Ungkapan Verbal Etnis Melayu dalam Pemeliharaan Lingkungan oleh Sinar, T.S 2010

Adanya perbedaan pada intensitas dasar, final, tertinggi, dan rendah pada variabel jenis kelamin generasi, pendidikan, dan pekerjaan. Simpulannya ciri akustik tuturan BMS menjadi penanda sosial penutur yang terbagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel bebas, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, kelas sosial, dan keseringan pemakai BMS. Relevansi kajian ini adalah kajian akustik BMS yang meneliti tentang tinggi dan rendahnya nada, nada final, durasi dan intensitas tuturan yang menggunakan instrumen praat object berkenaan dengan kajian dalam tesis ini dalam hal analisis makna emotif dalam pepatah berdasarkan pada perangkat fonetik dengan cara mencari tekanan suara pada leksem atau kata dan hembusan nafas yang kuat pada silabel yang mana dalam pepatah. Cara mencari tekanan suara dan hembusan nafas yang kuat dengan menggunakan alat perekam walkman dan mendengarkan suara dengan seksama.

2.6.6. Ungkapan Verbal Etnis Melayu dalam Pemeliharaan Lingkungan oleh Sinar, T.S 2010

Penelitian ini menelaah tentang sastra lisan dan falsafah keekologian bahasa Melayu Serdang sebagai aset budaya komunitas penuturnya, baik dari sejarah perkembangannya, keberadaannya secara fungsional terutama pada era dan arus budaya global untuk dipertahankan karena sebagai salah satu kekuatan dan ciri jati diri masyarakat Melayu Serdang di antara komunitas-komunitas tutur lainnya di Deli Serdang dan Serdang Bedagai. Ungkapan kelisanan dan kefalsafahan ekologis Melayu Serdang adalah kekuatan lokal yang menjadi pilar penyangga bangsa Indonesia karena menyimpan kekayaan makna dan nilai-nilai kehidupan lingkungan. Universitas Sumatera Utara Masalahnya pilar-pilar tersebut hampir punah karena adanya perubahan ragawi pada masyarakat Melayu yaitu hancurnya kerajaan Kesultanan Serdang oleh Belanda tahun 1946. Hal ini memengaruhi pada perubahan infrastruktur kerajaan dan suprastruktur konsep, ide khususnya pepatah, jargon, dan larangan-larangan yang terkait dengan lingkungan. Penelitian ini menemukan konteks situasi ungkapan verbal secara eksprensial telah mengungkapkan realitas medan ungkapan verbal melalui leksikogramatika, secara interpersonal mengungkapkan hubungan dan interaksi sosial pelibat, dan secara tekstual mengungkapkan sarana merangkai peristiwa lingkungan alam disuarakan secara fonologis dan dituliskan secara grafologis. Dari permasalahan dan penemuan penelitian, maka hasil dari penelitian adalah menemukan ideaologi- ideologi yang terkandung di balik ungkapan-ungkapan dalam bahasa Melayu Serdang adalah berguna untuk kehidupan mental dan kepribadian generasi baru sebagai pewaris nilai-nilai masa lalu yang memang perlu dilanjutkan. Oleh karena itu perlu adanya gerakan untuk merekontekstualisasikan sebagai konsep pemerintah dan mensosialisasikan pemeliharaan lingkungan kepada masyarakat berlangsung lewat bahasa. Relevansi penelitian ini dengan kajian tesis, adalah ungkapan digali kembali karena untuk membangun lingkungan, mental dan jiwa generasi muda yang baik lewat bahasa. Dalam tesis ini kajiannya adalah pepatah, dan ungkapan adalah bagian dari pepatah. Tesis ini menganalisis makna emotif dalam pepatah yang berhubungan dengan perkembangan jiwamental generasi muda yang sudah meninggalkan jauh pepatah dalam hidup mereka. Universitas Sumatera Utara 2.6.7. Pergeseran Leksikon Kuliner Melayu Serdang Terhadap Remaja Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai oleh Sinar,T.S, dkk 2011 Penelitian ini bertujuan menemukan dan mendeskripsikan leksikon kuliner nomina bahasa Melayu Serdang, untuk diwariskan sebagai pengetahuan dan pemahaman generasi muda dan mengenai leksikon kuliner nomina Kesultanan Serdang dan memberikan informasi yang merujuk kepada pentingnya keterpeliharaan lingkungan kesultanan Serdang sehingga masyarakat masa kini yang bermukim di sekitarnya bertanggung jawab dalam pemeliharaan lingkungan. Saat ini generasi muda Melayu Serdang sudah mulai tidak mengenal lagi pangan kuliner Melayu Serdang, dan lebih mengenal kuliner yang modern saat ini yang cepat saji dan praktis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan dan metode kuantitatif dan kualitatif dengan instrumen untuk pengumpulan data dilakukan di Kec. Perbaungan yang berada dalam lingkungan Kesultanan Serdang masa lalu di Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini menemukan beberapa pangan kuliner yang sudah mulai tidak dikenal lagi seperti: anyang kepah, botok kampong, bubur lambuk, bubur sup, gulai darat atau terung sembah, gulai pisang emas, gulai kacang hijau dengan daun buas- buas, gulai lambuk kemuna, gulai telur terubuk, pekasam kepah, pekasam maman, rendang santan telur terubuk, emping padi, senat, sambal lengkong, sambal tempoyak durian,sambal terasi asam sundai, sambal belacan asam binjei, kue danagi, halwa masekat, lubuk haji pantai surga, lempeng putih, kueh makmur, kueh Universitas Sumatera Utara pakis, kueh pelita daun, tepung gomak, cucur badak, kueh cara, halwa renda, halwa cermai, halwa rukam. 2.6.8. Pergeseran Pepatah Nasihat pada Remaja Melayu Serdang oleh Sinar,T.S, dkk 2010 Penelitian ini adalah mengenai pergeseran penggunaan pepatah oleh masyarakat Desa Besar II Terjun. Metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik analisis model analisis Miles dan Huberman, dilakukan peneliti melalui tiga tahap, reduksi data, model data dengan menggunakan tabel, dan verifikasi data yaitu mengambil kesimpulan. Penelitian ini menemukan bahwa pepatah nasihat sudah jarang digunakan oleh para remaja di daerah Serdang. Dari 20 pepatah nasihat yang diajukan sebagai instrumen penelitian berbentuk kuisioner terhadap 50 responden, terbukti bahwa 39 responden sama sekali tidak mengenal dan tidak pernah mendengar 20 pepatah nasihat, 15 responden kenal dan pernah mendengar pepatah nasihat , 29 responden kenal dan tidak pernah menggunakan pepatah nasihat , dan 17 kenal dan pernah menggunakan pepatah nasihat. Kedua hasil penelitian Sinar 2011 di atas sangat relevan dengan penelitian dalam tesis ini untuk melengkapi kajian terdahulu tentang bahasa Melayu Serdang khususnya kajian tentang pergeseran faktor-faktor yang berkaitan dengan kebahasaan Melayu Serdang yang sudah jarang digunakan generasi muda. Perbedaannya adalah kajian ini membahas masalah bahasa dalam kuliner dan pergeseran penggunaan pepatah nasihat, sedangkan kajian tesis membahas masalah makna emotif dalam pepatah nasihat oleh generasi muda di daerah Melayu Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode penelitian

Secara filosofik, metodologi penelitian merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari kebenaran. Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah Harun, 2007:1-2. Menurut Arikunto 2006:160 metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Variasi metode yang dimaksud adalah: angket, wawancara, pengamatan, atau observasi, tes dan dokumentasi. Dalam melakukan penelitian tentang petatah MS di daerah Pantai Cermin, penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif yaitu meneliti tradisi-tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya Harun, 2007:15. Moleong 2005:5 menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu oleh sekelompok orang. Bogdan dan Taylor dalam Universitas Sumatera Utara