96 3. SSWP III dengan pusat di Kecamatan Porong, kebijakan pengembangan
diarahkan untuk kegiatan industri dan pertanian. 4. SSWP IV dengan pusat di Kecamatan Krian, dengan kegiatan utama
perdagangan dan jasa dengan skala lokal dan urban disamping itu juga diarahkan pada pengembangan kawasan pertanian. Sedangkan kegiatan
penunjangnya adalah kegiatan pendikan, industri dan wisata. Kebijakan struktur tata ruang ini dirasakan sesuai dengan trend
perkembangan kota-kota tersebut, sehingga pemerintah tidak perlu bersusah-susah untuk mengarahkan penataan ruang di wilayah-wilayah tersebut.
5.4. Sektor-Sektor Prioritas Pembangunan
Sebagaimana dilaporkan dalam RTRW Kabupaten Sidoarjo tahun 2002, dari hasil analisis terhadap potensi dan permasalahan wilayah disimpulkan bahwa
sektor-sektor prioritas meliputi enam sektor dan tujuh sub sektor sebagaimana disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Sektor-Sektor Prioritas di Wilayah Kabupaten Sidoarjo
No. Klasifikasi Sektor
Sub Sektor
1 Sangat
Strategis a. Pertanian
b. Perindustrian c. PerikananPertambakan
1 Pertanian tanaman pangan 2 Perkebunan
3 Industri besar, sedang dan kecil 4 Tambak
2 Strategis
a. Perdagangan dan jasa b. Sarana dan Prasarana
c. Transportasi 1 Pasar Swalayan
2 Terminal, Bandar Udara 3 Stasiun KA
Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2002 – 2011
Penetapan sektor-sektor prioritas tersebut sudah sesuai dengan share masing- masing sektor tersebut pada PDRB Kabupaten. Namun data ini kurang
97 memiliki nilai informasi manakala tidak didukung oleh suatu analisis yang
relevan.
5.5. Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan
Kontribusi sektor perikanan Kabupaten Sidoarjo relatif besar, sehingga pengembangan sektor perikanan ini perlu diupayakan seoptimal mungkin, dengan
mengembangkan produksi perikanan dengan memanfaatkan potensinya. Kawasan perikanan di Kabupaten Sidoarjo yang berpotensi untuk dikembangkan adalah :
1 perikanan tambak, 2 perikanan kolam, dan 3 pengolahan pasca panen. Rencana pengembangan perikanan di Kabupaten Sidoarjo sebgaimana
disajikan pada Tabel 8, berada di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Waru, Buduran, Sedati, Sidoarjo, Candi, Tanggulangin, Porong dan Jabon. Luas rencana
pengembangan kawasan tambak pada tahun 2003 – 2012 adalah 15 766.2 ha. Rencana pengembangan kawasan perikanan di Kabupaten Sidoarjo, meliputi :
1. Kawasan perikanan tambak organik yang ada seluas 7 000 ha tetap dipertahankan dan dilindungi dari pemanfaatan lainnya.
2. Melindungi kawasan tambak yang ada dari perkembangan kegiatan industri. 3. Melindungi kawasan perikanan tambak maupun sungai dari pencemaran oleh
limbah industri. 4. Melakukan peningkatan produktivitas budidaya perikanan dan pencegahan
terhadap penurunan fungsi akibat intervensi manusia serta terhadap bahaya banjir, erosi dan lain- lain.
5. Budidaya tambak diarahkan di daerah yang telah ditentukan dengan memperhatikan kawasan pantai.
98 6. Kawasan tambak yang berbatasan dengan sungai harus memperhatikan
sempadan sungai, demikian juga bila berbatasan dengan pantai. 7. Pengembangan kawasan tambak perlu diimbangi dengan peningkatan
normalisasi saluran dan jalan menuju lokasi tambak. Dari poin-poin tersebut yang sudah diupayakan oleh pemerintah baru
sebatas melakukan proteksi kawasan pertambakan dari pencemaran limbah industri yang dibawa melalui Sungai Porong, sedang limbah industri di perkotaan
yang disalurkan melalui sungai-sungai kecil belum nampak ada penanganan secara khusus. Barangkali karena sungai-sungai tersebut masih berfungsi sebagai
saluran irigasi, sehingga konsentrasi limbah industri terlebih dahulu diserap oleh tanaman pangan sawah sebelum sampai ke lokasi pertambakan.
Tabel 8. Rencana Kawasan Perikanan Tambak di Kabupaten Sidoarjo
No. Kecamatan
Luas Ha
1 Waru
459.6 2
Sedati 4 255.2
3 Buduran
1 860.0 4
Sidoarjo 2 697.6
5 Candi
1 142.4 6
Tanggulangin 435.6
7 Porong
567.0 8
Jabon 4 348.8
Jumlah 15 766.2
Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2002 – 2011
5.6. Hutan Mangrove