Teori Semantik Kognitif Pengertian Emosi

Tabel 8. Definisi makna emosi yang tergolong dalam makna emosi dasar Bosan Mahriyuni, 2009: 149 No Jenis Emosi Makna 1. Bosan Sudah tidak suka lagi, jemu 2. Luat Mual, berasa mau muntah. 3. Muak Merasa jijik hendak muntah, karena yang kerap dilakukan No Jenis Emosi Makna 4. Muntah Keluar kembali apa yang ditelan, merasa jijik dengan tingkah laku manusia yang membuat kesal. 5. Jijik Tidak suka melihat sesuatu yang kotor, tidak suka terhadap sikap manusia yang membuat kesal. 6. Mual Sudah jemu, merasa jijik, bosan mendengar atau melihat sesuatu terutama sikap. Makna emosi dasar bosan, dalam MMS merupakan dimensi semantis reaksi perasaan yang ditimbulkan karena terlalu sering melakukan sesuatu. Berdasarkan klasifikasi emosi digolongkan dalam emosi negatif karena seseorang menunjukkan ketidaksenangan terhadap orang lain, sikap, perbuatan orang lain yang berlebih- lebihan dan sikapnya menimbulkan orang lain jijik, muak, mual luat. Biasanya sikap bosan ini ditunjukkan melalui perilaku yang tidak baik, seperti mengomel, tidak ingin bertemu lagi, dan lain sebagainya.

2.3.3. Teori Semantik Kognitif

Kata semantik dalam bahasa Indonesia Inggris: semantic berasal dari bahasa Yunani sema kata benda yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang disini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik. Chaer 2002:2 mengatakan” semantik adalah sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tatanan analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik”. Dari pengertian di atas, semantik adalah ilmu yang mempelajari hubungan Universitas Sumatera Utara antara tanda linguistik dengan hal yang ditandainya atau ilmu yang mempelajari makna atau arti dalam setiap bahasa atau kalimat yang diucapkan oleh manusia. Dalam tesis ini semantik yang berhubungan erat dengan pepatah BMS yang diteliti dalam makna emotif adalah semantik kognitif. Karena semantik kognitif mengupas makna kata atau kalimat berdasarkan pada pikiran manusia. Makna kata atau kalimat berdasarkan pada pikiran manusia mencakup kerja seperti kategorisasi, mengingat, menganalisa, menafsirkan, evaluasi dan lainnya. Inti tujuan dari kerja kognitif adalah memahami segala sesuatu tentang lingkungan dan diri sendiri. Sedangkan emosi dan pikiran kognisi memiliki kaitan erat dan tidak terpisahkan karena terdapat struktur kognitif dalam emosi yaitu cara bagaimana emosi dibedakan satu sama lain. Emosi muncul setelah melalui penafsiran terhadap suatu kejadian. Meskipun demikian, proses kognitif yang melahirkan emosi tidak selalu dapat disadari. Misalnya marah. Sebelum marah, maka ada penilaian yang dilakukan sebelumnya. Pikiran selalu bekerja sebelum maupun pada saat emosi. Diunduh dari http:smartpsikologi.blogspot.com. tanggal 12 Maret 2011. Kognitifisme mengacu pada teori linguistik yang berdasar pada pandangan tradisional tentang arah hubungan sebab akibat antara bahasa dan pikiran Lyons, 1995:97. Kognitifisme merupakan bagian dari linguistik fungsional yang menawarkan prinsip yang sangat berbeda dari linguistik formal dalam memandang bahasa. Secara eksternal, linguis fungsional berpendapat bahwa prinsip penggunaan bahasa terwujudkan dalam prinsip kognitif yang sangat umum; dan secara internal mereka berpendapat bahwa penjelasan linguistik harus melampaui batas antara Universitas Sumatera Utara berbagai macam tingkatan analisis Saeed 1997:300. Misalnya, penjelasan tentang pola gramatikal tidak dapat hanya dianalisis melalui prinsip sintaksis yang abstrak, tetapi juga melalui sisi makna yang dikehendaki pembicara dalam konteks tertentu penggunaan bahasa. Penganut semantik kognitif berpendapat bahwa kita tidak memiliki akses langsung terhadap realitas, dan oleh karena itu, realitas sebagaimana tercermin dalam bahasa merupakan produk pikiran manusia berdasarkan pengalaman mereka berkembang dan bertingkah laku. Dengan kata lain, makna merupakan struktur konseptual yang konvensionalisasi. Proses konseptualisasi ini menurut penganut semantik kognitif, sangat dipengaruhi oleh metafora sebagai cara manusia memahami dan membicarakan dunia. Selain itu, dalam semantik kognitif juga ditelaah proses konseptual pembicara, meliputi viewpoint shifting, figure-ground shifting, dan profiling Saeed 1997: 302. Perspektif kognitif menemukan bahwa emosi bukan sekedar masalah fisiologi suka, gembira, sedih, dan marah, bahkan melibatkan proses mental. Stanley Schachter dan Jerome Singer 1962 dalam Awang, dkk, 2005:133 menyatakan bahwa emosi bersandarkan dua faktor yaitu munculnya hormon dan tafsiran kognitif karena munculnya hormon tersebut. Contohnya badan manusia mengalami perubahan misalnya menggeletar, setiap manusia pasti mempunyai tafsiran itu; bisa marah atau takut. Levenson 1992 dalam Awang, dkk, 2005:317 mengatakan “emosi ada kaitannya dengan pola aktivitas yang berlainan di dalam otak dan sistem syaraf yang autonomik”. Jadi kognisi yang melibatkan emosi lebih berhasil daripada persepsi Universitas Sumatera Utara manusia yang bersangkut paut dengan falsafah hidupnya. Makna emotif yang terkandung dalam pepatah terdapat dalam bahasa kiasan atau figuratif yang digunakan. Bahasa yang digunakan sangat erat kaitannya dengan sistem kognitif pikiran manusia. Hal ini dikarenakan oleh bahasa sebuah kelompok masyarakat memperlihatkan pola pikir anggota masyarakatnya dan pengalaman mereka.

2.3.4. Makna Emotif