Membangun Model Penggunaan Laha n di Pesisir Sidoarjo

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Membangun Model Penggunaan Laha n di Pesisir Sidoarjo

Pengelolaan sumberdaya alam di kawasan pesisir Kabupaten Sidoarjo dapat dipandang sebagai suatu sistem karena mengandung proses yang saling berkait, sebagaimana dijelaskan pada Gambar 11. Pada wilayah pesisir Kabupaten Sidoarjo terdapat kelompok-kelompok yang berkepentingan terhadap pemanfaatan lahan, yaitu : 1. Petambak udang intensif, dia berkepentingan untuk memaksimumkan keuntungan dengan menerapkan teknologi yang sarat dengan bahan-bahan sintetis yang berpotensi mengancam petambak organik dan merusak lingkunga n. Keberadaan usaha jenis ini yang terlalu luas akan menurunkan potensi ekonomi kawasan pesisir secara keseluruhan. 2. Petambak udang organik, dia berkepentingan untuk menerapkan teknologi yang ramah lingkungan, untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dia menghendaki petambak intensif untuk tidak menggunakan teknologi yang bisa mencemari lingkungan. Usaha tambak organik yang terlalu luas akan menurunkan potensi ekonomi yang bisa dihasilkan oleh pesisir Sidoarjo. 3. Pemerintah dan LSM : OISCA dan LPP-Mangrove berkepentingan untuk melakukan konservasi hutan mangrove. Konservasi yang berlebihan akan berakibat berkurangnya kesempatan masyarakat untuk memperoleh manfaat ekonomi yang maksimal dari sumberdaya pesisir. 62 4. Kelompok pencari hasil hutan, baik pencari kayu bakar, maupun hasil ikan, udang, kupang, kerang dan lain- lain. Dengan adanya upaya konservasi yang dilakukan oleh pemerintah maka kelompok ini akan diuntungkan. 5. Kelompok pemanfaat lainnya seperti petambak bandeng intensif, petambak garam. Usaha bandeng intensif dan garam yang terlalu luas akan menurunkan potensi ekonomi kawasan pesisir. 6. Pemukiman, kelompok ini tidak bisa ditekan keberadaannya namun juga tidak bisa menekan bagi peruntukan lahan lainnya. Keberadaannya relatif statis, karena itu keberadaan kelompok ini bisa diabaikan dalam model. Dari diagram Gambar 11 terlihat bahwa peranan masing- masing kelompok masyarakat, LSM dan pemerintah terhadap pencapaian tujuan pengelolaan lahan berupa produk barang dan jasa lingkungan serta kesejahteraan masyarakat secara umum sangatlah besar, sehingga diperlukan perencanaan penggunaan lahan yang optimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan semua pihak yang berkepentingan dengan lahan tersebut. Kesalahan alokasi penggunaan lahan bisa berakibat menurunya produktivitas lahan secara keseluruhan, tidak tercapainya target produksi barang dan jasa lingkungan dan akhirnya menimbulkan ketidakpuasan atau penurunan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Melihat kompleksnya permasalahan penggunaan lahan tersebut, maka diperlukan metode perencanaan penggunaan lahan yang memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahan dengan tujuan ganda, multidimensional dan mengandung potensi konflik. Penelitian ini menggunakan salah satu alternatif metode matematik programming yang disebut Goal Programming. Model ini 63 Gambar 11. Diagram Hipotetis Hubungan Antara Berbagai Kegiatan Ekonomi di Pesisir Sidoarjo dapat mengkompromikan berbagai kepentingan stakeholders dan mengintegrasikan pertimbangan ekonomi dan ekologi secara simultan. Dalam membangun model penggunaan lahan diperlukan tahapan-tahapan penelitian, yaitu : 1 penilaian situasi dan identifikasi stakeholders, 2 stratifikasiklasifikasi lahan, 3 analisis kesesuaian lahan, 4 evaluasi penggu- naan lahan, 5 alokasi penggunaan lahan, dan 6 pengembangan model. Secara lebih jelas tahapan-tahapan penyusunan model ini disajikan pada Gambar 12. No Yes Kawasan Tambak Sempadan Pantai PERENCANAAN MULTI STAKEHOLDERS : MODEL GOAL PROGRAMMING KAWASAN LINDUNG MANGROVE TAMBAK UDANG ORGANIK + BANDENG TAMBAK UDANG INTENSIF TAMBAK UDANG SEMI INTENSIF KEBIJAKAN PEMERINTAH PERDA NO 17 TH 2003 KONSERVASI PENCARI HASIL HUTAN MANGROVE MODEL ALOKASI PENGGUNAAN LAHAN DAN PENGEMBANGA N MODEL SI MULASI SOLUSI KOMPROMI ALOKASI PENGGUNAA N LAHAN PENCARI KUPANG DAN KERANG LSM : OISCA, LPP MANGRO VE SEDIMENTASI LUMPUR USAHA GARAM TBK. BANDENG INTENSIF POLUTAN SUNGAI BRANTAS KONFLIK KEPENTINGAN TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN PESISIR PERMUKIMAN DEGRADASI SUMBERDAYA ALAM HARAPAN : PRODUKTIVITAS LAHAN MENINGKAT 64 Gambar 12. Diagram Tahapan Penelitian Model Penggunaan Lahan di Pesisir Sidoarjo Dalam menyusun suatu model penggunaan lahan dibuat skenario-skenario, karena itu diperlukan informasi tentang skala prioritas untuk berbagai tujuan pembangunan yang diharapkan. Salah satu metode yang digunakan untuk MULAI StratifikasiKlasifikasi Lahan Interpretasi Hasil Alokasi StrategiCara Penggunaan Lahan, Pencapaian Target, StatusKondisi Sb.daya dll. Model Alokasi Pengg. Lahan : Pengembangan Model dan Simulasi Evaluasi Penggunaan Lahan : Analisis Usahatani H. Pasar Valuasi Ekonomi Ht. Mangrove Analisis Keseuaian Lahan : Kriteria Agronomis Spesifikasi Tujuan Penggunaan Lahan Penentuan Target Produksi Lahan, Barang dan Jasa SELESAI Penilaian Situasi Yang Ada Biofisik, Sosial, Ekonomi, Kebijakan Pemerintah dan identifikasi stakeholders Alternatif Penggunaan Lahan dan Satuan Penggunaan Lahan Variabel Keputusan dan Koefisien Teknologi Kendala 2 a.l.: Kendala Luas Min. Ht. Mangrove Dugaan F. Produksi : Analisis Reg. Linear Dari Data Kualitas Air Dg. Mtd OLS Kompromi Thd. Prioritas : Pemb Ekonomi dan Pemb. Lingkungan Teknik : PRA dan AHP R E V I E W 65 memperoleh informasi skala prioritas tersebut adalah dengan melakukan pendekatan partisipatif PRA yang melibatkan seluruh stakeholders : masyarakat, pemerintah, dan LSM. Dengan teknik AHP data tersebut diolah sehingga menghasilkan informasi tentang skala prioritas. Untuk memenuhi salah satu kendala yaitu luas minimal hutan lindung mangrove, dilakukan analisis regresi terhadap data kualitas air tanah yang diperoleh dari hasil pengujian laboratorium.

3.2. Menentukan Alternatif Strategi Penggunaan Lahan Terbaik