Saat Penelitian
Solusi Optimal
X1 Bandeng intensif + U. Campur
6 481.800 6 556.552
X2 B intensif + U Cmpr – Tumpang gilir dg
Garam 12.000
18.248 X3
Bndg + U Organik + U Cmpr 8 541.700
0.000 X4
U Intensif 50.000
0.000 X5
Semi Intensif 680.700
5 377.451 X6
Eksploitasi Campuran Ht Mangrove 722.335
3 867.881
Total 16 488.535
16 488.535
Akibat terjadinya pergeseran dari pola budidaya udang organik ke arah udang semi intensif, maka terjadi peningkatan produksi udang intensif yang
signifikan sebaliknya produksi udang organik menurun tajam. Secara umum target produksi barang dan jasa dari skenario ini mengalami peningkatan kecuali
untuk udang organik, udang campur dan garam. Secara kumulatif dampak dari skenario ini menunjukkan peningkatan keuntungan yang cukup besar hampir dua
145 kali lipat dari target semula. Secara ekonomis skenario ini cukup menjanjikan
dan secara lingkungan dampak penggunaan taknologi yang ada dijamin tidak akan menimbulkan dampak eksternalitas negatif yang besar sehingga skenario ini
sebenarnya cukup ideal untuk direkomendasikan. Informasi tetang deviasi pencapaian target produksi barang dan jasa dapat dilihat pada Tabel 39.
Penerapan teknologi budidaya tambak semi intensif menuntut penggunaan sumberdaya terutama sumberdaya modal dan tenaga kerja yang cukup banyak.
Potensi sumberdaya modal pembiayaan yang tersedia semuanya terserap habis, sementara potensi tenaga kerja yang ada tidak mencukupi untuk menopang
kelangsungan pola usaha ini. Hanya untuk sumberdaya lahan masih ada sisa lahan yang tidak teralokasi yaitu sebesar 668.403 Ha. Penggunaan sisa lahan
yang tidak teralokasi ini bebas sepanjang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Dan karena letaknya ada pada satuan lahan 2 yang umumnya
digunakan orang untuk budidaya udang organik, maka peruntukan lahan sisa tersebut dapat digunakan untuk melanjutkan usaha udang organik atau usaha
udang semi intensif. Informasi kondisi sumberdaya setelah dialokasikan untuk tujuan skenario ini dapat dilihat pada Tabel 40.
Tabel 39. Deviasi Target Untuk Skenario Terjadinya Eksternalitas
Deviasi Target No.
Barang dan Jasa Yang Ditargetkan
Satuan Target 2006
Deviasi
1 Bandeng
000th 112 500 801
+ 130 379 337.140 2
Udang Organik 000th
263 845 960 - 254 435 420.410
3 Udang Intensif
000th 157 980 000
+ 551 843 557.360 4
Udang Campuran 000th
48 499 710 - 6 893 596.521
5 Kupang
000th 8 899 983
+ 72 982 631.514 6
Kerang 000th
4 432 200 + 27 498 704.500
7 Garam
000th 108 000
+ 91 576.642 8
Kayu Bakar mangrove 000th
450 000 + 3 880 092.738
9. Jasa Lingkungan
000th 1 440 515.2
+ 12 007 952.192 10
Keuntungan 000th
251 323 522 + 245 178 194.600
146 Tabel 40. Kondisi Sumberdaya Setelah Dialokasikan Untuk Skenario Terjadinya
Eksternalitas
Deviasi No.
Jenis Sumber Daya Satuan
RHS Value Deviasi
1 Biaya Petani
000 655 761 788.000
0.000 2
Tenaga Kerja HOK
7 077 000.000 + 2 742.603
3 Tenaga Kerja Untuk Garam
HOK 10 000.000
+ 5 798.526 4
Luas Satuan Lahan 1 Ha
6574.800 0.000
5 Luas Satuan Lahan 2
Ha 9191.400
- 668.403 6
Luas Satuan Lahan 3 Ha
175.300 0.000
7 Luas Satuan Lahan 4
Ha 261.695
0.000 8
Hutan Mangrove Lestari 1 Ha
124.700 0.000
9 Hutan Mangrove Lestari 2
Ha 160.640
0.000 10
Luas Lahan Seluruhnya Ha
16 488.535 - 668.403
7.4. Solusi Model Untuk Skenario Jika Tidak Ada Hutan Mangrove