Manfaat Kosakata dalam Bahasa Inggris Faktor Penunjang Keberhasilan dalam m empelajari Bahasa Asing

38 dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris maka penguasaan perbendaharaan kosakata merupakan hal penting.

5. Manfaat Kosakata dalam Bahasa Inggris

Menurut El- faris dan Maulana 2010 dalam buku berjudul “English Words in Contex ” mengemukakan bahwa memiliki perbendaharaan kosakata yang luas akan mempermudah pemahaman siswa dalam kemampuan berbahasa Inggris, antara lain: a. Dalam hal reading terutama dalam memahami konteks cerita dalam suatu buku bacaan berbahasa Inggris. b. Siswa juga mampu menyimak lebih mudah dalam listening. c. Siswa juga bisa berkomunikasi lebih mudah baik itu dalam speaking dan juga writing.

6. Faktor Penunjang Keberhasilan dalam m empelajari Bahasa Asing

Dalam Chaer 2003 dan Elsjelyn 2010 dijelaskan bahwa terdapat berbagai faktor, variabel dan kendala menentukan berhasil tidaknya pembelajaran bahasa asing, antara lain : a. Faktor Bakat Aptitude Ada banyak orang yang sukses dalam pekerjaan atau berhasil dalam studi mereka, tetapi gagal dalam mempelajari bahasa asing. Mereka telah mencoba berkali-kali dan menghabiskan banyak waktu tetapi tetap mengalami banyak kesulitan. Sementara itu ada sebagian 39 orang yang dengan mudah dapat menyerap kata-kata asing, memahami grammar dan berbicara dalam bahasa asing dengan lancar. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa faktor yang membedakan keduanya, dalam menguasai bahasa asing adalah adanya bakat bahasa. Carroll 2004 dalam “Language develompent in Children” mengungkapkan bahwa bakat bahasa adalah hasil pembawaan lahir yang sulit diubah. b. Faktor Motivasi Motivasi diperlukan dalam mempelajari bahasa asing. Banyak pengajar yang sependapat bahwa siswa yang ingin benar-benar belajar, biasanya akan berhasil, terlepas dari buku pelajaran yang digunakan, guru yang mengajar atau metode yang diterapkan kepadanya. Gardner Lambert dalam Elsjelyn,2010 mengemukakan bahwa dalam penguasaan bahasa terdapat dua motivasi, yaitu motivasi integratif dan motivasi instrumental. Dimana motivasi intergatif adalah motivasi yang didorong oleh keinginan siswa untuk berintegrasi dengan budaya dan bahasa yang dipelajarinya. Biasanya motivasi ini dimiliki oleh siswa yang berkeinginan kuat untuk mempelajari bahasa itu secara mendalam. Sedangkan motivasi instrumental adalah motivasi yang didasarkan pada harapan bahwa dengan menguasai bahsa asing, sesorang dapat mencapai sesuatu, misalnya posisi atau pekerjaan yang lebih baik. Jadi dalam hal ini bahasa adalah alat untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi integratif lebih menjamin keberhasilan. Hal ini disebabkan karena individu yang memiliki motivasi integratif mempunyai sikap yang positif terhadap 40 bahasa yang mereka pelajari, sehingga dia bersedia melakukan apa saja untuk dapat menguasai bahasa itu. Mereka aktif dan tidak bergantung hanya pada buku atau guru. Mereka selalu mencari kesempatan untuk dapat mendengarkan bahasa itu melalui siaran-siaran di radio atau televisi, dan tidak segan atau malu mencoba menggunakan bahasa itu dalam percakapan. Bagi mereka, mempelajari bahasa asing bukan merupakan hal yang sulit karena mereka menyukainya. c. Faktor Usia Ada anggapan bahwa pembelajaran bahasa kedua pada anak-anak lebih baik dan lebih berhasil dalam pembelajaran bahasa kedua dibandingkan dengan orang dewasa. Anak-anak tampaknya lebih mudah dalam memperoleh bahasa baru, sedangakan orang dewasa tampaknya mendapat kesulitan dalam memperoleh tingkat kemahiran bahasa kedua. Anggapan ini telah mengarahkan pada adanya hipotesis mengenai usia kritis atau prode kritis untuk belajar bahasa kedua. Berbagai hasil penelitian mengenai faktor usia dalam pembelajaran bahasa kedua Chaer,2003. Fathman, Dulay, Burt dan Krashen dalam Chaer,2003 mengemukakan bahwa dalam hal urutan pemerolehan tampaknya faktor usia tidak terlalu berperan sebab urutan pemerolehan oleh kanak-kanak dan orang dewasa tampaknya sama saja. Kemudian dijelaskan bahwa dalam hal kecepatan dan keberhasilan belajar bahasa kedua, dapat disimpulkan bahwa anak-anak lebih berhasil daripada orang dewasa dalam pemerolehan sistem fonologi atau pelafalan, bahkan banyak 41 diantara mereka yang mencapai pelafalan seperti penutur asli sedangkan orang dewasa tampaknya maju lebih cepat daripada anak-anak dalam bidang morfologi dan sintaksis paling tidak pada permulaan masa belajar. Anak-anak lebih berhasil daripada orang dewasa, tetapi tidak selalu lebih cepat perbedaan umum mempengaruhi kecepatan keberhasilan belajar bahasa kedua pada aspek fonologi, morfologi dan sintaksis tetapi tidak berpengaruh dalam pemerolehan urutannya. d. Faktor Kesempatan opportunity Kesempatan opportunity yang dimaksud adalah mencakup bagaimana semua kegiatan belajar baik di dalam maupun di luar kelas, dimana siswa secara aktif berlatih menggunakan bahasa yang sedang dipelajarinya Elsjelyn,2010. e. Faktor Bahasa Pertama Para pakar pembelajaran bahasa kedua pada umumnya percaya bahwa bahasa pertama bahasa ibu atau bahasa yang lebih dahulu diperoleh mempunyai pengaruh terhadap proses penguasaan bahasa kedua pemebelajr Ellis,1986. Bahasa pertama yang telah lama dianggap menjadi pengganggu dalam mempelajari bahasa kedua. Hal ini karena bisa seorang pembelajar secara sadar atau tidak melakukan transfer unsur-unsur bahasa pertamanya, ketika menggunakan bahasa kedua Dulay dalam Chaer,2003. Klein dalam Chaer,2003 mengemukakan bahwa menurut teori ontrasif keberhasilan belajar bahasa kedua sedikit banyaknya ditentukan oleh keadaan lingustik bahasa yang telah dikuasai 42 sebelumnya oleh si pembelajar. Berbahasa kedua adalah suatu proses tranferisasi. Maka jika struktur bahasa yang sudah dikuasai bahasa pertama banyak mempunyai kesamaan dengan bahasa yang dipelajarinya akan terjadilah semacam pemudahaan dalam proses transferisasinya. Sebaliknya, jika struktur keduanya memiliki perbedaan, maka akan terjadi kesulitan bagi pembelajar untuk menguasai bahasa kedua itu. f. Faktor Penyajian Formal Ada duatipe pembelajaran bahasa kedua yaitu naturalistik dan formal. Tiper pertama, yaitu tipe naturalistik berlangsung secara alamiah dalam lingkungan keluarga tempat tinggal sehari-hari tanpa guru dan tanpa kesengajaan. Sedangkan tipe formal berlangsung secara formal dalam pendidikan di sekolah dengan guru, dengan kesengajaan dan dengan berbagai perangkat formal pembelajarannya seperti kurikulum, metode, guru, media belajar , materi pembelajaran dan sebagainya.

7. Karakteristik Pembelajar Bahasa Inggris Usia Dini