Bedagai “Tanah bertuah, negeri beradat”, Dan motto dari Kabupaten Tapanuli Selatan “Sahata Saoloan” sumber: http:abdullatiflubis.blogspot. com
201011tapanuli-selatan.html
2.3.4.2. Sumber-Sumber Overtone Emotif
.
Selain beberapa faktor yang memperkuat overtone emotif, ada beberapa sumber yang mempengaruhinya diantaranya yaitu:
1.
Derivatif emotif. Ada sufiks-sufiks tertentu seperti diminutive pengecilan,
augmentative pembesaran, pejorative perendahan, dan sebagainya. Yang menambahkan nada emotif atau nilai rasa terhadap makna stem atau bentuk
dasarnya. Penggunaan sufiks emotif misalnya dalam bahasa Inggris: prince – princelet, princeling, princekin ‘raja kecil’. Sufiks ‘let’ artinya kecil menunjukkan
makna ‘pengecilan’ pada stemnya, Ullmann dalam Sumarsono, 162: 2007 2.
Elemen Evaluasi. Beberapa kata mengandung suatu elemen evaluasi yang berada
di atas atau mengatasi makna utamanya. Dalam bahasa Inggris, misalnya, kata hovel adalah ‘tempat tinggal yang semrawut atau mengerikan’ makna sebenarnya
‘rumah yang tidak layak huni’ Dalam bahasa Indonesia ragam kolokial frasa nggak lucu sering dipakai untuk mengacu kepada perilaku orang yang ‘tidak
masuk akal’, tidak pantas; tidak layak Ullmann dalam Sumarsono 162:2007. Contoh dalam BMS kata ‘gubuk’.
3.
Nilai Emotif. Nilai emotif dilihat dari kata yang fungsi utamanya adalah
mengungkapkan penilaian seseorang terhadap sesuatu secara emotif. Misalnya kata sifat seperti ‘baik, lucu, bodoh’ dan lawan kata dari itu. Unsur emotifnya lebih
Universitas Sumatera Utara
dari sekedar overtone: kata-kata seperti itu dipakai untuk ‘menilai’ sifat keadaan seseorang atau keberadaan suatu benda.
4.
Nilai Evokatif. Nilai evokatif yang terdapat dalam kata-kata yang digunakan
membangkitkan kesan lingkungan itu, walaupun istilah yang dipakai berbeda dengan konteks ruang pembicaraan. Contohnya Arkaisme, kata-kata asing, slang,
contoh: ‘gue, elo, bro’ dan vulgarisme, contoh:’bangke’ sebutan untuk orang yang dibenci, atau tubuh manusia. Setiap kata dalam imajinasi mempunyai daya
pembangkit yang sama kekuatannya dengan makna dalam pengertian yang sebenarnya.
2.3.4.3. Perangkat Emotif Emotive Device
Penelitian makna emotif dalam pepatah, digunakan perangkat emotif untuk mempermudah pemahaman analisis emotifnya Karena pepatah selalu menggunakan
bahasa kiasan atau figuratif dan diucapkan dengan intonasi yang kadang-kadang tinggi dan rendah sesuai dengan emosi yang ingin diungkapkan. Untuk
mensignifikasikan maksud dan tujuan hati dari pepatah, selalu diulang-ulang atau dibolak-balikkan dalam kalimat. Setiap bahasa mempunyai perangkat khusus, disebut
dengan perangkat emotif yang dapat memperkuat dan membangkitkan signifikan emotif suatu kata. Perangkat tersebut digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
fonetik, leksikal, dan sintaksis. 1.
Perangkat Fonetik; di bawah suatu tekanan emosi tertentu, bentuk suatu kata bisa
diubah dengan berbagai cara. Dalam seruan “Well I never”, kata never diucapkan dengan tekanan berat dan konsonan awalnya cenderung dipanjangkan. Contoh
Universitas Sumatera Utara
dalam Bahasa Indonesia: “cepatlah”. kata ‘lah’ diucapkan dengan tekanan berat dan konsonan awalnya cenderung dipanjangkan. Perangkat yang biasa disebut
perangkat ’fonostilistik’ ini dalam beberapa bahasa ditata secara sistematis. Tekanan emotif mengambil bentuk sentakan hembusan nafas yang kuat. Adanya
perubahan suprasegmental yaitu adanya penambahan huruf vokal, contoh: banyak menjadi “buanyak” maknanya “banyak sekali”. Selain menggunakan perangkat
fonetik teori Ullmann, analisis pepatah nasihat dalam perangkat fonetik juga menggunakan teori nada atau pitch menurut Chaer. Menurut Chaer 2007: 121
“nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi”. Ada lima macam nada, yaitu: nada naik atau meninggi biasanya diberi tanda garis ke atas …... Nada
datar biasanya diberi tanda garis lurus mendatar …... Nada turun atau merendah diberi tanda garis menurun ……. Nada turun naik yaitu nada yang merendah lalu
meninggi, biasanya diberi tanda seperti ….... Nada naik turun yaitu nada yang meninggi lalu merendah, biasanya ditandai dengan ….. . Kelima nada ini terdapat
dalam pepatah nasihat Melayu Serdang Bedagai pada saat diucapkan. 2.
Perangkat Leksikal. Perangkat leksikal yang paling potensial yang tersedia untuk
tujuan-tujuan emotif dan ekspresif adalah bahasa figuratif kias. Perangkat ini bisa beroperasi baik secara eksplisist, dengan cara perbandingan, maupun secara
implisit, dengan metafora. Contoh: “rambutnya bak mayang terurai” maknanya lebih tajam daripada mengatakan”rambutnya cantik sekali”. Dalam penelitian ini,
perangkat leksikal menggunakan metafora leksikal, karena pepatah BMS dalam menajamkan, memadatkan arti, dan menyatakan perasaan yang kuat dengan cara
Universitas Sumatera Utara
melebih-lebihkan, banyak menggunakan leksikal. Contoh dalam bahasa Inggris: awful ’dasyat’, dreatful ’dasyat, hebat’ frightful’ dasyat, menakutkan’,
terrific’mengerikan’. 3.
Perangkat Sintaksis. Salah satu perangkat emotif yang sangat penting dalam
sintaksis adalah urutan kata. Kata-kata dapat dipindah-pindahkan dengan bebas untuk mengatakan bahwa ada suatu tujuan penekanan atau pengutamaan dan untuk
mencapai efek emotif. Nilai emotif dari kata sifat dalam posisi terbalik dapat diperkuat dengan mengulangnya. Contoh: “Menjadikan muslim yang intelektual
dan intelektual muslim” Motto Yayasan Hajjah Rahmah Nasution Perguruan Al- Azhar Medan.
Dalam menganalisis makna emotif dalam pepatah BMS ini dibatasi dengan
menggunakan perangkat emotif saja untuk mempermudah pemahamannya terhadap
subjek yang dikaji dan tidak simpang siur.
2.4. Aspek-aspek Makna
Aspek-aspek makna dalam semantik menurut Shiply dalam Suwandi 2006: 63 dapat dilihat dari empat aspek, yaitu: 1 Pengertian sense; 2 perasaan
feeling, 3 Nada tone, dan maksud Intention. Uraian berikut ini akan menjelaskan aspek-aspek ujaran tersebut.
Pengertian sense. Aspek makna sering disebut dengan tema. Pengertian
dapat dicapai apabila antara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi memiliki kesamaan bahasa. Contoh, kita ingin menyatakan suasana piknik yang
menyenangkan:asyik banget tempatnya, sejuk, maka pendengar harus menpunyai
Universitas Sumatera Utara