5.1.2.7 Menteri dalam Kabinet Presiden Soekarto Boedhiono SBD
Dalam kabinet Presiden SBD ditemukan sejumlah menteri yang melakukan korupsi baik dalam bentuk penipuan maupun pencucian uang. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh
Presiden ketika menugaskan Wakil Presiden untuk segera menggantikan menteri yang tidak sesuai dengan penilaian masyarakat.
Mengapa begitu? Bukankah saya usdah berpesan kepada Saudara bahwa kita harus mengakomodasi tuntutan reformasi mereka, dengan mengganti sejumlah menteri dan
menukar posisi menteri yang paling mendapat kritik dari masyarakat, terutama yang terlibat kasus pencucian uang, ... . hlm. 286
Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa kinerja pemerintahan Presiden SBD yang lambat karena adanya sejumlah menteri yang melakukan pencucian uang. Kasus pencucian uang
yang dilakukan oleh menteri itu merupakan bentuk penipuan dengan cara bersekongkol sehingga digolongkan pada corporate-crime. Meskipun tidak dijelaskan secara rinci, tetapi
dapat dimengerti bahwa kasus korupsi berupa pencucian uang dilakukan lebih dari satu orang atau oknum.
5.2 Dampak Sosial Kejahatan Korupsi dalam Novel d.I.a. cinta dan presiden
Kleptokrasi sebagai salah satu bentuk korupsi berat seperti yang dikemukakan oleh Theobald dalam Mustopa 2010, tidak semata-mata merupakan tindakan birokrat dalam
menerima suap yang jumlahnya relatif kecil, tetapi suatu bentuk keserakahan pemegang kekuasaan dalam melakukan tindakan menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan
pribadi dan kroni-kroninya sehingga menimbulkan kerugian keuangan negara yang sangat luar biasa,. Ketidaksadaran orang yang menjadi korban jenis kejahatan ini menyebabkan
kepedulian atas keseriusan untuk menyelesaikan masalah menjadi lemah sehingga banyak kasus korupsi yang tidak tuntas.
“Dengan jabatan pekerjaan yang sah, pelaku white-collar crime dapat menikmati kemakmuran yang didapat secara tidak sah tanpa diketahui secara kasatmata oleh masyarakat
Universitas Sumatera Utara
umum” Mustopa, 2010:1. Status pejabat yang sudah berada pada sisi ekonomi menengah ke atas menimbulkan kesan bahwa mereka tidak mungkin melakukan kejahatan dan itulah yang
mendukung tindakan kejahatan korupsi yang terselubung itu. Kejahatan korupsi yang dilakukan melalui persekongkolan lebih banyak merugikan keuangan negara sehingga tidak
secara langsung memengaruhi kepentingan masyarakat. Dampak sistemik yang sulit dideteksi masyarakat itu menjadikan pertumbuhan kroni-kroni yang semakin pesat dan menimbulkan
melonjaknya kerugian negara secara mendadak. Sesuai dengan kesepakatan PBB dalam Kongres dikatakan bahwa kejahatan korporasi merupakan salah satu bentuk white-colllar
crime yang dikategorikan sebagai jenis kejahatan yang jauh lebih merugikan dibanding kejahatan biasa.
Mustopa 2010:173 menunjukkan beberapa dampak kejahatan kelas sosial tinggi white-collar crime itu berupa kerugian pada berbagai bidang:
1. Kerugian berupa materi keuangan negara.
2. Kerusakan lingkungan.
3. Kerugian fisik korban jiwa.
4. Rasa keadilan yang tidak terwujud.
5. Demokrasi yang tertindas.
6. Pencemaran nama baik.
7. Tidak terpenuhinya kebutuhan pokok.
8. Kesejahteraan sosial tidak tercapai.
Dari delapan kerugian yang diakibatkan kejahatan kelas sosial tinggi white-collar crime yang disampaikan oleh Mustopa tersebut selanjutnya akan dijelaskan ke dalam
beberapa bagian paling besar berikut ini:
5.2.1 Kemiskinan Materi Keuangan
Kemiskinan sebuah negara menjadi semakin meluas akibat tindakan para koruptor yang egois, rakus, dan tidak berperikemanusiaan. Peranan negara dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat menjadi sangat jauh dari kenyataan. Dalam novel ini dapat
Universitas Sumatera Utara
ditemukan bahwa Indonesia harus meminjam dana untuk APBN sehingga terlilit hutang ke International Monetery Fund IMF. Hal itu seperti yang dipermasalahkan oleh para Wakil
Rakyat yang mengecam kegagalan Dirjen Pajak dalam mengumpulkan pajak. Ada sekitar Rp 676 triliun pajak yang tak mampu ditarik Dirjen Pajak pada tahun
sebelumnya. Seperti yang diterbitkan dalam Tabel Indikator Kinerja Republik SBD. Jumlah tersebut tergolong lebih dari cukup untuk membiayai APBN yang waktu itu
Rp 340 triliun, selain itu juga cukup untuk melunasi utang Indonesia ke IMF. Mengenai hal itu, Dirjen Pajak juga diduga telah melakukan penipuan metodologis
menyangkut sekitar Rp 30 triliun pendapatan per tahun hlm. 75.
Penghasilan dari pajak saja seharusnya sudah tergolong cukup untuk memenuhi belanja negara dalam tiap tahunnya, namun kenyataanya Indonesia malah terlilit dengan hutang
kepada IMF. Alasan menyatakan pajak menunggak sesungguhnya tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena jauh sebelum ditemukannya penunggak pajak, telah dibentuk
badan pengawas pajak, yang bertugas untuk mengontrol dan menangani kemungkinan yang demikian. Terpuruknya perekonomian Indonesia yang mengakibatkan kemiskinan ditambah
lagi dengan penipuan yang dilakukan oleh Dirjen Pajak yang membodohi rakyat dengan melakukan penipuan secara metodologis seperti yang disampaikan pada kutipan di atas.
Banyaknya utang Indonesia menjadikan perekonomian yang berjalan labil, seperti yang dituntut dan dikritik oleh masyarakat, yang menilai bahwa pemerintah tidak mampu
menggerakkan ekonomi rakyat dan termasuk membangun iklim investasi. Para pejabat Indonesia tidak berusaha keras untuk memukan Indonesia dengan memanfaatkan sumber
daya alamnya, malahan menjadi perusak negara sendiri dengan mengembangkan negara asing meskipun secara tidak sadar. Jutaan ton kubik galian tanah maupun pasir yang dijual
pejabat Indonesia secara ilegal sama sekali tidak memiliki kontribusi untuk membangun Indonesia dalam menuntaskan kemiskinan. Korupsi tersebut justru telah melenyapkan suku
cadang kekayaan alam bagi generasi selanjutnya. ... . Jutaan ton kubik hasil galian bawah tanah itu langsung dipakai untuk mengeruk
dan memperluas wilayah daratan Singapura melalui proyek reklamasi seluruh kawasan pantai secara besar-besaran, sehingga batas teritori negeri setiap tahun
Universitas Sumatera Utara
semakin meluas, teremasuk zona laut. Tentu saja material galian bawah tanah itu diperlukan untuk menambah volume jutaan ton pasir dan kerikil yang dibeli
Singapura dari para penjahat dan pejabat korup Indonesia, yang secara tak bermoral tega menjual dan menenggelamkan sejumlah pulau kecil di wilayah yang berbatasan
dengan Singapura. Pulau-pulau milik Indonesia itu digali dan digaruk pasir dan tanahnya, dan dijual
dengan harga murah. Padahal, uang hasil penjualan tanah rampokan itu hanya masuk ke kantong dan rekening pribadi para pengusaha penambangan pasir, dan para oknum
pejabat resmi sejumlah lembaga sipil dan militer Indonesia, yang merupakan pelindung para penjahat pengekspor pasir dan tanah hlm. 594.
Selain itu, para koruptor Indonesia ternyata lebih cenderung menyimpan dan menginvestasikan modalnya di luar negeri. Tindakan tersebut justru menjengkelkan bagi
Indonesia yang sesungguhnya sangat kekurangan investor dalam membiayai pengelolaaan sumber daya alam.
Uang hasil korupsi tersebut pun tidak diinvestasikan di Indonesia, tetapi di negara Singapura ... menurut beberapa pengamat ekonomi hanya dengan uang para koruptor
asal Indonesia yang didepositokan di negeri kecil itulah, konon, negeri liliput itu mampu membangun pelbagai kondominium dan apartemen mewah yang kemudian
dijual pula kepada miliuner Indonesia sepanjang masa hlm. 594.
Selain itu, perusahaan-perusahan Indonesia yang dulu sepenuhnya milik pemerintah, sudah
beralih pada kekuasaan asing. Hal itu dilakukan dengan politik privatisasi yang membuka peluang bagi perorangan sebagai pemilik saham paling besar. Dengan demikian keuntungan
yang seharusnya adalah milik rakyat Indonesia, telah beralih menjadi milik perorangan atau milik pihak asing.
... . Apalagi para pengusaha Amerika Serikat dan Eropa juga sudah menguasai hampir seluruh konsesi pertambangan minyak gas, batu bara, logam, hutan, dan
mineral yang ada di seluruh negeri. Belum lagi seluruh perusahaan besar dan kecil milik negara yang mayoritas sahamnya juga sudah dimiliki asing hlm. 595.
Kemiskinan rakyat Indonesia terlihat juga dari jumlah Warga Negara Indonesia yang dengan terpaksa menjadi pekerja di negara asing. Penduduk Indonesia bahkan tidak lagi memiliki
peluang untuk bekerja di negeri sendiri, sehingga harus mencari nafkah hingga ke negeri asing.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga boleh dikatakan di Indonesia tidak ada lagi yang bisa disebut atau menyebut dirinya sebagai Warga Negara Indonesia WNI, melainkan hanya sebagai Tenaga
Kerja Indonesia TKI bahkan di dalam negerinya sendiri hlm. 595.
Kekayaan Indonesia yang sebagian besar dikuasai oleh pihak asing menjadikan laba yang diperoleh negara begitu sedikit, jumlah tersebut kemudian berimplikasi pada peningkatan
jumlah pengangguran dan kemiskinan. Wahid Pratama dalam sebuah kampanyenya mengatakan bahwa jumlah penduduk miskin dan pengangguran di Indonesia mencapai
sekitar 40-an juta jiwa hlm. .
5.2.2 Kerusakan Lingkungan
Lingkungan menjadi objek yang seringkali tidak luput dari kerakusan pada koruptor sehingga kerusakan lingkungan menjadi semakin meprihatinkan, baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Dalam novel ini disampaikan kerusakan lingkungan itu seperti terjadi dengan maraknya illegal loging yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan. Lembaga
yang seharusnya menjaga dan mengembangkan potensi hutan, malah merusak hutan dengan menebang hutan secara liar tanpa melalui prosedur yang tepat.
Selain itu kerusakan lingkungan yang masih jarang diungkapkan ke hadapan publik ialah dengan membisniskan pulau-pulau terluar Indonesia untuk kepentingan kelompoknya.
Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh kalangan birokrat Indonesia dengan menjual pulau- pulau Indonesia ke Singapura. Pasir dan tanah itu dijual dengan harga murah, sesuai dengan
kebutuhan Singapura untuk menimbun laut, guna memperluas wilayahnya. Pada umumnya tindakan-tindakan yang demikian dilindungi atau ditutup-tutupi oleh aparat militer Indonesia
yang turut mencicipi uang haram tersebut. ... Tentu saja material galian bawah tanah itu diperlukan untuk menambah volume
jutaan ton pasir dan kerikil yang dibeli Singapurara dari para penjahat dan pejabat korup Indonesia, yang secara tak bermoral tega menjual dan menenggelamkan
sejumlah pulau kecil di wilayah yang berbatasan dengan Singapura. Pulau-pulau milik Indonesia itu digali dan digaruk pasir dan tanahnya, dan dijual dengan harga murah
hlm. 954.
Universitas Sumatera Utara
Kerusakan lingkungan itu benar-benar fatal. Pulau-pulau yang seharusnya menjadi kekayaan yang berguna dan dibanggakan oleh rakyat Indonesia, ternyata menjadi sebatas nama saja.
5.2.3 Demoralisasi
Moral merupakan sistem nilai yang mengajarkan dan mengharuskan bagaimana seharusnya hidup itu, baik sebagai mahluk sosial maupun mahluk pribadi. Moral menjadi
norma yang mengikat dan mengingatkan hati nurani manusia dalam menilai tindakan- tindakan yang dilakukannya. Demoralisasi atau dalam istilah pembusukan moral merupakan
sebuah keadaan yang mengurangi peranan moral dalam pengambilan kebijakan atau keputusan. Hal itu dilakukan demi membenarkan tindakan-tindakan amoral yang
menguntungkan diri sendiri maupun sekelompok orang. Dalam perkembangannya demoralisasi menjadi bagian yang pesat terjadi di kalangan masyarakat maju. Gaya hidup
materialistis telah mengubah perangkat-perangkat nilai dalam kehidupan sehingga dengan otomatis mempengaruhi kualitas dan percepatan keuputusan yang dilakuan masing-asing
individu. Gaya hidup materialis telah membentuk mental individu yang egois, rakus dan feodal tanpa memperhitungkan lagi nilai solidaritas ataupun kebersamaan. Itulah yang turut
mengembangkan mental korup yang sedang menggerogoti peradaban manusia. ”Koruptor tidak pernah puas dan jenuh, seperti kuburan, terus meminta dan berteriak: tambah lagi,
tambah lagi”. Korupsi jauh lebih banyak menimbulkan derita dari pada perampok konvensional tetapi mereka tidak sadar” Jacob, 2004: 244. Pembusukan moral moral
decay ditandai dengan defisit etika, kehilangan kendali diri dan daya timbang serta merosotnya tanggung jawab dan kejujuran Jacob, 2004. Faktor-faktor fundamental etika
dan moral sangat rapuh, goyah, rubuh dan rebah. Pemimpin-pemimpin diikuti para pendukungnya, sukar sekali membedakan buruk dan baik, elok dan elek, benar dan sesat
Jacob, 2004. Hasilnya adalah manusia-manusia terampil yang menyerupai robot, padahal orang sudah mencipta robot yang makin menyerupai manusia. Terjadilah pembusukan moral
Universitas Sumatera Utara
moral decay, defisit etika, kehilangan kendali diri dan daya timbang serta merosotnya tanggungjawab dan kejujuran. Kompetensi teknia bertambah, tetapi kompetensi kemanusiaan
menurun. Bentuk-bentuk demoralisasi yang terdapat dalam novel d.I.a. cinta dan presiden
antara lain ditemukan dalam beberapa kutipan berikut ini: ... lemahnya kinerja pemerintahan, termasuk tentang para anggota dewan dan anggota
partai politik yang sudah korup, yang mendukung perjudian, yang menerima dana dari penguasa rezim Orde Baru, yang berselingkuh, yang menghabiskan anggaran negara
untuk perjalanan sia-sia ke luar negeri, tentang aparat kehakiman, kejaksaaan, dan kepolisian yang bekerja sama dengan bandar judi, bandar narkoba, dan bandar
pelacuran intenasional dan seterusnya hlm. 92. Penyeludupan besar-besaran prostitusi asing yang dipungut Rp 500 ribu per kepala
dalam setiap bulan oleh Dinas Perpajakan, sementara jumlahnya sudah ada sekitar 10 ribu pelacur asing ilegal beroperasi di Indonesia. Sebulan = 500.000 X Rp10.000= Rp
5.000.000.000 sama dengan lima miliar per bulan hlm. 754.
Tindakan yang dilakukan tersebut merupakan tindakan yang jauh sekali dari kesesuaian
moral, Para pemimin telah kehilangan moralitas dalam menentukan hal-hal yang layak, atau bersesuaian dengan tugas dan tanggungjawabnya. Keputusan-keputusannya dalam memilih
menjalankan tanggung-jawabnya telah dikaburkan oleh kerakusannya sehingga tanpa rasa bersalah atau malu, melakukan tindakan amoral demi memperoleh kekayaan. Para pemimpin
telah kehilangan prioritas sebagai pelayan rakyat dan teladan bagi masyarakat. Bukannya menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kualitas budaya dan moral rakyatnya
malahan memelihara dan membawa rakyatnya dalam perzinahan, pelacuran yang mempeburuk citra kemunusiaan itu sendiri. Pengoperasian pelacur Internasional yang
diizinkan oleh Dinas Perpajakan itu merupakan bentuk peruntuhan moral dan sekaligus menunjukkan moral pemimpinnya yang bobrok. Demoralisasi menjadi bagian yang sangat
kontradiksi dengan konsep ideal aparatur negara yang semestinya bertugas untuk menjadi menciptakan masyarakat yang beradab, dan berbudaya luhur. Lebih memprihatinkan lagi
dalam novel tersebut, para pemimpin rakyat telah menjalin kerjasama yang baik dengan para
Universitas Sumatera Utara
pelaku kejahatan dan kebodohan sehingga rantai Orde Baru dan reformasi masih saja terjalin
hubungan.
Kehilangan prinsip juga menjadi bentuk demoralisasi yang telah mengakar dalam diri para wakil rakyat. Sedikit tekanan saja telah mematahkan prinsip kebenaran yang hakiki.
Seperti yang dikatakan oleh Wahid, setidaknya ketika Prof. Masina merecall Djudju Darussiddin, akhirnya Djudju Darussiddin memberikan uang sebanyak Rp 1 miliar kepada
Profesor Masina hlm. 750. Dengan demikian surat pemecatan yang dikeluarkan oleh Profesor itu hanyalah demi uang. Alasan dipecatnya Djuju Darussiddin adalah karena
idealismenya dalam mendukurang rakyat, namun ternyata karakter itu telah goyang hingga membenarkan kesewenangannya pihak-pihak yang bobrok ahlak. Kebenaran telah digantikan
dengan kehadiran sejumlah materi.
Tingkat demoralisasai yang tinggi juga terlihat seperti dari kesaskian dari Ayah Kartika yang akhirnya memilih mengundurkan diri dari kursi Dewan Perwakilan Rakyat
DPR karena merasa tidak sanggup lagi berhadapan dan berdampingan dengan para koruptor. Pertentangan dalam batinnya telah membuatnya merasa bersalah besar dan tidak
kuat untuk mempertanggung jawabkan jabatannya sebagai Wakil Rakyat atau pemimpin yang dipercayakan oleh rakyat.
… salah satu yang disampaikan kepada kami adalah, Ayah sudah tidak tahan lagi hidup di tengah sistem yang sangat korup di lembaga itu. Intinya Ayah sudah insaf
dan tidak mau lagi bekerja di tengah gelimang uang haram, baik yang sengaja maupun yang tak disengaja, baik yang disebarkan di atas meja, atau yang diedarkan dari laci-
laci, atau yang terang-terangan digelindingkan di bawah kolong meja kata Kartika hlm. .
Kesaksian dari Ayah Kartika telah menunjukkan betapa busuknya dan bejatnya perlakuan para wakil rakyat yang hanya mempermainkan uang rakyat untuk dirinya atau kelompoknya
sendiri. Para wakil rakyat bisa mendapatkan bahkan menghambur-hamburkan uang, sementara banyak rakyat Indonesia bahkan belum pernah memegang atau memiliki uang
limapuluhan ribu yang menunjukkan kemiskinan rakyat semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4 Mafia Peradilan
Kasus kasus peradilan menjadi bentuk penyalagunaan yang semakin pesat. Kekuasaan menjadi hal utama yang diperebutkan oleh para pejabat dan untuk mendapatkannya seringkali
dengan melakukan segala hal tanpa mempertimbangkan unsur keadilan atau kebenarannya. Dalam sebuah pengadilan, terlah terjadi pelarian fungsi dan peranan, yang seharusnya untuk
menunjukkan keadilan justru acapkali dimenangkan hanya dengan melihat ukuran uang yang disediakan. Sehingga yang akan terlepas dari hukuman selalunya adalah orang atau oknum
yang memiliki pengacara yang paling mahal sedangkan bagi masyarakat yang tidak punya uang akan tertindas dengan kebenarannya yang telah dikubur ataupun dimanipulasi.
Memenuhi undangan Presiden SBD dan Wahid Pratama, sehari setelah kepulangan Presiden dari luar negeri, mereka membicarakan perkembangan kasus Prof. Masina yang
terlibat dalam banyak kasus korupsi. Namun demikian, dapat pula dibuktikan bahwa Presiden memiliki kaitan yang erat dengan tindakan korupsi yang dilakukan oleh Prof. Masina yang
belum juga divonis oleh pengadilan. Presiden SBD merupakan pelindung bagi Prof. Masina, hal itu didasari karena bantuan sejumlah suara dari Masinalah sehingga Presiden SBD bisa
memenangkan pemilihan umum sebelumnya. Pada saat itu mereka berdua membuat deal politic perjanjian politik beberapa kesepakatan politis.
Menyadari posisi Prof. Dr. Eri Masina yang mendapat perlakuan istimewa dari Presiden SBD, maka dengan mudahnya ia menuduhkan sejumlah kasus korupsi kepada
Wahid Pratama, dan menggugat siapa pun yang tidak disukainya. Namun, hal itu bisa saja segera berhenti apabila ditutupi dengan uang yang banyak. Jadi kegagalan fungsi peradilan
telah kelihatan dalam novel ini. Misalnya, semua kebijakan Bapak Presiden akan diamankan di DPR asal dia tidak
dijadikan tersangka di kemudian hari, walau dia sendiri sebelumnya sesumbar di hadapan pers bahwa dia siap untuk dihukum akibat menerima dana untuk kampanye
pemilihan presiden itu hlm. .
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian politik deal politic yang mereka buat tidak jauh bedanya dengan persekongkolan dalam melakukan tindakan-tindakan kotor yang berpihak pada kepentingan kelompok
tersebut. Perjanjian politk deal politic yang demikian merupakan bentuk korupsi yang akan sangat merugikan negara, karena perlindungan dari penguasa selalu menutup-nutupi
kejahatan yang sebenarnya. Dengan demikian keadilan akan sangat sulit ditemukan meski pengadilan dilakukan, bahkan dengan adanya persekongkokolan elit politik akan
membalikkan kenyataan bahwa kebenaran akan selalu dibunuh, ditutupi oleh dominasi penguasa yang tidak berprikemanusiaan.
5.2.5 Pertentangan Hak Asasi Manusia HAM
Bentuk-bentuk pertentangan HAM yang terjadi di dalam novel ini, terdiri dari beragam bentuk, beberapa diantaranya akan diuraikan berikut ini.
5.2.5.1 Anarkisme dalam Demokrasi
Dalam sistem pemerintahan demokrasi, rakyat merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan untuk menentukan masa depan suatu bangsa. Demokrasi membuka
kesempatan untuk memperbanyak partisifasi rakyat dalam membentuk tatanan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Upaya masyarakat dalam menunjukkan sikap dan
pandangannya terhadap kejadian-kejadian dalam bangsa menjadi hak yang tidak bisa dikekang oleh siapa pun. Pemerintahan SBD yang tidak menghasilkan perbaikan telah
mengakibatkan reaksi keras masyarakat yang menuntut diturunkannya presidden SBD dalam beragam unjuk rasa yang dilancarkan sejak bencana dahsyat menimpa DKIJ. Namun pada
kesempatan itu, aparat pemerintah telah berlaku menyimpang dengan menggunakan militer dengan posisi menyerang. Mahasiswa secara tiba-tiba ditembaki dan dipukuli sehingga
menjatuhkan korban jiwa hlm.271. Tujuan aksi demonstrasi sesungguhnya damainya tetapi politisi menjadikannya anarkisme hlm. 274. Penggunaan kekerasan demi mencapai tujuan
merupakan bentuk lain dari tindakan anarkis yang merugikan banyak pihak.
Universitas Sumatera Utara
5.2.5.2 Genosida
Dalam KBBI 2010, genosida merupakan tindakan pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu bangsa atau ras, guna mencapai tujuan tertentu. Pemusnaan secara
massal merupakan upaya brutal yang semakin sering digunakan oleh banyak kalangan untuk menyelesaikan suatu masalah pengambilan keputusan. Pada umumnya genosida itu dilakuan
dengan kekuatan militer dan dengan menggunakan senjata biologis ataupun dengan penyebaran virus tertentu. Proyek pemusnahan ini dirangkai dengan begitu teliti sehingga
menimbulkan kesan sekabur mungkin dengan tampilan seperti bencana alam, dan bukan tindakan kesengajaan. Dalam novel ini, bentuk genosida dilakukan oleh kelompok terlatih
dan terorganisir yang dipimpin oleh Praseto Sutomo dengan pasukan rahasianya. Prasetho adalah seorang pemilik jaringan media komunikasi yang paling besar dan sehat
pertumbuhannya di Indonesia, namun pada suatu ketika kantor Koran Media Grup KMG lenyap bersamaan dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta DKIJ yang secara umum
diketahui sebagai bencana alam. Lenyapnya DKIJ tersebut telah mengorbankan jutaan penduduk dari berbagai kalangan status dan profesi dengan kerugian harta benda yang begitu
banyak juga. Sesuai dengan pengakuan Prasehto Sutomo, bahwa aksi pemusnahan massal
telah mereka lakukan jupa pada warga Aceh dengan modus tsunami.
Apa yang berhasil kami lakukan di Aceh pada 26 Desember 2004 tsunami, kami ulangi dengan sukses di Jakarta pada 21 Mei bertahun-tahun lalu walau dengan ada
sedikit penyimpangan yang tidak bisa kami antisipasi.. kata Sutomo hlm. 888. Sebuah proyek besar berkelanjutan untuk memperbaiki, mengubah, dan meningkatkan
derajat, kejayaan, serta kesejahteraan bangsa dan negara kita, kata Sutomo hlm.890.
Menurut pandangan Prosetho tindakan pemusnahan tersebut merupakan sebuah proyek tata ulang untuk merekonstruksi tatanan Indonesia baru. Diakui oleh Prasetho, buruknya keadaan
Indonesia yang telah sarat dengan generasi korupsi telah mengakibatkan sulitnya memulihkan keadaan Indonesia kembali. Atas dasar tersebut pemusnahan dianggap menjadi solusi tepat
untuk mengurangi populasi dan kerumitan sistem tata kota dan jaminan sosial. Presiden
Universitas Sumatera Utara
Wahid Pratama yang bersamaan dengan Prasetho Sutomo saat itu mengatakan, bahwa proyek yang demikian telah dilakukan oleh beberapa Presiden sebelumnya. “Proyek berkelanjutan
ini digagas oleh Presiden Pertama dan diteruskan hingga pada pemimpinanku” hlm. 890. Tindakan pemusnahan berencana itu merupakan tindakan pelanggaran hak-hak asasi manusia
yang sangat berat dan terkutuk sebab sesungguhnya nyawa manusia hanya ditangan Tuhan.
5.2.6 Kegagalan Pencapain Visi Negara
Seperti yang dikemukakan oleh para ahli, bahwa kerugian utama yang diakibatkan oleh tindakan korupsi adalah keuangan atau kekayaan negara sehingga fungsi negara dalam
membiayai dan menjalankan fungsinya untuk mencapai visi negara dalam mencapai keadilan dan kesejahteraan menjadi gagal. Kuatnya persekongkolan para birokrat dengan koorporasi
telah mengubah tujuan kerjanya untuk lebih mementingkan kelompoknya daripada menjalankan tugasnya untuk mensejahterakan rakyat.
Dengan 60 tahun kemerdekaan yang dipimpin oleh Presiden, Indonesia masih juga berada dalam ketidakmakmuran, hal itu karena para pemimpin sudah masuk menjadi
pencuri dari lumbung kekayaan Indonesia. Wahid Pratama mengatakan ”Indonesia seperti sudah dikebiri dan dikubur oleh pemimpin bangsa kita sendiri yang khianat dan korup…”
hlm.731. Bentuk kegagalan visi itu juga terlihat, dengan aksi revolusioner yang berulang kali menuntut diturunkannya pemimpin Indonesia atau presiden. Tuntutan itu didasarkan
pada kenyataan yang menunjukkan kegagalan pemerintah dalam mencapai visi kesejahtraan rakyat.
Belum pernah ada Presiden yang turun tahta sesuai mandatnya dengan mulus. Soekarno dan Soeharto, walaupun pernah lama berkuasa, keduanya berakhir tragis
terlindas oleh kekuasaannya sendiri yang berlebihan. Abdurahman Wahid yang menggantikan Soeharto juga jatuh hanya dalam dua tahun pemerintahan. Padahal
rakyat banyak berharap kepada Presiden yang dinilai sangat demokratis dan merakyat, serta berhasil membubarkan Departemen Sosial yang sarat korupsi dan Departemen
Penerangan yang selama puluhan tahun memberangus kebebasan pers. Ia digantikan oleh Megawati, Wakil Presidennya yang didukung kelompok Poros Tengah untuk
Universitas Sumatera Utara
menggulingkan Abdurahman Wahid melalui Sidang Istimewa MPR yang dipaksakan. Namun setelah berkuasa meneruskan sisa mandat selama tiga tahun, ternyata rakyat
tidak menghendaki lagi kepresidenan perempuan yang pertama di Indonesia itu. Ia dikalahkan melalui pemilihan umum Presiden yang untuk pertama kalinya dilakukan
secara langsung, umum, bebas, dan rahasia, tidak lagi melalui sistem perwakilan lewat Sidang Umum MPR hlm. 410-411.
Pergantian pemimpin yang dilakukan sebelum standar waktu yang seharusnya, menjadi indikasi yang menunjukkan kegagalan pemerintah dalam mewujudkan visi pemerintahan.
Ketidakpercayaan publik kepada pemerintah telah dimulai semenjak para pejabat negara melakukan tindakan korupsi. Pada masa pemerintahan Presiden yang dipilih secara langsung
oleh rakyat ternyata juga tidak sanggup memulihkan keadaan Indonesia dalam waktu yang singkat sebab ternyata mental korupsi sudah menyebar lintas generasi. Presiden hasil
pemilihan langsung pun turut dituntut untuk meninggalkan kursi kepresidenan secara paksa. Pernyataan Presiden itu merupkan penghianatan terhadap cita-cita dan tuntutan kita
semua. Pernyataan itu hanya merupakan upaya Presiden untuk mengulur-ulur waktu. ... . Tuntutan kita tetap bulat: Presiden dan Wakil Presiden harus turun sekarang juga
Mereka harus mengembalikan mandatnya kepada rakyat sekarang juga Presiden dan Wapres serta seluruh kabinetnya tidak punya legitimasi lagi untuk memerintah negeri
ini Rakyat kita sudah tidak percaya lai kepada mereka. Belum pernah ada yang berhasil membebaskan seluruh jajaran birokrasi kita dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme hlm. 732 .
Korupsi dianggap menjadi permasalahan mendasar yang menjadi tugas penting bagi seorang pemimpin dalam memujudkan amanah yang diberikan rakyat. Tanpa menuntaskan atau
membersihkan pejabat-pejabat dari korupsi, maka kepemimpinan akan senantiasa gagal mencapai visi keadilan dan kesajahteraan rakyat itu.
Sebuah situasi yang sungguh mengerikan dan menyedihkan bagi bangsa yang sudah lebih dari setengah abad merdeka. Dan, semua itu bisa terjadi karena Republik
Indonesia ternyata hanya dipimpin dan dikelola oleh para koruptor yang rakus dan tak peduli pada kepentingan dan hajat hidup orang banyak, sebagaimana diamanatkan
undang-undang dasar. ... . Celakanya, tak satu orang pun pemimpin atau pengelola negara yang mau dan bisa dimintakan pertanggung-jawabannya atas seluruh
pengkhianatan kepada bangsa dan negara itu, baik secara politik lebih-lebih melalui sistem peradilan resmihlm. 595.
Pemimpin yang korup menelantarkan tugas-tugas kenegaraan sehingga pada akhirnya sangat sulit menemukan pemimpin yang mau bertanggung-jawab terhadap tugas yang diembannya
Universitas Sumatera Utara
sebagai pelayan yang mengabdikan dirinya untuk kepentingan masyarakat, dengan menata Indonesia yang adil dan berdaulat di mata dunia.
5.3 Pandangan Pengarang Terhadap Kejahatan Korupsi