57
huruf dituliskan kembali didalam sebuah kertas yang sudah disediakan di masing-masing meja partisipan penelitian.
4. Tingkat pemerosesan informasi dalam deep
Tingkat pemerosesan informasi dalam deep merupakan tingkat pemerosesan informasi yang memfokuskan dan melibatkan informasi
terhadap makna meaning seperti menguhubungkan informasi yang diberikan dengan hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Pelaksanaan tingkat pemerosesan informasi dalam pada penelitian ini yaitu memberikan perlakukan yang bertujuan untuk mengukur tingkat
pemerosesan dalam partisipan penelitian. Perlakukan yang diberikan adalah dengan menampilkan beberapa kosakata bahasa Inggris kepada
partisipan penelitian dan kemudian para partisipan penelitian diminta untuk menghubungkan setiap kosakata yang ditampilkan dengan hal yang
menyenangkan pleasantness dan tidak menyenangkan unpleasantness. Jika menurut partisipan kosakata yang ditampilkan tersebut merupakan
kosakata yang berhubungan dengan hal yang menyenangkan maka partisipan bisa menulis huruf S senang di dalam kertas jawaban dan jika
menurut partsisipan kosakata yang ditampilkan tersebut merupakan kosakata yang berhubungan dengan hal yang tidak menyenangkan maka
partisipan bisa menulis jawaban TS tidak senang di dalam kertas jawaban yang sudah disediakan.
58
5. Kemampuan Mengingat Kosakata Bahasa Inggris
Kemampuan mengingat adalah kemampuan seseorang untuk mengingat apa yang telah dipelajari yang kemudian bisa digunakan
kembali pada situasi yang berikutnya melalui proses berstruktur yaitu pengodean,
penyimpanan dan
pemanggilan informasi
kembali. Kemampuan mengingat pada penilitian ini diukur dengan menggunakan
alat ukur kemampuan mengingat kosakata bahasa Inggris yang dikonstruk oleh peneliti. Alat ukur yang diberikan merupakan alat ukur untuk menguji
kemampuan mengingat kosakata bahasa Inggris yang berisi kumpulan kosakata bahasa Inggris siswa kelas 4 sekolah dasar. Alat ukur pada
penelitian ini diukur dengan cara melihat jumlah kosakata yang dapat disebut kembali oleh siswa. Untuk kosakata yang dijawab dengan benar
diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Jadi skor total yang diperoleh mennjukkan kemampuan siswa dalam mengingat kosakata bahasa Inggris.
Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin baik kemampuan mengingat kosakata bahasa Inggris siswa.
C. Desain Penelitian
Penelitian eksperimen dilakukan menggunakan desain between subject factorial design 2x2, dimana desain ini merupakan desain yang memungkinkan
peneliti untuk melihat efek dari dua atau lebih variabel bebas independent variabel terhadap satu variabel tergantung dependent variabel Myers
Hansen,2006. Dalam desain between subject factorial design 2x2, dimana setiap
59
kelompok akan dikenai pengukuran atau test O setelah diberikannya masing- masing kondisi perlakuan. Dalam hal ini terdapat empat kelompok sampel
penelitian yang akan diberikan pengukuran diakhir perlakuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat yang ditimbulkan dari empat kondisi perlakuan yang berbeda
yaitu : 1.1 Kelompok I kondisi belajar insidental incidental learning dengan
tingkat pemerosesan informasi dangkal shallow.
1.2 Kelompok II kondisi belajar intensional intentional learning dengan
tingkat pemerosesan informasi dangkal shallow.
1.3 Kemudian kelompok III kondisi belajar insidental incidental learning
dengan tingkat pemerosesan informasi dalam deep.
1.4 Kelompok IV kondisi belajar intensional intentional learning dengan
tingkat pemerosesan informasi dalam deep.
Perbedaan hasil pengkuran O yaitu pada kondisi belajar intentional dan pada kondisi belajar incidental diasumsikan sebagai efek atau akibat dari
perlakuan yang diberikan. Format rancangan penelitian eksperimen yang digunakan adalah:
Tingkat Pemerosesan
Informasi X2
Metode Belajar X1
Metode Insidental Metode Intensional
Dangakal shallow Jumlah Kosakata
1.1 1.2
60
Dalam deep STS
2.1 2.2
Notasi rancangan eksperimen: R M X
1,.1
O R MX
1.2
O R MX
2.1
O R MX
2.2
O
Keterangan : R
: random assignment subjek ke dalam kelompok. X
1,1
: Treatment yang diberikan metode belajar kosakata dengan kondisi incidental learning yang menggunakan instruksi jumlah
huruf dalam kosakata. X
1
,
2
: Treatment yang diberikan berupa metode belajar kosakata dengan kondisi intentional learning yang menggunakan
instruksi jumlah huruf dalam kosakata. X
2
,
1
: Treatment yang diberikan berupa metode belajar kosakata dengan kondisi incidental learning yang menggunakan instruksi
pleasantnessunpleasantness kata yang senang atau tidak senang.
X
2,2
: Treatment yang diberikan berupa metode belajar kosakata dengan kondisi intentional learning yang menggunakan
61
instruksi pleasantnessunpleasantness kata yang senang atau tidak senang.
O : O adalah pengkuran. Dimana dalam pengukuran pada penelitian
dilakuakan pemeberian alat ukur kemampuan mengingat kosakata bahasa Inggris setelah masing-masing perlakuan
diberikan. Alat ukur yang diberikan merupakan kumpulan kosakata bahasa Inggris siswa kelas 4 sekolah dasar yang telah
ditampilkan dalam perlakuan.
D. Teknik Kontrol
Dalam Senati 2005 dijelaskan bahwa kontrol merupakan salah satu ciri penelitian ilmiah. Dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain, penelitian
eksperimental memiliki kontrol yang paling kuat. Dalam konteks ini, kontrol berarti peneliti dapat memunculkan atau tidak memunculkan apa yang
diinginkannya dalam melaksanakan penelitian. Terdapat tiga prinsip teknik kontrol dalam penelitian eksperimen:
1. Memaksimalkan
varians eksperimental
atau varians
antar kelompok.Varians eksperimental dapat dimaksimalkan dengan cara
merancang, merencanakan dan melaksanakan penelitian sedemikian rupa sehingga kondisi eksperimen sangat berbeda satu dengan lain. Pada
peneilitian ini, varians eksperimental terjadi karena adanya perbedaan metode belajar dan tingkatan pemerosesan pada masing-masing kelompok,
62
sehingga terjadi varians antar satu kelompok dan kelompok eksperimental lainnya.
2. Meminimalkan varians kesalahan atau varians dalam kelompok. Pada
penelitian ini varian kesalahan merupakan hasil sejumlah faktor yang dapat menurunkan keakuratan alat ukur kemampuan mengingat kosakata
bahasa Inggris. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi kesalahan pengukuran dengan melakukan kontrol terhadap kondisi eksperimen dan
meningkatkan reliabilitas alat ukur. 3.
Melakukan kontrol terhadap variabel sekunder varibel luar.Kontrol terhadap Variabel eskternal atau variabel sekunder dilakukan untuk lebih
memperjelas adanya hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel eskternal pada penelitian ini meliputi
variabel individu organisme dan variabel lingkungan enviromental, berikut penjelasan mengenai masing-masing variabel:
1. Variabel individu organisme variable a. Tingkat Kelas
Tingkat kelas adalah siswa yang berada pada tingkat kelas 4 sekolah dasar. Melakukan kontrol terhadap faktor tingkat kelas 4
dikarenakan usia pada tingkat kelas 4 merupakan usia anak-anak peretengahan, dimana pada usia ini anak-anak memiliki
perkembangan bahasa yang terus meningkat dan diketahui bahwa pada usia 6 tahun anak sudah mampu menguasai lebih dari 1400
kata. Anak yang berada pada usia 5 hingga 9 tahun juga sudah bisa
63
diperkenalkan dan diajarkan bahasa lain selain bahasa pertama mereka Carrol,2004. Oleh karena itu, siswa pada tingkat kelas 4
sudah mampu mengenal kosakata dan sudah mampu diajarkan bahasa diluar dari bahasa awal mereka dimana pada penelitian ini
yaitu mempelajari kosakata bahasa Inggris. b. Hasil nilai raport siswa
Hasil nilai raport siswa diperoleh dari hasil belajar siswa sekolah dasar kelas 4 selama satu semester awal yang diperoleh peneliti
dari walikelas siswa kelas 4 yang menjadi subjek penelitian. Kontrol terhadap variabel ini dilakukan karena mengingat adanya
faktor intelegensi yang sebenarnya menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan mengingat individu Sprinthall
Sprinthall,1990. Namun, dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti yang belum dapat melakukan tes intelegensi sehingga tes
intelegensi yang seharusnya dapat memberikan gambaran tingkat intelegensi siswa maka disini peneliti mengganti tes intelegensi
dengan menggunakan hasil nilai raport siswa yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan kognisi siswa.
Oleh karena itu, maka peneliti memutuskan melakukan kontrol terhadap hasil nilai raport siswa.
c. Tingkatan kelas dalam mengikuti kursus bahasa Inggris Tingkatan kelas dalam mengikuti kursus bahasa Inggris dari subjek
penelitian, yaitu siswa sekolah dasar yang mengikuti program
64
kursus bahasa Inggris di luar sekolah. Kontrol terhadap variabel ini dilakukan karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dewi dan Suminar 2005 mengenai efektifitas permainan LUDO terhadap peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris
diperoleh bahwa penguasan kosakata bahasa Inggris yang baik
dipengaruhi oleh tingkat kursus bahasa Inggris yang pernah diikuti kemudian keaktifan siswa dalam mengikuti kursus bahasa Inggris.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti melakukan kontrol tingkat kelas dalam mengikuti kursus bahasa Inggris siswa.
d. Jenis Sekolah Jenis sekolah yang dipilih adalah sekolah dasar diambil dari satu
sekolah yang memiliki kurikulum yang sama dan sedang mempelajari bahasa Inggris, hal ini bertujuan agar kurikulum dan
topik mata pelajaran bahasa Inggris yang diterima diasumsikan sama dan tidak ada perbedaan pada masing-masing subjek
penelitian. 2. Variabel lingkungan enviromental variable
a. Materi dan Aturan Pelaksanaan Materi yang diberikan kepada setiap kelompok berjumlah sama.
Materi yang digunakan adalah materi kosakata bahasa Inggris siswa kelas 4 sekolah dasar. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian
yang bekeinginan mengukur kemampuan mengingat kosakata bahasa Inggris kelas 4 sekolah dasar sehingga diambil cakupan dari
65
kumpulan kosakata beberapa buku bahasa Inggris kelas 4 sekolah dasar. Kemudian kumpulan kosakata yang menjadi materi pada
penelitian ini ditampilkan dalam bentuk microsoft power point dan ditayangkan menggunakan media proyektor komputer, ukuran
huruf setiap kosakata dibuat dengan ukuran paling besar. Kosakata akan ditampilkan dengan durasi 3 detik perkata. Kemudian untuk
kelompok dengan metode belajar insidental akan diberikan kertas respon berisi instruksi untuk menulis S senang pleasentness atau
TS tidak senang unpleseanteness, sedangkan kelompok dengan metode intensional akan diberikan kertas respon untuk berisi
instruksi untuk menulis angka dari hasil perhitungan jumlah huruf pada setiap kosakata yang disajikan. Aturan pelaksanaaan pada
kelompok dengan metode insidental, instruktur tidak memberikan pernyataan mengenai adanya pemberian tes setelah pelaksanaan
pemeberian kosakata dan tidak ada batasan waktu untuk kelompok dengan metode insidental dalam menyelesaikan alat ukur mengenai
kemampuan mengingat kosakata bahasa Inggris tersebut. Sedangkan aturan pelaksanaan pada kelompok dengan metode
intensional, instruktur memberikan pernyataan mengenai adanya pemeberian tes untuk mengingat kosakata yang telah diberikan
sebelumnya dan kelompok dengan metode intensional diberikan waktu batasan waktu menyelesaikan tes kemampuan mengingat
tersebut.
66
b. Kondisi ruangan dan waktu Kondisi ruangan setiap kelompok dikontrol dalam ruangan yang
sama satu sama lain, dimana 4 kelompok yang terdiri dari siswa sekolah negeri dan siswa sekolah swasta akan digabungkan dan
diberikan masing-masing kondisi perlakuan dalam 4 ruangan yang sama selama proses pelaksanaan eksperimen. Kemudian waktu
pelaksanaan eksperimen dirancang dalam waktu bersamaan antar kelompok, dimana waktu pelaksanaan diberikan pada pagi hari
sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama oleh peneliti dan pihak sekolah.
E. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel