Tingkat Harga Diri Harga Diri

44 memandang seorang anak sebagai ahli pada bidang tertentu. Memuji seorang anak karena pandai dalam suatu hal maka hal ini dapat memabantu peningkatan harga diri pada anak. Jika kebutuhan untuk teman yang menyenangkan tidak terpenuhi maka anak dapat memiliki harga diri rendah. Hubungan anak dan teman sebaya saling mendukung rasa harga diri masing- masing. Bila dalam kelompok pergaulan individu terhadap perilaku negatif, maka individu tersebut akan berperilaku negatif juga, karena hal ini menyangkut harga diri dalam kelompok tersebut dengan tujuan agar diterima dalam kelompok. 3 Prestasi Kemampuan untuk menetapkan tujuan yang realistis dan penghargaan terhadap diri sendiri pada setiap langkah yang dicapai. Prestasi juga merupakan pendorong untuk meningkatkan harga diri pada anak. Seorang anak yang mengembangkan suatu pola tertentu untuk berprestasi dalam jumlah bidang maka anak cenderung percaya bahwa dirinya mampu, dirinya bisa, maka hal ini akan menimbulkan rasa senang dan bangga pada diri sendiri. 4 Diri sendiri merupakan sumbangan terpenting bagi peningkatan harga diri. Karena seseorang dituntut untuk mengevaluasi diri terhadap apa yang telah dilakukan maupun dari penilaian orang lain. Anak yang memiliki harga diri tinggi akan mengutamakan apa yang dapat dilakukan dan apa yang telah dilakukan, dapat menghargai diri sendiri, mengkritik perilaku bukan diri sendiri. Sebaliknya anak yang bersikap sinis, negatif, pesimis, mengkritik diri sendiri bukan perilaku, menetapkan tujuan yang tidak realistis, serta melakukan kemauwan kelompok meskipun berorientasi negatif dengan harapan tidak kehilangan teman, merupakan golongan anak yang memiliki harga diri rendah. Baik buruknya perilaku anak dapat dipengaruhi oleh keadaan harga diri pada anak.

2.3.4 Tingkat Harga Diri

Menurut Coopersmith dalam Buss, 1995: 174 berpendapat bahwa orang dengan harga diri tinggi akan mempengaruhi kepercayaan dirinya, mengembangkan potensinya secara realistik dan memiliki keyakinan untuk meraih sukses. Penelitian yang dilakukan oleh Baumister 45 dan Breenberg dalam Leary dkk, 1995:529 juga mendukung pendapat di atas yaitu anak yang memiliki harga diri tinggi akan dapat melawan kecemasan dalam dirinya, dapat mengatasi masalah serta kondisi fisik. Sedangkan menurut Pirera dalam Mawardi, 2005:21 orang yang memiliki harga diri rendah meramalkan hasil yang negatif dan karenanya mengabaikan potensi-potensi yang dimilikinya. Hal ini juga diperkuat pendapat Sigal dan Bould dalam Indrayani, 1998:26 yang menyatakan bahwa harga diri rendah cenderung menyebabkan anak berperilaku kurang terpuji karena adanya perasaan kurang mantap terhadap kemampuannya. Coopersmith dalam Harsini, 2001:23 menjelaskan bahwa harga diri setiap individu berbeda-beda tingkatannya antara individu yang satu dengan individu yang lain. Ada yang tinggi, menengah, dan rendah. Individu dengan harga diri tinggi memiliki ciri : mandiri, kreaktif, yakin akan gagasan-gagasan dan pendapatnya sendiri, mempunyai kepribadian yang stabil, tingkat kecemasan rendah, lebih berorientasi kepada kebutuhan, melihat dirinya sebagai orang yang berguna dan mempunyai harapan exspectation yang tinggi. Individu dengan harga diri menengah memiliki ciri umum seperti individu yang memiliki harga diri tinggi, namun disertai sifat-sifat : memandang dirinya lebih baik dari kebanyakan orang, kurang yakin terhadap dirinya, dan sangat tergantung pada penilaian orang terhadap dirinya. Sedangkan individu dengan harga diri rendah memiliki ciri: kurang mandiri, kurang kreaktif, memiliki kecemasan yang tinggi, merasa kurang berguna, kurang berorientasi 46 kepada kebutuhan, memiliki ekspektasi yang rendah, kurang percaya diri, malas menyatakan diri terutama kalau memiliki gagasan –gagasan baru. Senada pendapat tentang tingkatan harga diri ini Loekmono 1993:13 menggolongkan dua tingkatan harga diri yaitu harga diri tinggi dan rendah. Orang dengan harga diri tinggi memiliki ciri-ciri : berpikir cukup tinggi terhadap dirinya, mampu menerima dirinya sendiri dan orang lain, mampu mengontrol akibat, berharap sukses daripada gagal, lebih menaruh keprihatinan pada potensi penghargaan dari lingkungan daripada diri sisi keuangan atau finansial. Sedangkan orang yang memiliki harga diri rendah dengan ciri-ciri : merasa ragu tentang dirinya, menilai dirinya lebih negatif sehingga cenderung mengarah pada merusak dirinya dan ingin dapat sama dengan orang pada umumnya, lebih berorientasi pada finasial, kesulitan dalam menerima orang lain . Sedangkan Yuniarti 1993 : 25 menggolongkan harga diri tinggi , menengah dan harga diri rendah. Orang yang memiliki harga diri tinggi memiliki ciri: ekspresif, aktif, sukses dalam bidang akademik dan sosial, dalam pergaulan cenderung memimpin, bebas mengeluarkan pendapat, tidak menghindari kritik, serta tidak mudah cemas. Orang yang memiliki harga diri menengah memiliki ciri-ciri kurang yakin terhadap diri sendiri dan sangat tergantung pada apa yang dikatakan orang lain terhadap dirinya. Sedangkan orang yang memiliki harga diri rendah memiliki ciri- ciri mudah putus asa, merasa tidak berguna, terisolir, kemauwan untuk 47 mengatasi kekurangan diri sangat lemah, takut mengeluarkan pendapat, takut terhadap kritik, serta mudah tersinggung.

2.3.5 Aspek-aspek Harga Diri