7 ”bagaimana menyusun suatu rencana penggunaan lahan yang dapat
mengkompromikan berbagai kepentingan masyarakat sehingga dapat menunjang hasil- hasil ekonomi dengan tetap terpeliharanya kelestarian lingkungan?”
1.3. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan menyusun suatu konsep penggunaan lahan di pesisir Sidoarjo yang dapat mengkompromikan berbagai kepentingan
masyarakat dan mampu mengintegrasikan aspek lingkungan dengan aspek ekonomi sehingga kelestarian sumberdaya alam SDA dan sumberdaya
lingkungan SDL akan tetap terjaga. Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan :
1. Membangun model penggunaan lahan yang sesuai dengan karakteristik fisik, sosial dan ekonomi yang ada.
2. Mencari alternatif strategi penggunaan lahan terbaik untuk diterapkan di pesisir Sidoarjo.
3. Mengkaji apakah rencana penggunaan lahan sesuai konsep RTRW 2002 – 2011 Kabupaten Sidoarjo dapat diimplementasikan atau tidak.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai salah satu alternatif metode untuk mengarahkan dalam penatagunaan lahan dan penentuan kebijakan
pembangunan khususnya di pesisir Sidoarjo. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan juga dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam penentuan
alternatif kegiatan ekonomi sehingga dapat menurunkan tekanan terhadap
8 kawasan hutan mangrove dengan tidak mengurangi kemungkinan masyarakat
untuk mengambil manfaat ekonomi semaksimal mungkin dari sumberdaya lahan yang ada di pesisir Sidoarjo.
1.5. Batasan Penelitian
Penelitian mengambil kasus di pesisir Sidoarjo, sehingga solusi model dan pendekatan model belum tentu sesuai diterapkan di daerah lain. Pesisir Sidoarjo
dianggap sebagai satu kesatuan wilayah, untuk tujuan optimasi satuan-satuan penggunaan lahan hanya dibatasi oleh faktor-faktor teknis agronomis dan bukan
batas-batas wilayah politis administraitf, status lahan dan faktor- faktor non teknis lainnya.
Model utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah model goal programming
atau lebih dikenal dengan Model multi objective multi party yang mengandung beberapa keterbatasan yaitu :
1. Model multi objective multi party, namun multi party-nya tidak dinyatakan secara eksplisit.
2. Nilai jasa lingkungan hutan mangrove hanya didekati berdasarkan manfaat keberadaan dan manfaat pilihan.
3. Yang dimaksud dengan konflik adalah konflik antara berbagai kelompok masyarakat dalam pemanfaatan lahan di pesisir Sidoarjo.
4. Yang dimaksud dengan kawasan pesisir adalah wilayah daratan meliputi kawasan tambak dan hutan mangrove termasuk tanah timbul oloran.
5. Eksternalitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah eksternalitas yang terjadi di dalam kawasan pesisir, yaitu yang disebabkan oleh aktivitas
9 ekonomi salah satu kelompok masyarakat dan akibatnya akan ditanggung
oleh kelompok masyarakat lainnya. 6. Yang dimaksud dengan polutan adalah zat-zat tertentu atau suatu senyawa
biokimia yang berpotensi mengganggu kualitas ekosistem tambak, seperti salinitas, kadar BOD, kadar COD, senyawa nitrat dan senyawa phospat.
7. Yang termasuk dalam stakeholders adalah : 1 Petani tambak intensif yaitu petani tambak yang menerapkan sistem
pengelolaan tambaknya secara intensif dengan mengandalkan teknologi modern sebagai faktor utama yang menentukan keberhasilan usahanya.
2 Petani tambak organik tradisional yaitu petani tambak yang menerapkan sistem pengelolaan tambaknya dengan mengandalkan alam
sebagai faktor utama yang menentukan keberhasilan usahanya. 3 Petani tambak semi intensif yaitu petani tambak ya ng
mengkombinasikan antara pola usaha tambak intensif dan tradisional. 4 Pemerintah yang meliputi seluruh unsur pemerintahan di Kabupaten
Sidoarjo. 5 Pemanfaat hutan mangrove yaitu petani dan atau nelayan yang mencari
hasil- hasil hutan mangrove baik kayu, ikan, molusca, dan lain- lain, dan. 6 Lembaga Swadaya Masyarakat LSM.
II. TINJAUAN PUSTAKA