banyak mengorbankan kepentingan-kepentingan pribadinya demi mewujdkan Indonesia yang lebih beradab dan demokratis. Namun meskipun demikian mahasiswa dalam aksi unjuk rasa
tetap menjadi korban kekerasan pihak aparat. Banyak mahasiswa terjatuh akibat pukulan, dan tembakan. Mereka luka dan
terpincang-pincang. Sebagian cedera sempat diselamatkan rekan-rekan mereka ke dalam kampus, ke Plaza Semanggi, dan Hotel Crowne Plaza. Namun, para petugas
yang seolah kesetanan itu entah dikomando oleh siap, terus mengejar dan menembaki para mahasiswa. Bahkan sebagian pasukan yang mengendarai motor langsung
menrobos ke dalam kampus dan menembaki para mahasiswa yang sudah berada di dalam kampus dan menembaki para mahasiswa yang sudah berada di dalam dengan
membabi-buta. Akibatnya? Tangisan, jeritan keakitan, dan teriakan marah membahana di sekitar tempat kejadian hlm. 280.
Sejumlah mahasiswa ditemukan tewas, sementara puluhan lainnya luka-luka, baik ringan maupun berat. Para korban segera dilarikan ke dalam kampus fakultas
kedokteran Unika, dan sebagian lainnya dibawa ke Rumah Sakit Jakart, tak jauh dari kampus hlm. 281.
Dalam petikan tersebut dijelaskan bahwa mahasiswa menjadi korban kekerasan dari aparat keamanan yang tiba-tiba menyerbu tanpa pertimbangan kesadaran manusiawi.
4.2 Latar Setting
Latar merupakan sebuah unsur yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah karya sastra. Sebuah cerita tidak mungkin terjadi tanpa latar, dengan keunikan latarlah sebuah cerita
menjadi masuk akal dan lebih menarik. Nurgyantoro 1998:223 mengatakan bahwa unsur latar mampu mempengaruhi keseluruhan unsur lainnya sehingga tampak bahwa berbagai
unsur dan cerita bergantung pada latar. Sejalan dengan itu, Abrams dalam Nurgyantoro, 1995:216 mengatakan bahwa latar atau setting disebut juga sebagai landas tumpu, yang
mengacu terjadinya letak peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar menjadi perangkat penting yang mendukung dan memungkinkan adanya pekembangan terjadinya suatu
peristiwa. Abrams juga menambahkan bahwa unsur latar bisa mengacu pada tempat, waktu, dan sosial. Selain itu Sudjiman 1998:44 juga mengatakan ”segala keterangan petunjuk,
pengacuan, yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah karya sastra membangun latar”. Artinya banyak hal yang bisa membangun latar
Universitas Sumatera Utara
sebuah karya sastra itu. Secara lebih spesifik, Hudson dalam Sudjiman 1988:44
membedakan latar sosial dan latar fisik material. Latar sosial mencakup keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa dan
lain-lain yang melatari peristiwa. Sedangkan yang dimaksud dengan latar fisik adalah tempat dalam wujud fisiknya yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya. Jadi dalam penelitian ini
penulis mengklasifikasikan latar ke dalam dua bagian besar yaitu 1 Latar Fisik berupa wilayah, daerah, bangunan dan waktu terjadinya. 2 Latar Sosial yang mencakup situasi
sosial, sikap suatu kelompok, cara hidup dan bahasa.
4.2.1 Latar Fisik Berupa Wilayah dan Bangunan
Perjalanan tokoh dalam cerita didukung oleh banyak latar fisik. Jalinan peristiwa terjadi pada latar yang berubah ubah dan berbeda-beda, namun ada latar fisik yang menjadi
bagian utama atau pusat dari peristiwa utama dalam cerita. Beberapa wilayah, bangunan yang menjadi latar dalam novel d.I.a. cinta dan presiden antara lain adalah sebagai berikut:
4.2.1.1 Dalam Negeri Indonesia Diawali dengan kemunculan Lelaki Misterius yang hadir di Senayan Jakarta, yang
sudah menginjak hari ke tujuh, pria itu berdiri di belakang dinding kaca besar lantai 19, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta dengan setia menunggu. Dengan konteks kesibukan di
Gedung Parlemen tempat para Wakil Rakyat melakukan tugasnya. Beberapa latar wilayah dalam negeri yang menjadi tempat terjadinya peristiwa itu seperti di Gedung DPRMPR, dan
Universitas Katolik Atmajaya.
... . Anggota satuan pengaman dan petugas piket lantai 19 itu sebagaimana sejak beberapa hari pekan lalu, pagi itu tidak menaruh kecurigaan apa pun padanya. Juga
para anggota parlemen dan para stafnya di lantai yang diduduki Fraksi Partai Mandat Nasional PMN. Mereka tampaknya sudah mulai terbiasa berpapasan dengannya, di
sudut dekar kamar kecil untuk yang berkantor di ruangan 1924 sampai dengan 1954. Menjelang kedatangan rombongan Presiden dari luar negeri, situasi Ibukota Jakarta
pascabencana dalam masih tetap penuh kemelut. Setelah kompleks DPRMPR Senayan diduduki mahasisiswa dan pemuda, tuntutan para pendemo itu sudah
disuarakan resmi oleh para pimpinan DPRMPR hlm. 271.
Universitas Sumatera Utara
Di kampus Universitas Katolik Atmajaya Unika, di Jalan Sudirman, satu-satunya kampus di pusat Ibukota yang luput dari bencana, dan tak jauh dari kompleks
Senayan, ribuan mahasiswa berkumpul di lapangan parkir Kampus A, di depan Gedung Syarif Thayeb hlm. 271.
Selain itu beberapa tempat penting yang menjadi latar dari rangkaian peristiwa dalam novel ini diantaranya di Hotel Dharmawangsa, tempat yang digunakan sebagai kantor Presiden
sementara, hlm. 278 Planet Hollywood hlm. 650; Hotel Kartika Chandra yang menjadi tempat aksi demonstrasi hlm. 90, Rumah Sakit Jakarta RSJ; Gedung Opera Manggarai
yang digunakan sebagai tempat pernikahan Anggara dan Kartika hlm. 891.
4.2.1.2 Luar Negeri a. Jerman
Untuk pertama kalinya Anggara dan Kartika bertemu adalah ketika mereka sedang menonton sebuah pertunjukan teater di Jerman. Tempat tersebut merupakan tempat pertunjukan yang
termasuk paling megah di dunia. Malam hari di National theather Munich Teater Nasional Munich, yang merupkan
markas atau rumah bagi kelompok Byarische Staatotsoper Negara Bagian Bavaria, hari itu menggelar pertunjukan perdana opera tiga babak der fliengenda Hollander
the flying ducthman, karya Richard Wagner 1813-1883 hlm. 43. Saya bersama sembilan pewarta dari Asia diundang pemerintahan Republik Federasi
Jerman untuk mengamati hasil-hasil yang mereka capai sejak Jerman Bersatu beberapa waktu lalu, baik dalam pembangunan, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan
dan yerutama demokrasi, kata Anggara. Hal itu diutarakan oleh Anggara untuk menjelaskan maksud dan tujuannya ke Jerman. Sebelum kita teruskan, Mas Anggara
pilihkan dulu makanan utama kita. Saya enggak begitu paham bahasa Jerman, kata Kartika kemudian hlm. 49.
Jerman menjadi tempat bersejarah dalam perjalanan hidup Anggara dan Kartika, yang dimulai dengan perjalanan Anggara untuk meliput perkembangan perekonomian Jerman
setelah 15 menghadapi ekonomi global. Liputan bersama rekan pewarta lainnya, diceritakan juga mengenai sejarah-sejarah yang ada di Jerman: Merujuk pada cerita dari kawan
kawannya yang ia sebut kuliah umum. Usai sarapan pagi, Anggara mengemas kopernya. Rombongan pewarta dari Asia satu
demi satu sudah menaiki bus yang pagi itu akan membawa mereka ke kantor pusat Siemens AG di Wittelsbacherplatz, Munich. Di sana, usai bertemu para pimpinan
Universitas Sumatera Utara
Siemans, mereka dijamu makan siang di salah saru ruang kantor yang berada di sebuah gedung tua. Sebagai tuan rumah, Presiden dan Chief Executive Officer
Siemens sendiri, Heinrich von Halske menyambut rombongan para pewarta Asia itu hlm. 95.
Di Jerman juga merupakan tempat yang dihadiri oleh banyak aktifis yang menentang Pertemuan Puncak G-8 ke-33
Demonstrasi dengan kekerasan terjadi di sekita kompleks Kempinski Grand Hotel, Heiligendamm, Jerman menjelang berlangsungnya Pertemuan Puncak G-8 ke-33.
Bentrokan terjadi antara pihak Kepolisian Jerman dengan para demonstran antiglobalisasi. Polisi berusaha mengahalu para demonstran dengan gas air mata dan
pentungan. Namun, para demonstran tetap bertahan di dekat gerbang utama halaman Kempinski Grand Hotel. Sementara itu pertemuan puncak para pemimpin G-8 yang
terdiri dari Jerman, Jepang, Italia, Kanada, Prancis, Amerika Serikat, Inggris dan Rusia tidak tergangu dan akan tetap berlangsung sesuai agenda hlm. 124.
Ketika penyiar televisi berita CNN membacakan berita itu, di layar tampak sekitar 200-an demonstran yang sangat militan. Mereka meneriakkan slogan-slgoan
antiglobalisasi, antipemanasan global, antikemiskinan, antiliberalisasi, anti WTO, anti-IMF, dan anti Worl Bank. Mereka juga membawa pelbagai poster dan spanduk
yang isinya antara lain menentang dominasi kapitalisme global hlm.24.
b. Francis, Paris