Solusi Model Untuk Tujuan Pembangunan Lingkungan

141 Dari potensi 7 077 000 HOK yang tersedia hanya 1 071 933 HOK atau sekitar 15 persen potensi tenaga kerja yang tidak terserap.

7.2. Solusi Model Untuk Tujuan Pembangunan Lingkungan

Solusi model untuk skenario tujuan pembangunan lingkungan mengarahkan para pelaku pembangunan aga r menerapkan teknologi yang ramah lingkungan, sedangkan hasil ekonomi tidak dipentingkan. Sebagaimana disajikan pada Tabel 35 bahwa teknologi produksi yang tidak ramah lingkungan seperti budidaya udang intensif dan semi intensif disarankan untuk tidak dilakukan. Hal ini karena kedua jenis pola budidaya tersebut masih menggunakan asupan pakan udang yang dibuat oleh pabrik pelet yang berpotensi mencemari lingkungan sehingga akan mengancam kelestarian ekosistem disekitarnya. Indikator- indikator teknologi ramah lingkungan begitu menonjol seperti : udang organik, dan hutan mangrove mengalami peningkatan. Tabel 35. Alokasi Penggunaan Lahan Untuk Tujuan Pembangunan Lingkungan Luas Ha Variabel Keputusan Strategi Pengembangan Lahan Kondisi Saat Penelitian Solusi Optimal X1 Bandeng intensif + U. Campur 6 481.800 6 556.552 X2 B intensif + U Cmpr – Tumpang gilir dg Garam 12.000 18.248 X3 Bndg + U Organik + U Cmpr 8 541.700 8 803.496 X4 U Intensif 50.000 0.000 X5 Semi Intensif 680.700 0.000 X6 Eksploitasi Campuran Ht Mangrove 722.335 1 110.239 Total 16 488.535 16 488.535 Pada skenario ini target keuntungan mengalami penurunan yang signifikan yaitu mencapai Rp 36 299 806 908 atau turun sekitar 14,44 persen dari yang 142 ditargetkan. Penurunan ini lebih banyak dikontribusi oleh penurunan target produksi udang intensif. Walaup un secara umum produksi berbagai jenis komoditi seperti kupang, kerang dan bandeng mengalami peningkatan, namun ada penurunan sedikit saja pada produksi udang, maka dampaknya secara akonomis akan sangat terasa karena harga udang relatif mahal yaitu mencapai Rp 60 000kg. Informasi tentang deviasi target produksi barang dan jasa untuk skenario pembangunan lingkungan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36. Deviasi Target Untuk Skenario Pembangunan Lingkungan Deviasi Target No. Barang dan Jasa Yang Ditargetkan Satuan Target 2006 Deviasi 1 Bandeng 000th 112 500 801 + 82 909 466.658 2 Udang Organik 000th 263 845 960 - 20 222 148.955 3 Udang Intensif 000th 157 980 000 - 157 980 000.000 4 Udang Campuran 000th 48 499 710 + 22 859 261.959 5 Kupang 000th 8 899 983 + 14 603 659.201 6 Kerang 000th 4 432 200 + 4 733 268.872 7 Garam 000th 108 000 + 91 576.642 8 Kayu Bakar mangrove 000th 450 000 + 79 291.809 9. Jasa Lingkungan 000th 1 440 515.2 + 2 419 742.165 10 Keuntungan 000th 251 323 522 - 36 299 806.908 Tabel 37 menunjukan kondisi sumberdaya setelah dialokasikan untuk tujuan skenario pembangunan lingkungan. Semua sumberdaya dapat teralokasi 100 persen kecuali untuk biaya petani dan tenaga kerja. Solusi untuk skenario pembangunan lingkungan mengarahkan pada penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan cenderung tidak padat modal. Seperti pola budidaya udang organik dan eksploitasi hutan mangrove, kedua jenis pengusahaan tersebut lebih banyak mengandalkan proses alamiah dalam memproduksi barang-barang seperti udang organik, kupang, kerang dan kayu bakar. Teknologi budidaya udang organik dan eksploitasi hutan mangrove tidak padat karya. Hal itu terbukti dari 143 besarnya potensi tenaga kerja yang tidak terpakai yang mencapai 3 978 579.9 HOK atau sekitar 56 persen lebih. Tabel 37. Kondisi Sumberdaya Setelah Dia lokasikan Untuk Tujuan Skenario Pembangunan Lingkungan Deviasi No. Jenis Sumber Daya Satuan RHS Value Deviasi 1 Biaya Petani 000 655 761 788.000 - 490 955 684.660 2 Tenaga Kerja HOK 7 077 000.000 - 3 978 579.928 3 Tenaga Kerja Untuk Garam HOK 10 000.000 0.000 4 Luas Satuan Lahan 1 Ha 6574.800 0.000 5 Luas Satuan Lahan 2 Ha 9191.400 0.000 6 Luas Satuan Lahan 3 Ha 175.300 0.000 7 Luas Satuan Lahan 4 Ha 261.695 0.000 8 Hutan Mangrove Lestari 1 Ha 124.700 0.000 9 Hutan Mangrove Lestari 2 Ha 160.640 0.000 10 Luas Lahan Seluruhnya Ha 16 488.535 0.000

7.3. Solusi Model Untuk Skenario Terjadinya Eksternalitas dan Upaya Untuk Mengatasinya