Hubungan harga diri dengan kemandirian siswa Hubungan Pola Asuh dan Harga diri dengan Kemandirian siswa

53 mau mendengarkan keluhan dari anak dan anak juga diberi kebebasan namun orang tua tetap sebagai kontrol, dan menanamkan sikap disiplin dalam menggerakkan anaknya ketimbang menghukum, serta memberi kebebasan agar anak berekspresi sehingga anak dapat mengembangkan sikap kemandirian, Huxley dalam anonim,2003:3. Dengan memiliki sikap kemandirian yang tinggi diharapkan anak-anaknya dapat hidup yang layak sesuai harapan dari orang tuanya. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Coopersmith 1989:27 yang menyatakan bahwa anak yang mempunyai kemandirian tinggi adalah mereka yang berasal dari keluarga dimana orang tua diterima secara positif oleh anak dan hal tersebut hanya dapat dijumpai pada pola asuh demokratis. Menurut hasil penelitian Markum 2002:2 dan Zaff 2002: 5 terungkap fakta bahwa pola asuh demokratis dapat menumbuhkan ikatan antara orang tua dan anak, sehingga akan mendorong kemandirian, pembentukan sifat kerja keras, kedisiplinan, dan komitmen prestatif dan realistis pada anak. Dari uraian di atas maka pola asuh orang tua memegang peranan yang penting bagi terbentuknya kepribadian yang sehat pada anak- anaknya, daya inisiatif, kepercayaan diri, rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya yang merupakan aspek – aspek yang membentuk kemandirian.

2.4 Hubungan harga diri dengan kemandirian siswa

Salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dan berpengaruh dalam tingkah laku manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, 54 nilai-nilai dan tujuan hidup seseorang adalah harga diri. Tinggi rendahnya harga diri banyak menentukan sikap, perilaku dan berbagai aspek lain dalam diri anak. Pada dasarnya setiap anak membutuhkan penghargaan, penerimaan dan pengakuan dari orang lain. Buss dalam Aswagati, 2001: 18 mengemukakan bila seseorang menilai bahwa dirinya berharga, maka akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya karena tidak memiliki rasa rendah diri, mempunyai aspirasi yang tinggi dan penghargaan untuk berhasil. Pendapat ini sejalan dengan Coopersmith dalam Aswagati, 2001: 19 yang mengemukakan bahwa individu dengan harga diri tinggi memiliki karakteristik yang meliputi adanya penilaian positif terhadap keadaan dirinya berdasarkan nilai-nilai pribadi yang dianutnya, lebih mandiri dalam menghadapi lingkungannya, kreaktif, yakin akan gagasan dan pendapatnya dan memiliki tingkat keberhasilan tinggi. Anak-anak dengan harga diri tinggi melihat dirinya sebagai kompeten dan mempunyai harapan-harapan yang tinggi untuk masa depannya sehingga memiliki motivasi yang lebih tinggi maka anak tersebut juga lebih bahagia dan efektif dalam kehidupan sehari-harinya karena mampu mengatasi kecemasan yang dihadapinya.

2.5 Hubungan Pola Asuh dan Harga diri dengan Kemandirian siswa

Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam keluarga pulalah anak dibesarkan, berkembang dan mengalami proses kedewasaan. 55 Dari sudut perkembangan anak, keluarga memiliki banyak fungsi, selama masa bayi dan kanak-kanak fungsi dan tanggungjawab keluarga adalah memelihara, mengasuh dan melindungan serta mengajarkan bagaimana anak-anak mengadakan sosialisasi dengan lingkungannya. Seiringnya pertumbuhan dan perkembangan anak, maka juga terjadi perubahan atau penambahan fungsi-fungsi keluarga. Interaksi antara orang tua dengan anak dalam keluarga untuk mendidik anak-anaknya di sebut pola asuh. Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi bagaimana kelak anak berperilaku, bentuk-bentuk kepribadian anak secara keseluruhan akan mempengaruhi harga diri. Harga diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya yang berkembang dari perasaan diterima kelompok sosialnya, perasaan efesiensi dan produktif serta perasaan berharga, cantik, pandai dan sebagainya. Kadang-kadang orang tua sudah merasa bangga pada anaknya apabila anaknya diterima oleh kelompoknya, kompeten kalau bisa dalam segala hal, dan punya nilai lebih dimata orang lain seperti cantik, pintar, mahir dalam melakukan sesuatu. Hal ini biasanya bukanlah menambah rasa harga diri anak, melainkan justru seringkali menjerumuskan anak sendiri dan akhirnya mematikan harga diri anak. Padahal harga diri anak justru bisa berkembang dari bagaimana perlakuan orang tua terhadap anaknya bahwa ada perasaan dirinya diterima, perasaan kompeten dan perasaan berharga dari diri sendiri. 56 Anak perlu diajarkan memiliki rasa percaya diri yaitu perasaan yang teguh pendiriannya, tabah dalam menghadapi masalah, kreaktif dalam mencari jalan keluar dan berambisi dalam mencapai sesuatu. Selain itu perlu diajarkan untuk hormat pada diri sendiri yaitu mempunyai perasaan konstruktif, hormat pada orang lain dan bersyukur pada apa yang dimilikinya. Berbagai cara dapat diupayakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri serta hormat diri pada anak oleh orang tua. Diantaranya adalah dengan mendorongnya untuk selalu berupaya menerima kelebihan dan kekurangnya, memberikannya pujian dan hadiah pada perilakunya yang mengarah pada kepercayaan diri dan kemandirian anak itu sendiri.

2.6 Hasil- Hasil penelitian terdahulu