Solusi Model Untuk Skenario Jika Tidak Ada Hutan Mangrove

146 Tabel 40. Kondisi Sumberdaya Setelah Dialokasikan Untuk Skenario Terjadinya Eksternalitas Deviasi No. Jenis Sumber Daya Satuan RHS Value Deviasi 1 Biaya Petani 000 655 761 788.000 0.000 2 Tenaga Kerja HOK 7 077 000.000 + 2 742.603 3 Tenaga Kerja Untuk Garam HOK 10 000.000 + 5 798.526 4 Luas Satuan Lahan 1 Ha 6574.800 0.000 5 Luas Satuan Lahan 2 Ha 9191.400 - 668.403 6 Luas Satuan Lahan 3 Ha 175.300 0.000 7 Luas Satuan Lahan 4 Ha 261.695 0.000 8 Hutan Mangrove Lestari 1 Ha 124.700 0.000 9 Hutan Mangrove Lestari 2 Ha 160.640 0.000 10 Luas Lahan Seluruhnya Ha 16 488.535 - 668.403

7.4. Solusi Model Untuk Skenario Jika Tidak Ada Hutan Mangrove

Skenario ini dimaksudkan untuk melihat sejauhmana peranan hutan mangrove dalam pembangunan ekonomi yang ada. Jika tidak ada lagi hutan mangrove maka fungsi penyaringan polutan dari laut yang masuk ke kawasan tambak tidak ada lagi. Kondisi ini hampir bisa dipastikan bahwa untuk pola budidaya udang baik udang intensif maupun udang organik tidak lagi bisa diusahakan, karena udang sangat peka terhadap polusi air laut. Sehingga praktis yang masih bisa bertahan hanya bandeng dan garam. Hasil solusi optimal mengarahkan agar semua lahan yang ada semuanya diusahakan untuk budidaya bandeng, lihat Tabel 41. Skenario ini juga bisa menjelaskan fenomena pencemaran yang diakibatkan oleh pembuangan Lumpur Lapindo ke laut. Jika tingkat pencemaran sudah sedemikian tinggi sehingga tidak ada lagi lahan yang bisa dibudidaya udang sementara hanya bandeng yang masih tetap bertahan, maka kondisinya mirip denga n skenario tersebut diatas. 147 Tabel 41. Alokasi Penggunaan La han Untuk Skenario Jika Tidak Ada Hutan Mangrove Luas Ha Variabel Keputusan Strategi Pengembangan Lahan Kondisi Saat Penelitian Solusi Optimal X1 Bandeng intensif + U. Campur 6 481.800 16 488.535 X2 B intensif + U Cmpr – Tumpang gilir dg Garam 12.000 0.000 Lahan peruntukan lain diluar X1 dan X2 9 994.735 0.000 Total 16 488.535 16 488.535 Semua target produksi tidak ada yang tercapai nol kecuali untuk bandeng dan udang campur, lihat Tabel 42. Dari hasil perhitungan secara kumulatif nampak bahwa target keuntungan mengalami penurunan sebesar Rp 25 485 004 666 atau turun lebih kurang 10 persen dari target semula. Nilai ini sebenarnya menggambarkan jasa hutan mangrove secara ekonomi. Jika kita menghitung jasa hutan mangrove berdasarkan metode oportunitas, maka nilai kesempatan yang hilang tersebut adalah nilai jasa hutan mangrove yaitu sebesar Rp 25 485 004 666 tahun. Tabel 42. Deviasi Target Untuk Skenario Jika Tidak Ada Hutan Mangrove Deviasi Target No. Barang dan Jasa Yang Ditargetkan Satuan Target 2006 Deviasi 1 Bandeng 000th 112 500 801 + 320 323 242.750 2 Udang Organik 000th 263 845 960 - 263 845 960 3 Udang Intensif 000th 157 980 000 - 157 980 000 4 Udang Campuran 000th 48 499 710 + 23 116 592.919 5 Kupang 000th 8 899 983 - 8 899 983 6 Kerang 000th 4 432 200 - 4 432 200 7 Garam 000th 108 000 - 108 000 8 Kayu Bakar mangrove 000th 450 000 - 450 000 9. Jasa Lingkungan 000th 1 440 515.2 - 1 440 515.2 10 Keuntungan 000th 251 323 522 - 25 485 004.666 148 Pengusahaan budidaya bandeng intensif ternyata memerlukan curahan tenaga kerja dan biaya yang sangat besar, sehingga dari potensi biaya dan tenaga kerja yang tersedia ternyata tidak mencukupi untuk itu. Hal itu terbukti dari deviasi yang negatif untuk kedua jenis sumberdaya tersebut sebagaimana nampak pada Tabel 43. Tabel 43. Kondisi Sumberdaya Setelah Dialokasikan Pada Kondisi Jika Tidak Ada Hutan Mangrove Deviasi No. Jenis Sumber Daya Satuan RHS Value Deviasi 1 Biaya Petani 000 655 761 788.000 - 315 327 952.420 2 Tenaga Kerja HOK 7 077 000.000 - 2 064 485.360 3 Tenaga Kerja Untuk Garam HOK 10 000.000 - 4 Luas Satuan Lahan 1 Ha 6574.800 - 5 Luas Satuan Lahan 2 Ha 9191.400 - 6 Luas Satuan Lahan 3 Ha 175.300 - 7 Luas Satuan Lahan 4 Ha 261.695 - 8 Hutan Mangrove Lestari 1 Ha 124.700 - 9 Hutan Mangrove Lestari 2 Ha 160.640 - 10 Luas Lahan Seluruhnya Ha 16 488.535 0.000

7.5. Solusi Model Untuk Skenario Tahun 2011