metodologis hingga 30 triliun dari pendapatan per tahun. Poro Munadhi juga merupakan tokoh yang telah divonis sebagai tersangka kasus illegal lodging hlm.
4.1.2.5 Sabilin Kartomerto
Sabilin Kartomarto memiliki peran antagonis yang pernah menjabat sebagai Ketua Polhankam di PMN, Mantan Panglima Kodam, Mayor Jenderal Purnwirawan, Ketua DPP
PMN, mantan calon Gubernur Jawa Tengah, Mantan Badan Intelejen Negara, dari Angkatan Darat. Dalam novel ini Sabilin adalah orang yang mengantarkan uang sogokan kepada Prof.
Masina untuk “Dana Reformasi” dalam masa pemerintahan SBD. .... . Pak Eri memang tak boleh marah karena memang benar Anda menerima dana
dari mantan Presiden itu dari tangan saya sendiri, tutur Sabilin Kartomerto hlm759.
Sabilin Kartomerto juga merupakan tokoh yang dipercayakan Presiden SBD untuk menyampaikan ataupun melakukan korupsi transaksional dengan Prof. Masina.
4.1.2.7 Mahasiswa a. Inisiatif, Solidaritas Tinggi
Mahasiswa memiliki peranan penting dalam rangkaian cerita. Mahasiswa merupakan massa yang paling kritis terhadap perkembangan situasi, baik sebelum bencana hingga pasca
bencana dahsyat menimpa DKI Jakarta. Pada masa pasca bencana mahasiswa menjadi rekan pemerintah yang berusaha membantu mengamankan instansi dan lembaga-lembaga yang
tersisa. Mereka juga turut memberikan kontribusi yang besar dalam menanggulangi kerusuhan dan pendistribusian bantuan pada proses penanggulangan bencana.
b. Kritis
Melihat situasi penjarahan dan kerusuhan pasca bencan menjadi tidak menentu maka mahasiswa menuntut dan mendesak para anggota parlemen yang lambat menangani bencana.
Kemudian dalam orasinya mereka pun mengecam keberadaan Presiden dan Wakil Presiden yang tidak prihatin terhadap nasib bangsa Indonesia.
Turunkan Presiden Turunkan Wakil Presiden
Universitas Sumatera Utara
Presiden SBD= Segala Bencana Datang Wapres Pedagang Aset Bangsa
Turunkan Presiden Turunkan Wapres
Indonesia Berkabung: Presiden dan Wapres Melancong Rakyat Mencabut Mandat Hari Ini Juga
Pemilu Sekarang Juga hlm.92. Para mahasiswa yang tersisa dan di dukung dari berbagai daerah yang prihatin segera
membentuk gabungan mahasiswa, mereka kemudian berdiskusi untuk mengambil langkah- langkah strategis. Dengan inisiaf yang tinggi mereka membentuk satuan mahasiswa
diantaranya ialah Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Indonesia FKSMI, Forum Komunikasi Mahasiswa Indonesia FKMI, dan Komite Aksi Mahasiswa untuk Kebangkitan
Rakyat Indonesia Kamukri. Setelah berdiskusi, para mahasiswa menyampaikan lima butir pernyataan tersebut antara lain menuntut:
1Bubarkan Kabinet Indonesia Bisa; 2Turunkan Presiden dan Wakil Presiden; 3Bentuk Presidium Kabinet Darurat; 4Selenggarakan Sidang Istimewa MPR
sekarang juga; 5Laksanakan pemilihan umum Presiden dan Wapres dalam tiga bulan hlm. 91.
Kelima butir tuntutan itu merupakan hasil diskusi dan analisis mahasiswa yang datang dari berbagai latar belakang universitas dan wilayah berbeda. Mahasiswa menjadi instansi kritis
yang mengawasi jalannya pemerintahan SBD, dan BJK. Dalam novel ini mahasiswa menjadi bagian dari pemerintahan yang demokratis dalam menyampaikan suaranya. Aksi demonstrasi
dan orasi menjadi jalan efektif yang dijadikan pilihan apabila pandangan atau usulan mereka ditolak atau diabaikan oleh para pejabat pemerintah.
c. Korban Kekerasan
Dalam menjalankan perjuangannnya, mahasiswa menjadi korban kekerasan aparat keamanan yang tiba-tiba menembaki dan memukuli pada saat menjelang selesai berunjuk
rasa. Terjadinya kekerasan itu di luar dugaan, alasan paling penting yang menggerakkan para mahasiswa untuk ikut serta dalam aksi demonstrasi adalah untuk mencapai perubahan.
Banyak mahasiswa dari wilayah luar DKI yang turut dalam aksi, para mahasiswa sudah
Universitas Sumatera Utara
banyak mengorbankan kepentingan-kepentingan pribadinya demi mewujdkan Indonesia yang lebih beradab dan demokratis. Namun meskipun demikian mahasiswa dalam aksi unjuk rasa
tetap menjadi korban kekerasan pihak aparat. Banyak mahasiswa terjatuh akibat pukulan, dan tembakan. Mereka luka dan
terpincang-pincang. Sebagian cedera sempat diselamatkan rekan-rekan mereka ke dalam kampus, ke Plaza Semanggi, dan Hotel Crowne Plaza. Namun, para petugas
yang seolah kesetanan itu entah dikomando oleh siap, terus mengejar dan menembaki para mahasiswa. Bahkan sebagian pasukan yang mengendarai motor langsung
menrobos ke dalam kampus dan menembaki para mahasiswa yang sudah berada di dalam kampus dan menembaki para mahasiswa yang sudah berada di dalam dengan
membabi-buta. Akibatnya? Tangisan, jeritan keakitan, dan teriakan marah membahana di sekitar tempat kejadian hlm. 280.
Sejumlah mahasiswa ditemukan tewas, sementara puluhan lainnya luka-luka, baik ringan maupun berat. Para korban segera dilarikan ke dalam kampus fakultas
kedokteran Unika, dan sebagian lainnya dibawa ke Rumah Sakit Jakart, tak jauh dari kampus hlm. 281.
Dalam petikan tersebut dijelaskan bahwa mahasiswa menjadi korban kekerasan dari aparat keamanan yang tiba-tiba menyerbu tanpa pertimbangan kesadaran manusiawi.
4.2 Latar Setting