89
Kemandirian
32.5 30.0
27.5 25.0
22.5 20.0
17.5 15.0
Kemandirian
Fr equency
40 30
20 10
Std. Dev = 4.52 Mean = 24.3
N = 123.00
Grafik 4.5 Sebaran Skor Kemandirian dalam Kurva Normal
4.3. Analisis Korelasi
4.3.1. Korelasi Variabel Pola Asuh Otoriter X
1..1
Dengan Kemandirian Y. Hasil uji korelasi antara variabel pola asuh otoriter dengan
kemandirian siswa tersaji dalam Tabel 4.11
Tabel 4.11 Koefisien Korelasi Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Kemandirian
Correlations
1 -.108
. .234
123 123
-.108 1
.234 .
123 123
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
Pola Asuh Otoriter
Kemandirian Pola Asuh
Otoriter Kemandirian
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa koefisien korelasi r antara pola asuh otoriter dengan kemandirian sebesar
r
X
1..1
.Y
= -0, 108 dengan p = 0,234 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh otoriter dengan kemandirian siswa SMP Negeri
90
yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Artinya skor pola asuh otoriter tidak dapat ditentukan pola
hubungan dengan skor kemandirian siswa SMP Negeri yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
4.3.2. Korelasi Variabel Pola Asuh Permisif X
1.2
Dengan Kemandirian Y. Hasil uji korelasi antara variabel pola asuh permisif dengan
kemandirian siswa tersaji dalam Tabel 4.12
Tabel 4.12 Koefisien Korelasi Antara Pola Asuh Permisif Dengan Kemandirian
Correlations
1 -.092
. .312
123 123
-.092 1
.312 .
123 123
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
Pola Asuh Permisif
Kemandirian Pola Asuh
Permisif Kemandirian
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa koefisien korelasi r antara pola asuh permisif dengan kemandirian sebesar
r
X
1..2
.Y
= -0, 092 dengan p = 0,312 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh permisif dengan kemandirian siswa SMP Negeri yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang. Artinya skor pola asuh permisif tidak dapat ditentukan pola hubungan dengan skor kemandirian siswa SMP Negeri
91
yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
4.3.3. Korelasi Variabel Pola Asuh Demokratik X
1.3
Dengan Kemandirian Y. Hasil uji korelasi antara variabel pola asuh demokratik dengan
kemandirian siswa tersaji dalam Tabel 4.13
Tabel 4.13 Koefisien Korelasi Antara Pola Asuh Demokratik Dengan Kemandirian
Correlations
1 .244
. .006
123 123
.244 1
.006 .
123 123
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
DEMOKRAT
MANDIRI DEMOKRAT
MANDIRI
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. .
Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa koefisien korelasi r antara pola asuh demokratik dengan kemandirian sebesar
r
X
1..3
.Y
= 0, 244 dengan p = 0,006 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan
antara pola asuh demokratik dengan kemandirian siswa SMP Negeri yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
Artinya makin tinggi skor pola asuh demokratik, maka makin tinggi pula skor kemandirian siswa. Sebaliknya, makin rendah skor pola asuh
demokratik, maka makin rendah pula skor kemandirian siswa SMP Negeri yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang.
92
4.3.4. Korelasi Variabel Harga Diri X
2
Dengan Kemandirian Y. Hasil uji korelasi antara variabel harga diri dengan kemandirian
siswa tersaji dalam Tabel 4.14
Tabel 4.14 Koefisien Korelasi Antara Harga Diri Dengan Kemandirian
Correlations
1 .562
. .000
123 123
.562 1
.000 .
123 123
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
N Pearson Correlation
Sig. 2-tailed N
Harga Diri Kemandirian
Harga Diri Kemandirian
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. .
Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa koefisien korelasi r antara harga diri dengan kemandirian sebesar
r
X
2
.Y
= 0, 562 dengan p = 0,000 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara harga
diri dengan kemandirian siswa SMP Negeri yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Artinya makin tinggi
skor harga diri, maka makin tinggi pula skor kemandirian siswa. Sebaliknya, makin rendah skor harga diri, maka makin rendah pula skor
kemandirian siswa SMP Negeri yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
4.3.5. Korelasi Variabel Pola Asuh Otoriter X
1.1
dan Harga Diri X
2
dengan Kemandirian Y.
Hasil uji korelasi antara variabel pola asuh dan harga diri dengan kemandirian siswa tersaji dalam Tabel 4.15
93
Tabel 4.15 Koefisien Korelasi Antara Pola Asuh Demokratik Dan Harga Diri Dengan
Kemandirian
Model Summary
.572
a
.327 .315
3.73669 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, Pola Asuh Demokratis, Harga
Diri a.
ANOVA
b
812.715 2
406.357 29.103
.000
a
1675.545 120
13.963 2488.260
122 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, Pola Asuh Demokratis, Harga Diri a.
Dependent Variable: Kemandirian b.
Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa hubungan bersama-sama antara variabel pola asuh demokratik dan harga diri dan kemandirian siswa
SMP Negeri yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.memiliki koefisien korelasi jamak atau multiple
correlation R sebesar
R
X
1.3.
X
2
.Y
= 0.572; F = 29.103 dengan p = 0,000 0,05. Ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel pola
asuh demokratik dan harga diri secara bersama-sama dengan kemandirian siswa SMP Negeri yang ditinggal orang tua di wilayah Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang. Artinya makin tinggi skor pola asuh demokratik dan harga diri siswa secara bersama-sama, maka makin tinggi
pula skor kemandirian siswa. Sebaliknya makin rendah skor pola asuh
94
demokratik dan harga diri siswa secara bersama-sama, maka makin rendah pula skor kemandirian siswa.
4.4. Hasil Uji Hipotesis