26
Kemandirian nilai pada anak ditandai dengan beberapa indikator yakni, 1. Cara anak dalam memikirkan segala sesuatu menjadi semakin
abstrak, 2. Keyakinan-keyakinan anak menjadi semakin bertambah mengakar pada prinsip-prinsip umum yang dimiliki beberapa basis
idiologis, 3. Keyakinan-keyakinan anak menjadi semakin bertambah tinggi dalam nilai-nilai mereka sendiri dan bukan hanya dalam suatu
sistem nilai yang ditanamkan oleh orang tua atau figur pemegang kekuasaan lainnya.
Berdasarkan pendapat Batia, Bernadib, Greenberger maupun Brawer, maka dalam penelitian ini kami menggunakan teori kemandirian
dari Steinberg 1989:270 yang menyatakan bahwa kemandirian adalah kemampuan individu dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi individu yang
mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri self governing person. Kemampuan dalam mengelola diri sendiri ini ditandai
dengan kemampuannya untuk tidak bergantung kepada dukungan orang lain terutama orang tua, mampu mengambil keputusan secara sendiri dan
mampu menerima akibat keputusan tersebut, serta memiliki seperangkat prinsip tentang benar dan salah serta penting dan tidak penting
2.1.3 Proses perkembangan kemandirian
Kemandirian adalah kondisi psikologis yang dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui latihan
yang dilakukan terus- menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan disesuaikan dengan usia
27
serta kemampuan anak. Misalnya: untuk anak-anak usia 3-4 tahun latihan kemandirian dapat berupa membereskan mainan yang telah dipakainya.
Menurut Watson dan Lindgren dalam Suparmi,1991:31 anak mulai menunjukan mandiri pada usia sekitar 2 – 3 tahun. Pada usia ini anak
banyak menunjukkan tingkah laku negatif dan menentang. Hal ini disebabkan anak mulai menyadari ”aku”nya antara lain berusaha mandiri
dengan menolak bantuan orang lain, menentang petunjuk-petunjuk orang dewasa, dan lain sebagainya.
Setelah anak memasuki remaja usia anak SMP ada beberapa tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Selain kematangan fisik,
seorang remaja juga harus mencapai tugas-tugas perkembangan psikis, yaitu secara bertahap mencapai kemandirian dari orang tua, penyesuaian
dengan kematangan sosial, mempertahankan kerjasama dengan teman sebaya tanpa mendominasi teman-temannya, memutuskan dan
menyiapkan pekerjaan yang berarti. Kebutuhan akan kemandirian nyata benar pada usia remaja. Mereka selalu ingin menunjukkan bahwa mereka
dapat mengambil keputusan sendiri, tidak mau didikte dan tidak mau terikat dengan aturan orang tua. Mereka sebaiknya diberi kebebasan untuk
memilih model dan warna baju, jam berapa ia harus bangun dan tidur malam, dengan siapa anak tersebut bergaul walaupun sedikit masih dalam
pengawasan orang tua. Dengan memberikan latihan tersebut, diharapkan dengan bertambahnya usia akan bertambah pula kemampuan anak untuk
berpikir secara objektif, tidak mudah dipengaruhi, berani mengambil
28
keputusan sendiri, tumbuh rasa percaya diri, tidak tergantung kepada orang lain dengan demikian kemandirian akan berkembang dengan baik.
Dengan kemandirian tersebut anak harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak
sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya, dengan kata lain mereka melepaskan diri
sendiri secara bertahap dari ikatan ketergantungan orang tua. Hal ini juga diperkuat melalui proses sosialisasi yang terjadi antara remaja dengan
teman sebaya. Melalui hubungan pertemanan mereka belajar berpikir secara mandiri, mengambil keputusan sendiri, menerima atau menolak
pandangan atau nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari perilaku yang diterima di dalam kelompoknya. Bila didalam kelompoknya mereka
merasa nyaman dan bisa diterima dan dihargai akan keberadaannya dan sebaliknya bila di lingkungan rumah tidak menerimanya maka akan
terjadi hambatan atau masalah. Sebab anak akan berpikir kalau mereka melepaskan dari ikatan orang tua maka segala kebutuhan atau keinginan
tidak dapat terpenuhi secara finansial, sebaliknya bila mereka mengikuti irama kelompok secara psikologis akan mendapat kepuasaan tersendiri .
Agar terjadi perkembangan kemandirian anak maka orang tua hendaknya: 1 Berkomunikasi dua arah antara orang tua dengan anak. Dengan
melakukan berkomunikasi orang tua dapat mengetahui pandangan- pandangan dan kerangka berpikir anaknya, dan sebaliknya anak-
29
anak juga dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh orang tuanya.
2. Memberikan kesempatan kepada anaknya untuk membuktikan atau
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah diambilnya, bahkan mengusahakan sendiri apa yang diperlukan dan biarkan juga
mereka mengatasi sendiri berbagai masalah yang muncul. Peran orang tua hanya sebagai pengamat dan bisa melakukan intervensi
jika tindakan anak dianggap dapat membahayakan dirinya maupun orang lain.
3. Memberi tanggung jawab terhadap tindakan yang diperbuat anak
merupakan kunci untuk menuju kemandirian. Dengan berani bertanggung jawab anak akan belajar untuk tidak mengulang hal-
hal yang memberikan dampak negatif tidak menyenangkan bagi dirinya.
4. Adanya konsistensi orang tua dalam menerapkan kedisiplinan dan
menanamkan nilai-nilai kepada anak dan sejak masa kanak-kanak di dalam keluarga akan menjadi panutan bagi remaja untuk
mengembangkan kemandirian berpikir secara dewasa. Orang tua yang konsisten dalam menerapkan kedisiplinan akan memudahkan
anak dalam membuat rencana hidupnya sendiri dan dapat memilih berbagai alternatif yang menjadi salah satu ciri anak mandiri.
30
2.2 Pola Asuh