Analisis Swot Dalam Upaya Meningkatkan Keunggulan Bersaing Usaha Kecil Menengah (Studi Pada Burger Al Barokah Jalan Dr.Mansyur Nomor 71 Medan)

(1)

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

Informasi ataupun data yang diperoleh penulis didapat melalui pengamatan langsung dan wawancara terstruktur kepada informan. Wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui data informan yaitu Pemilik Burger Al-barokah (Ibu Sri) dan juga salah satu karyawannya. Selain, pemilik dan karyawan Burger Al-Barokah, karakteristik informan lain, seperti beberapa pembeli dan pelanggan, juga diwawancarai terkait dengan kebutuhan penelitian. Karena mengingat pembeli dan pelanggan tersebut lebih dari satu orang, maka dalam lampiran ini akan dilampirkan data 2 orang saja dari 20 responden, dimana jawaban dari dua orang ini dianggap mewakili beberapa informan lain.

Karakteristik Responden 1. Nama : Sri

Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 51 tahun

Status : Pemilik Burger Al-Barokah Alamat : Jalan Dr.Mansyur no.70 Medan 2. Nama : Mulia

Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 23 tahun Status : Pegawai


(2)

3. Nama : Muhammad Hafizullah Aulia Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 19 Tahun Status : Pelanggan

Alamat : Jalan Setia Budi Tanjung Sari Gg.Rambutan 4. Nama : Ayuni Afrilia

Jenis kelamin : Perempuan Umur : 17 Tahun Status : Pembeli

Alamat : Jalan Ringroad Komplek TPI No.28

Adapun daftar pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan, hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian adalah sebagai berikut.

INFORMAN DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN ATAS PERTANYAAN Pemilik Burger

Al-Barokah

1. Pada tanggal berapa Burger Al-Barokah di buka dan beroperasi?

Saya tidak ingat pasti apda tanggal berapa, tapi burger Al-Barokah ini mulai beroperasi pada tahun 2007. 2. Berapa modal awal

mendirikan Burger Al-Barokah dan apa yang melatarbelakangi anda membuka usaha ini dan

Modal awal yang di gunakan untuk memulai usaha ini masih kecil sekitar Rp 5.000.000,- latarbelakang berdirinya usaha ini ialah karena saya ingin mencari kesibukan lain yang


(3)

memilih lokasi ini? bisa menghasilkan keuntungan, mengingat saya telah memutuskan berhenti bekerja, pada waktu itu kegiatan saya di rumah hanya mengurus keluarga. Melihat semakin banyaknya orang Indonesia yang gemar memakan burger, sehingga saya memutuskan untuk memulai nusaha ini.

3. Apakah usaha ini memiliki surat izin?

Sampai saat ini usaha ini belum memiliki izin

4. Kenapa anda tidak mengurus surat izin?

Regulasi yang menurut saya terlalu ribet membuat saya malas untuk mengurusnya, terlebih lagi usaha ini belum memiliki tempat atau gedung. 5. Jam berapa usaha ini

buka dan tutup?

Usaha ini buka setiap hari (Senin – Minggu) mulai pukul 16.00-00.00 WIB. Pada saat Sabtu dan Minggu, usaha ini buka mulai pukul 15.00 WIB.

Produksi


(4)

pada usaha Burger Al-Barokah?

dengan berbagai macam pilihan menu menarik dengan harga terjangkau. Menu yang ditawarkan terdiri dari Burger dengan enam pilihan isian yang berbeda, Roti Bakar Bandung dengan empat pilihan Isian yang Berbeda, Pisang Bakar dengan tiga pilihan isian yang Berbeda, dan Roti Bakar Medan (RBM) dengan 4 pilihan isian yang berbeda.

7. Makanan apa saja yang paling banyak di beli setiap harinya oleh para pelanggan maupun pembeli?

Setiap harinya yang paling banyak di cari oleh pembeli adalah Burger

8. Dimana tempat anda berbelanja bahan baku setiap harinya?

Saya membeli bahan baku di banyak tempat yang berbeda, kalo untuk roti saya beli di toko roti di daerah Padang Bulan, kalau untuk sayur-sayuran saya berbelanja di pajak sore pdang bulan, dan untuk bumbu-bumbu lainnya saya biasa beli di


(5)

minimarket di daerah Setia Budi. 9. Apakah usaha ibu

menerima pesanan dalam jumlah besar?

Ya, Saya menerima Pesanan dalam Jumlah banyak. Tidak dibatasi jumlahnya selama saya masih bisa memenuhu permintaan pelanggan 10.Bagaimana dengan

keadaan lingkungan berjualan disini, apakah aman atau apakah ada yang mengkhawatirkan pihak anda?

Keadaan lingkungan untuk berjualan disini cukup aman, terlebih lagi rumah saya juga berada disebelah trotoar ini, jadi kalau ada penertiban atau hal-hal lainnya yang membahayakan, saya bisa meminta bantuan orang rumah.

Keuangan

11.Berapa keuntungan yang

dihasilkan dalam sebulan?

Dari hasil usaha Burger Al-Barokah omset yang di terima dalam sebulan sebesar ± Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dari kegiatan operasionalnya.

12.Apakah ada kendala keuangan yang dihadapi usaha Burger Al-Barokah?

Kalau kendala keuangan untuk kegiatan operasional setiap harinya saya tidak pernah merasa kesulitan, karena keuntungan yang di hasilkan


(6)

sudah bisa untuk menutupi seluruh biaya operasional. tetapi saya berencana untuk menyewa gedung atau membeli gedung untuk tempat berjualan, namun sampai sekarang belum bisa terpenuhi.

Pemasaran 13.Bagaimana promosi

yang sudah di terapkan usaha burger Al-Barokah?

Untuk promosi yang di terapkan oleh usaha saya ini masih terbilang sangat sederhana, karena saya hanya menggunakan plank nama yang saya tempelkan di depan gerobak jualan saya, serta kertas laminating yang berisikan informasi menu dan harga yang di tawarkan.

14.Berapa jumlah pembeli yang datang setiap harinya?

Jumlah pembeli yang datang setiap harinya selitar 60-80 orang.

Sumber Daya Manusia 15.Berapa Jumlah tenaga

kerja yang ada di Burger Al-Barokah ini?

Jumlah tenaga kerja disini ada dua, satu pria yaitu Mulia dan satu orang wanita yaitu Tari.


(7)

16.Bagaimana kriteria tenaga kerja yang anda pekerjakan pada Burger

Al-Barokah dan bagaimana system perekrutannya?

Untuk kriteria tenaga kerja saya tidak memiliki standar khusus, yang penting bisa diajak kerja sama dan mengerti bagaimana caranya membuat makanan yang saya jual serta mampu melayani konsumen dengan baik.

17.Apa saja tugas-tugas para pekerja anda?

Tugas pegawai Burger Al-Barokah adalah membantu membuat dan menyiapkan apa yang ingin dibeli oleh para konsumen. Tugas lainnya adalah melayani konsumen serta menjaga kebersihan agar pelanggan tetap merasa nyaman.

18.Fasilitas apa yang anda beri kepada para pekerja anda agar mereka tetap bekerja di tempat ibu?

Tidak ada fasilitas khusus yang saya berikan kepada para pekrja saya, hanya saja saya menyiapkan makan untuk mereka. Jadi ketika mereka lapar mereka bebas bisa memakan makanan yang telah saya sediakan.


(8)

Karyawan Burger Al-Barokah

1. Bagaimana sistem kerja yang di terapkan di Burger Al-Barokah?

Tidak ada sistem khusus yang di terapkan disini, kalo kita merasa letih kita bisa istirahat. Tidak ada aturan yang menentukan jam berapa saja kita harus makan dan mengambil waktu istirahat. Yang penting kita masih bisa melayani pelanggan maupun pembeli yang datang dengan baik.

2. Adakah kendala yang dihadapi selama bekerja di Burger Al-Barokah?

Samapai saat ini tidak ada kendala yang dihadaapi selama bekerja di sini.

Pembeli dan pelanggan

1. Apa yang membuat anda ingin membeli di Burger Al-Barokah ini?

Yang membuat saya ingin membeli disini karena burger yang di jual rasanya enak, selain itu harganya juga murah. lokasinya yang di pinggir jalan juga mudah di jangkau.

2. Bagaimana menurut anda pelayanan dari Burger Al-barokah ini

Pelayanan yang di berkan burger Al-Barokah ini cukup baik, tetapi kalau pembeli lagi ramai ya kita harus tetap mengantri.


(9)

anda kembali membeli disini?

membeli disini karena produk yang dijual rasanya enak, variasinya beragam, dan harganya yang terjangkau.


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Cresswel, John W. 2002. Qualitative & Quantitative Approach. Jakarta : KIK Press David, R. Fred. 2009. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta : Salemba empat

Denzin, Norman K. and Yvonna S. Lincoln.1994. Introduction : Entering the Field of Qualitative Research, London: Sage Publications

Djumara, Noorsyamsa. 2007. Modul Prinsip-Prinsip Manajemen Aset/Barang Milik Daerah. Jakarta: Depatemen Dalam Negeri dan Lembaga Administrasi

Hubeis , Musa. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam wadah incubator Bisnis. Bogor: ghalia Indonesia

Indriani. 2006. Burger Favorit Ala Cafe. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Juliandi, Azuar. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Bisnis. Medan: M2000.

Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: INDEKS.

Kotler, Philip dan Susanto. 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 1997. Metodologi penelitian. Jakarta: BUMI AKSARA.

Pontas, M Pardede. 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Porter, Michael E dan Agus Maulana. 1995. Strategi bersaing; teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Jakarta: PT. Gelora aksara Pratama


(11)

Rangkuti, Freddy. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

Sudjana, Nana dan Awalkusumah. 2000. Proposal Penelitian di Perguruan tinggi panduan bagi tenaga pengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 1991. Metode Penelitian; Suatu pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumber Skripsi:

Haryanto, Fery. 2006. Pemilihan Strategi Bersaing Dengan Menggunakan Analisis SWOT Untuk Meningkatkan Penjualan dan Pengambangan Usaha Pada PT.Cifiko Utama Chemical. Skripsi Program Sarjana fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Jayanti, Dewi. 2011. Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing Pada Hotel Cerry Pink KH. Wahid Hasyim Medan. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Napitupulu, Franky. 2009. Analisis SWOT Dalam Meningkatkan daya Saing Pada PT.Bussan Auto Finance. Skripsi Program Sarjana fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tuti, Swasti Estu Sari Waras. 2007. Strategi Keunggulan Bersaing BNI Syariah Kota Yogyakarta Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah. Skripsi Program


(12)

Sarjana Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Syanto. 2009. Analisis Strategi Bersaing dalam Peningkatan Pangsa Pasar Pada PT Wira Eka Persadatama di Makasar. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makasar.

Sumber Internet:


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Bentuk Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh penelitian dalam melaksanakan penelitian dimulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan (Kartono, 2000:19). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu. Adapun tujuannya, pendekatan kualitatif bertujuan mengembangkan pengertian dan konsep-konsep atau realitas sosial yang ada.

Pendekatan kualitatif adalah sebuah proses sebagai penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia, berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik yang lengkap yang terbentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara rinci dan disusun dalam sebuah latar alamiah (Cresswel, 2002:1)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatifdikarenakan bertujuan untuk menganalisis strategi bersaing untuk meningkatkan penjualan yang sebaiknya digunakan Usaha Kecil Burger Al Barokah berdasarkan teori analisis SWOT tanpa ada penggolongan variabel serta analisis statistik.

Sifat penelitian adalah corak yang digunakan oleh peneliti dalam memaparkan pembahasan dan urutan logisnya. (Denzin, 1994:6) Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif, Penelitian Deskriptif


(14)

merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu variabel mandiri (Azuar Juliandi, 2013:14)

Penelitian yang bersifat deskriptifini bertujuan menggambarkan realitas sosial yang kompleks dan sedemikian rupa sehingga relevansinya tercapai. Penelitian deskriptif ini akan memanfaatkan maupun menciptakan konsep-konsep ilmiah sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu klasifikasi mengenai gejala-gejala sosial yang dipersoalkan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Burger Al Barokah Jl. Dr Mansyur, No.71 Medan.

3.3. Informan Penelitian

Informan Penelitian terdiri dari beberapa macam yaitu informasi Kunci (informan yang memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam melakukan penelitian), informan utama yaitu informan yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, dan informan tambahan yang merupakan informan yang dapat memberikan informasi meskipun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial.

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, Peneliti menggunakan informan kunci yaitu Pemilik Usaha dan Informan Utama yaitu Karyawan, serta informan tambahan yaitu pelanggan dari Burger Al Barokah.


(15)

3.4. Jenis dan Sumber data

Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer

Data primer adalah data yang di peroleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui observasi dan interview (wawancara) kepada pemilik dan pegawai Burger Al Barokah

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data sekunder dari buku-buku pendukung, jurnal, majalah, internet, dan sebagainya.

3.5. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33)

Adapaun defenisi Konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Keunggulan Bersaing

Keunggulan Bersaing merupakan Keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih


(16)

murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi. (Kotler, 2005:66)

2. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan Ancaman (Threats), proses pengambilan keputusan Strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. dengan demikian perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. (Rangkuti, 2013:19)

3.6. Defenisi Operasional

Penguraian defenisi Operasioanal vriabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian, selain itu juga member batasan-batasan pada obyek yang akan di teliti. Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(17)

a. Lingkungan Internal

Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi. Variabel-variabel tersebut meliputi operasi dan produksi, sumber daya manusia, dan pemasaran.

b. Lingkungan Eksternal

Lingkungan Eksternal terdiri dari variabel-variabel (Peluang dan Ancaman) yang berada di luar organisasi. Variabel-variabel tersebut meliputi pemasuk, pesaing, dan pelanggan.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang di butuhkan dalam penelitian ini, maka akan digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan data Primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan metode wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen


(18)

studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yangada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

3.8. Teknik Analisis Data

Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2006 :333)

Analisis data pada penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif. Hal ini karena penyusunan tidak melakukan suatu perubahan terhadap obyek penelitian. Analisis data deskriptif kualitatif yaitu penyajian data dalam bentuk tulisaan dan menerangkan apa adanya sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian. (Arikunto,1991 : 3). Teknik analisis data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis SWOT, dan Matriks SWOT.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengelola, menyajikan dan menginterpretasikan data sehingga di peroleh gambaran yang jelas mengenai penelitian


(19)

2. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi interal organisasi serta analisis mengenai ancaman dan peluang yang dihadapi organisasi yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal organisasi.

Analisis SWOT ini dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan Peluang (opportunities), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan Ancaman (threats). Strengths, Weakness, Opportunities, dan threats merupakan faktor-faktor strategi perusahaan yang perlu dianalisis oleh suatu perusahaan.

3. Matriks IFAS (Internal factor analysis Summary)

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic factor Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan weakness perusahaan (Rangkuti, 2013: 26) tahapnya adalah:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).


(20)

c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industry atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negative kebalikannya. Contohnya dengan rata-rata industry, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotan dihitung. f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.


(21)

Tabel 3.1 IFAS (Internal Factor Analysis Summary) Faktor – faktor

Strategi Internal (I)

Bobot (II)

Rating (III)

Bobot X rating (IV)

Komentar Kekuatan:

1. ….. 2. ….. 3. ….. 4. ….. 5. …..

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 ….. ….. ….. ….. ….. Kelemahan:

1. ….. 2. ….. 3. ….. 4. ….. 5. …..

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 ….. ….. ….. ….. …..

Total 1,00 0,00

Sumber: Rangkuti (2013: 27) diolah peneliti

Kriteria Bobot Kriteria Rating

Paling penting : 0,1 Sangat Baik : 4 Penting : 0,07 – 0,09 Baik : 3 Cukup Penting : 0,04 – 0,06 Cukup Baik : 2 Kurang Penting : 0,01 – 0,03 Kurang Baik : 1 Tidak Penting : 0,00

4. Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)

Menurut Rangkuti (2013: 24) berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor Strategi eksternal:


(22)

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.


(23)

Table 3.2 EFAS (External Factor Analysis Summary) Faktor-faktor strategi

eksternal

Bobot Rating Bobot X Rating

Komentar Peluang:

1. ….. 2. ….. 3. ….. 4. ….. 5. …..

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 ….. ….. ….. ….. ….. Ancaman

1. ….. 2. ….. 3. ….. 4. ….. 5. …..

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 ….. ….. ….. ….. …..

Total 1,00 0,00

Sumber: Rangkuti (2013: 26) diolah peneliti

Kriteria Bobot Kriteria Rating

Paling penting : 0,1 Sangat Baik : 1 Penting : 0,07 – 0,09 Baik : 2 Cukup Penting : 0,04 – 0,06 Cukup Baik : 3 Kurang Penting : 0,01 – 0,03 Kurang Baik : 4 Tidak Penting : 0,00

5. Matriks SWOT

Setelah dilakukannya analisis SWOT maka langkah berikutnya adalah membuat diagram matriks SWOT, didalam diagram matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana Peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perushaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dari matriks ini akan berbentuk empat kemungkinan alternatif Strategi.


(24)

Tabel 3.3 Matriks SWOT

IFAS EFAS

STRENGTHS (S)  Tentukan 5-10

faktor-faktor kelemahan internal

WEAKNESSES (W)  Tentukan 5-10

Kekuatan Internal OPPORTUNITIES (O)

 Tentukan 5-10 Faktor peluang eksternal

STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREATHS (T)  Tentukan 5-10

Faktor Ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber: Rangkuti (2013:83)

IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary EFAS : Eksternal Strategic Factor Analysis Summary

a. Strategi SO

Strategi Ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.


(25)

c. Strtategi WO

strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat difensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(26)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Burger Al-Barokah telah beroperasi sejak tahun 2007 (±7 tahun) yang lalu dengan modal awal yang dikeluarkan Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) untuk peralatan memasak dan kelengkapan lainnya di luar tanah dan bangunan. Dari hasil usaha Burger Al-Barokah omset yang diterima dalam sebulan sebesar ± Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dari kegiatan operasionalnya.

Burger Al-Barokah berada di Jl. Dr.Mansyur no. 71 Medan. Berlokasi tepat di depan Kolam Renang Selayang. Lokasi ini dipilih karena dekat dengan Rumah Pemilik Usaha. Usaha ini tidak memiliki bangunan khusus, hanya berdiri diatas Trotoar, gerobak dorong menjadi alat utama dalam menjalankan usaha ini. Untuk memuaskan para pelanggannya usaha ini menyediakan 5 tenda jamur yang di dirikan di sepanjang trotoar sebagai tempat untuk menikmati burger serta produk makanan lain yang di jualnya.

Pemilik Usaha Burger Al-Barokah adalah ibu Sri. Ibu dari 2 (dua) orang anak ini telah menamatkan pendidikan hingga Strata 1 (S1) di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Pada saat usianya 23 tahun ibu Sri bekerja manjadi pegawai di salah satu perusahaan swasta di Kota Medan, hingga pada tahun 2006, Ibu Sri memutuskan untuk Keluar dari Pekerjaannya dan menjadi Ibu rumah tangga yang kegiatan sehari-harinya hanya mengurus keluarga. Pada tahun 2007 Ibu Sri memutuskan untuk


(27)

membuka usaha di bidang kuliner, keputusan Ibu Sri untuk membuka usaha sangat didukung oleh suaminya, usaha Burger ini terinspirasi oleh berdirinya usaha lain di jalan Dr.Mansyur yang menjual produk yang sama yaitu “Paris Burger” melihat banyaknya konsumen yang antusias terhadap makanan western ini maka dipilihlah burger sebagai produk utama yang akan di jual. Pemilihan nama usaha Burger Al-Barokah Sendiri dipilih oleh suami Ibu Sri, yang dalam bahasa arab berarti Burger Pembawa Berkah.

Peran Ibu Sri sangat berpengaruh dalam menjalankan usaha ini. Setiap harinya Ibu Sri Berbelanja berbagai macam bahan untuk jualannya. Mengingat bahan pembuatan burger yang tidak sedikit dan dengan berbagai macam isian, Ibu Sri berbelanja di banyak tempat, mulai dari roti, bumbu, daging, dan Sayur dibeli di tempat yang berbeda-beda. Selain menjual Burger, Ibu Sri juga menjual varian makanan lainnya, Seperti Roti Bakar Bandung, Pisang Bakar, dan Roti Bakar medan (RBM). Hal ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasarnya dengan mencari pelanggan baru yang suka dengan produk makanan selain burger yang dijualnya.

Para pelanggan Burger Al-Barokah sudah tahu betul kualitas makanan yang di jual oleh Ibu Sri. Kemampuan Ibu Sri dalam membuat Burger dipelajarinya secara otodidak, tanpa pelajaran memasak Khusus. Hasil usaha yang diterima dari Burger Al-Barokah sudah lebih dari cukup. Ibu Sri berencana membuka cabang yang baru bagi usaha burgernya namun masih terkendala oleh pemilihan lokasi.


(28)

Kemajuan Usaha Burger Al-Barokah karena pembelajaran dan pengalaman yang di terima Ibu Sri selama ±7 tahun menjalankan usahanya. Pengalaman menjadi pembelajaran yang berharga apalagi dengan melihat tingkat persaingan yang tinggi, karena saat ini telah menjamur usaha makanan yang menjual produk Burger. Burger yang dulunya hanya bisa dinikmati di hotel-hotel, restoran besar, restoran cepat saji, maupun cafe. Kini sudah banyak di temukan outlet-outlet pinggir jalan yang menjual burger dengan aneka cita rasa. Dengan pelayanan dan kualitas makanan yang baik akan mendatangkan pelanggan-pelanggan baru yang loyal. Para pelanggan baru dan pelanggan setia Burger al-Barokah tersebut, mulai dari kalangan ekonomi bawah sampai dengan menengah. Dengan kerja keras dan kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki menjadi kunci keberhasilan Burger Al-Barokah yang hingga saat ini mampu bertahan di tengah persaingan yang ketat.

Kegiatan operasional

Usaha ini buka setiap hari (Senin – Minggu) mulai pukul 16.00-00.00 WIB. Pada saat Sabtu dan Minggu, usaha ini buka mulai pukul 15.00. perkiraan jumlah Pembeli Setiap harinya 60-80 Orang. Bisa di bayangkan setiap bulannya ada sekitar ±1800 pembeli yang datang

Adapun Produk yang dijual Oleh Burger Al-Barokah sebagai Berikut: BURGER

1. Burger telur + salad Rp. 5.000,-


(29)

3. Burger telur + sosis + salad Rp. 7.000,- 4. Burger telur + daging + keju + salad Rp. 8.000,- 5. Burger telur + daging + sosis + salad Rp. 9.000,- 6. Burger telur + keju + sosis + salad Rp. 9.000,- ROTI BAKAR BANDUNG

1. Roti + selai (stro, blue, Srikaya, nenas, cokelat, kacang) Rp. 10.000,-

2. Roti + cokelat + keju Rp. 12.000,-

3. Roti + kacang + pisang Rp. 12.000,-

4. Roti + keju + pisang Rp. 13.000,-

PISANG BAKAR

1. Pisang + cokelat Rp. 5.000,-

2. Pisang + cokelat + keju Rp. 6.000,-

3. Pisang + cokelat + kacang + keju Rp. 7.000,- ROTI BAKAR MEDAN (RBM)

1. Roti + cokelat Rp. 5.000,-

2. Roti + cokelat + Pisang Rp. 6.000,-

3. Roti + cokelat + keju Rp. 6.000,-


(30)

Struktur Organisasi Burger Al-Barokah

Struktur organisasi adalah kerangka dari susunan jabatan pekerjaan dalam suatu organisasi yang disusun sedemikian rupa untuk mempermudah pelaksanaan tugas perusahaan. struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi Burger Al-Barokah sangat sederhana, hanya terdiri dari Ibu Sri (Sebagai Pemilik) dan 2 (dua) orang pegawai. Struktur organisasi Burger Al-Barokah adalah struktur organisasi garis lurus, dan dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Sumber : Burger Al-Barokah (diolah peneliti)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Burger Al-Barokah

Tugas pegawai Burger Al-Barokah adalah membantu membuat dan menyiapkan apa yang ingin dibeli oleh para konsumen. Tugas lainnya adalah melayani konsumen dan menjaga kebersihan agar pelanggan tetap merasa nyaman. Tugas ibu sri sebagai pemilik usaha ialah mengawasi kerja pegawai, mengatur keuangan, mengatur persiapan kegiatan operasional setiap harinya, juga memberikan pelayanannya kepada pelanggan dengan menjaga hubungan baik kepada pelanggan.

Pemilik


(31)

Kedua pegawai tersebut sebelum bekerja di Burger Al-barokah telah dilatih untuk mampu membuat burger dan varian menu lainnya sesuai dengan keterampilan yang dimiliki ibu Sri. Ibu Sri juga memiliki standar dalam membuat makanan yang akan dijual, hal ini untuk menjamin kualitas rasa dan kebersihan makanan.

4.2Penyajian Data

A. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Burger Al-Barokah

Penerapan Analisis SWOT pada Burger Al-Barokah dilakukan dengan terlebih dahulu penulis memberikan penjelasan tentang fungsi dan tujuan dari Analisis SWOT. Hal ini dilakukan karena sebelumnya Ibu Sri sebagai Pemilik Burger Al-Barokah tidak pernah menggunakan analisis tertentu untuk merumuskan atau menggunakan strategi yang akan Ibu Sri gunakan untuk menghadapi persaingan di pasar.

Dengan bantuan dari anak sulung Ibu Sri yaitu Lia, penulis akhirnya dapat memandu Ibu Sri dalam penggunaan analisis SWOT dan mengetahui apa-apa saja yang menjadi Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threaths (Ancaman) dari Burger Al-Barokah.

SWOT dari Burger Al-Barokah adalah sebagai berikut:

1. Strengths (Kekuatan)

Merupakan faktor-faktor Internal Positif yang berperan terhadap kemampuan Burger Al-Barokah untuk mencapai tujuannya:


(32)

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Lokasi usaha yang strategis

b. Menjual Burger dengan Varian yang beraneka Ragam c. Harga Terjangkau

d. Produk yang dijual sangat dijaga kualitasnya, dan memiliki ciri khas yang mampu bersaing dengan produk usaha sejenis

e. Menerima layanan pemesanan dalam jumlah yang besar

f. Kerjasama dan komunikasi yang baik dengan karyawan yang bekerja di BurgerAl-Barokah.

g. Menyediakan Tenda, bangku dan meja sebagai tempat para pembeli untuk menikmati pesanannya.

Tujuh faktor diatas adalah Strengths (kekuatan) yang dimiliki oleh Burger Al-Barokah berdasarkan Penilaian Ibu Sri. Penulis menilai dari segi Strength (Kekuatan), Ibu Sri telah mampu menilai dengan baik faktor apa saja yang menjadi kekuatan dari Burger Al-Barokah tersebut.

Tujuh faktor Strengths (Kekuatan) tersebut yang akan menciptakan Strategi SO (Strengths Opportunities) yang juga dikenal dengan istilah Strategi Pertumbuhan Agresif (Growth Oriented Strategy) dan Strategi ST (Strengths Threaths) merupakan Strategi Diversifikasi (Produk/pasar).


(33)

2. Weakness (Kelemahan)

Merupakan faktor-faktor negatif yang mengurangi kemampuan Burger Al-Barokah untuk mencapai tujuannya.

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Tidak memiliki izin usaha

b. Belum memiliki gedung usaha dan area parkir c. Tidak memiliki laporan keuangan yang sistematis d. Peralatan memasak yang masih Standar

e. Promosi yang Kurang

f. Membutuhkan modal yang besar untuk mengembangkan usaha

Enam faktor diatas adalah Weaknesses (kelemahan) yang dimiliki oleh Burger Al-Barokah. Penulis menilai dari segi Weaknesses (kelemahan), Ibu Sri belum cukup mampu menilai dengan baik faktor apa saja yang menjadi kelemahan dari Burger Al-Barokah tersebut. Oleh karena itu penulis mencoba untuk membantu Ibu Sri untuk melihat apa saja kelemahan dari Burger Al-Barokah yang belum disadari oleh Ibu Sri Sendiri.

Enam faktor Weaknesses (Kelemahan) tersebut akan menciptakan Strategi WO (Weaknesses Opportunities) yang juga dikenal sebagai Turn-Around dan Strategi WT (Weaknesse Threaths) yang merupakan Strategi Defensif (bertahan).


(34)

3. Opportunity (Peluang)

Merupakan faktor-faktor Eksternal Positif yang dapat dimanfaatkan oleh Burger Al-Barokahuntuk mencapai tujuannya:

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Menambah varian produk yang akan dijual b. Membuka usaha sejenis di lokasi lainnya

c. Mendapatkan kredit dari bank-bank yang memberikan kredit pada UKM d. Mendapatkan konsumen baru yang berpotensi menjadi pelanggan yang

loyal

e. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan penjualan. f. Meningkatkan promosi

g. Peningkatan penjualan karena pertumbuhan penduduk yang meningkat di daerah tersebut

h. Memiliki tenaga kerja yang berdedikasi tinggi untuk terus berinovasi menciptakan produk baru

Delapan faktor di atas adalah Opportunities (Peluang) yang dimiliki oleh Burger Al-Barokah berdasarkan penilaian Ibu Sri. Penulis Menilai dari segi Opportunity (peluang), Ibu Sri memiliki cukup kemampuan untuk menilai dengan baik peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan Ibu Sri untuk Menghadapi persaingan usahanya Tersebut.


(35)

Delapan faktor Opportunities (Peluang) tersebut akan menciptakan Strategi SO (Strengths Opportunities) yang juga dikenal sebagai strategi pertumbuhan Agresif (Growth Oriented Strategy) dan Strategi WO (Weaknesses Opportunities) yang juga dikenal sebagai Strategi Turn-Around.

4. Threaths (Ancaman)

Merupakan faktor-faktor eksternal negatif yang menghalangi kemampuan Burger Al-Barokah untuk mencapai tujuan:

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Pelaku Bisnis Baru pada usaha sejenis.

b. Kehilangan pelanggan karena berpindah kepada pesaing c. Persaingan harga antara usaha sejenis

d. Harga bahan baku yang tidak stabil e. Razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja f. Perubahan selera konsumen

Enam faktor diatas adalah Threaths (Ancaman) yang dimiliki oleh Burger Al-Barokah berdasarkan penilain Ibu Sri. Penulis menilai dari segi Threaths(Ancaman), Ibu Sri telah mampu menilai dengan baik ancaman-ancaman apa saja yang dapat menghalangi Ibu Sri untuk mengadapi Persaingan usahanya tersebut.

Enam faktor Threaths (Ancaman) tersebut akan menciptakan Strategi ST (Strengths Treaths) yang juga dikenal sebagai strategi Diversifikasi (Produk/pasar)


(36)

dan Strategi WT (Weaknesses Threaths) yang juga dikenal sebagai Strategi Defensif (Bertahan).

4.3 Analisis Data

Tabel 4.1

Matriks SWOT Burger Al-Barokah IFAS

EFAS

a. Lokasi usaha yang strategis Strengths (S)

b. Menjual Burger dengan Varian yang beraneka Ragam

c. Harga terjangkau

d. Produk yang dijual sangat dijaga kualitasnya, dan memiliki ciri khas yang mampu bersaing dengan produk usaha sejenis e. Menerima layanan

pemesanan dalam jumlah yang besar

f. Kerjasama dan komunikasi yang baik dengan

karyawan yang bekerja di BurgerAl-Barokah. g. Menyediakan Tenda,

bangku dan meja sebagai tempat para pembeli untuk menikmati pesanannya.

a. Tidak memiliki izin usaha

Weaknesses (W)

b. Belum memiliki gedung usaha dan area parkir

c. Tidak memiliki laporan keuangan yang sistematis d. Peralatan memasak

yang masih standar e. Promosi yang kurang f. Membutuhkan modal

yang besar untuk mengembangkan usaha

a. Menambah varian produk yang akan dijual

Opportunities (O)

b. Membuka usaha sejenis di lokasi lainnya

c. Mendapatkan kredit dari bank-bank yang

memberikan kredit pada UKM

d. Mendapatkan konsumen baru yang berpotensi

1. Memberikan potongan harga khusus kepada pelanggan yang memesan dalam jumlah besar

Strategi SO

2. Mengajukan kredit kepada bank-bank yang

memberikan kredit kepada UKM

3. Berinovasi untuk

menciptakan menu burger

1. Menggunakan

teknologi yang sedang berkembang untuk kegiatan operasional.

Strategi WO

2. Membuat laporan keuangan yang sistematis 3. Membeli atau

menyewa gedung untuk tempat usaha


(37)

menjadi pelanggan yang loyal

e. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan penjualan. f. Meningkatkan promosi g. Peningkatan penjualan

karena pertumbuhan penduduk yang meningkat di daerah tersebut

h. Memiliki tenaga Kerja yang berdedikasi tinggi untuk terus berinovasi menciptakan produk baru

yang memiliki varian isi yang berbeda

4. Melakukan Promosi untuk meningkatkan penjualan

dan Menyediakan area parkir

4. Mengurus izin usaha kepada pemerintah setempat

a. Pelaku Bisnis Baru pada usaha sejenis.

Threath (T)

b. Kehilangan pelanggan karena berpindah kepada pesaing

c. Persaingan harga antara usaha sejenis

d. Harga bahan baku yang tidak stabil

e. Razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja

f. Perubahan selera konsumen

1. Cepat tanggap terhadap konsumen yang datang membeli

Strategi ST

2. Menjalin hubungan baik dengan usaha sejenis disekitar lingkungan usaha 3. Bekerjasama dengan

para pemasok bahan baku

4. Menambah fasilitas yang berbeda dengan para pesaing 1. Menjalin hubungan yang baik dengan Pelanggan Strategi WT 2. Mempertahankan Kualitas dan ciri khas produk 3. Fokus pada pangsa

pasar yang dimiliki 4. Mempelajari

bidang usaha Burger IFAS: Internal Strategic Factors Analysis Summary Burger Al-Barokah EFAS: External Strategic Factors Analisis Summary Burger Al-Barokah Sumber: Burger Al-Barokah (Data diolah)


(38)

3. Strategi Burger Al-Barokah

A. Strategi SO (Strengths Opportunities) Burger Al-Barokah

1. Memberikan potongan harga khusus kepada pelanggan yang memesan dalam jumlah besar. Ibu Sri selaku pemilik Usaha Burger al-Barokah dapat memberikan potongan harga kepada pelanggan yang memesan dalam jumlah besar. Walaupun sedikit mengurangi keuntungan, akan tetapi hal tersebut dapat mendatangkan keuntungan dalam jangka panjang. Pelanggan yang merasa mendapat perlakuan istimewa dengan adanya potongan harga tersebut, diharapkan menjadi loyal dan akan memesan kembali. Ibu Sri juga berharap dengan strategi ini akan meninggalkan kesan yang baik di hati pelanggan sehingga Burger Al-Barokah menjadi tujuan utama apabila ingin memakan Burger dan secara tidak langsung pelanggan mempromosikan Burger Al-Barokah kepada kenalan pelanggan tersebut.

2. Mengajukan kredit kepada bank-bank yang memberikan kredit kepada UKM. Ibu Sri memiliki kemampuan yang baik dalam mengatur keuangan hasil usahanya. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan Ibu Sri untuk menghasilkan keuntungan ± Rp 15.000.000,- dalam sebulan. Uang tersebut digunakan Ibu Sri untuk membayar biaya tagihan air dan listrik, pegawai, serta biaya operasional lainnya. Saat ini banyak bank-bank yang menyediakan kredit dengan syarat ringan khusus bagi UKM (Usaha Kecil menengah). Ibu Sri dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk menambah modal bagi usahanya. Kesediaan bank memberikan kredit


(39)

kepada para pemilik UKM merupakan peluang yang sangat baik bagi Ibu Sri. Kemungkinan untuk membuka usaha sejenis di lokasi lain dan juga menambah perlengkapan operasional dari kredit yang diberikan.

3. Berinovasi untuk menciptakan menu burger yang memiliki varian isi yang berbeda. Keanekaragaman menu Burger yang ada di Burger Al-barokah dapat dimaksimalkan dengan menambah menu baru, seperti isian burger yang berbeda-beda dan semakin beragam. Ibu Sri harus dapat bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik dengan karyawannya dalam hal membuat menu baru. Inovasi tersebut dapat berpeluang menjadi produk yang disukai pelanggan.

4. Melakukan Promosi untuk meningkatkan penjualan.

Sistem pemasaran saat ini terus mengalami perkembangan yang pesat. Saat ini banyak cara yang digunakan untuk meningkatkan penjualan. Ibu Sri harus meningkatkan sistem pemasarannya dengan melakukan promosi-promosi tertentu seperti membuat banner yang dipasang di depan tempat usahanya berjualan untuk menarik minat konsumen, membagikan brosur yang berisikan informasi tentang produk yang dijual, membuat kartu nama usaha, mengikuti event yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Medan.


(40)

B. Strategi ST (Strengths Threaths) Burger Al-Barokah. 1. Cepat tanggap terhadap konsumen yang datang membeli.

Ibu Sri harus memberikan pelayanan yang ramah dan cepat tanggap terhadap apa yang ingin di pesan konsumen. Ibu Sri juga harus memberikan informasi kepada konsumen mengenai varian produk serta harga yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar Burger Al-Barokah mendapat citra yang baik di mata konsumennya.

2. Menjalin hubungan baik dengan usaha sejenis disekitar lingkungan usaha. Persaingan usaha merupakan hal yang tidak dapat dihindari di dunia usaha. Persaingan dapat timbul dari perusahaan sejenis, perusahaan baru, maupun perusahaan substitusi. Untuk menghindari kerugian yang besar akibat dari persaingan tersebut, antara perusahaan harus melakukan persaingan dengan sehat. Hal ini untuk mencegah terjadinya kecurangan dan penggunaan cara-cara licik untuk memenangkan persaingan. Menjalin hubungan yang baik dengan usaha sejenis merupakan cara yang tepat bagi Ibu Sri untuk menghadapi persaingan di lingkungan usahanya. Hal ini akan berpengaruh positif bagi usaha Ibu Sri. Dengan hubungan yang baik dengan usaha sejenis tersebut bukan tidak mungkin akan terjalin kerjasama antara usaha burger dengan usaha sejenis lainnya dalam hal pemenuhan pesanan dari pelanggan.

3. Bekerjasama dengan para pemasok bahan baku

Usaha makanan terutama Burger terkadang dihadapkan pada kendala-kendala dalam pemenuhan kebutuhan akan bahan baku serta harga yang


(41)

tidak stabil. Untuk mengatasi masalah tersebut Ibu Sri harus mampu menjalin hubungan baik dengan para pemasok bahan baku. Hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku sangat bermanfaat bagi Burger Al-Barokah dalam hal pemenuhan ketersediaan bahan baku dan bagi Ibu Sri sendiri dengan hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai harga dan ketersediaan bahan baku dari pemasok itu sendiri.

4. Menambah fasilitas yang berbeda dengan para pesaing

Untuk menarik konsumen atau pelanggan baru, perlu disediakan fasilitas baru yang berbeda dengan usaha lain yang menjual produk yang sama, maka dari itu Burger Al-Barokah juga perlu menjual aneka minuman, sehingga apabila konsumen mengkonsumsi Burger langsung di tempat tersebut, konsumen juga dapat memesan minuman. Hal ini tidak hanya memberikan pelayanan yang lebih kepada konsumen namun juga dapat memberikan pemasukan tambahan dari terjualnya aneka minuman tersebut.

C. Strategi WO (Weaknesses Opportunities) Burger Al-barokah

1. Menggunakan teknologi yang sedang berkembang untuk kegiatan operasional di Burger Al-Barokah.

Teknologi saat ini semakin berkembang pesat dan mempunyai peran dalam mendukung aktivitas usaha. Pada usaha Burger milik Ibu Sri penggunaan teknologi dinilai masih minim untuk mendukung aktivitas usahanya, maka penggunaan teknologi merupakan salah satu cara yang


(42)

efektif. Dengan teknologi yang ada saat ini Ibu Sri dapat membuat brosur, kartu nama, atau banner untuk kegiatan promosi Burger Al-Barokah. Selain itu penyususnan laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan menggunakan komputer agar lebih rapi dan sistematis.

2. Membuat laporan keuangan yang sistematis.

Kelemahan UKM (Usaha kecil Menengah) pada umumnya adalah tidak adanya laporan keuangan yang sistematis, sehingga pemilik tidak mengetahui dengan pasti jumlah pemasukan dan pengeluaran dari kegiatan operasional usahanya. Hal ini pula yang terjadi pada Burger al-Barokah. Ibu Sri mempunyai laporan keuangan dalam bentuk buku yang mencatat transaksi yang terjadi pada usahanya tersebut, namun laporan tersebut belum dibuat secara lengkap, rapi dan sistematis. Laporan keuangan tersebut masih sangat sederhana berupa pemasukan-pemasukan Burger Al-Barokah yang di dapat dari pembelian dan pemesanaan. Laporan keuangan yang sistematis selain sebagai bukti fisik dari kas masuk dan kas keluar pada kegiatan operasional Burger Al-barokah, laporan keuangan yang sistematis juga berfungsi sebagai alat pemisah harta pribadi dan harta usaha Ibu Sri. Dengan laporan keuangan yang sistematis, Ibu Sri dapat mengetahui harta pribadi yang dimilikinya dan aset yang dimiliki usahanya, sehingga tidak akan terjadi pemakaian harta pribadi untuk kegiatan usaha, begitu pula sebaiknya. Selain itu dengan laporan keuangan tersebut Ibu Sri dapat melihat adanya peningkatan atau penurunan pendapatan dari usahanya tersebut. Maka sebaiknya Ibu Sri


(43)

mulai membuat laporan keuangan yang sistematis dan mulai memisahkan harta pribadi dengan harta usaha, agar keuangan Ibu Sri lebih terstruktur dan terkendali.

3. Membeli atau menyewa gedung untuk tempat usaha dan menyediakan area parkir.

Menyediakan tempat yang nyaman untuk para konsumen merupakan strategi yang harus diterapkan, salah satunya ialah menyediakan tempat yang aman dan terhindar dari panas dan hujan. Burger Al-Barokah adalah usaha kecil yang berada di pinggir trotoar jalan Dr.Mansyur, dan untuk melayani para pelanngannya, usaha ini hanya menyediakan lima tenda yang menjadi tempat duduk dan berteduh para pelanggannya, untuk itu Ibu Sri perlu membeli ataupun menyewa gedung yang dapat dijadikan tempat untuk berjualan. Dan menyediakan area parkir untuk para konsumennya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan situasi yang nyaman bagi para pelanggannya.

4. Mengurus izin usaha kepada pemerintah setempat.

Keberlangsungan suatu usaha juga di pengaruhi juga oleh keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha faktor legalitas ini berwujud pada kepemilikan izin usaha. Dengan memiliki izin usaha maka kegiatan usaha yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran. Manfaat yang diperoleh dari kepemilikan izin usaha tersebut adalah sebagai sarana perlindungan hukum. Ibu Sri harus mengurus izin usaha dari Burger Al-Barokah secepatnya kepada dinas


(44)

perindustrian dan perdagangan kota Medan. Dengan mengurus kepemilikan izin usaha, Ibu Sri telah sedini mungkin menjauhkan kegiatan usahanya dari tindakan pembongkaran dan penertiban. Hal tersebut berefek memberikan rasa aman dan nyaman akan keberlangsungan usahanya. Legalisasi merupakan sarana yang pemerintah sediakan untuk kenyamanan dalam melakukan kegiatan usaha.

D. Strategi WT (Weaknesses Threaths) Burger Al-barokah 1. Menjalin hubungan yang baik dengan Pelanggan.

Aset terpenting pada sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil adalah pelanggan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan memberikan pelayanan terbaik bagi semua pelanggannya. Burger Al-Barokah di tengah persaingan dunia usaha yang semakin ketat, harus mampu memberikan pelayanan dan produk yang terbaik bagi pelanggannya agar para pelanggannya tetap loyal dengn Burger Al-Barokah. Kehilangan pelanggan yang potensial adalah sebuah masalah besar bagi Ibu Sri, Karena keberadaan Burger Al-barokah sangat dipengaruhi oleh kesediaan para pelanggan untuk datang dan membeli. Agar Ibu Sri tidak kehilangan pelanggan , maka Ibu Sri harus menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggannya tersebut, misalnya dengan mengenal nama para pelanggan yang sering membeli. Dan menyapa pelanggan pada saat mereka berkunjung merupakan salah satu cara untuk menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Pelanggan yang dikenal dan disapa oleh Ibu Sri akan merasa mendapatkan perlakuan istimewa.


(45)

Hal tersebut akan membuat para pelanggan merasa senang dan puas. Rasa senang dan puas para pelanggan akan menciptakan loyalitas. Selain mengenal para pelanggan, cara lain untuk menjalin hubungan baik dengan pelanggan adalah membuat pelanggan merasa dilayani dengan baik, ramah dan penuh dengan kesabaran. Perhatian-perhatian kecil seperti ini akan menimbulkan kepuasan pada pelanggan.

2. Mempertahankan Kualitas dan ciri khas produk Burger Al-Barokah. Untuk mempertahankan pelanggan agar tidak berpindah ke usaha sejenis, Ibu Sri harus mempertahankan kualitas kebersihan dan rasa dari Burger yang dijualnya. Selain itu Ibu Sri harus menonjolkan apa yang menjadi ciri khas dari produk Burger Al-Barokah yang tidak dimiliki oleh produk dari usaha sejenis lainnya. Hal ini bertujuan agar pelanggan tetap loyal pada Burger Al-Barokah.

3. Fokus pada pangsa pasar yang dimiliki

Fokus Pada pangsa pasar yang dimiliki Ibu Sri bertujuan agar Ibu Sri dapat menyadari kemampuan yang ia miliki terlebih dahulu dalam membuat Burger. Sehingga Ibu Sri terhindar dari kejadian berupa ketidakmampuan untuk memenuhi pesanan yang datang yang dapat membuat pelanggan kecewa. Fokus pada pangsa pasar yang dimiliki juga membuat Ibu Sri lebih berkonsentrasi dalam mengembangkan usahanya. 4. Mempelajari bidang usaha burger secara mendalam

Ibu Sri selama ini dalam menjalankan usahanya mungkin hanya berdasarkan insting dan pengalamannya. Dengan persaingan yang


(46)

semakin ketat, kendala-kendala yang muncul dalam usaha kuliner dan keadaan pasar yang semakin global, Ibu Sri dituntut untuk mampu melawan arus persaingan yang semakin ketat. Mulai saat ini Ibu Sri harus lebih mendalami bidang usaha makanan terutama Burger, mencari jenis produk yang baru, informasi mengenai usaha kuliner Burger, mengetahui manajemen usaha yang baik, dan hal lain yang berhubungan dengan usahanya tersebut. Untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut, Ibu Sri dapat membaca dari Koran, majalah, buku dan internet. Selain itu Ibu Sri juga dapat mengikuti seminar-seminar dan pelatihan tentang pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah) yang diadakan oleh organisasi pemerintah atau swasta, misalnya: pelatihan gratis bagi UKM yang diadakan oleh Deparindag Medan, dengan banyak membaca daan mencari informasi tentang dunia usaha disertai mengikuti pelatihan mengenai UKM, maka pengetahuan Ibu Sri akan bertambah. Pengetahuan yang luas akan membuat Ibu Sri lebih cermat dalam melihat peluang-peluang usaha yang ada. Ibu Sri dapat menghadapi persaingan dan juga melakukan inovasi pada strategi yang telah dijalankan selama ini. Selain itu keberadaan usaha Ibu Sri dapat terus bertahan, meskipun banyak pesaing baru yang muncul.


(47)

4.3.1 Matriks IFAS (Internal factor analysis Summary)

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan (Rangkuti, 2013: 26) tahapnya adalah:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating 9 dalam kolom 30 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negative kebalikannya. Contohnya dengan rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk


(48)

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotan dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.


(49)

Tabel 4.2

Pembobotan Faktor-Faktor Internal

Faktor Pengaruh

Sifat Nilai Bobot Produksi

a. Produk yang dijual sangat dijaga kualitasnya, dan memiliki ciri khas yang mampu bersaing dengan produk usaha sejenis

b. Menerima layanan pemesanan dalam jumlah yang besar

c. Peralatan memasak yang masih standar d. Tidak memiliki izin usaha

e. Belum memiliki gedung usaha dan area parkir f. Menyediakan Tenda, bangku dan meja sebagai

tempat para pembeli untuk menikmati pesanannya. K K L L L K 4 4 3 4 4 4 0,08 0,08 0,06 0,08 0,08 0,08 Keuangan

a. Tidak memiliki laporan keuangan yang sistematis

b. Membutuhkan modal yang besar untuk mengembangkan usaha L L 4 4 0,08 0,08 Pemasaran

a. Menjual Burger dengan Varian yang beraneka Ragam

b. Lokasi usaha yang strategis c. Harga Terjangkau

d. Promosi yang kurang

K K K L 3 4 4 4 0,06 0,08 0,08 0,08 SDM

a. Kerjasama dan komunikasi yang baik dengan karyawan yang bekerja di BurgerAl-Barokah.

K 4 0,08

Total 1,00/1


(50)

Tabel 4.3

Matriks IFAS (Internal factor analysis Summary)

Faktor-faktor Internal Bobot Rating Bobot x rating Kekuatan

a. Lokasi usaha yang strategis b. Menjual Burger dengan Varian

yang beraneka Ragam dan dengan

c. Harga terjangkau

d. Produk yang dijual sangat dijaga kualitasnya, dan memiliki ciri khas yang mampu bersaing dengan produk usaha sejenis e. Menerima layanan pemesanan

dalam jumlah yang besar

f. Kerjasama dan komunikasi yang baik dengan karyawan yang bekerja di BurgerAl-Barokah. g. Menyediakan Tenda, bangku dan

meja sebagai tempat para pembeli untuk menikmati pesanannya. 0,08 0,06 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 4 3 3 3 2 3 3 0,24 0,18 0,24 0,24 0,16 0,24 0,24

Total Skor Kekuatan 0,54 1,54

Kelemahan a. Tidak memiliki izin usaha b. Belum memiliki gedung usaha

dan area parkir

c. Tidak memiliki laporan keuangan yang sistematis d. Peralatan memasak yang masih

standar

e. Promosi yang kurang

f. Membutukan modal yang besar untuk mengembangkan usaha

0,08 0,08 0,08 0,08 0,06 0,08 4 3 3 3 2 3 0,32 0,24 0,24 0,24 0,12 0,24

Total Skor Kelemahan 0,46 1,4

Selisih kekuatan – Kelemahan 1,54 – 1,4 = 0,14 Sumber : Data Primer Diolah (2014)


(51)

4.3.2 Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)

Menurut Rangkuti (2013: 24) berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor Strategi eksternal:

g. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

h. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

i. Hitung rating (dalam kolom 30 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

j. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

k. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.


(52)

l. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.


(53)

Tabel 4.4

Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal

Faktor Pengaruh

Sifat Nilai Bobot Produksi

a. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan penjualan.

g. Harga bahan baku yang tidak stabil h. Razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja i. Persaingan harga antara usaha sejenis j. Kehilangan pelanggan karena berpindah

kepada pesaing

k. Perubahan selera konsumen

a. Peningkatan penjualan karena pertumbuhan penduduk yang meningkat di daerah

tersebut P A A A A A P 3 4 3 4 3 4 3 0,06 0,08 0,06 0,08 0,06 0,08 0,06 Keuangan

a. Mendapatkan kredit dari bank-bank yang memberikan kredit pada UKM

P 4 0,08

Pemasaran

a. Menambah varian produk yang akan dijual b. Membuka usaha sejenis di lokasi lainnya c. Meningkatkan promosi

d. Mendapatkan konsumen baru yang berpotensi menjadi pelanggan yang loyal e. Pelaku Bisnis Baru pada usaha sejenis

P P P P A 4 3 4 3 4 0,08 0,06 0,08 0,06 0,08 SDM

a. Memiliki tenaga Kerja yang berdedikasi tinggi untuk terus berinovasi menciptakan produk baru

P 4 0,08

Total 1,00/1


(54)

Table 4.5

Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)

Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

a. Menambah varian produk yang akan dijual

b. Membuka usaha sejenis di lokasi lainnya c. Mendapatkan kredit dari bank-bank

yang memberikan kredit pada UKM d. Mendapatkan konsumen baru yang

berpotensi menjadi pelanggan yang loyal

e. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan penjualan. f. Meningkatkan promosi g. Peningkatan penjualan karena

pertumbuhan penduduk yang meningkat di daerah tersebut

h. Memiliki tenaga Kerja yang berdedikasi tinggi untuk terus berinovasi menciptakan produk baru

0,08 0,06 0,08 0,06 0,06 0,08 0,06 0,08 3 2 3 4 3 4 2 4 0,12 0,12 0,18 0,24 0,18 0,32 0,12 0,32

Total Skor Peluang 0,56 1,6

Ancaman

a. Pelaku Bisnis Baru pada usaha sejenis. b. Kehilangan pelanggan karena berpindah

kepada pesaing

c. Persaingan harga antara usaha sejenis d. Harga bahan baku yang tidak stabil e. Razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja f. Perubahan selera Konsumen

0,08 0,06 0,08 0,08 0,06 0,08 3 3 3 4 2 3 0,24 0,18 0,24 0,32 0,12 0,24

Total Skor Ancaman 0,44 1,34

Selisih Peluang – Ancaman 1,6– 1,34 = 0,26 Sumber: Data Primer Diolah (2014)


(55)

4.3.3 Diagram SWOT

Peneliti mengadakan analisis strategi dalam melihat peluang dan ancaman perusahaan yang dibandingkan dengan kekuatan dan kelemahan dalam melihat posisi kemampuan perusahaan dalam persaingan, dapat ditunjukkan dengan menggunakan diagram SWOT yang mengindikasikan posisi usaha dalam empat kuadran. Hasil perbandingan analisis internal (kekuatan dan kelemahan) dengan analisis eksternal (peluang dan ancaman) adalah sebagai berikut:

Kekuatan = 1,54 Peluang = 1,6 Kelemahan = 1,4 Ancaman = 1,34

K + A = 1,54 + 1,34 L + P = 1,4 + 1,6 = (+) 2,88 = (+) 3

3,00 Agresif

Kuadran II Kuadran I

2,88

Kuadran III Kuadran IV

Sumber : Data Diolah (2014)


(56)

Dari hasil analisis data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa Burger Al-Barokah terletak pada Kuadran I (Agresif). Dimana memiliki bobot nilai yang baik dalam lingkungan internal pada posisi kekuatan (Strenght) dikuadran agresif dan bobot nilai dalam lingkungan eksternalnya yang baik pada posisi peluang (Opportunities). Sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi persaingan Burger Al-Barokah menurut diagram SWOT berada pada kuadran 1 atau kuadran pertama (Agresif), yang menunjukkan perusahaan ini memiliki peluang dan banyaknya kekuatan yang mendorong dimanfaatkannya atas peluang-peluang tersebut.

Berdasarkan Penelitian terdahulu Franky Napitupulu (2009) dengan judul Analisis SWOT Dalam Meningkatkan Daya Saing Pada PT.Bussan Auto Finance Cabang Medan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa PT Bussan Auto Finance Cabang Medan berada pada posisi kuadran agresif yang berarti bahwa PT Bussan Auto Finance mempunyai keunggulan kompetitif yang besar dalam perusahaan yang sedang tumbuh. Namun perusahaan tersebut belum memanfaatkan Peluang-pelung yang ada secara maksimal. Kelemahan dengan bobot tertinggi yang dimiliki PT Bussan Auto Finance juga harus di perbaiki.

Hasil temuan tersebut sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Freddy Rangkuti dalam bukunya ‘Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis’ dikatakan bahwa dari hasil analisis data yang diperoleh melalui analisis SWOT apabila Perusahaan terletak pada kuadran I, hal tersebut menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat


(57)

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus di terapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Penulis menarik kesimpulan atas penelitian pada analisis SWOT Burger Al-Barokah dan memberikan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat bagi Burger Al-Barokah Jalan Dr.Mansyur N0.71 Medan dalam upaya meningkatkan keunggulan bersaing kedepannya. Strategi-strategi ini dapat dimanfaatkan juga diterapkan Burger Al-Barokah agar dapat bertahan dalam persaingan didunia bisnis kuliner.

5.1 Kesimpulan

1. Ibu Sri sebagai Pemilik Burger Al-Barokah tidak pernah menggunakan analisis tertentu untuk merumuskan atau menggunakan strategi yang digunakan untuk menghadapi persaingan di pasar.

2. Peluang-peluang yang dimiliki oleh Burger Al-Barokah belum dimanfaatkan secara maksimal, untuk itu kedepannya lebih fokus dalam memanfaatkan peluang yang ada.

3. Kelemahan paling utama Burger Al-Barokah adalah tidak adanya laporan keuangan yang sistematis, sehingga pemilik tidak mengetahui dengan pasti jumlah pemasukan dan pengeluaran dari kegiatan operasional usaha.

4. Ancaman yang datang dari lingkungan eksternal yaitu adanya razia yang dilakukan oleh Satuan Polisi pamong Praja kota Medan karena usaha ini tidak memiliki izin usaha.


(59)

5.2 Saran

1. Burger Al-Barokah sebaiknya mempertahankan kekuatan dan keunggulan dalam pelayanan serta mempererat kerja sama dengan pihak lain seperti pemasok untuk ketersediaan bahan baku ataupun bank untuk mengembangkan usahanya.

2. Pemilik Burger Al-Barokah sebaiknya mengikuti terus perkembangan usaha dibidang kuliner yang semakin inovatif sehingga dapat bersaing dengan kompetitor-kompetitor yang semakin banyak bermunculan.

3. Pemilik Burger Al-barokah Seharusnya membuat laporan keuangan yang sistematis agar pemilik dapat mengetahui harta pribadi yang dimilikinya dan aset yang dimiliki usahanya, sehingga tidak akan terjadi pemakaian harta pribadi untuk kegiatan usaha, begitu pula sebaliknya.

4. Pemilik Burger Al-Barokah harus mengurus izin usaha kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Medan. Hal tersebut dilakukan untuk menjauhkan kegiatan usahanya dari tindakan pembongkaran dan penertiban. Sehingga tercipta rasa aman dan nyaman dalam menjalankan kegiatan usahanya.


(60)

BAB II

KERANGKA TEORI

Teori-teori umumnya terbentuk dari hasil penelitian-penelitian empiris. Tidak ada teori yang terlahir begitu saja, tetapi berawal dari kajian-kajian ahli dalam jangka waktu yang lama. Temuan-temuan di publikasikan kepada pihak lain, dikritik, disarankan dan kemudian di revisi untuk mendapatkan teori yang paling mendekati kebenaran. Menurut Dul dan Hak, Teori adalah seperangkat konsep, konstruk dan preposisi tentang suatu objek penelitian(Azuar Juliandi, 2013:38)

Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, berikut beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian.

2.1. Bisnis

a. Pengertian Bisnis

Bisnis dalam arti luas adalah salah satu istilah umum yang menggambarkan suatu aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari (Amirullah, 2005:2)

Menurut Louis E.Boone (2001:5) bisnis (business) terdiri dari seluruh aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi system perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang dan jasa kepada konsumen.


(61)

Sedangkan perilaku merupakan tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, bisnis merupakan tindakan individu dan sekelompok orang yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan melalui transaksi.

b. Jenis-Jenis Bisnis

Menurut Indiyo Gito Sudarmo (1993: 74), ada beberapa macam jenis bisnis, untuk memudahkan mengetahui pengelompokannya maka dapat dikelompokkannya maka dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Ekstraktif, Yaitu bisnis yang melakukan kegiatan dalam bidang pertambangan atau menggali bahan-banhan tambang yang terkandung didalam perut bumi.

2. Agrarian, yaitu bisnis yang menjaalankan bisnisnya dalam bidang pertanian.

3. Industri, yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang industry.

4. Jasa, yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang jasa yang menhasilkan produk-produk yang tidak berwujud.

c. Elemen Bisnis

Elemen bisnis yang utama dan merupakan sumber daya yang kompetitif bagi sebuah bisnis terdiri dari empat elemen utama yaitu:

1. Modal, yaitu sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis

2. Bahan material, yaitu bahan-bahan yang terdiri dari sumber daya alam tersebut disebut juga sebagai faktor produksi yang dibutuhkan dalam


(62)

melaksanakan aktivitas bisnis untuk diolah dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat

3. Sumber Daya Manusia, yaitu Sumber daya yang Berkualitas yang diperlukan untuk kemajuan sebuah bisnis

4. Keterampilan Manajemen

5. Suatu bisnis yang sukses adalah suatu bisnis yang dijalankan dengan manajemen yang efektif adalah system yang dijalankan berdasarkanprosedur dan tata kerja manajemen

2.2. Pesaing

Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjuual barang atau jasayang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu perusahaan dapat dikategorikan pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada pesaing yang dekat yang memiliki produk yang sama atau memiliki produk yang mirip. Semua jenis pesaing ini mampu menyaingi produk yang kita tawarkan. Dalam dunia persaingan, tugas utama pengusaha adalah menggaet pelanggan sebanyak mungkin, baik pelanggan yang baru ataupun pelanngan dari produk yang lain. Dan yang paling ekstrim adalah bagaimana cara mematikan pesaing baik dengan cara langsung ataupun pelan-pelan ( Kasmir, 2007:258)

2.3. Keunggulan Bersaing

Tujuan Pengembangan Strategi dan Taktik adalah agar perusahaan mampu bersaing dalam stiap keadaan, terutama pada saat kondisi ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan. Untuk itu perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing.


(63)

Keunggulan Bersaing yaitu Keunggulan atas pesaing yang didapatkan dengan menyampaikan nilai pelanggan yang lebih besar, melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi (Kotler, 2005:66)

Perusahaan yang bersaing dalam pasar sasaran yang sama selalu akan berbeda dalam tujuan dan sumber dayanya. Ada perusahaan berukuran besar, ada pula yang kecil. Ada yang mempunyai banyak sumber daya, yang lainnya kesulitan dana. Ada yang sudah lama berdiri dan mantab, yang lainnya baru dan belum berpengalaman. Ada yang berusaha keras mencari laba jangka panjang. Selanjutnya perusahaan dapat menempati posisi bersaing yang berbeda di pasaran.

2.4. Strategi Bersaing Generik Versi M. Porter

Terdapat dua faktor yang diperhitungkandalam menciptakan strategi bersaing yang “tepat”. Pertama, didasarkan pada keunggulan kompetitif organiasi. Keunggulan kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari sumber, bisa dari keunggulan menciptakan biaya yang rendah (cost leadership), atau dari kemampuan organisasi untuk menjadi berbeda (differentiation) dibandingkan para pesaingnya. Faktor kedua dalam pendekatan ini adalah cakupan produk- pasar (competitive scope) dimana organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit. (Porter dalam Mudrajad Kuncoro, 2005: 90)

Dalam analisanya tentang Strategi Bersaing (Competitive strategy atau disebut juga porter’s five Forces) suatu perusahaan, Michael A. Porter memperkenalkan 3


(64)

jenis strategi generik, yaitu: Keunggulan Biaya (Cost Leadership), Pembedaan Produk (Differentiation), dan Focus.

Gambar 2.1 : Strategi Generik Versi Porter

STRATEGIC ADVANTAGE

Differentiation Lower Cost

(Unique Perceived by the (Low Cost position)

Customer Broad Target

(Industry Wide) STRATEGIC TARGET

(SCOPE) Narrow Target (Particular segmen Only)

Sumber : Michael A.Porter (2000:15)

1. Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership)

Strategi Biaya Rendah (Cost Leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditunjukan kepada konsumen yang relative mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebgai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini sangat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relative) tidak membutuhkan perbedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.

Differentiation

(Overall) Cost Leadership Differentiation


(65)

Terutama dalam pasar komoditi, strategi ini tidak hanya membuat perusahaan mampu bertahan terhadap persaingan harga yang terjadi tetapi juga dapat menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar yang tinggi (di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisieansi dan keefektifan biaya.

2. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)

Strategi Pembedaan produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang di dapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyaman dan berbagai hal lainnya yang sulit di tiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditunjukkan kepada para konsumen potensial yang relative tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusan (price insensitive)

Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika kompetititor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama dan sulit ditiru oleh pesaing.


(66)

3. Strategi Fokus (Focus)

Strategi focus digunakan utuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditunjukkan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan salam pengambilan keputusannya untuk membeli relative tidak di pengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala menengah dan besar, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh para pemasok “niche market” (segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk barang dan jasa khusus.

Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk pasar tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing.

2.5. Kekuatan persaingan

Ada lima kekuatan persaingan yaitu, masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok (supplier), serta persaingan diantara pesaing yang ada. Kelima kekuatan


(67)

persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan, dan kekuatan yang paling besar yang akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi. (Porter, 1995: 5)

Gambar 2.2 Lima Kekuatan yang mempengaruhi Persaingan Industri Sumber: Porter (1995:4)

1. Ancaman pendatang Baru

Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumberdaya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan.

Ancaman Masuknya Pendatang Baru

PARA PESAING INDUSTRI Persaingan Diantara Perusahaan yang ada

Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan Tawar

-Menawar Pemasok

Ancaman Produk atau Jasa Pengganti


(68)

Ancaman masuknya pendatang baru kedalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada , digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan ini besar dan pendatang baru memperkirakan akanada perlawanan yang keras, dari usaha yang sudah lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah.

2. Ancaman Dari Produk Pengganti

Mengenali produk- produk substitusi (pengganti) adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Posisi dalam menghadapi produk pengganti mungkin merupakan persoalan tindakan industri secara kolektif. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang (1) mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri, atau (2) dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.

3. kekuatan Tawar Menawar pembeli

Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan kepentingan.


(69)

4. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok

Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industry atau perusahaan. apabila pemasok mampu mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input, sedang industry tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pemasok maka posisi tawar industry menjadi lemah dan sebaliknya posisi tawar pemasok menjadi kuat.

5. Persaingan diantara para pesaing yang ada

Profil pesaing dalam industry yang sama dibandingkan dengan profil organisasi sendiri untuk mengidentifikasikan bidang-bidang yang secara relatif mempunyai kelemahan atau kekuatan dibanding pesaing. Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan kemudian dapat digunakan untuk menilai alternatif strategi kompetitif yang dapat ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan.

2.6. Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir Menurut Porter Strategi adalah suatu alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan Bersaing (Rangkuti, 2004:4).

Strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkanya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan


(70)

yang telah ditetapkan. Dan persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang diiginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan (Chandler dalam Mudrajad Kuncoro, 2003:86).

Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa strategi persaingan merupakan penentuan tujuan jangka panjang ketika ketika organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang diiginkan. Adapun pilihan strategi bersaing yang bisa diterapkan dalam perusahaan akan diuraikan masing-masing pendekatan itu.

2.7. Proses Perencanaan Strategis

Perencanaan Merupakan sekelompok usaha yang dinilai efektif, dimana orang harus mengetahui tentang pencapaian sesuatu sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan strategis merupakan pekerjaan merencanakan strategi untuk menuntun seluruh tindakan perusahaan, proses manajerial untuk membangun dan menjaga kesesuaian antara sumber daya organisasi dan peluang-peluang pasarnya.

Perencanaan Strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan ( Kotler, 1999:57)

Perencanaan Strategis memberikan kerangka kerja bagi kegiatan perusahaan yang dapat meningkatkan ketanggapan dan berfungsinya perusahaan. perencanaan strategis membantu manajer mengembangkan konsep yang jelas mengenai


(1)

3. Bapak Arifin Nasution, S.Sos, MSP selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak Dharmawan Sryanto, SE, M.Si selaku dosen Pembimbng yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan, bimbingan, motivasi, kesabaran dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

5. Dosen-dosen Administrasi Niaga/Bisnis, yang telah banyak membantu dan mendidik penulis penulis selama penulis menjalankan perkuliahan di USU. 6. Seluruh Staf Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Khususnya

staf jurusan Administrasi Bisnis, Khususnya kak Siswati Saragih yang selalu memberikan bantuan pada penulis selama menjalani kuliah.

7. Kepada pemilik Burger Al-Barokah Ibu Sri yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dan mempermudah penulis dalam mencari informasi

8. Yang terakhir namun yang terutama, terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua yang sangat penulis cintai: Bapak Suroso dan Ibu Sutria atas segala kasih sayang juga materi yang diberikan sehingga penulis bisa meraih gelar sarjana. Kepada abang-abang saya Edy Susanto dan Rahmat Surya.

9. Orang yang kusayang sebagai motivator untuk menyelesaikan skripsi ini Dede Agusnawan.

10.Seluruh teman-teman Kuliah di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Terutama Elsa, Suci, Ruth, Novia. Vandy, Agus, Kiki, Putri, Intan dan yang lain-lainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.


(2)

11.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas doa, dukungan, motivasi, dan perhatian, serta selalu mengingatkan penulis untuk tetap semangat dan jangan menyerah.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat beranfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membaca dan menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Utuk itu penulis sangat menghargai dan menerima adanya saran dan masukan yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, April 2014 Penulis


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI………. iv

DAFTAR TABEL……….... vi

DAFTAR GAMBAR………... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………. 1

1.2Rumusan Masalah……….... 9

1.3Tujuan Penelitian………. 9

1.4Manfaat Penelitian……….. 9

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Bisnis………. 11

2.2 Pesaing…………...……… 13

2.3 Keunggulan bersaing……….………... 13

2.4 Strategi Bersaing Generic M.Porter……… 14

2.5 Kekuatan Persaingan……….….… 17

2.6 Konsep Strategis………...…. 20

2.7 Proses Perencanaan Strategis………...….. 21

2.8 Analisis SWOT……….……… 22

2.9 Metode Pendekatan Analisis SWOT……… 25

2.10 Matriks SWOT……..……….………….. 26

2.11 Lingkungan Perusahaan……….. 27


(4)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian………….……… 34

3.2 Lokasi Penelitian………..……… 35

3.3 Informan Penelitian……….……….…… 35

3.4 Jenis dan Sumber Data………...……….. 36

3.5 Defenisi Konsep………...……… 36

3.6 Defenisi Operasional………..……….. 37

3.7 Teknik Pengumpulan Data……….………. 38

3.8 Teknik Analisis Data………..………. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………. 47

4.2 Penyajian Data………. 52

4.3 Analisis Data……… 57

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………... 79

5.2 Saran……….. 80 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah UMKM Th 2010/1011……….. 3

Tabel 2.1 Matriks SWOT……… 26

Tabel 3.1 IFAS (Internal Factor Analysis Summary)………. 42

Tabel 3.2 EFAS (External Factor Analysis Summary)……… 44

Tabel 3.3 Matriks SWOT………. 45

Tabel 4.1 Matriks SWOT Burger Al-Barokah………. 57

Tabel 4.2 Pembobotan Faktor-Faktor Internal………. 70

Tabel 4.3 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)………. 71

Tabel 4.4 Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal………... 74


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tiga Strategi Generic Versi Porter………. 15 Gambar 2.2 Lima Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri………… 18 Gambar 2.3 Analisis SWOT……….. 23 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Burger Al-Barokah………. 51 Gambar 4.2 Diagram SWOT Burger Al-Barokah……….. 76