64
akan menentukan teknik analisis regresi yang digunakan. Jika hasil uji linearitas menghasilkan data yang linier maka digunakan analisis regresi
berganda,sebaliknya jika data tidak linier maka regresi yang digunakan adalah dengan menggunakan regresi non linier. Dasar pengambilan keputusannya yaitu
jika koefisien deviasi0,05, maka hubungan antar variabel tersebut dikategorikan linier. Jika koefisien deviasi 0,05, maka hubungan antar variabel tersebut
dikategorikan non linier.
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini memenuhi
asumsi klasik atau tidak. 1.
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogal. Variabel ortogal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan
nol. Menurut Ghozali 2001:57 untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
a. Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variabel terikat.
65
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas
ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90, maka hal ini adanya indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
variabel bebas tidak berarti bebas dari multikokonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel bebas.
c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation
factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya, jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan kolonieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain, jika variance dari residual satu ke pengamatan yang lainteap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali 2001:69 cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat grafik plot antara nilai nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
66
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar analisis:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.4 Analisis Regresi Ganda