Analisis Strategi Penetapan Harga Pada Restoran Fast Food dalam Meningkatkan Penjualan. (Studi Pada Restoran Gaboh Burger Dipo)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Abdullah, Tamrin dan Francis Tantri. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada

David, Cravens. 2004. Pemasaran Strategis. Jakarta. Erlangga.

Gitosudarmo, Indriyo dan Muliono Agus. 1999. Prinsip Dasar Manajemen, Edisi Ketiga. Yogyakarta. BPFE.

Jatmiko, Rohmad Dwi. 2004. Pengantar Bisnis. Malang. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,

Implementasi & Kontrol. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT. Prenhalindo. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta.

Erlangga.

Kristanto, Paulus Lilik. 2011. Psikologi Pemasaran. Yogyakarta. CAPS. Kusmono, Gugup. 2001. Bisnis Pengantar. Yogyakarta. BPFE.

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Bisnis. Jakarta. Kencana Predana Media Group Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.

Bandung. Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta. CAPS.

Sutojo, Siswanto. 2001. Menyusun Strategi Harga. Damar Mulia Pustaka. Jakarta. Swasta, Basu. 1998. Manajemen Penjualan, Edisi Ketiga. Yogyakarta. BPFE. Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Edisi 2. Cetakan VI. Yogyakarta.

Andi.

Tjiptono, Fandy. 2012. Service Manajement Mewujudkan Layanan Prima.

Yogyakarta. Andi.

Tjiptono, Fandi dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran Strategik.


(2)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2012:14).

Ciri dari metode kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk deskripsi yang berupa teks naratif, kata-kata, ungkapan, pendapat, gagasan yang dikumpulkan oleh peneliti dari beberapa sumber sesuai dengan teknik atau cara pengumpulan data. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek alamiah (natural setting). Objek yang alamiah adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti mengenai kondisi pada saat penelitian. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan.

Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang cara dan strategi yang dilakukan Gaboh Burger dalam melakukan penetapan harga. Cara dan strategi ini dijelaskan secara deskriptif yaitu dengan cara menggambarkan dan lalu kemudian menjelaskannya berdasarkan hasil wawancara yang kemudian disesuaikan dengan teori yang ada.


(3)

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu Restaurant Fast Food di kota Medan yaitu Gaboh Burger yang berada di jalan Diponegoro No. 47. Penelitian dilakukan selama kurang lebih tiga bulan yaitu dimulai dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2013.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi, sehingga peneliti menggunakan informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi penelitian. Menurut Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu :

1. Informan kunci (key informan) merupakan peran yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

Informan kunci : Manajer Gaboh Burger.

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

Informan utama : Bagian Keuangan Gaboh Burger.

3. Informan tambahan merupakan mereka yang juga terlibat langsung pada subjek penelitian.

Informan tambahan : karyawan Gaboh Burger yang sudah bekerja lebih dari dua tahun.


(4)

3.4 Kerangka Pemikiran Konseptual

Prasetyo dan Jannah (2005:67) menyatakan konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata. Pembatasan konsep dalam sebuah penelitian merupakan sesuatu hal yang perlu dilakukan untuk menghindari salah pengertian terhadap variabel dan objek yang akan diteliti oleh penulis.

Penelitian ini dilakukan di salah satu restaurant fast food, Gaboh Burger yang terletak di jalan Diponegoro No.47 Medan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis strategi penetapan harga yang diterapkan oleh pihak managemen Gaboh Burger. Harga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh produk yang diinginkan, (Suharno dan Sutarso, 2010:178). Harga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan nilai suatu produk karena harga dapat meninggalkan kesan terhadap produk yang dikonsumsi pembeli. Dalam menetapkan harga, perusahaan memerlukan strategi karena harga jual tidak hanya berfungsi sebagai penentu jumlah hasil penjualan dan keuntungan melainkan juga membangun kekuatan bersaing dengan perusahaan lain. Menurut Kusmono (2001:346), strategi penetapan harga adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menetapkan harga atas produk yang dipasarkan sehingga menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dan pada akhirnya akan memberikan laba pada perusahaan sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Sebelum melakukan penetapan harga, perusahaan perlu melakukan identifikasi apa yang menjadi tujuan dari penetapan harga tersebut bagi perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan harga.


(5)

Salah satu hal yang mengalami dampak dari penetapan harga sendiri adalah volume penjualan. Penjualan merupakan sumber hidup sebuah perusahaan karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta usaha untuk memikat konsumen untuk membeli guna mengetahui daya tarik mereka terhadap produk yang kita jual, (Swasta, 2003:403). Besarnya penjualan dapat dilihat dari volume penjualan. Downes dan Goodman (dalam Budidharmo, 2000:646), menyatakan bahwa volume penjualan merupakan total penjualan yang didapat dari sejumlah komoditas yang diperdagangkan dalam suatu masa tertentu. Adapun alur pemikiran peneliti dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Sumber: Peneliti

Tujuan Penetapan Harga

Faktor-Faktor yang mempengaruhi penetapan harga

Cara Penetapan Harga

Strategi Penetapan Harga

Harga Jual


(6)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan oleh peneliti untuk melengkapi data dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data Primer (Primary Data)

Pengumpulan Data Primer (Primary Data) yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu dilakukan dengan menggunakan :

a. Metode Observasi (Observation), yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan focus penelitian, seperti teknik pemasaran yang diterapkan oleh Gaboh Burger, strategi penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger, sistem manajerial yang diterapkan dan seberapa besar tingkat penjualan pada Gaboh Burger setiap minggunya.

b. Metode Wawancara (Interview), yaitu melakukan Tanya jawab secara langsung tatap muka dengan manajer, karyawan, maupun pengunjung yang sudah menjadi pelanggan di Gaboh Burger yang bertujuan untuk melengkapi data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan penelitian.

2. Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data)

Pengumpulan Data Sekunder (Secondary Data), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari


(7)

sumber kedua atau sumber sekunder untuk mendukung data primer. Penulis menggunakan cara untuk memperoleh data sekunder sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, kaya ilmiah serta pendpat para ahli yang berkompetensi serta mamiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah interpretasi data – data yang telah dikumpulkan dari lapangan dan telah diolah sehingga menghasilkan informasi tertentu. Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Analisis penelitian kualitatif adalah analisis penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2012:14).

Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek alamiah (natural setting). Objek yang alamiah adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti mengenai kondisi pada saat penelitian. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan.


(8)

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis gambaran strategi penetapan harga yang diterapkan oleh Gaboh Burger dalam meningkatkan penjualannya secara keseluruhan berdasarkan fakta yang ada berupa kesimpulan hasil wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan dengan membandingkannya berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang ada.

Adapun yang menjadi fokus yang akan diteliti untuk menjawab permasalahan dari penelitian kualitatif ini adalah :

1. Cara penetapan harga 2. Strategi Penetapan Harga

Untuk menjawab ketiga fokus penelitian tersebut, maka peneliti akan mengadakan wawancara dengan informan penelitian untuk memperoleh data yang mendukung untuk menjawab permasalahan yang penulis teliti.

3.7 Metode Penyajian Data

Cara penyajian data penelitian dilakukan melalui berbagai bentuk. Bentuk penyajian data bermacam-macam dan disesuaikan dengan data yang tersedia dan tujuan yang hendak dicapai Pada umumnya dikelompokkan menjadi 3 bentuk, yakni penyajian data dalam bentuk teks, penyajian data dalam bentuk tabel dan penyajian data dalam bentuk grafik. Penyajian data pada dasarnya bertujuan untuk memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian, data lebih cepat ditangkap dan dimengerti, memudahkan dalam


(9)

membuat analisis data, dan membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis kualitatif dengan menggunakan teknik penyajian data dalam bentuk teks dan tabel. Data yang disajikan dalam bentuk teks adalah hasil wawancara yang diperoleh penulis selama melakukan penelitian yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu hasil wawancara yang mendeskripsikan tentang strategi pemasaran khususnya strategi penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger, kemudian dianalisis secara bersamaan dengan hasil pengamatan yang diperoleh dan dipadukan dengan teori yang ada yang mendukung hasil penelitian di lapangan. Selain dalam bentuk teks, data juga disajikan dalam bentuk tabel yaitu berupa data penjualan yang diperoleh langsung dari Gaboh Burger, untuk menggambarkan tingkat penjualan pada Gaboh Burger yang disebabkan oleh adanya penerapan strategi penetapan harga, selain itu daftar harga produk dan perbandingannya dengan restoran lain, untuk membandingkan apakah harga yang ditetapkan Gaboh Burger mampu mengungguli pesaingnya.


(10)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Perusahaan A. Gambaran Umum Perusahaan

Restaurant Gaboh Burger merupakan salah satu restauran cepat saji atau yang sering kita dengar dengan istilah restaurant fast food. Gaboh Burger berdiri pada tanggal 5 Februari 2010. Restaurant ini pertama sekali didirikan di Jalan Diponegoro No. 47 Medan. Restaurant ini merupakan salah satu restaurant fast food non franchise di kota Medan yang menjual burger sebagai trade mark,

pastah, dan masi banyak menu makanan lainnya yang menjadikan restaurant ini memiliki cita rasa yang berbeda dari restaurant lainnya. Selain itu, restaurant ini juga menyajikan minuman segar lainnya seperti ’smoothie’ yang menjadi menu minuman andalannya, teh, aneka soft drink, juice, dan masih banyak lagi. Menu-menu dengan cita rasa sekelas restaurant mewah menjadikan restaurant ini sebagai salah satu tempat makan favorit di Medan.

Restaurant ini berdiri atas gagasan Harriz Diaz, Ferdi Median dan Zazri Hakam. Ketiga orang ini merupakan penggagas dari berdirinya restaurant ini. Mereka merupakan pegawai swasta dan mahasiswa yang mencoba peruntungannya dalam dunia bisnis. Merasa jenuh dengan kegiatan mereka yang

monotone, memunculkan ide bagi mereka untuk menjalankan sebuah usaha yang dapat mendatangkan pendapatan tambahan bagi mereka.


(11)

Awalnya tiga sekawan ini juga sudah menjalankan usaha dibidang serupa yaitu kuliner dengan mendirikan sebuah warung kopi ‘nongkrong’ sederhana tiga tahun sebelum mendirikan Gaboh Burger di tempat yang sama. Namun usaha itu tidak terlalu berjalan sesuai harapan. Managemen yang kurang baik dan ketidakseriusan mereka dalam menjalankan usaha tersebut membuat bisnisnya menjadi kurang berkembang dan hanya mampu bertahan dalam beberapa bulan saja. Sedikitnya pengunjung membuat mereka merasa bahwa mereka perlu mencari usaha lain yang lebih menarik dan menjanjikan. Ide itu pertama kali muncul oleh Harriz Diaz yang melakukan wisata kuliner di Jakarta. Beliau mendatangi sebuah restaurant fast food sejenis bernama ‘Blenger Burger’ di Jakarta. Beliau terinspirasi melihat restaurant ini yang ramai pengunjung dan terpikir untuk menjalankan usaha ini di Medan dengan melakukan franchise.

Namun besarnya biaya yang harus mereka keluarkan menjadi bahan pertimbangan bagi mereka. Selain itu, restaurant tersebut tidak melayani pembeli franchise di luar Jakarta. Hal itulah yang menginspirasi mereka untuk menjalankan usaha sejenis di Medan dengan bermodal nekad dan sekedar coba-coba. Restaurant tersebut berdiri dengan modal awal lebih kurang enam puluh juta rupiah.

Namun seiring berjalannya waktu, dengan manajemen yang lebih baik akhirnya usaha tersebut lebih maju dari usaha warung kopi sebelumnya. Banyaknya relasi membuat usaha ini mulai dikenal oleh banyak orang. Berawal dari mulut ke mulut menjadikan restaurant ini mulai dikenal dan banyak orang tertarik untuk mencobanya.

Lokasi yang terletak di pusat kota yang tidak lewati oleh kendaraan umum seperti angkutan kota dan becak tidak menjadi halangan bagi Gaboh Burger untuk


(12)

menjalankan usahanya. Keseriusan dan ketekunan pemilik usaha ini menjadikan usaha ini dapat berkembang seperti saat ini.

Gaboh Burger merupakan salah satu restaurant fast food yang sudah cukup banyak memiliki pelanggan setia. Keberhasilan manajemen Gaboh Burger menjalankan usahanya membuat mereka berhasil merebut perhatian masyarakat. Selama tiga tahun berdiri, Gaboh Burger sudah memiliki lebih dari seratus pengunjung setiap harinya dengan lebih kurang dua ratus menu yang terjual setiap harinya. Tak hanya anak muda, bahkan kalangan orang tua juga sudah menjadi penikmat dari restaurant ini.

Pencapaian yang telah diperoleh Gaboh Burger memberikan mereka peluang untuk memperluas lahan usahanya yaitu dengan membuka beberapa cabang outlet di beberapa tempat di Medan bahkan hingga ke Pekan Baru. Pengembangan usaha ini dilakukan tentu dengan tujuan untuk memperluas peluang untuk merebut pasar yang lebih luas lagi. Pengembangan usaha ini dilakukan dengan membuka cabang baru di beberapa titik di Medan dan di luar kota Medan yaitu :

1. Gaboh Burger cabang Karya Wisata 2. Gaboh Burger cabang UMSU

3. Gaboh Burger Mobile yang terletak di Komp. Tasbi 4. Gaboh Burger cabang Pekan Baru

Pengembangan usaha yang dilakukan Gaboh Burger memberikan keuntungan yang cukup besar pada Gaboh Burger. Tidak tanggung, Gaboh Burger


(13)

berhasil meraup omset enam sampai tujuh juta perharinya dengan penjualan tertinggi kurang lebih delapan juta rupiah. Tentu ini merupakan suatu pencapaian yang cukup baik bagi sebuah bisnis kuliner yang masih seumur jagung ditengah persaingan bisnis kuliner yang sangat ketat saat ini.

B. Visi dan Misi Perusahaan Visi

Menjadikan Gaboh Burger sebagai tempat tongkrongan bagi anak muda sekelas restaurant fast food terkemuka.

Misi

Menjalankan bisnis kuliner sebaik mungkin melalui penerapan strategi marketing terbaik. Memberikan pelayanan terbaik bagi pengunjung melalui pelayanan karyawan dan kenyamanan tempat. Memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui cita rasa yang nikmat dan halal serta menawarkan harga yang terjangkau bagi pengunjung khususnya kaum anak muda.


(14)

C.Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi yang terdapat pada Restoran Gaboh Burger adalah struktur organisasi sederhana seperti yang tampak pada gambar berikut ini:

Gambar 4.1 Bagan Sederhana Struktur Organisasi Perusahaan Sumber : Gaboh Burger

DIREKTUR HARRIZ DIAZ FERDI MEDIAN

MANAGER HAKAM

BAGIAN PERSONALIA BINSAR

BAGIAN KEUANGAN BOBI & ORINE

BAGIAN PRODUKSI RATIH

SUPERVISOR II VIRA SUPERVISOR I

MADAN


(15)

D.Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab Bidang

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut: a. Berfokus pada pengembangan usaha.

b. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan usaha. c. Memegang kekuasaan tertinggi dalam pengambilan keputusan. d. Mengatur prosedur manajemen.

2. Manager

Tugas dan tanggung jawab dari manager adalah sebagai berikut: a. Mengepalai cabang

b. Memimpin kegiatan briefing setiap hari sesuai dengan shift yang ditentukan.

c. Menjalankan kegiatan operasional manajemen dan mengawasi.

d. Menjalankan program kerja yang sudah diprogramkan seperti promosi dan penyelenggaraan event.

e. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan pemasaran dan promosi sosial media.


(16)

3. Bagian Personalia

Tugas dan tanggung jawab dari asisten manager personalia adalah sebagai berikut:

a. Mengurus kepegawaian, seperti rekrutmen pegawai dan penngawasan terhadap kinerja karyawan.

b. Membuat pembagian kerja karyawan.

c. Memimpin briefing sesuai dengan shiftnya bila manager dan manager berhalangan hadir atau sibuk.

d. Menetapkan kebijakan yang berhubungan langsung dengan karyawan. 4. Bagian Keuangan

Tugas dan tanggung jawab dari asisten manager keuangan adalah sebagai berikut:

a. Mengurus keuangan

b. Mengontrol stok bahan makanan.

c. Memimpin briefing sesuai dengan shiftnya bila manager dan manager berhalangan hadir atau sibuk.

d. Menetapkan kebijakan yang berhubungan langsung dengan karyawan. 5. Bagian Produksi

Tugas dan tanggung jawab dari asisten manager produksi adalah sebagai berikut:

a. Mengatur stok bahan baku untuk semua outlet b. Mengontrol stok bahan makanan.

c. Ikut ambil bagian dalam penetapan kebijakan untuk karyawan. 6. Supervisor I & II


(17)

Tugas dan tanggung jawab dari supervisor I & II adalah sebagai berikut: a. Mengawasi kinerja karyawan.

b. Menetapkan jadwal lembur. c. Mengatur sistem kerja karyawan. 7. Karyawan

Tugas dan tanggung jawab dari karyawan adalah sebagai berikut: a. Menarik tamu dengan menyampaikan salam (greeting).

b. Melayani tamu (service).

c. Membersihan area restoran (cleaning area). d. Membersihkan meja tamu. (cleaning table).

4.1.2 Deskripsi Informan

Dalam memperoleh data, peneliti melakukan wawancara kepada informan dan observasi di tempat penelitian. Setelah melakukan wawancara dan pengamatan langsung (observasi) maka diperoleh data-data dalam kaitannya dengan judul penelitian. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk hasil tanya-jawab antara peneliti dengan informan selama melakukan kegiatan wawancara (interview).

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan manajer, bagian keuangan, karyawan, serta pelanggan Gaboh burger sebagai subjek penelitian, dan sistem penetapan harga sebagai objek penelitian. Subjek penelitian tersebutlah yang nantinya akan menjadi informan penelitian pada penelitian ini. Peneliti tidak menyertakan direktur sebagai informan karena direktur Gaboh Burger sendiri


(18)

tidak berdomisili di Medan dan segala tanggung jawab dan kegiatan operasional yang berhubungan dengan Gaboh Burger diwewenangkan kepada Manajer yang juga merupakan salah satu dari pemilik atau owner Gaboh Burger. Penentuan subjek penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar informasi yang diterima oleh peneliti lebih rinci dan jelas. Manajer merupakan informan kunci dari penelitian ini karena manajer lah yang terlibat langsung dalam kegiatan operasional restaurant dan mengetahui jelas mengenai seluk beluk restaurant. Bagian keuangan berperan sebagai informan utama karena beliau yang memberikan penjelasan mengenai objek penelitian dan yang menjadi informan tambahan adalah mereka yang juga secara langsung terlibat dengan objek penelitian yaitu karyawan. Adapun karakteristik informan yang diperoleh peneliti di lapangan adalah:

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian

No. Nama Usia

(Tahun)

Jenis Kelamin

Jabatan Lama Bekerja

1. Zazri Hakam 25 Pria Manajer

Gaboh Burger

3,5 tahun

2. Bobi 26 Pria Bagian Keuangan

Gaboh Burger

3,5 tahun

3. Safira 24 Wanita Karyawan

Gaboh Burger

3,5 tahun

4. Madan 24 Pria Karyawan

Gaboh Burger

2,5 tahun

5. Amri 25 Pria Karyawan

Gaboh Burger

2,5 tahun


(19)

Data tersebut disusun secara sistematis yang berhasil peneliti ambil informasinya. Data lain yang mendukung informan tersebut adalah usia, jenis kelamin, lama bekerja di Gaboh dan jabatan. Diambilnya data para informan ini oleh peneliti dengan tujuan agar penelitian menjadi lebih struktural dan jelas hasil data yang didapat sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh peneliti. Sehingga data yang diperoleh oleh peneliti lebih akurat dan dapat memperkuat hasil observasi yang dilakukan peneliti.

4.1.3 Penyajian Data 1. Bapak Hakam

Bisnis merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh keuntungan atau mencapai nilai tambah. Sama halnya dengan bisnis kuliner. Setiap pebisnis dalam memulai usahanya harus menguasai betul jenis usaha apa yang akan mereka jalankan dan mengetahui strategi atau taktik khususnya strategi pemasaran apa yang harus mereka lakukan untuk memulai bisnis tersebut sehingga bisnis tersebut berjalan sesuai dengan harapan, dapat diterima oleh pasar, dan mampu bersaing dengan kompetitor mereka.

Untuk lebih memahami dan memperjelas bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan Gaboh Burger pada saat memulai bisnisnya, maka peneliti mengajukan pertanyaan. Apa strategi pemasaran yang diterapkan Gaboh Burger dalam memulai bisnis kulinernya?


(20)

Bapak Hakam (Manajer Gaboh Burger) menjawab :

“…pertama menjalankan bisnis ini hanya sekedar iseng. Kami yang merupakan investor sekaligus pemilik dan juga pelaksana, sebelumnya sudah pernah membuka warung kopi nongkrong di tempat ini. Hanya saja, manajemen yang gak terarah membuat bisnis itu gak jalan. Jadi untuk memulai bisnis baru ini, kami sebelumnya mencari referensi atau pembanding kami yang bisnisnya kira-kira menarik untuk dijalankan. Jadi yang menginspirasi kami membuka bisnis ini awalnya saat kami pergi ke Jakarta dan mengunjungi salah satu restaurant fast food sejenis, Blenger Burger. Usaha ini berjalan dengan lancar dan memiliki banyak pengunjung setiap harinya dan sudah membuka franchise. Sehingga awalnya kami terpikir untuk melakukan franchise. Tetapi biaya yang terlalu besar dan prosedur yang ribet buat kami mikir ulang. Lagipula Blenger Burger tidak melayani pembelian franchise diluar Jakarta. Keadaan itu membuat kami berpikir ulang dan mulai mengamati perkembangan Blenger Burger selama beberapa waktu kami disana. Nah, kemudian pada akhirnya kami terpikir untuk membuka bisnis sejenis di Medan mengingat pesaing tidak banyak sehingga peluang untuk diterima pasar pun lebih besar. Pada awal kami menjalankan usaha ini, kami tidak terpikir untuk membuat strategi pemasaran yang gimana kali. Kami mulai memasarkan produk melalui media radio. Beruntung, kami memiliki relasi yang cukup banyak sehingga berawal dari menawarkan sama teman, dan mereka pun ternyata suka, dan akhirnya mereka secara langsung ikut mempromosikan Gaboh ini. Sehingga dari pemasaran mulut ke mulut, akhirnya Gaboh Burger mulai dikenal oleh masyarakat. Kemudian, karena kami menawarkan suatu konsep yang berbeda dengan restaurant atau cafe lain yaitu dengan menjual jenis fast food seperti burger dan pastah, kami yakin kalau restaurant kami ini bakal diterima baik oleh customer. Terus, berhubung yang menjadi target pasar kami adalah kalangan anak muda yang hobi nongkrong dan cuma punya uang jajan pas-pasan, kami terpikir untuk


(21)

membuat harga yang bisa dijangkau sama mereka tetapi dengan kualitas pelayanan dan cita rasa yang oke. Sehingga nantinya restaurant ini dengan sendirinya menarik perhatian customer untuk datang kemudian mencoba tentunya dengan harapan mereka bakal balik lagi dan menjadi pelanggan setia kita…”(Wawancara dengan Manajer Gaboh Burger. Pada tanggal 25 Juni 2013. Pukul 15.30)

Aktivitas penjualan Gaboh Burger sudah berjalan selama kurang lebih tiga tahun, tentunya Gaboh Burger juga harus tetap melakukan kegiatan promosi sebagai alat penyampaian strategi pemasarannya. Kemudian peneliti lebih lanjut bertanya kepada Manajer Gaboh Burger dengan pertanyaan, Promosi apa yang dilakukan Gaboh Burger selama tiga tahun berjalan untuk tetap mempertahankan eksistensinya?

Bapak Hakam (Manajer Gaboh Burger) menjawab :

“…untuk awal berdiri seperti yang sudah saya ceritakan tadi, teknik promosinya melalui media radio, kemudian ada beberapa media cetak meliput tentang profil bisnis kami, salah satunya Maajalah Kover Magazine dan Harian Applause. Itulah yang menjadi media kami untuk memperkenalkan Gaboh Burger kepada pasar. Selain media radio dan media cetak, ya melalui promosi mulut ke mulut (words of mouth). Setelah pasar sudah menangkap informasi mengenai Gaboh Burger, selanjutnya kami melakukan promosi dengan mengadakan event disini seperti event

musik dengan tujuan untuk menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang di sekitar jalan Diponegoro. Kemudian juga bekerja sama dengan pihak lain yang butuh sponsor dari kami, sehingga dengan kami menjadi sponsor, kami bisa mengambil keuntungan atau istilahnya take and give

lah. Promosi yang lain yaitu melalui media sosial seperti twitter, facebook


(22)

harga misalnya melakukan diskon pada waktu tertentu atau melalui syarat tertentu misalnya dengan menunjukkan voucher. Ya kira-kira seperti itulah…”(Wawancara dengan Manajer Gaboh Burger. Pada tanggal 25 Juni 2013. Pukul 15.45).

Agar strategi pemasaran dapat diterapkan dengan maksimal, maka sebuah perusahaan harus menetapkan terlebih dahulu siapa yang menjadi target pasar mereka. Untuk mengetahui jelas siapa yang menjadi target pasar mereka, maka peneliti lanjut bertanya pada manajer Gaboh Burger dengan pertanyaan, Siapa yang menjadi target utama pasar dari Gaboh Burger?

Bapak Hakam (Manajer Gaboh Burger) menjawab :

“…tentu saja yang menjadi target kami adalah semua kalangan. Tetapi melihat jenis makanan yang dijual adalah makanan sekelas fast food

begini, ya target utama kami pasti kalangan anak muda. Apalagi melihat gaya hidup anak muda sekarang yang hobi nongkrong dan suka mencari hal-hal baru. Sehingga itulah yang menjadi alasan kami memasang harga makanan dan minuman yang terjangkau di kantong mereka tentunya dengan tetap menawarkan kualitas pelayanan dan cita rasa yang oke…”(Wawancara dengan Manajer Gaboh Burger. Pada tanggal 25 Juni 2013. Pukul 16.00)

Terkait dengan target pasar, Gaboh Burger juga harus mengetahui siapa yang menjadi pesaing mereka dan bagaimana keunggulan Gaboh Burger dibanding pesaing lain. Jadi selanjutnya peneliti menanyakan, siapa yang menjadi pesaing Gaboh Burger dan apakah harga yang ditawarkan Gaboh Burger mampu bersaing dengan pesaing?


(23)

Bapak Hakam (Manajer Gaboh Burger) menjawab :

“…kami sendiri tidak merasa memiliki pesaing. Karena Gaboh Burger sendiri sudah memiliki pasar yang berbeda dengan mereka. Lagipula tidak ada restaurant atau cafe lain yang memiliki konsep seperti kami, apalagi yang kawasannya di seputaran Jalan Diponegoro. Adapun restaurant lain yang lokasinya dekat dengan Gaboh Burger, jenis produk yang mereka tawarkan berbeda, dan pasar mereka pun sudah beda. Jadi dari segi variasi makanan, kita sudah sama-sama unggul. Mungkin saja variasi menu mereka lebih banyak atau justru Gaboh yang lebih banyak. Kami engga terlalu tahu. Tetapi, kalau dilihat dari segi harga, Gaboh Burger tentu mampu bersaing karena harga yang ditawarkan terjangkau walaupun dengan kualitas yang sekelas restaurant fast food ternama. Karena harga terjangkau, otomatis Gaboh Burger lebih mudah menjangkau pasar...”(Wawancara Manajer Gaboh Burger. Pada tanggal 25 Juni 2013. Pukul 16.20)

Tingkat persaingan bisnis kuliner di kota Medan suda semakin tinggi, oleh karena itu, Gaboh Burger harus tetap memperhatikan strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan. Maka peneliti melanjutkan wawancara kepada manajer Gaboh Burger dengan pertanyaan, Apa yang menjadi program kerja Gaboh Burger untuk menghadapi persaingan saat ini?

Bapak Hakam (Manajer Gaboh Burger) menjawab :

“…Program kerja saya rasa mungkin sama dengan restaurant lain. Melakukan aktivitas penjualan, melakukan promosi hanya saja tidak lagi melalui media radio melainkan melalui media sosial, membuat update-an menu baru yang harganya tetap terjangkau tapi ya tetap dengan kualitas rasa yang enak juga, mengadakan event misalnya event musik dengan mengundang band lokal sebagai pengisi acara dan memperluas lahan


(24)

usaha dengan membuka outlet baru di beberapa titik di kota Medan yaitu di Karya Wisata, UMSU, outlet mobile di Taman Setia Budi dan Alhamdulillah sudah bisa buka cabang di Pekan Baru. Tujuannya untuk memperluas pangsa pasar dan lebih mudah menjangkau pasar dari yang terjauh sampai terdekat. Kalau untuk cabang yang di Pekan Baru, kita melakukan kerja sama dengan pihak lain dengan syarat pihak tersebut mengikuti aturan main dan standar menu dari Gaboh Burger sendiri…” (Wawancara Manajer Gaboh Burger. Pada tanggal 25 Juni 2013. Pukul 16.45)

2. Bapak Bobby (Bagian Keuangan)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai kegiatan bisnis yang menyatakan bahwa kegiatan bisnis merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan keuntungan dan mencari nilai tambah dari apa yang dia kerjakan. Pada sebuah kegiatan bisnis yang bersifat komersial, tentunya keuntungan yang dicari adalah keuntungan finansial. Keuntungan finansial diperoleh melalui penjualan. Penjualan dapat diukur melalui harga yang ditetapkan perusahaan. Untuk itu, penting bagi semua perusahaan untuk memperhatikan strategi dalam menetapkan harga.

Dalam menjalankan usahanya, Gaboh Burger juga memiliki strategi khusus dalam melakukan penetapan harga. Untuk mengetahui mengenai strategi penetapan harga secara jelas, Manajer Gaboh Burger menganjurkan peneliti untuk mewawancara bagian keuangan. Maka, peneliti melanjutkan wawancara pada bagian keuangan mengenai strategi penetapan harga. Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan berkenaan dengan strategi penetapan harga dengan


(25)

pertanyaan, bagaimana cara penetapan harga pada Gaboh Burger untuk meningkatkan volume penjualannya?

Bapak Bobi (Bagian Keuangan Gaboh Burger) menjawab :

“…sebenarnya Gaboh Burger tidak terlalu memiliki kebijakan baku mengenai harga. Atau dengan kata lain tidak ada kebijakan khusus lah untuk melakukan penetapan harga. Cara yang kami buat untuk menetapkan harga pada prinsipnya sama saja dengan restaurant lainnya. Hanya saja yang menjadi pembeda mungkin dari segi profit yang ingin diambil saja, karena setiap restaurant berbeda-beda besaran profit yang mau diambil. Gaboh Burger menentukan harga dengan melihat apa aja yang menjadi komponen pembentuk harga tersebut. Jadi kalau ingin dirinci, langkah kami dalam menetapkan harga dimulai dari mengestimasi modal yang dikeluarkan dan profit yang ingin diperoleh. Kemudian selanjutnya melihat harga pesaing. Barulah kami melakukan penetapan harga…”(Wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 16.30)

Dalam menentukan strategi penetapan harga, suatu perusahaan harus mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam melakukan penetapan harga. Untuk mengetahui apa yang menjadi tujuan dari strategi penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger, maka peneliti melanjutkan wawancara dengan pertanyaan, Apa tujuan penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger?


(26)

Bapak Bobi (Bagian Keuangan Gaboh Burger) menjawab :

“…tujuan dari strategi penetapan harga yang kami lakukan ya tentunya untuk memperoleh keuntungan, untuk bersaing dengan kompetitor lain, kemudian sebagai alat pemasaran kami dan juga sebagai media untuk memperluas pangsa pasar kami…”(wawancara bagian keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 16.45)

Selain menetapkan tujuan penetapan harga, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam menetapkan harga. Dalam menetapkan harga, Gaboh Burger juga melakukan pertimbangan. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan harga yang diterapkan oleh Gaboh Burger, maka peneliti mengajukan pertanyaan yaitu, faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh Gaboh Burger dalam menetapkan harga?

Bapak Bobi (Bagian Keuangan Gaboh Burger) menjawab:

“...faktor yang paling utama yang paling kami pertimbangkan dalam melakukan penetapan harga adalah harga bahan baku. Tentunya dalam menentukan harga, kita harus tahu berapa biaya yang kita keluarkan untuk memproduksi produk. Nah biaya-biaya tersebut nantinya akan ditotal sebagai biaya produksi, kemudian kita menentukan profit yang mau diambil. Kalau itu sudah ditotal barulah kita bisa menetapkan harga. Selain harga bahan baku, kita juga mempertimbangkan harga pesaing. Melihat persaingan sekarang ini, kita harus pandai-pandai lah bermain dengan harga, karena kalau kita salah strategi bisa dipastikan kita bisa kalah saing dengan mereka. Saya rasa itu aja sih yang dominan...” (wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 16.57)

Penetapan harga tentu saja berkaitan dengan apa yang sudah dirumuskan perusahaan terkait harga. Seberapa besar harga berperan dalam mewujudkan visi


(27)

dan misi perusahaan. oleh sebab itu, perusahaan harus mengetahui strategi apa yang perlu mereka lakukan untuk menetapkan harga agar tujuan perusahaan dapatt terpenuhi. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan Gaboh Burger dalam melakukan penetapan harga, maka peneliti melanjutkan pertanyaan kepada Bapak Bobi dengan pertnyaan, strategi apa yang dilakukan Gaboh Burger dalam menetapkan harga produk?

Bapak Bobi (Bagian Keuangan Gaboh Burger) menjawab:

“...Kalau strategi sih kita lebih kepada pemuasan kebutuhan pasar. Kita melihat bagaimana persaingan yang ada di pasaran saat ini. Jadi kami usahakan bagaimana supaya kami bisa meminimalisir ancaman pesaing, sehingga kita bisa merebut pangsa pasar yang lebih luas. Kira-kira seperti itu...” (wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 16.57)

Harga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh produk yang diinginkan. Harga dapat mempengaruhi nilai prestise suatu produk. Oleh sebab itu, ketika suatu perusahaan mengeluarkan suatu produk, tentunya perusahaan harus mengestimasi setaip biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut, apakah produk tersebut wajar untuk dihargai sekian rupiah dan apakah produk tersebut dapat memberi nilai tambah bagi konsumen dan perusahaan. Maka peneliti lanjut bertanya kepada Bapak Bobi dengan pertanyaan, apa yang menjadi alasan Gaboh Burger mengeluarkan produk yang harga pokoknya saja sudah tinggi? Apakah Gaboh Burger tidak takut mengalami kerugian?


(28)

“...dari awal kita memang sudah menetapkan konsep untuk membuat restaurant fast food yang menunya tidak banyak dijual di restaurant atau cafe lain sesuai dengan referensi yang kami dapat dari Blenger Burger. Tetapi kalau untuk menjalankan sebuah bisnis itu kan kita harus total dan harus konsisten. Pertimbangannya begini, ketika kita menawarkan satu jenis makanan dengan kualitas nomor satu dan dibandingkan dengan kita menawarkan makanan serupa dengan kualitas nomor dua tetapi dengan perbedaan harga yang tidak jauh beda, kenapa kita harus menyajikan makanan dengan kualitas nomor dua kan? Yang menjadi proritas Gaboh kan kepuasan pelanggannya. Pertama, dengan menawarkan jenis menu yang berbeda dari pesaing, kita bisa lebih unggul. Kedua, kalau harga yang kami tawarkan tidak tinggi, otomatis penerimaan konsumen terhadap kami bisa lebih baik sehingga tentunya perputaran penjualan itu lebih cepat dan lebih besar. Ketiga, ketika kita mengeluarkan satu jenis menu, tentu kita sudah perkirakan biayanya, sehingga kita bisa memprediksi harga jual dan memprediksi seberapa besar respon konsumen terhadap produk kita. Dan Alhamdulillah strategi kita berjalan dengan maksimal sampai sekarang ini. Setidaknya ya kita ga sampai mengalami kerugian...” (wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 17.10)

Selama menjalankan usahanya, Gaboh Burger sudah melakukan penaikan harga atas produk mereka sebanyak empat kali. Sehingga peneliti melanjutkan wawancara dengan mengajukan pertanyaan, apa yang menjadi alasan Gaboh Burger melakukan penaikan harga, apakah penaikan harga ini merupakan bagian dari program perusahaan atau bagian dari kebijakan perusahaan?

Bapak Bobi (Bagian Keuangan Gaboh Burger) menjawab :

“...Sebenarnya penaikan harga ini bukan bagian dari program atau kebijakan manajemen Gaboh Burger. Alasan kami menaikkan harga semata-mata karena kenaikan harga bahan baku. Jadi, sebelum menaikkan


(29)

harga, kami terlebih dahulu melakukan kroscek terhadap harga-harga bahan baku. Karena case yang sering terjadi di lapangan itu, kenaikan harga bahan ngga hanya terjadi sama satu barang, tapi bisa sampai tiga atau empat barang yang mengalami kenaikan harga. Apalagi setelah kenaikan harga BBM membuat sejumlah bahan pokok ikut mengalami kenaikan harga. Jadi mau tidak mau kami harus mengkroscek ulang modal kita untuk setiap produk. Kalau seandainya kenaikan harga tersebut tidak terlalu berpengaruh besar terhadap modal, atau dengan kata lain masih ada

range antara modal dengan profit yang kita targetkan, sebisa mungkin kita tidak melakukan penaikan harga. Tetapi yang sering terjadi, modal yang kita keluarkan dengan rentang profit yang kita ambil sudah ngga seimbang lagi, makanya kami harus mengambil kebijakan untuk menaikkan harga…”(Wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 17.20)

Mendengar pemaparan mengenai penaikan harga yang dilakukan Gaboh Burger, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh kenaikan harga tersebut terhadap penjualan. Maka peneliti melanjutkan pertanyaan kepada bapak Bobi yaitu, bagaimana pengaruh kenaikan harga tersebut terhadap tingkat penjualan?

Bapak Bobi (Bagian Keuangan Gaboh Burger) menjawab :

“...Tentu saja ada pengaruh. Tetapi ya tidak terlalu signifikan. Kalau dihitung-hitung jumlah transaksi sebelum dan sesudah harga naik tidak terlalu mengalami penurunan yang drastis. Kalau dihitung berdasarkan jumlah bill yang keluar, kita mengalami penurunan sedikit, tetapi kalau diliat dari segi nominal tentu saja semenjak harga naik, jumlah nominalnya bertambah. Misalnya tahun sekarang untuk penjualan kita, kita dapat Rp. 1.200.000,- sedangkan tahun lalu Rp.1000.000,- tetapi bukan berarti pendapatan kita bertambah. Nominalnya menaik tetapi item yang terjual


(30)

tetap, bahkan sedikit berkurang. Kira-kira begitu perhitungannya. Cuma Alhamdulillah, krisis itu cuman terjadi sebentar saja. Seiring berjalannya waktu, penjualan kita sudah mulai stabil...” (wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 17.35)

Berdasarkan pemaparan beliau, selanjutnya peneliti bertanya bagaimana antisipasi terhadap resiko kenaikan harga tersebut. Maka peneliti mengajukan pertanyaan, Lalu bagaimana Gaboh Burger mengantisipasi kenaikan harga tersebut agar penjualan tetap stabil?

Bapak Bobi (Bagian Keuangan Gaboh Burger) menjawab :

“...kalau antisipasi kita untuk meminimalisir dampak kenaikan harga terhadap respon konsumen ya tetap menjaga kualitas baik rasa maupun kualitas pelayanan kita dan juga tetap melakukan promosi. Karena begini, kalau ditanya soal harga dengan kualitas rasa yang kita tawarkan, kita tidak merasa takut. Kenapa? Karena ada banyak tipe konsumen. Ada konsumen yang tahu tentang bahan-bahan apa yang kita pakai dalam makanan atau minuman yang kita sajikan, jadi mereka engga keberatan dengan harga yang kita tetapkan. Kami pernah mendapat respon dari konsumen, dia bilang kalau dia tahu bahan-bahan yan kita pakai itu bukan bahan yang murah, jadi dia heran kenapa kita berani membuat harga sekian untuk produk yang dia rasa wajar kalau kita buat dengan harga tinggi. Kalau tipe konsumennya seperti itu, tentu kita kan ga perlu lagi pusing-pusing buat matok harga. Tetapi ada juga tipe konsumen yang tidak tahu bahan yang dipakai untuk memproduksi satu jenis menu tertentu, jadi begitu dia melihat ada kenaikan harga, dia merasa kurang terima dan pada akhirnya mengurangi intensitasnya makan disini. Tetapi ada juga konsumen yang tidak peduli dengan harga, yang hanya mencari kualitas rasa dan kenyamanan. Bagi mereka ini, perubahan harga ga akan terlalu jadi masalah yang penting mereka mendapat kepuasan dari yang mereka


(31)

bayar. Jadi kita kalau mau menetapkan harga ya benar-benar harus pakai pertimbangan. Ya itulah antisipasi kita terhadap perubahan harga ini, yang terpenting buat kita, bagaimanapun situasinya, kita tetap bakal jaga kualitas Gaboh Burger...” (wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 17.45)

Semenjak Gaboh Burger berjalan selama kurang lebih tiga tahun, tentu saja Gaboh Burger mengalami pasang surut baik dari segi penjualan maupun dari segi lain. Banyaknya menu yang ditawarkan pasti memiliki peminat tersendiri. Sehingga peneliti melanjutkan wawancara dengan beliau dengan pertanyaan, selama tiga tahun berjalan, menu apa yang paling banyak diminati pengunjung dan seberapa banyak transaksinya serta pada tahun ke-berapa tingkat penjualan tertinggi?

Bapak Bobi (Bagian keuangan Gaboh Burger) menjawab :

“...menu yang paling diminati ya Gaboh Beef Burger dan Beef Burger. Jumlah transaksinya ya bisa mencapai 40-60 porsi perharinya. Dan penjualan tertinggi ada di tahun ketiga. Pada awal berdiri, tentu kan pelanggan kita masih sedikit, jadi penjualan pun masih tidak terlalu banyak. Kemudian di tahun kedua sedikit mengalami penurunan karena kenaikan harga dan di tahun ketiga ini lebih meningkat lagi dan tahun itu tingkat penjualan tertinggi kita khususnya untuk produk burger gaboh dan di tahun keempat ini bisa dibilang sudah mulai stabil...” (wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 18.05) Sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti memiliki keluhan. Sehingga peneliti melanjutkan wawancara kepada Bapak Bobi dengan pertanyaan, apa yang menjadi keluhan manajemen Gaboh Burger dalam menjalankan usahanya?


(32)

Bapak Bobi (Bagian Keuangan Gaboh Burger) menjawab :

“...keluhannya kita ya mengenai kenaikan harga bahan pokok lah. Masalahnya kenaikan harga bahan ga hanya terjadi sama satu jenis bahan saja, bahkan bisa tiga atau empat bahan mengalami kenaikan harga. Bahkan terkadang ga hanya naik, bahkan bahan itu mengalami kelangkaan. Tentunya ini kan jadi pikiran kita. Kalau sudah begini, masalah lain pun muncul yaitu membuat penetapan harganya. Kita terpaksa harus mengkroscek ulang lagi seluruh biaya dan kalaupun harus menaikkan harga ga boleh terlalu besar, takut berpengaruh ke konsumen. Itu aja sih keluhannya...”(wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 18.10).

3. Ibu Safira (Karyawan Gaboh Burger)

Karyawan restaurant atau yang sering kita dengar dengan istilah waitress

merupakan bagian dari anggota organisasi di suatu restaurant yang berhubungan langsung dengan pelanggan/customer. Karyawan bertugas untuk melayani pelanggan. Tak jarang pelanggan mengeluhkan tentang pelayanan yang diberikan restaurant kepada waitress. Sehingga karyawan tersebut diharapkan dapat melayani pembeli dengan baik untuk menarik simpati pembeli untuk mengunjungi kembali restaurant tersebut.

Secara tidak langsung, karyawan dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada perusahaan walupun karyawan tidak diikutsertakan secara langsung dalam proses manajemen perusahaan atau pengambilan kebijakan dalam perusahaan. Oleh sebab itu, peneliti merasa perlu untuk melakukan wawancara dengan beberapa karyawan Gaboh Burger untuk memperoleh data yang dibutuhkan oleh


(33)

peneliti. Karyawan yang diwawancara adalah karyawan sudah bekerja lebih dari satu tahun sehingga mereka lebih mengetahui setiap perubahan dan perkembangan pada Gaboh Burger. Mereka adalah Ibu Safira, Bapak Madan, dan Bapak Amri. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang sama kepada mereka perusahaan seputar strategi penetapan harga pada Gaboh Burger, dengan pertanyaan, bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai strategi penetapan harga yang diterapkan Gaboh Burger? Kemudian, bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang kenaikan harga yang dilakukan? Berdasarkan pengamatan Bapak/Ibu apakah kenaikan harga tersebut berpengaruh terhadap tingkat penjualan pada Gaboh Burger?

Ibu Safira (Karyawan Gaboh Burger) menjawab :

“...kalau menurut saya sih harga yang ditetapkan Gaboh Burger sih sudah terjangkau, kalau kita bandingkan dengan restaurant lainnya. Lagipula harga yang kami tawarkan sebanding dengan apa yang diterima konsumen. Kalau untuk kenaikan harga juga sudah wajar yaa, mengingat harga bahan baku yang semakin tinggi, harga BBM juga sudah naik jadi berpengaruh juga terhadap kenaikan harga bahan pokok. Jadi kalaupun harga jual dinaikkan, saya rasa sangat wajar. Lagipula kenaikan harga juga ngga terlalu besar. Respon konsumen sih sejauh ini positif, ga banyak yang komplein, tapi ya ada juga beberapa mungkin mereka baru pertama kali datang jadi gatau kalau harga yang kita kasih uda cukup terjangkau. Tapi itu ga jadi masalah besar lah. Dan kalau saya liat untuk tingkat penjualannya juga ga terlalu berubah drastis dari tahun-tahun lalu. Ya mungkin karena faktor pesaing yang sudah semakin banyak, jadi mungkin sebagian pelanggan kita mau cari hal yang baru. Gada masalah kalau untuk itu sih...”(wawancara dengan Karyawan Gaboh Burger. Pada tanggal 8 Juli 2013. Pukul 14.00)


(34)

4. Bapak Madan (Karyawan Gaboh Burger)

Selain Ibu Safira, peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak Madan yang juga karyawan Gaboh Burger. Adapun pertanyaan yang peneliti ajukan kepada Bapak Madan sama dengan pertanyaan yang peneliti ajukan kepada Ibu Safira, yaitu bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai strategi penetapan harga yang diterapkan Gaboh Burger? Kemudian, bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang kenaikan harga yang dilakukan? Berdasarkan pengamatan Bapak/Ibu apakah kenaikan harga tersebut berpengaruh terhadap tingkat penjualan pada Gaboh Burger?

Bapak Madan (Karyawan Gaboh Burger) menjawab :

“...Menurut saya sih harga yang ditetapkan Gaboh sudah terjangkau, karena bahan-bahan yang kita pakai juga bukan sembarangan, yang memang harganya di pasaran juga udah mahal. Jadi buat harga segitu udah sangat wajar lah. Kenaikan harga yang kita buat juga bukan tanpa perhitungan. Semua harga barang-barang di pasar sudah tinggi, jadi kalau kita ga menaikkan harga, modal ga tertutupi. Jadi ya wajar lah kalau kita naikin harga. Lagipula kalau dibandingin dengan harga makanan di restaurant lain, kita masih bisa bersaing. Kalau untuk tingkat penjualan juga ga terlalu berbeda jauh dari tahun kemarin. Kalaupun turun ya ga terlalu drastis, karena yang saya liat jumlah pengunjung setiap harinya masih sama dengan yang dulu...” (wawancara dengan Karyawan Gaboh Burger. Pada tanggal 8 Juli 2013, Pukul 14.25)


(35)

Selain Ibu Safira dan Bapak Madan peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak Amri yang juga karyawan Gaboh Burger. Adapun pertanyaan yang peneliti ajukan kepada Bapak Amri sama dengan pertanyaan yang peneliti ajukan kepada Ibu Safira dan Bapak Madan, yaitu bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai strategi penetapan harga yang diterapkan Gaboh Burger? Kemudian, bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang kenaikan harga yang dilakukan? Berdasarkan pengamatan Bapak/Ibu apakah kenaikan harga tersebut berpengaruh terhadap tingkat penjualan pada Gaboh Burger?

Bapak Amri (Karyawan Gaboh Burger) menjawab :

“...menurut saya Gaboh Burger sudah cukup cerdas dalam menetapkan harga. Kalau yang saya lihat di restaurant atau cafe lain di medan ini, harga yang mereka kasih itu kebanyakan tinggi. Padahal belum tentu harga tersebut sesuai dengan kualitas yang mereka kasih. Buat saya sejauh ini harga Gaboh Burger masih wajar ya bisa dibilang cukup terjangkau lah buat anak muda. Kalau pun kita melakukan penaikan harga, saya rasa harga yang dinaikkan juga ga terlalu tinggi. Masih wajar lah soalnya semua harga bahan baku naik apalagi setelah kenaikan harga BBM. Ada sih sebagian customer yang komplein langsung ke kami, tapi ga banyak. Jadi ga terlalu ngaruh la sama tingkat penjualan kita. Saya sendiri ga terlalu memperhatikan itu soalnya. Cuma yang saya lihat, pembelinya ada saja setiap hari, dan jumlahnya juga beda sama hari-hari sebelumnya...” (wawancara Karyawan Gaboh Burger. Tanggal 8 Juli 2013. Pukul 15.00)

4.2 Pembahasan


(36)

Dalam melakukan penetapan harga, ada cara yang dilakukan oleh Gaboh Burger yaitu dengan menitikberatkan pada tujuan penetapan harga dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga. Dalam menetapkan harga, Gaboh Burger hanya memperhatikan apa saja yang menjadi faktor pembentuk dari harga tersebut dan apa yang menjadi tujuan Gaboh Burger dalam menentukan harga. Seperti hasil wawancara yang berhasil dikutip oleh peneliti pada wawancara tanggal 3 Juli 2013, pukul 16.30 kepada Bapak Bobi, salah satu staf manajemen yang mengurus bagian Keuangan Gaboh Burger, beliau mengatakan “...sebenarnya Gaboh Burger tidak terlalu memiliki kebijakan baku mengenai harga. Atau dengan kata lain tidak ada kebijakan khusus lah untuk melakukan penetapan harga. Cara penetapan harga yang kami buat pada prinsipnya sama saja dengan restaurant lainnya.Gaboh Burger menentukan harga dengan melihat apa aja yang menjadi komponen pembentuk harga tersebut. Secara rinci, langkah kami dalam menetapkan harga dimulai dari mengestimasi modal yang dikeluarkan dan profit yang ingin diperoleh. Kemudian selanjutnya melihat harga pesaing. Barulah kami melakukan penetapan harga...”

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa dalam menetapkan harga, Gaboh Burger terlebih dahulu merumuskan apa yang menjadi tujuan penetapan harga tersebut danfaktor apa saja yang mempengaruhi penetapan harga. Setelah merumuskan kedua bagian itu, maka barulah Gaboh Burger dapat menentukan harga. Berikut pemaparan mengenai tujuan penetapan harga dan faktor pembentukan harga yang dilakukan Gaboh Burger.


(37)

A. Tujuan Penetapan Harga

Strategi penetapan harga setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada kebijakan yang diterapkan perusahaan. Dalam menetapkan harga, sebuah perusahaan harus mengetahui betul apa yang menjadi tujuan perusahaan dalam menetapkan harga. Pada umumnya tujuan perusahaan dalam menetapkan harga adalah untuk memaksimasi keuntungan, menguasai pangsa pasar, meminimalisir tingkat persaingan dan banyak lagi. Demikian juga dengan Gaboh Burger. Gaboh Burger melakukan penetapan harga dengan terlebih dahulu merumuskan apa yang menjadi tujuan penetapan harga itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, peneliti berhasil mengutip pernyataan dari pihak manajemen Gaboh Burger yang menyatakan, “…tujuan dari strategi penetapan harga yang kami lakukan ya tentunya untuk memperoleh keuntungan, untuk bersaing dengan kompetitor lain, kemudian sebagai alat pemasaran kami dan juga sebagai media untuk memperluas pangsa pasar kami…”(wawancara bagian keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 16.57)

Tujuan penetapan harga yang dilakukan oleh Gaboh Burger pada dasarnya sesuai dengan teori yang ada. Seperti yang telah dipaparkan dalam landasan teori. Berikut adalah pemaparan tujuan penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger.

1. Memperoleh Keuntungan

Setiap perusahaan bisnis adalah bersifat komersial yang artinya perusahaan pasti menginginkan laba dari setiap aktivitas kerjanya. Harga merupakan satu-satunya elemen pemasaran yang menghasilkan pendapatan bagi


(38)

perusahaan. Setiap perusahaan memiliki kebebasan dan strategi yang berbeda-beda dalam menetapkan harga, tergantung pada besar laba yang diinginkannya. Melalui besarnya pendapatan, maka dapat dilihat berapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Gaboh Burger menetapkan harga yang rendah sehingga kemungkinan untuk meningkatkan penjualan semakin besar. Melalui penjualan yang tinggi tersebut maka Gaboh Burger akan memperoleh laba yang lebih besar.

Berikut adalah produk yang dijual dengan harga rendah untuk menghasilkan penjualan yang tinggi:

Tabel 4.2 Daftar Harga Produk yang Dijual dengan Harga Rendah (Mei-Juni 2013)

No Nama

Produk

Biaya Produksi/Unit

(Rp)

Price/Unit (Rp)

Besar Penjualan

(Porsi)

Laba P - C x S

(Rp) 1. Beef Burger 12.000 16.000 2.100 8.400.000 2. French Fries 9.000 12.000 2.500 7.500.000 3. Nasi Ayam

Bakar Madu 12.000 15.500 1.800 6.300.000 4. Spaghety

Bolognise 12.000 17.500 1.200 6.600.000 Sumber: Gaboh Burger

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa dengan menetapkan harga yang rendah, akan memperbesar kemungkinan tingkat penjualan semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat penjualan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan untuk memaksimalisasi keuntungan.


(39)

2. Sebagai Alat untuk Bersaing dengan Kompetitor

Tujuan kedua dari penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger adalah sebagai alat untuk bersaing dengan kompetitior lain. Persaingan merupakan suatu ancaman yang tidak dapat dihindari oleh setiap perusahaan. Oleh sebab itu banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan di tengah persaingan yang ada. Tingginya tingkat persaingan pada pebisnis kuliner menuntut mereka untuk mencari keunggulan yang dapat menghindarkan mereka dari ancaman para pesaingnya. Salah satu strategi yang dilakukan Gaboh Burger adalah melakukan strategi penetapan harga. Salah satu strategi penetapan harga tersebut adalah dengan menetapkan harga dibawah harga pesaing atau setidak-tidaknya sama dengan harga pesaing. Penetapan harga yang lebih rendah dari pesaing dapat merebut hati konsumen sehingga konsumen akan lebih tertarik untuk melakukan pembelian di Gaboh Burger.

Berikut harga produk yang dijual dengan harga yang lebih rendah dari pesaing:

Tabel 4.3 Daftar Perbandingan Harga Produk Sejenis dengan Beberapa Perusahaan Pesaing (Juni 2013)

Produk

Harga Produk (Rp)

Gaboh Burger Rest. L Rest. P Rest. R.B

Beef Burger 16.000 25.000 - 18.000

French Fries 12.000 20.000 25.000 13.000 Fetucini Carbonara 26.500 35.000 32.000 27.000 Spaghety Bolognise 17.500 20.000 27.000 15.000

Smoothies 14.000 35.000 27.000 16.000

Lemon Tea 6.000 10.000 17.000 8.000


(40)

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa Gaboh Burger menetapkan harga yang lebih rendah dari pesaing untuk meminimalisir ancaman pesaing. Dengan menetapkan harga yang lebih rendah dengan kualitas yang sama, Gaboh Burger yakin mampu merebut pangsa pasar pesaingnya.

3. Sebagai Alat Pemasaran

Tujuan ketiga dari penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger adalah sebagai alat pemasaran. Harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran. Oleh sebab itu, Gaboh Burger memanfaatkan harga sebagai alat pemasarannya untuk memperkenalkan produknya kepada pasar. Melalui harga yang terjangkau, mereka berharap pembeli akan memberikan respon positif terhadap Gaboh Burger. Bagi Gaboh Burger, menetapkan harga rendah merupakan strategi untuk mempermudah mereka untuk masuk ke dalam pasar. Setiap restaurant memiliki target pasar yang berbeda-beda. Setiap restaurant memiliki kebijakan masing-masing untuk menetapkan harga. Ada perusahaan yang berorientasi pada penjualan dan ada juga perusahaan yang berorientasi pada pemasaran, yaitu perusahaan yang memprioritaskan kepuasan konsumennya. Banyak cara untuk menciptakan kepuasan konsumen. Salah satunya adalah dengan memberikan harga rendah dengan kualitas produk yang baik. Kepuasan konsumen akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan, Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh adalah semakin luasnya pangsa pasar, semakin tingginya tingkat penjualan dan perusahaan akan mudah diterima di pasar. Gaboh Burger merupakan salah satu perusahaan yang berorientasi pada pemasaran. Dengan menetapkan harga rendah, maka Gaboh Burger akan mudah mendapat


(41)

simpati dari pembeli, dengan demikian maka pangsa pasar Gaboh Burger akan semakin luas.

4. Memperluas Pangsa Pasar

Tujuan terakhir dari penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger adalah untuk memperluas pangsa pasar. Pangsa pasar adalah perbandingan antara penjualan yang dicapai perusahaan terhadap penjualan industri sejenis lainnya. Untuk memperluas pangsa pasar, Gaboh Burger harus terlebih dahulu menentukan target pasar yang dituju. Target pasar ingin dituju Gaboh Burger adalah kalangan anak muda Medan. Tentu saja untuk menjangkau pasarnya tersebut gaboh Burger harus memperhatikan strategi pemasarannya, khususnya strategi penetapan harga. Harga merupakan salah satu faktor pertimbangan bagi anak muda untuk melakukan pembelian. Semakin rendah harga yang ditawarkan, maka semakin tinggi antusias mereka untuk melakukan pembelian. Menetapkan harga yang rendah merupakan cara Gaboh Burger untuk memperluas pangsa pasarnya. Melalui harga yang rendah maka Gaboh Burger akan dengan mudah merebut pangsa pasar pesaingnya, karena dengan harga tersebut maka target pasar dari perusahaan akan semakin luas sehingga akan mempengaruhi tingkat penjualan pada Gaboh Burger.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Dalam melakukan strategi penetapan harga, sebuah perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga produk.


(42)

Gaboh Burger dalam melakukan penetapan harga atas produknya juga mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, peneliti berhasil mengutip pernyataan dari pihak manajemen Gaboh Burger yang menyatakan, “...faktor yang paling utama yang paling kami pertimbangkan dalam melakukan penetapan harga adalah harga bahan baku. Selain harga bahan baku, kita juga mempertimbangkan harga pesaing. Saya rasa itu aja sih yang dominan...” (wawancara Bagian Keuangan Gaboh Burger. Pada tanggal 3 Juli 2013. Pukul 16.57)

Dalam pernyataan di atas cukup terlihat bahwa dalam menetapkan harga, Gaboh Burger juga melakukan pertimbangan agar tidak salah dalam menetapkan harga. Kesalahan dalam penetapan harga dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Adapun faktor pertimbangan Gaboh Burger adalah:

1. Harga Bahan Baku (Biaya Produksi)

Salah satu faktor yang mempengaruhi Gaboh Burger dalam menetapkan harga adalah harga bahan baku. Pada umumnya setiap perusahaan sebelum menetapkan harga jual memang terlebih dahulu melihat total biaya yang dikeluarkan untuk mengasilkan satu jenis produk. Demikian dengan Gaboh Burger. Gaboh Burger juga menjadikan harga bahan baku sebagai patokan dalam menetapkan harga jual. Apabila harga bahan baku mengalami kenaikan secara bersama-sama, maka mau tidak mau Gaboh juga harus menaikkan harga jual untuk menutupi biaya produksi. Lalu kemudian melakukan perhitungan terhadap


(43)

profit yang ingin diperoleh. Menghitung profit yang ingin diperoleh merupakan cara untuk memaksimasi keuntungan. Sehingga tidak hanya memberikan kepuasan kepada customer, tetapi Gaboh Burger juga dapat meningkatkan pendapatan dari aktivitas penjualan yang tinggi.

2. Harga Pesaing

Selain harga bahan baku yang menjadi faktor pertimbangan lainnya adalah melihat harga pesaing. Terlepas dari ada tidaknya pesaing sejenis sebuah Gaboh Burger di masa sekarang, Gaboh Burger tetap tidak boleh lengah. Masih ada masa mendatang yang mungkin akan menghasilkan pesaing-pesaing baru dan masih ada restaurant atau cafe lain yang siap bersaing dengan Gaboh Burger. Oleh sebab itu, untuk mampu bersaing, mereka harus memiliki sesuatu yang lebih yang tidak dimiliki oleh para pesaing lain. Salah satu yang menjadi kekuatan dari Gaboh Burger adalah harga jual yang ditawarkan. Penetapan harga yang terjangkau bahkan masih tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan restaurant fast food lainnya menjadikan Gaboh Burger yakin dapat bersaing dengan kompetitornya.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan Gaboh Burger dalam menetapkan harga sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan para ahli yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya. Hanya saja, Gaboh Burger tidak melakukan penetapan harga sepenuhnya berdasarkan teori melainkan menyesuaikan dengan kondisi nyata yang ada di lapangan dan yang merupakan


(44)

faktor yang paling dominan dalam kaitannya dengan penetapan harga produk pada Gaboh Burger.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka cara yang dilakukan Gaboh Burger dalam melakukan penetapan harga adalah dengan memperhatikan apa yang menjadi tujuan penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger. Adapun yang menjadi tujuan Gaboh Burger dalam menetapkan harga adalah untuk memperoleh keuntungan, sebagai alat bersaing dengan kompetitor, sebagai alat pemasaran dan untuk memperluas pangsa pasar. Dengan memperhatikan tujuan penetapan harga tersebut, selanjutnya Gaboh Burger juga memperhitungkat faktor dalam pembentukan harga.

Setelah merumuskan tujuan penetapan harga, langkah berikut yang diperhatikan Gaboh Burger dalam menetapkan harga adalah faktor-faktor pembentuk harga tersebut. Adapun yang menjadi faktor yang mempengaruhi pembentukan harga tersebut adalah harga bahan baku dan harga pesaing. Setelah memperkirakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi satu jenis produk, maka selanjutnya Gaboh Burger akan memperkirakan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh. Setelah memperkirakan seluruh unsur yang mempengaruhi pembentukan harga tersebut, maka Gaboh Burger dapat melakukan penetapan harga.


(45)

4.2.2 Strategi Penetapan Harga Gaboh Burger

Gaboh Burger merupakan salah satu restaurant fast food di kota Medan yang masih beroperasi lebih kurang selama empat tahun. Walaupun tergolong baru, tetapi restaurant ini sudah berhasil merebut pasar yang cukup luas dan sudah dikenal oleh kalangan pecinta kuliner di Medan. Keberhasilan Gaboh Burger tidak terlepas dari penerapan manajemen yang baik, baik dalam hal pemasaran maupun penjualan. Restaurant ini merupakan salah satu restaurant yang berhasil menerapkan strategi pemasaran sebagai senjata untuk mengungguli pesaingnya. Salah satu strategi pemasaran yang sudah diterapkan oleh manajemen Gaboh Burger adalah strategi penetapan harga. Strategi penetapan harga adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menetapkan harga atas produk yang dipasarkan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan sehingga pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut,

Strategi penetapan harga pada Gaboh Burger pada praktiknya tidak didasarkan pada teori. Strategi penetapan harga yang dilakukan Gaboh Burger disesuaikan dengan kebutuhannya. Kebutuhan utama Gaboh Burger adalah menjalankan usaha dengan tujuan untuk membuka pangsa pasar baru dengan menciptakan produk yang dapat memenuhi kepuasan konsumen melalui harga yang ditawarkan dan kualitas yang memuaskan.


(46)

Berdasarkan hasil wawancara, pengamatan yang penulis lakukan selamma melakukan penelitian dann berdasarkan teori yang ada, ada beberapa strategi yang dilakukan Gaboh Burger dalam melakukan penetapan harga, yakni:

1. Strategi Penetapan Harga untuk Membentuk Pangsa Pasar

Pada tahun pertama, Gaboh Burger menetapkan harga yang relatif rendah pada produknya untuk membentuk pangsa pasar. Strategi penetapan harga ini adalah strategi yang dilakukan dengan cara menciptakan harga serendah mungkin untuk produk baru. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pangsa pasar yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki keunggulan biaya, dan pasarnya tidak dapat dikuasai oleh pesaing, Tjiptono (2002:176). Strategi penetapan harga ini dipercaya manajemen Gaboh Burger dapat mengundang perhatian dan rasa penasaran konsumen untuk datang dan menikmati menu yang disajikan oleh Gaboh Burger. Selain dengan harga yang rendah, Gaboh Burger semakin yakin konsumen akan menyukai produk mereka karena kualitas rasa dan pelayanan yang diberikan Gaboh Burger. Terbukti Gaboh Burger dapat meningkatkan penjualannya dari bulan ke bulan. Terlebih, pangsa pasar yang ingin direbut oleh Gaboh Burger adalah kalangan anak muda. Tentunya untuk dapat menjangkau kalangan anak muda, Gaboh Burger perlu memperhatikan harga karena pada umumnya kalangan anak muda akan mencari tempat tongkrongan yang harganya terjangkau tetapi dengan kualitas yang baik. Dengan menetapkan harga yang terjangkau untuk target pasarnya maka Gaboh Burger dapat terus memperluas pangsa pasarnya. Berikut tabel penjualan salah satu produk Gaboh Burger yang dijadikan sampel penetapan harga yang disetujui oleh manajemen Gaboh Burger:


(47)

Tabel 4.4 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2010 Periode Maret-Desember

Bulan Harga (Rp) Volume (Unit) Pendapatan (Rp)

Maret 13.000 56 728.000

April 13.000 68 884.000

Mei 13.000 80 1.040.000

Juni 13.000 93 1.209.000

Juli 13.000 112 1.456.000

Agustus 13.000 123 1.599.000

September 13.000 134 1.742.000

Oktober 13.000 145 1.885.000

November 13.000 148 1.924.000

Desember 13.000 164 2.132.000

Total 1.123 14.653.000

Sumber : Gaboh Burger

Dari tabel di atas, dapat dilihat peningkatan penjualan dari bulan ke bulan yang diterima Gaboh Burger untuk produk Burger Gaboh dari strategi penetapan harga yang dilakukan oleh Gaboh Burger. Pada bulan pertama, penjualan burger gaboh masih sedikit rendah disebabkan karena Restoran Gaboh Burger baru saja berdiri dan belum memiliki pelanggan tetap. Sehingga untuk semakin meningkatkan minat beli konsumennya, Gaboh Burger semakin gencar melakukan promosi melalui media radio, ataupun dengan bekerjasama dengan pihak luar dan menjadi sponsor dari event tertentu seperti event musik. Sehingga pada bulan berikutnya, Gaboh Burger sudah mampu membentuk pangsa pasar baru dan berhasil meningkatkan penjualannya.


(48)

Dalam menjalankan bisnis kulinernya, Gaboh Burger tidak terlepas dari ancaman pesaing. Persaingan yang tinggi membuat Gaboh Burger harus mencari strategi untuk menghadapi pesaingnya. Salah satunya adalah melalui strategi harga. Pada tahun pertama, Gaboh Burger sudah berhasil menciptakan tingkat penjualan yang tinggi, dengan kata lain, Gaboh Burger sudah berhasil membuka pangsa pasar barunya. Namun seiring berjalannya waktu, usaha kuliner lain pun mulai bermunculan dan ini dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Sehingga untuk tetap menjaga loyalitas pelanggannya, Gaboh Burger melakukan penatapan harga dengan melihat harga pesaing. Dengan menjaga loyalitas pelanggan, maka secara langsung Gaboh Burger telah berusaha untuk mempertahankan penjualan agar tetap tinggi.

Adapun strategi yang diterapkan Gaboh Burger untuk menghadapi persaingan tersebut adalah strategi relatif pricing. Strategi ini dilakukan untuk menghadapi persaingan yaitu melakukan penetapan harga dengan terlebih dahulu melihat harga pesaing. Strategi relative pricing merupakan bagian dari strategi harga kompetitif. Strategi harga kompetitif merupakan strategi penetapan harga dengan melakukan penetapan harga yang mampu bersaing dengan kompetitor nya. Strategi harga kompetitif ini terbagi dalam dua bentuk strategi yaitu strategi

relative pricing dan strategi follow- the leader pricing. Dari kedua strategi kompetitif tersebut, strategi kompetitif yang diterapkan Gaboh Burger adalah strategi relative pricing. Strategi relative pricing adalah yaitu strategi penentuan harga dengan menetapkan harga di atas, di bawah atau sama dengan tingkat harga persaingan, Kusmono (2001:358). Hal ini dapat diperkuat melalui pernyataan


(49)

Bapak Bobi yang menyatakan bahwa strategi yang mereka tetapkan dalam melakukan penetapan harga adalah dengan melihat harga pesaing. Persaingan merupakan salah satu ancaman yang dimiliki oleh setiap pelaku bisnis, salah satunya adalah pelaku bisnis kuliner. Oleh karena itu, untuk menghadapi persaingan tersebut, sedapat mungkin Gaboh Burger menetapkan harga yang lebih rendah dari harga pasar atau setidak-tidaknya sama dengan harga pasar. Dengan mempertimbangkan harga pesaing, maka Gaboh Burger ingin melakukan terobosan yaitu dengan menciptakan harga dibawah harga pesaing atau setidak-tidaknya sama dengan harga pesaing untuk dapat merebut pangsa pasar yang lebih luas. Hal ini dilakukan Gaboh Burger untuk meningkatkan penjualannya. Bagi mereka apabila tingkat penjualan tinggi, maka kesempatan untuk memperoleh profit yang lebih besar akan semakin tinggi.

Berikut daftar perbandingan harga beberapa produk Gaboh Burger yang juga diproduksi oleh perusahaan pesaing:


(50)

Tabel 4.5 Daftar Perbandingan Harga Produk Sejenis dengan Beberapa Perusahaan Pesaing (Juni 2013)

Produk

Harga Produk (Rp)

Gaboh Burger Rest. L Rest. P Rest. R.B

Beef Burger 16.000 25.000 - 18.000

French Fries 12.000 20.000 25.000 13.000 Fetucini Carbonara 25.000 35.000 32.000 27.000 Spaghety Bolognaise 17.500 20.000 27.000 19.000

Smoothies 14.000 35.000 27.000 16.000

Lemon Tea 6.000 10.000 17.000 8.000

Sumber: Peneliti-Juni 2013

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa Gaboh Burger menetapkan harga yang lebih rendah dari pesaing untuk meminimalisir ancaman pesaing. Sesuai dengan pernyataan Bapak Bobi yang berhasil dikutip penulis yang menyatakan strategi yang mereka gunakan adalah dengan menggunakan strategi yang berfokus pada pemuasan kebutuhan pasar, melihat tingkat persaingan untuk mencari jalan keluar dalam meminimalisir ancaman pesaing, sehingga mereka dapat membentuk pasar yang lebih besar. Dengan menetapkan harga yang lebih rendah dengan kualitas yang sama dengan restoran fast food ternama, Gaboh Burger yakin mampu merebut pangsa pasar pesaingnya untuk menciptakan penjualan yang tinggi.

Namun adanya perkembangan perekonomian dan politik di Indonesia, menyebabkan terjadinya perubahan di Indonesia. Salah satu perubahan tersebut adalah kenaikan harga bahan pokok. Pada awal tahun 2011, Gaboh Burger dihadapkan pada kondisi dilematis dimana terjadi kenaikan harga bahan baku


(51)

yang memaksa manajemen Gaboh Burger untuk kembali mendata ulang harga bahan baku produk. Setelah melakukan pendataan, Gaboh Burger kembali memikirkan strategi lain untuk menjaga keseimbangan antara pemasukan dengan pengeluaran. Sehingga untuk menutupi setiap biaya yang mereka keluarkan, Gaboh Burger terpaksa melakukan penaikan harga untuk beberapa produk yang terkena dampak kenaikan harga bahan pokok. Melakukan penaikan harga bukanlah suatu kebijakan yang dilakukan Gaboh Burger yang telah direncanakan pada awal Gaboh Burger beroperasi. Namun berdasarkan keterangan yang diberikan oleh pihak manajemen Gaboh Burger, hal tersebut dilakukan karena adanya kenaikan harga bahan baku sehingga mau tidak mau Gaboh Burger harus melakukan penaikan harga untuk menutupi biaya produksi yang dikeluarkan Gaboh Burger. Untuk menjaga agar pelanggan tidak terlalu merasakan perubahan harga yang dilakukan Gaboh Burger, maka Gaboh Burger melakukan penaikan harga sedikit terhadap produknya dan tetap dengan memperhatikan harga yang ditawarkan pesaing. Terdapat beberapa produk yang mengalami kenaikan harga, salah satunya adalah Burger Gaboh. Kenaikan harga ini pasti berdampak terhadap tingkat penjualannya. Tabel 4.6 akan menggambarkan fluktuasi penjualan burger Gaboh setelah mengalami kenaikan harga.


(52)

Tabel 4.6 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2011 Periode Januari-Juli

Bulan Harga (Rp) Volume (Unit) Pendapatan (Rp)

Januari 14.000 125 1.750.000

Februari 14.000 118 1.652.000

Maret 14.000 137 1.918.000

April 14.000 152 2.128.000

Mei 14.000 176 2.464.000

Juni 14.000 185 2.590.000

Juli 14.000 197 2.758.000

Total 1.090 15.260.000

Sumber : Gaboh Burger

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat perubahan harga yang dilakukan Gaboh Burger telah mempengaruhi tingkat penjualan. Pada bulan Januari 2011, tingkat penjualan burger gaboh mengalami penurunan sebesar 39 poin dibanding dengan bulan Desember 2010. Hal ini terjadi akibat kenaikan harga yang Gaboh Burger lakukan. Namun seiring berjalannya waktu, penjualan kembali meningkat karena pelanggan sudah mulai menerima perubahan harga. Perubahan harga yang tidak terlalu besar juga membuat pelanggan tidak begitu terbeban karena harga yang mereka tawarkan sesuai dengan kualitas yang mereka berikan.

Pada Agustus 2011, Gaboh Burger kembali melakukan penaikan harga yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku untuk menutupi biaya produksi dan mencapai tingkat profit yang mereka tetapkan. Penaikan harga yang dilakukan pun memberikan efek terhadap tingkat penjualannya. Berikut tingkat penjualan burger gaboh setelah mengalami kenaikan harga.


(53)

Tabel 4.7 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2011 Periode Agustus-Desember

Bulan Harga (Rp) Volume (Unit) Pendapatan (Rp)

Agustus 16.000 190 3.040.000

September 16.000 209 3.344.000

Oktober 16.000 236 3.776.000

November 16.000 233 3.728.000

Desember 16.000 241 3.856.000

Total 1.109 17.744.000

Sumber: Gaboh Burger

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat terjadi penurunan penjualan sebesar 7 (tujuh) poin dari penjualan pada bulan Juli 2011. Penurunan penjualan tidak terlalu tinggi karena Gaboh Burger berusaha mengimbanginya dengan memberikan kualitas yang terbaik, baik melalui rasa maupun pelayanan. Burger berusaha mengimbanginya dengan memberikan kualitas yang terbaik, baik melalui rasa maupun pelayanan. Sehingga dengan menjaga kepuasan konsumen, Gaboh Burger kembali berhasil meningkatkan penjualan burger gaboh pada bulan September dan berturut hingga pada bulan Desember 2011. Dan penjualan terus meningkat di tahun 2012 hingga tahun 2013. Peningkatan penjualan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(54)

Tabel 4.8 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2012 Periode Januari-Desember

Bulan Harga (Rp) Volume (Unit) Pendapatan (Rp)

Januari 16.000 290 4.640.000

Februari 16.000 300 4.800.000

Maret 16.000 281 4.496.000

April 16.000 297 4.752.000

Mei 16.000 316 5.056.000

Juni 16.000 291 4.656.000

Juli 16.000 286 4.576.000

Agustus 16.000 297 4.752.000

September 16.000 301 4.816.000

Oktober 16.000 325 5.200.000

November 16.000 302 4.832.000

Desember 16.000 291 4.656.000

Total 3.577 57.232.000

Sumber : Gaboh Burger

Seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas, terjadi penjualan yang cukup fluktuatif, tetapi perbedaan antara penjualan tertinggi dengan penjualan terendah tidak terlalu besar. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2012 merupakan tahun dimana burger gaboh memperoleh penjualan tertinggi. Banyak hal yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah keberhasilan Gaboh Burger untuk mengimbangi para pesaingnya.

Pada tahun 2013, penjualan burger gaboh juga terus mengalami peningkatan. Penerapan manajemen pemasaran yang baik membuat Gaboh Burger


(55)

mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Peningkatan penjualan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.9 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2013 Periode Januari-Juni

Bulan Harga (Rp) Volume (Unit) Pendapatan (Rp)

Januari 18.000 312 5.616.000

Februari 18.000 343 6.174.000

Maret 18.000 370 6.660.000

April 18.000 321 5.778.000

Mei 18.000 362 6.516.000

Juni 20.000 375 6.750.000

Total 1.347 37.494.000

Sumber : Gaboh Burger

Berdasarkan tabel tersebut, jelas terlihat bahwa Gaboh Burger pada tahun 2013 dapat memaksimalkan penjualannya. Peningkatan yang diperoleh tidak terlepas dari manajemen pemasaran yang dilakukan oleh Gaboh Burger. Peningkatan penjualan tersebut menggambarkan bahwa penerapan strategi harga sangat diperlukan oleh setiap perusahaan khususnya bisnis kuliner. Diperlukan strategi yang tepat dan kompetitif untuk dapat meningkatkan keunggulan perusahaannya. Perusahaan yang mampu bersaing akan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya dan sebaliknya perusahaan yang tidak mengerti cara untuk bersaing tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaanya.


(56)

Berdasarkan tabel-tabel penjualan di atas, dapat dibuktikan bahwa penaikan harga yang dilakukan Gaboh Burger tidak secara signifikan mempengaruhi volume penjualan. Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap Bapak Bobi dan karyawan Gaboh Burger sendiri. Mereka menyatakan bahwa penaikan harga yang dilakukan Gaboh Burger tentunya berpengaruh terhadap tingkat penjualan pada Gaboh Burger sendiri tetapi tidak signifikan dan tidak terlalu mengalami perubahan yang drastis. Hal tersebut dinilai wajar karena perilaku konsumen pada umumnya sedikit peka terhadap harga, bahkan untuk beberapa konsumen yang jeli, perubahann harga seribu rupiah pun dapat mereka rasakan, tetapi tidak banyak juga konsumen yang tidak peka terhadap harga apalagi harga yang dinaikkan hanya sedikit dibanding harga sebelumnya. Kesesuaian harga dengan kualitas yang diberikan merupakan kunci perusahaan untuk dapat mempertahankan loyalitas pelanggannya.


(57)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan mengenai strategi penetapan harga yang diterapkan oleh Gaboh Burger dalam meningkatkan penjualan adalah:

1. Cara yang dilakukan Gaboh Burger dalam menetapkan harga pada dasarnya sama dengan cara yang dilakukan oleh restoran lainnya. Adapun cara tersebut adalah yang pertama dengan mempertimbangkan apa yang menjadi tujuan Gaboh Burger dalam menetapkan harga. Adapun tujuan tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan, sebagai alat bersaing dengan kompetitor lain, sebagai alat pemasaran dan memperluas pangsa pasar. Kedua adalah menentukan faktor apa saja yang membentuk harga tersebut. Adapun faktor pembentuk harga pada Gaboh Burger adalah perhitungan biaya produksi dan harga pesaing. Dengan memperkirakan keseluruh faktor tersebut, barulah Gaboh Burger dapat menentukan harga produk.

2. Dalam meningkatkan penjualannya, Gaboh Burger menggunakan beberapa strategi penetapan harga yaitu strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar danstrategi relative pricing. Strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar merupakan strategi yang dilakukan dengan cara menciptakan harga serendah mungkin untuk produk baru. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pangsa pasar yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki keunggulan


(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Batasan Penelitian ... 8

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Pemasaran ... 10

2.2. Bauran Pemasaran atau Marketing Mix ... 12

2.3. Teori Harga ... 17

2.1.1 Definisi Harga ... 17

2.1.2 Fungsi dan Peranan Harga Bagi Perusahaan ... 17

2.1.3 Tujuan Penetapan Harga... 21

2.1.4 Faktor-faktor dalam Menentukan Harga ... 25

2.1.5 Prosedur Penetapan Harga ... 31

2.1.6 Strategi Penetapan Harga ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ... 43

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

3.3. Informan Penelitian ... 44

3.4. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 45


(2)

3.5. Teknik Pengumpulan data ... 47

3.6. Teknik Analisis Data ... 48

3.7. Metode Penyajian Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Deskripsi Perusahaan ... 51

4.1.2 Deskripsi Informan ... 58

4.1.3 Penyajian Data ... 60

4.2. Pembahasan ... 77

4.2.1 Cara Penetapan Harga pada Restaurant – Gaboh Burger ... 77

4.2.2 Strategi Penetapan Harga Gaboh Burger ... 85

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 99

5.2. Saran ... 100 DAFTAR PUSTAKA


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Total Penjualan Burger Gaboh Tahun 2010 – 2013 –

Pada Tingkat Harga yang Berbeda ... 4

Tabel 1.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 5

Tabel 2.1 Perbedaan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran ... 12

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian ... 59

Tabel 4.2 Daftar Harga Produk yang Dijual dengan Harga Rendah – (Mei-Juni 2013) ... 80

Tabel 4.3 Daftar Perbandingan Harga Produk Sejenis dengan Beberapa – Perusahaan Pesaing (Juni 2013) ... 81

Tabel 4.4 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2010 - Periode Maret-Desember ... 89

Tabel 4.5 Daftar Perbandingan Harga Produk Sejenis dengan Beberapa – Perusahaan Pesaing (Juni 2013) ... 92

Tabel 4.6 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2011 - Periode Januari-Juli ... 94

Tabel 4.7 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2011 - Periode Agustus-Desember ... 95

Tabel 4.8 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2012 - Periode Januari-Desember ... 96

Tabel 4.8 Volume Penjualan Burger Gaboh Tahun 2013 - Periode Januari-Juni ... 97


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran ... 16

Gambar 2.2 Skema Prosedur Penetapan Harga ... 34

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 46


(5)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENETAPAN HARGA PADA RESTORAN FAST FOOD DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN

(Studi pada Gaboh Burger Dipo Medan)

Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Mengingat persaingan yang sangat ketat, setiap perusahaan harus memiliki strategi untuk dapat bertahan hidup. Salah satu strategi yang perlu dilakukan adalah strategi pemasaran, khususnya strategi penetapan harga. Strategi penetapan harga yang tepat tentunya akan berdampak langsung pada perkembangan perusahaan, perkembangan tersebut dapat dilihat langsung dari tingkat penjualan yang diperoleh perusahaan. Adapun penelitian ini dilakukan di salah satu restoran fast food, Gaboh Burger Dipo yang terletak di jalan Diponegoro 47, Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara dan strategi penetapan harga pada Gaboh Burger dalam meningkatkan penjualannya.

Harga merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh produk yang kita inginkan. Penetapan harga merupakan suatu proses yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menetapkan harga terhadap produk yang mereka pasarkan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan dari penjualan yang dilakukan. Cara penetapan harga adalah langkah atau cara yang diterapkan dalam menetapkan harga produk. Cara menetapkan harga harus didukung oleh strategi yang tepat. Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi penetapan harga merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk menetapkan harga terhadap produk yang mereka jual guna memperoleh pendapatan sehingga pada akhirnya akan memberikan keuntungan sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh perusahaan. Penerapan strategi penetapan harga yang baik akan berdampak langsung terhadap keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Keberhasilan tersebut dapat dilihat melalui tingkat penjualan yang berhasil dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu.

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu informan kunci yaitu manajer sekaligus owner Gaboh Burger, informan utama yaitu bagian keuangan Gaboh Burger dan informan tambahan yaitu karyawan Gaboh Burger. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu pertama teknik pengumpulan data primer yaitu dengan melakukan wawancara dan melakukan observasi pada Restoran Gaboh Burger Dipo Medan, sedangkan yang kedua adalah teknik pengumpulan data sekunder yaitu dengan pengumpulan kepustakaan dan dokumentasi. teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai lapangan.


(6)

Berdasarkan hasil penelitian, cara yang dilakukan Gaboh Burger dalam menetapkan harga adalah dengan memperhitungkan apa yang menjadi tujuan dari penetapan dan faktor pembentukan harga. Strategi penetapan harga yang digunakan untuk meningkatkan penjualannya adalah strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar dan strategi relative pricing. Strategi ini diterapkan untuk meningkatkan penjualan pada Gaboh Burger.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yang disesuaikan dengan teori yang ada, Gaboh Burger menerapkan cara sederhana untuk menetapkan harga produknya. Namun penetapan harga yang dilakukan didasarkan pada usaha pemenuhan kepuasan konsumen. Cara penetapan harga tersebut sejalan dengan strategi yang mereka terapkan yaitu strategi untuk membentuk pangsa pasar dan strategi relative pricing. Cara dan strategi penetapan harga tersebut mampu menunjang perusahaan dalam meningkatkan penjualannya. Namun, penetapan harga saja tidak cukup untuk meningkatkan penjualan perusahaan, diperlukan strategi pemasaran lain seperti strategi produk, strategi promosi yang baik untuk meningkatkan daya saing guna meningkatkan penjualannya.