perluasan leksem yang mengandung makna secara implisit. Contoh tersebut menggunakan metafora alam pantai dan ombak.
Dalam pepatah ini leksem isi alam yang digunakan adalah ombak dan pantai. Paling sering muncul dalam perangkat lesikal ini adalah makna emotif senang
nasihat, diplomasi, marah, dan sedeh. dalam acara adat pernikahan, sunat Rasul dan khatam Al-Qur’an.
5.4. Analisis Makna Emotif dalam Pepatah BMS pada Acara
PernikahanKhatam Al-Qur’an dan Sunat Rasul Menggunakan Perangkat Sintaksis.
Analisis makna emotif yang menggunakan perangkat sintaksis dari emosi dasar Melayu berdasarkan pada objek kajian penelitian ini adalah pepatah. Analisis
makna emotif dalam pepatah ini dilakukan dengan cara mencari urutan kata kata kerja + kata kerja, kata bilangan + kata bilangan, kata benda + kata benda atau
percampuran kata benda + kata kerja, proses mobilitas kata penghubung contohnya: tetapi, dan, walau dan mencari kalimat yang dibolak-balikkan tetapi berlainan makna
dalam kalimat dengan cara membacanya dengan teliti. Hal ini dilakukan berdasarkan teori Ullmann yaitu perangkat sintaksis adalah urutan kata
. Kata-
kata dapat dipindah-pindahkan dengan bebas untuk mengatakan bahwa ada suatu
fisiognomik tujuan penekanan atau pengutamaan dan untuk mencapai efek emotif. Nilai emotif dari kata sifat dalam posisi terbalik dapat diperkuat dengan
mengulangnya . Selain mengulang kata atau membolak-balikkannya, juga ada proses
mobilitas yaitu adanya pengarahan kata hingga mencapai makna atau nilai emotif
dalam kata yang diungkapkan. Dalam pemaparan analisis ini hanya sebagian saja
Universitas Sumatera Utara
pepatah dapat dianalisis menggunakan perangkat sintaksis dari data yang diperoleh. Pepatah dianalisis pada saat pemberian nasihat dan penyampaian maksud hati dalam
acara pernikahan merisik, meminang, ijabkabul, dan makan nasi ulam, khatam al- Qur’an pemberian nasihat, sunat rasul pemberian nasihat.
Analisis pepatah BMS pada upacara pernikahan, sunat Rasul, dan khatam Al- Qur’an dalam perangkat sintaksis:
1. Terlalu diangkat benar, takut awak jatuh merangkak. Artinya: tidak inngin
terlalu dipuji karena khawatir menjadi sombong dan tidak sesuai dengan yang sebenarnya akhirnya malu. Makna emotif: takutsindiran. Analisisnya: Makna
emotif takut terdapat pada kata ‘diangkat-jatuh’. Proses mobilitas arahan kata mencapai emotif dari kata diangkat sudah pasti lawannya jatuh menggunakan
kata yang sama yaitu kata kerja sebagai predikat. 2.
Umur baru seumur jagung, darahpun baru setampuk pinang. Artinya usia si gadis masih muda belum bisa dipercaya untuk mengurus rumah tangga. Makna
emotif: senangperingatannasihat. Analisis: Makna emotif senang terdapat pada kata ‘baru’. Pengulangan kata yaitu kata sifat yang menajamkan makna emotif
yang diletakkan setelah subjek. 3.
Hidup manusia dikandung adat, mati dikandung tanah. Artinya: pihak anak beru menegaskan bahwa mereka menerima pinangan berdasarkan adat. Makna emotif:
senangnasihat. Analisis: Makna emotif nasihat terdapat pada kata ‘dikandung’. Pengulangan kata yaitu kata kerja yang menajamkan makna emotif berposisi
sebagai predikat.
Universitas Sumatera Utara
4. Ringan akan kami jinjinng, berat akan kami pikul. Artinya: pihak anak beru
menyatakan semua beban dari pernikahan dianggung bersama sesuai dengan permbukan. Makna emotif: senangnasihat. Analisis: Makna emotif senang
terdapat pada kata ‘ringan-jinjing, berat-pikul’. Urutan kata yang pararel yaitu ringan sudah pasti dijinjing, kalau berat sudah pasti dipikul. Dan berposisi sama
yaitu sebagai subjek dan predikat. 5.
Lembah sama ditimbungi, gunung sama diratakan, kehulu berakit, kehilir sama berenang. Artinya: pihak anak beru bermbuk dengan sanak saudara dan semua
keputusan harus dalam satu suara dari keluarga. Makna emotif: senangnasihat. Analisis: Makna emotif senang terdapat pada kata ‘sama’. Pengulangan kata
yaitu kata keterangan yang menjelaskan keadaan subjek. 6.
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna. Artinya: dalam mengambil keputusan harus berhati – hati, jangan sampai salah mengambil
keputusan karena bisa membahayakan diri sendiri. Mana emotif: senangnasihat. Analisis: Makna emotif senang terdapat pada kata ‘sesal’. Pengulangan kata yaitu
kata kerja yang berubah fungsi menjadi kata benda yang berfungsi sebagai subjek.
7. Tak sia-sia pasang naik, tak sia-sia perahu berlayar, tak sia-sia matahari terbit,
tak sia – sia ternak disembelih, tak sia –sia malim diundang. Artinya: segala keputusan yang telah disetujui supaya jangan tidak berguna dan hanya lelah saja
yang diperoleh. Makna emotifnya: senangperingatan. Analisis: Makna emotif senang terdapat pada kata ‘tak sia-sia’. Pengulangan kata yaitu
Universitas Sumatera Utara
kata keterangan yang berubah fungsi menjadi kata benda yang berfungsi sebagai subjek.
8. Seperti sirih pulang ke gagang, seperti pinang pulang ke tampuk. Artinya:
Seseorang yang berjanji memenuhi semua persyaratan janji sesuai dengan adat. Makna emotif: senangdiplomasi. Analisis: Makna emotif senang terdapat pada
kata ‘seperti dan pulang’. Pengulangan kata yaitu kata keterangan seperti dan kata kerja pulang yang menajamkan makna pada subjek.
9. Diberi kelingking hendak telunjuk macam Belanda. Artinya: Sudah disetujui
acara merisik, penghulu telangkai segera ingin tahu kapan bisa meminang. Makna emotif: senangsindiran. Analisis: Makna emotif sindiran terdapat pada
kata ‘kelingking dan telunjuk’. Proses mobilitas yaitu kalau sudah ada kelingking kecil pasti maunya menjadi telunjuk besar. Proses pada kata ini yaitu adanya
arahan dari yang kecil menjadi yang besar. 10.
Begitu di lidah, begitu dihati. Artinya: apa yang diucapkandijanjikan itulah yang dimaksudkan. Makna emotif: senangperingatan. Annalisis: Makna emotif
peringatan terdapat pada kata ‘begitu’. Adanya pengulangan kata diawal kalimat untuk menguatkan maksud terhadap subjek. Pengulangan kata tersebut yaitu kata
keterangan. 11.
Tanda manusia tetap beradat, tanda kampung tetap berpenghulu. Artinya: Apapun keputusan yang diambil tetap harus dalam adat yang berlaku. Makna
emotif: senangmasihat. Analisis: Makna emotif senang terdapat pada kata ‘tanda dan tetap’. Pengulangan kata tanda yaitu untuk menguatkan maksud terhadap
Universitas Sumatera Utara
manusia dan kampung, dan kata tetap menguatkan tujuan terhadap beradat dan berpenghulu. Berfungsi sebagai kata benda dan kata keterangan.
12. Dimana ranting dipatah, di situ air disauk, dimana tanah dipijak, disitu langit
dijunjung. Artinya: Adat akan diikuti sesuai dengan adat yang ada pada anak beru. Makna emotif: senangnasihat. Analisis: Makna emotif senang terdapat
pada kata ‘dimana dan disitu’. Pengulangan kata yang pararel yaitu kata yang sama dan ditempatkan pada posisi yang sama juga untuk menjelaskan tempat
pada subjek dan objek. 13.
Adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah. Artinya: Semua adat yang dilakukan harus berdasarkan pada agama Islam hukumnya. Makna emotif:
senangnasihat. Analisis: Makna emotif senang terdapat pada kata “syarak”. Urutan dan pengulangan kata yang berposisi sebagai objek dan subjek yang
diletakkan secara berurutan tetapi berbeda fungsi. 14.
Piring tak retak, nasi tak dingin. Artinya: Apabila pinangan ditolak, tidak mengapa, pihak laki-laki pun tak memaksa. Makna emotif: sedehsindiran.
Analisis: Makna emotif sindiran terdapat pada kata ‘piring dan nasi’. Proses mobilitas yaitu kalau piring sudah pasti ada nasi. Arahan kata yang sesuai dengan
pasangannya dan berfungsi sebagai subjek. 15.
Kalau berjalan pelihara kaki, kalau melihat pelihara mata, kalau berkata pelihara lidah. Artinya: Dalam menjalani bahtera rumah tangga harus menjaga
semua rambu-rambu pernikahan dan menjaga segalanya dengan damai. Makna emotif: senangnasihat. Analisis: Makna emotif nasihat terdapat pada kata
Universitas Sumatera Utara
‘berjalan-kaki, melihat-mata, berkata-lidah’. Adanya urutan kata yang pararel dan berpasangan berfungsi sebagai kata kerja berjalan, melihat, bekata dan kata
benda kaki, mata, dan lidah. 16.
Lebih baik berputih tulang dari pada berputih mata. Artinya: lebih mati daripada menanggung malu. Makna emotif: malunasihat. Analisis: Makna emotif malu
terdapat pada kata berputih. Pengulangan kata yang berfunfsi sebagai subjek, yaitu kata sifat karena diawali dengan “ber” maka berubah menjadi kata kerja.
17. Kalau bersahabat berapa-rapat, selalu rapat jadi mudarat. Artinya:
Persahabatan yang hancur akibat terlalu akrab. Makna emotif: marahsindiran. Analisis: Makna emotif terdapat pada kata ‘rapat’. Urutan kata yang berulang-
ulang tetapi berbeda fungsi. Kata benda dan kata kerja. 18.
Pekak-pekak badak. Artinya: Dikatakan kepada anak muda yang pura – pura tidak mengerti mufakat orang – orang tua. Makna emotif: bencinasihat. Analisis:
Makna emotif benci terdapat pada kata pekak. Pengurangan kata yang berurutan untuk menjelaskan keadaan objek. Sebagai kata kerja.
19. Datang tampak muka, pulang tampak belakang. Artinya: sopan santun. Makna
emotif: senangnasihat. Analisis: Makna emotif senang terdapat pada kata datang dan tampak. Urutan kata dan pengulangan kata yang menunjukkan penguatan
maksud dan menjelaskan tempat. Berfungsi sebagai kata kerja datang-pulang dan kata keterangan tampak.
20. Hilang jasa beliung, timbul jasa rimbas. Artinya: hilang jasa seseorang, busuk
orang tahu. Makna emotif: sedehsindiran. Analisis: Makna emotif sedeh terdapat
Universitas Sumatera Utara
pada kata ‘hilang jasa, timbul jasa’. Proses mobilitas hilang-timbul yaitu kata keterangan dan pengulangan kata yang sama jasa pada posisi yang sama yaitu
sebagai kata benda. 21.
Biar jatuh terletak, jangan jatuh terhempas. Artinya: Kalau sebagai pejabat lebih baik mengundurkan diri sebelum dipecat. Makna emotifnya: sedehnasihat.
Analisis: Makna emotif nasihat terdapat pada kata ‘jatuh-terletak, jatuh terhempas’. Urutan kata pada posisi yang sama yaitu sebagai kata kerja kedua
terletak-terhempas dan pengulangan kata sebagai kata kerja pertama jatuh. 22.
Sepuluh batang bertindih, batang di bawah yang keberatan. Artinya: Para pejabat tinggi melakukan kejahatan, masyarakat yang menderita. Makna emotif:
Malusindiran. Analisis: Makna emotif nasihat terdapat pada kata batang. Adanya pengulangan kata dan pada posisi yang sama yang berfungsi sebagai
subjek batang kata benda. 23.
Bagai Jawi makan, dimamah dulu baru ditelan. Artinya: Segala sesuatu harus dipikirkan benar-benar baru diputuskan. Makna emotif: senangnasihat. Analisis:
Makna emotif senang terdapat pada kata ‘makan, dimamah’. Ada proses mobilitas, kata kerja makan dengan kata kerja dimamah yang pararel,
mempunyai makna yang sama. 24.
Yang sejengkal tak dapat jadi sedepa. Artinya: Dikejar rejeki yang banyak tapi tidak dapat diperoleh, maka sedikitpun tak masalah. Makna emotif: sedehibe.
Analisis: Makna emotif senang terdapat pada kata ‘sejengkal, sedepa’. Urutan kata yang pararel yaitu kata bilangan sejengkal dengan kata bilangan sedepa.
Universitas Sumatera Utara
25. Jerat tiada lupa akan balam, tetapi balam lupa akan jerat. Artinya: Masalah
tidak pernah lepas dari manusia, tapi manusia yang selalu melupakan masalah. Makna emotif: senangnasihat. Analisis: Makna emotif nasihat terdapat pada kata
‘jerat, balam’. Ada pengulangan kata yang sama yaitu kata benda balam dan jerat dengan kata benda, tetapi tempat yang dipindah-pindahkan dan mempunyai
fungsi yang sama. 26.
Yang dijolok tidak jatuh, penjolok tinggal di atas. Artinya: Mengeluarkan uang untuk menyuap supaya bekerja, uang sudah diberikan, bekerja gagal. Makna
emotif: sedehsindiran. Analisis: Makna emotif nasihat terdapat pada kata ‘dijolok, penjolok’. Ada pengulangan kata yang diletakkan sebagai subjek tetapi
berbeda jenis yaitu kata kerja dijolok dan kata benda penjolok. 27.
Dijunjung merekah kepala, dipikul meruntuh bahu. Artinya: Mendapatkan beban yang sangat berat. Makna emotif: sedehibe. Analisis: Makna emotif sedeh
terdapat pada kata ‘dijunjung-dipikul’, kepala-bahu. Ada proses mobilitas yaitu dijunjung sudah pasti dikepala dipikul sudah pasti dibahu kata kerja dan kata
benda yang tak dapat dipisahkan. Dari analisis makna emotif pada emosi dasar Melayu Serdang dalam pepatah
BMS di acara pernikahan, sunat Rasul, dan khatam Al-Qur’an adat Melayu Serdang yang menggunakan perangkat sintaksis, ditemukan bahwa terdapat pengulangan kata
contoh: “Sepuluh batang bertindih, batang di bawah yang keberatan” Makna emotif nasihat terdapat pada kata batang. Adanya pengulangan kata dan pada posisi yang
sama yang berfungsi sebagai subjek batang kata benda; memindah-mindahkan kata
Universitas Sumatera Utara
dengan cara mobilitas mengarahkan urutan kata sehingga mencapai makna emotif yang diinginkan. Contoh lain:”Dijunjung merekah kepala, dipikul meruntuh bahu”,
Makna emotif sedeh terdapat pada kata dijunjung-dipikul, kepala-bahu. Ada proses mobilitas yaitu dijunjung sudah pasti dikepala dipikul sudah pasti dibahu kata kerja
dan kata benda yang tak dapat dipisahkan. Makna emotif dari perangkat sintaksis yang sering muncul dalam pepatah ini adalah makna emotif senang nasihat,
diplomasi, kemudian diikuti oleh makna emotif lain yaitu: marah sindiran, sedeh, benci, takut, bosan, dan malu.
5.5. Makna dan Perangkat Emotif yang Dominan dalam Pepatah Bahasa Melayu Serdang dalam Upacara Pernikahan, Khatam Al-Qur’an dan
Sunat Rasul
Emosi Melayu sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya bahwa emosi Melayu itu berdasarkan pada pemakaian leksem emosi atau nama-nama
emosi yang menggambarkan jiwa mereka, dan itulah emosi yang sesungguhnya. Emosi dasar memiliki bentuk ungkapan emosi tingkah laku tertentu yang melekat
dan diketahui dengan baik oleh informan Mahriyuni, 2009:136. Dari hasil penelitian tentang emosi BMS, emosi dasar Melayu Serdang yang diperoleh dari emosi penutur
Bahasa Melayu yaitu sebagai berikut: senang, sedeh, marah, malu, takut, bosan dan benci, Mahriyuni, 2009:137. Untuk mengungkapkan semua emosi itu, orang
Melayu memilih cara mengungkapkannya melalui kata-kata yang lembut, sopan, halus, dan bermakna dalam bentuk pepatah yang menggunakan perangkat leksikal
yaitu bahasa figuratifkias dan metafora yang membandingkan dan menajamkan arti. Menggunakan perangkat fonetik yaitu, nada suara ditekankan pada kata atau huruf
Universitas Sumatera Utara
yang terakhir atau ditengah kata, atau dengan hembusan nafas yang kuat diawal atau diakhir kalimat. Menggunakan perangkat sintaksis yaitu: susunan kata, adanya proses
mobilitas, pengulangan kata pada posisi yang sama atau berbeda subjek, predikat, objek dengan fungsi yang sama atau berbeda kata kerja, kata benda, kata keterangan.
Dari semua itu pepatah mempunyai makna yang tersirat dan tersurat untuk mengungkapkan maksud. Dari makna tersebut lawan bicara harus mampu memahami
maksud dari tutur kata yang diungkapkan. Untuk memahami maksud dituntut kemampuan kognitif atau daya tangkappikir dari lawan tutur. Memahami maksud
dalam pepatah yang diucapkan, semantik kognitif berperan dalam memberikan makna.
Pepatah yang digunakan dalam mengungkapkan makna emosi tersebut berupa perumpamaan, pepatah, bidal, dan ungkapan. Dari emosi senang terdapat leksem
makna emotif suke, bahagie, puas, gembire, gemar, hoji, cinte, damai, enak, nikmat, sedap, bangge, riang, kaseh, sayang, birahi, tenang, ikhlas, tenteram, rindu, dendam,
leluase, lege, sejahtere. Dari emosi sedeh terdapat leksem susah, duke, gundah, saket, haru, sedu, sengsare, gelisah, merane, nyeri, lare, pedeh, ibe, pilu, terenyuh,
khawatir, cemas, lelah, leteh, lesu, lemas, lelah, lunglai, hamper, penat. Dari emosi marah terdapat leksem geram, palak, garang, gemas, jengkel, kecewa, kesal. Dari
emosi malu terdapat leksem hina, canggung, riseh, segan, kaku, rimas, malas, sungkan. Dari emosi takut terdapat leksem tesiau, khawatir, ngeri, gentar, tegang,
tekimput, gelisah, bimbang. cemas, gamang, seram, bingung, kacau, tebere, resah, sangsi, ragu, curige, gugup kalut.. Dari emosi bosan terdapat leksem muak, luat,
Universitas Sumatera Utara
muntah, jijik, mual. Dari emosi benci terdapat leksem Iri, hambar, jijik, dengki, cemburu, sirik.
Dari paparan emosi dan leksem di atas, makna dan perangkat emotif yang sering digunakan dalam pepatah BMS dapat dilihat dari tabel berikut berdasarkan
pada upacara adat pernikahan, sunat Rasul, khatam Al-Qur’an dan pengalaman peneliti, adalah sebagai berikut :
Tabel 13. Pepatah yang dominan dalam makna emotif senang
No Pepatah
Perangkat Fonetik
Perangkat Leksikal
Perangkat Sintaksis
1 Diberi kelingking hendak telunjukmacam
Belanda minta tanah
2 Mata mengantuk bantal disodorkanpucuk
dicinte ulampun tibe
3 Bagai ayam bertelur di atas padi
4 Kalau tak ada mengada, takkan tempua
bersarang rendah
5 Seperti mendapat durian runtuh
6 Sebesar – besar gunung, lebih besar
maksud yang kami kandung
7 Hidup manusia dikandung adat, mati
dikandung tanah
8 Ringan akan kami jinjing, berat akan
dipikul
9 Lembah sama ditimbuni, gunung sama
diratakan, ke hulu sama berakit, ke hilir sama berenang
10 Berbahagia lah pemuda yang dapat
mempersunting bunga encik 11
Kalau ada kumbang datang menyeri
12 Umur baru seumur jagung, darahpun baru
setampuk pinang
13 Nampaknya gayung telah bersambut juga
14 Begitu di lidah, begitu di hati
15 Tanda manusia tetap beradat, tanda
kampung tetap berpenghulu
16 Dimana ranting dipatah, di situ air disauk,
dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung
17 Adat bersendikan syarak, syarak
bersendikan kitabullah
18 Seperti sirih pulang ke gagang, seperti
pinang pulang ke tampuk
Universitas Sumatera Utara
No Pepatah
Perangkat Fonetik
Perangkat Leksikal
Perangkat Sintaksis
19 Lentik telunjuk karena menunjuk
20 Datang tampak muka, pulang tampak
belakang
21 Elok anak karena emak, baik anak karena
bapak
22 Pucuk dicinte, ulam pun tibe
23 Bagai Jawi makan, dimamah dulu baru
ditelan
24 Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian
tak berguna
25 Dimana ranting dipatah, di situ air disauk,
dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung
26 Tak sia-sia pasang naik perahu berlayar, tak
sia-sia matahari terbit, tak sia-sia ternak disembelih, tak sia-sia malin diundang
27 Cacing punyai tai, kere punya gah
28 Hina besi karena karat
29 Siapa suka bersangka buruk, orang melarat
hidup pun teruk
30 Kalau tak berhemat cermat, karam di laut
sesat di darat
31 Tahu dilihat cermin orang, tahu dihias
gunjing orang
32 Kalau berjalan pelihara kaki, kalau melihat
pelihara mata, kalau berkata pelihara lidah
33 Seperti mengajari itik berenang
34 Seperti mengajari limau berduri
35 Berenang galinjir, tahu awak mana jantan,
mana betina
36 Hutang budi dibawa mati, beban ak lepas
seumur hidup
37 Datang tampak muka, pulang tampak
belakang
38 Sudah tumbuh rambut kelambir
39 Ikan dicekuh, air tak keruh
Dari tabel 13. pepatah dalam makna emotif senang jumlah seluruhnya ada 39 tiga puluh sembilan, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 5 lima, perangkat
leksikal ada 39 tiga puluh sembilan, dan perangkat sintaksis ada 13 tiga belas. Dari paparan jumlah tiap- tiap perangkat emotif, yang mendominasi dalam pepatah
BMS yaitu perangkat emotif leksikal, karena jumlah pepatah yang menggunakan perangkat leksikal dalam makna emotif senang lebih banyak dibanding dengan
Universitas Sumatera Utara
perangkat emotif lainnya. Makna emotif senang dari data yang diperoleh dari tabel
13. berupa nasihat, dan kadang- kadang berupa diplomasi dan riang. Karena nasihat
adalah hal yang paling penting dalam hidup orang Melayu. Dengan nasihat orang bisa bertingkah laku yang baik dan sopan dan untuk meredakan rasa marah yang
bergemuruh, menghibur bagi yang bersedih informan 2.
Tabel 14. Pepatah yang dominan dalam makna emotif Sedeh
No Pepatah
Perangkat Fonetik
Perangkat Leksikal
Perangkat Sintaksis
1 Sudah jatuh ketimpa tangga
2 Hajat hati hendak memeluk gunung, apa
daya tangan tak sampai
3 Habis manis sepah dibuang
4 Piring tak retak, nasi tak dingin
5 Hilang jasa beliung, timbul jasa rimbas
6 Ibarat air di daun talas
7 Yang sejengkal tak dapat jadi sedepa
8 Yang dijolok tidak jatuh, penjolok tinggal diatas
9 Dijunjung merekah kepala, dipikul
meruntuh bahu
10 Hina besi karena karat
11 Biar jatuh terletak, jangan jatuh terhempas
12 Bak pungguk merindukan bulan
13 Berakit-rakit kita ke hulu, berenang kita
ketepian, bersakit dahulu senang pun tak datang, malah mati kemudian
Dari tabel 14 pepatah dalam makna emotif sedeh jumlah seluruhnya ada 13
tiga belas, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 3 tiga, perangkat leksikal ada 13 tiga belas, dan perangkat sintaksis ada 7 tujuh. Dari paparan jumlah tiap- tiap
perangkat emotif, yang mendominasi dalam pepatah BMS yaitu perangkat emotif leksikal, karena jumlah pepatah yang menggunakan perangkat leksikal dalam makna
emotif sedeh lebih banyak dibanding dengan perangkat emotif lainnya. Makna emotif sedeh dari data yang diperoleh dari tabel berupa kecewa, sedeh, dan pilu. Karena
Universitas Sumatera Utara
orang Melayu kalau sedih, berarti ia memang sedih sekali karena dikecewakan dan menimbulkan rasa pilu dihati informan 6.
Tabel 15. Pepatah yang dominan dalam makna emotif Marah
No Pepatah
Perangkat Fonetik
Perangkat Leksikal
Perangkat Sintaksis
1 Siapa suka bersangka buruk, orang
melarat hidup pun teruk
2 Macam abu di atas tunggul
3 Kalau bersahabat berapat-rapat, selalu
rapat jadi mudarat
4 Habis manis sepah dibuang
5 Anjing menggonggong kafilah berlalu
6 Celaka ayam
7 Bercabang bagai lidah biawak
8 Rusa masih dihutan, arang sudah
membara
9 Besar pasak dari tiang
10 Yang kaya makin kaya, yang miskin
makin miskin
11 Diberi hati minta jantung, diberi jantung minta
nyawa, nyawa mu duluan yang ku telan
12 Sirik tanda tak mampu
13 Cacing punya tai, kere punya gah
14 Kalau muka yang buruk, usah cermin
dipecahkan
15 Lebih baik berputih tulang, dari pada
berputih mata
16 Karena mulut punggung bertai
17 Menitipkan pisang pada kere
18 Mengubah jangan semena-mena, mengganti
jangan sesuka hati
19 Seperti ayam beranak itik
20 Janganlah menjadi itik tak sudu, ayam tak
patuh
21 Kuini yang bau, bacang yang Nampak
22 Pinang tak berbuah, sirih yang ditebas
Dari tabel 15. pepatah dalam makna emotif marah jumlah seluruhnya ada 22
dua puluh dua, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 1 satu, perangkat leksikal ada 22 dua puluh dua, dan perangkat sintaksis ada 4 empat. Dari paparan jumlah
tiap- tiap perangkat emotif, yang mendominasi dalam pepatah BMS yaitu perangkat emotif leksikal, karena jumlah pepatah yang menggunakan perangkat leksikal dalam
Universitas Sumatera Utara
makna emotif marah lebih banyak dibanding dengan perangkat emotif lainnya. Makna emotif marah dari data yang diperoleh dari tabel berupa geram, dan sindiran.
Tabel 16. Pepatah yang dominan dalam makna emotif Benci
No Pepatah
Perangkat Fonetik
Perangkat Leksikal
Perangkat Sintaksis
1 Nyamuk mati, gatal tak habis
2 Bak pucuk eru, kemana angin bertiup kesitu
dia bergoyang
3 Pekak – pekak badak
4 Tong kosong nyaring bunyinya
Dari tabel 16. pepatah dalam makna emotif benci jumlah seluruhnya ada 4
empat, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 2 dua, perangkat leksikal ada 4 empat, dan perangkat sintaksis 1satu. Dari paparan jumlah tiap- tiap perangkat
emotif, yang mendominasi dalam pepatah BMS yaitu perangkat emotif leksikal, karena jumlah pepatah yang menggunakan perangkat leksikal dalam makna emotif
benci lebih banyak dibanding dengan perangkat emotif lainnya. Makna emotif benci dari data yang diperoleh dari tabel berupa sindiran.
Tabel 17. Pepatah yang dominan dalam makna emotif Malu
No Pepatah
Perangkat Fonetik
Perangkat Leksikal
Perangkat Sintaksis
1 Tahu dilihat cermin orang, tahu dikias gunjing
orang
2 Malu bertanya sesat dijalan
3 Harga garam pada asinnya, harga manusia pada
malunya
4 Tercubit kulit ikut daging
5 Sepuluh batang bertindih, batang dibawah yang
keberatan
6 Lebih baik berputih tulang, daripada
berputih mata
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 17. pepatah dalam makna emotif malu jumlah seluruhnya ada 6
enam, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 1 satu, perangkat leksikal ada 6 enam, dan perangkat sintaksis 2 dua. Dari paparan jumlah tiap- tiap perangkat
emotif, yang mendominasi dalam pepatah BMS yaitu perangkat emotif leksikal, karena jumlah pepatah yang menggunakan perangkat leksikal dalam makna emotif
malu lebih banyak dibanding dengan perangkat emotif lainnya. Makna emotif malu dari data yang diperoleh dari tabel berupa sindiran dan peringatan. Karena orang
Melayu selalu menjaga marwah keluarga berdasarkan adat, kalau melanggar adat maka satu keluarga akan menanggung akibatnya informan 6. Untuk mengingatkan
pada keluarga atau pada orang lain supaya jangan membuat malu keluarga dan bangsa digunakanlah pepatah-petitih.
Tabel 18. Pepatah yang dominan dalam makna emotif Takut
No Pepatah
Perangkat Fonetik
Perangkat Leksikal
Perangkat Sintaksis
1 Kalau tak berhemat cermat, karam dilaut
sesat di darat
2 Kalau takut dilanda ombak, jangan
berumah ditepi pantai
3 Terlalu diangkat benar, takut awak jatuh
merangkak
4 Punggur terbang, pelatuk menumpang mati
5 Jangan sampai cacing naik ke mata
Dari tabel 18. pepatah dalam makna emotif takut jumlah seluruhnya ada 5
lima, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 2 dua, perangkat leksikal ada 5 lima, dan perangkat sintaksis 1 satu. Dari paparan jumlah tiap- tiap perangkat
emotif, yang mendominasi dalam pepatah BMS yaitu perangkat emotif leksikal, karena jumlah pepatah yang menggunakan perangkat leksikal dalam makna emotif
Universitas Sumatera Utara
takut lebih banyak dibanding dengan perangkat emotif lainnya. Makna emotif takut dari data yang diperoleh dari tabel berupa khawatir dan peringatan. Dalam suku
apapun rasa khawatir dan takut selalu ada, selalu berjaga jangan sampai keluarga ada yang terluka atau mendapat celaka, maka selalu mengingatkan pada setiap keluarga
untuk waspada dan hati – hati dan menjaga supaya tidak ceroboh. Begitu juga dalam suku Melayu.
Tabel 19. Pepatah yang dominan dalam makna emotif Bosan
No Pepatah
Perangkat Fonetik
Perangkat Leksikal
Perangkat Sintaksis
1 Berkotek diluar sangkar, bertelur diluar
pagar
2 Tong kosong nyaring bunyinya
3 Terlanggar pantang hidup, terbuang
tersalah adat
4 Suara seperti membelah betung
5 Macam cina kebakaran jenggot
6 Gali lubang tutup lubang
Dari tabel 19. pepatah dalam makna emotif bosan jumlah seluruhnya ada 6
enam, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 2 dua, perangkat leksikal ada 6 enam, dan perangkat sintaksis ada 1 satu. Dari paparan jumlah tiap-tiap perangkat
emotif, yang mendominasi dalam pepatah BMS yaitu perangkat emotif leksikal, karena jumlah pepatah yang menggunakan perangkat leksikal dalam makna emotif
bosan lebih banyak dibanding dengan perangkat emotif lainnya. Makna emotif bosan dari data yang diperoleh dari tabel berupa rasa muak. Orang Melayu selalu menjaga
perasaan orang lain supaya jangan tersinggung, jadi untuk menyatakan rasa muak terhadap tingkah laku, atau terhadap perkataan seseorang mereka menggunakan
pepatah informan 2.
Universitas Sumatera Utara
Dari paparan di atas, pepatah BMS yang tergolong pada makna emotif dan perangkat emotif yang digunakan berdasarkan pada teori Ullmann, dapat diperoleh
bahwa makna emotif dan perangkat emotif yang dominan muncul dalam pepatah BMS adalah makna emotif senang dan menggunakan perangkat emotif leksikal.
Selanjutnya diikuti oleh makna emotif marah, sedeh, malu, takut, bosan dan benci. Untuk lebih jelas makna emotif yang dominan dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 20. Makna Emotif dan Perangkat Emotif yang Dominan
N o
Makna Emotif
Nomor Tabel
Jumlah pepatah
-petitih Perangkat
Fonetik Perang-
kat Leksikal
Perangkat Sintaksis
1 Senang 13
39 5
39 13
2 Sedeh 14
13 3
13 7
3 Marah 15
22 1
22 4
4 Benci 16
4 2
4 1
5 Malu 17
6 1
6 2
6 Takut 18
5 2
5 1
7 Bosan 19
6 2
6 1
Jumlah 93
16 93
29
Tabel 20. Menunjukkan bahwa pepatah yang terdapat dalam makna emotif senang yaitu sebanyak 39 tiga puluh sembilan, menggunakan perangkat fonetik ada
5 lima, perangkat leksikal ada 39 tiga puluh sembilan, dan perangkat sintaksis ada 13 tiga belas. Semua pepatah dapat dianalisis dengan perangkat leksikal karena
selalu menggunakan bahasa kiasfiguratif dan metafora. Dari perangkat leksikal, beberapa pepatah dapat dianalisis dengan perangkat fonetik dianalisis dari tekanan
suara atau hembusan nafas yang kuat pada saat pepatah diucapkan, dan tidak semua pepatah dapat dianalisis dengan perangkat fonetik tersebut. Begitu juga dengan
Universitas Sumatera Utara
perangkat sintaksis, karena tidak semua pepatah susunan kata, urutan kata, dan proses mobilitasnya arahan kata dapat dianalisis karena adanya ketidakteraturan susunan
kata dalam pepatah, hanya sebagian saja. Makna emotif marah menduduki peringkat kedua yang dominan terhadap pepatah yang dianalisis, hal ini dibuktikan dari jumlah
pepatah yang tergolong dalam makna emotif marah yaitu berjumlah 22 dua puluh dua dan paling banyak menggunakan perangkat leksikal ada 22 dua puluh dua,
perangkat fonetik ada 1 satu, dan perangkat sintaksis ada 4 empat. Pepatah dalam makna emotif sedeh jumlah seluruhnya ada 13 tiga belas, berdasarkan pada
perangkat fonetik ada 3 tiga, perangkat leksikal ada 13 tiga belas, dan perangkat sintaksis ada 7 tujuh, menduduki peringkat ketiga. Kemudian diikuti oleh makna
emotif malu jumlah seluruhnya ada 6 enam, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 1 satu, perangkat leksikal ada 6 enam, dan perangkat sintaksis 2 dua. Makna
emotif bosan jumlah seluruhnya ada 6 enam, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 2 dua, perangkat leksikal ada 6 enam, dan perangkat sintaksis 1 satu. Makna
emotif takut jumlah seluruhnya ada 5 lima, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 2 dua, perangkat leksikal ada 5 lima, dan perangkat sintaksis 1 satu, dan
peringkat yang terakhir adalah makna emotif benci jumlah seluruhnya ada 4 empat, berdasarkan pada perangkat fonetik ada 2 dua, perangkat leksikal ada 4 empat,
dan perangkat sintaksis 1satu. Dari paparan di atas terlihat jelas perangkat leksikal adalah yang dominan yang sering muncul dan dipakai dalam pepatah BMS dilihat
dari jumlah hasil analisis, kemudian diikuti oleh perangkat sintaksis dan fonetik.
Universitas Sumatera Utara
Emosi Melayu dipengaruhi oleh keadaan alam dimana mereka tinggal. Kebanyakan orang Melayu tinggal di daerah pesisir pantai, maka bahasanya mendayu
seperti ombak, sikap, dan karakternya dipengaruhi oleh tanaman yang tumbuh di sekitar pantai, yaitu pohon kelapa yang keras tapi dapat berguna bagi manusia mulai
dari batang, daun lidi dan buahnya. Begitu juga orang Melayu berjiwa keras tapi keras untuk satu ketegasan yang dapat berguna untuk kehidupan orang lain. Contoh
sikap keras dan tegas pada pahlawan Melayu yaitu Panglima Hang Tuah yang setia pada raja, membela kebenaran dengan gagah berani tanpa rasa takut hingga rela
mengorbankan nyawa untuk negara. Dari penjelasan di atas, maka perangkat emotif yang dominan dalam pepatah
BMS adalah perangkat leksikal karena orang Melayu suka berkata-kata secara tidak langsung dan selalu menggunakan pengibaratan dengan menggunakan bahasa
figuratif atau metafora sesuai dengan keadaan alam, tempat tinggal, dan tempat pada saat mereka berbicara, gunanya untuk menajamkan arti menegaskan dan
membandingkan yang dibicarakan dengan sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN