Latar Belakang MUSEUM DAN CAFE KOPI DI KINTAMANI.

internasional, meliputi komoditas kopi arabika di Kawasan Kintamani dan sebagian Kecamatan Bangli; dan komoditas jeruk di Kawasan Kintamani. Pada RTRW Bangli Pasal 52 huruf b menyebutkan mengembangkan industri terkait pengolahan bahan makanan potensi sumber daya perkebunan yang ada seperti kopi, jeruk, buah-buahan lainnya. Kopi Kintamani tumbuh subur dengan baik di udara Kintamani yang sejuk. Cita rasa Kopi Bali Kintamani berbeda dengan kopi lainnya di Indonesia dengan sedikit cita rasa buah-buahan yang asam dan segar. Rasa tersebut didapat dari cara penanaman tumpang tanaman kopi dengan aneka sayuran dan tanaman buah- buahan di satu lokasi yang membuat rasa buah meresap ke biji kopi. Masyarakat Bali sendiri belum banyak yang mengenal kulitas dari Kopi Kintamani dikarenakan pasar Kopi Kintamani yang banyak menyasar pasar ekspor dan menengah ke atas. Masyarakat di Kecamatan Kintamani sendiri belum banyak yang memanfaatkan kopi kintamani sebagai daya tarik wisata yang dikomersialkan. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengangkat Kopi Kintamani agar lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara. Mengacu pada kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar meminum kopi dari dulu hingga saat ini kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat modern yang selalu menjadi minuman pilihan di waktu-waktu santai maupun resmi. Berdasarkan hal tersebut penulis memilih “Museum dan Café Kopi di Kintamani” sebagai Judul Seminar Tugas Akhir. Keberadaan Museum dan Café kopi ini diharapkan dapat memperkenalkan kopi kintamani pada masyarakat Indonesia dan mancanegara, serta mengangkat kopi kintamani sebagai ikon baru pariwisata di Kecamatan Kintamani. Perpaduan Museum dan Café Kopi di Kintamani ini diharapkan dapat memberi suasana museum dan café yang unik, dan menyenangkan serta menimulkan suasana santai, tidak seperti museum pada umumnya. Dengan keunikan yang dimiliki diharapkan kehadiran Museum dan Café Kopi ini dapat menarik pengunjung dan menjadi salah satu tujuan wisata edukasi bagi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan terkait dengan proyek perencanaan Museum dan Café Kopi di Kintamani, antara lain: a. Bagaimana perencanaan untuk mewujudkan suatu Museum dan Café Kopi di Kintamani yang dapat memberi edukasi sekaligus rekreasi bagi pengunjungnya? b. Bagaimana kriteria yang cocok untuk tempat dibangun proyek Museum dan Café Kopi di Kintamani dan dimana lokasi yang cocok untuk tempat dibangunnya proyek tersebut? c. Apa saja benda-benda yang akan dipajang pada Museum Kopi ini dan bagaimana pentaannya agar tidak menimbulkan rasa bosan? d. Bagaimana penataan dan peletakan ruang-ruang pada Museum dan Café Kopi di Kintamani ini agar kedua fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik dan pengunjung juga tertarik untuk mengunjungi museumnya? e. Apakah tema dan konsep yang cocok diterapkan dalam mendesain proyek Museum dan Café Kopi di Kintamani ini agar tercipta desain yang inovatif?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan konsep perancangan dan perencanaan proyek museum dan café ini sebagai acuan desain proyek perencanaan Museum dan Café Kopi di Kintamani adalah sebagai berikut: a. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menyusun landasan secara konsepsual sebuah bangunan dengan fungsi Museum yang memajang segala informasi dan hal-hal yang berkaitan dengan kopi yang mengedukasi dan fungsi Café yang rekreatif, menyenangkan dan santai. b. Tujuan Perencanaan Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk menyusun dan mewujudkan suatu rancangan bangunan dengan fungsi Museum dan Café Kopi. Rancangan nantinya diharapkan dapat mewadahi dan menggambarkan berbagai informasi mengenai dunia perkopian di Indonesia sehingga dapat memberi edukasi mengenai kopi kepada masyarakat luas hingga proses pengolahannya menjadi secangkir minuman. Keberadaan museum ini disandingkan dengan café untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke museum dengan suasana yang santai dan menyenangkan.

1.4 Metode Penelitian

Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan guna merancang dan menjawab berbagai permasalahan yang timbul dalam proses perencanaan Museum Kopi di Kintamani adalah:

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Ditinjau dari segi sumber data dan cara memperolehnya data dapat diagi menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. a Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh penulis dan didapat dari sumbernya Suryabrata, 2003: 39. Data primer dapat diperoleh melalui proses sebagai berikut:  Observasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis secara sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki Sukardi, 1985. Dalam hal ini subjek yang diteliti adalah kajian objek sejenis berupa mseum untuk mendalami karateristik museum dan pengelolaan museum, data yang dicari mengenai fasilitas museum, jadwal operasional museum, cara memperoleh koleksi museum, perawatan koleksi museum dan jumlah pengunjung museum serta struktur organisasi museum. Seain itu observasi juga dilakukan pada lokasi dan site dimana akan didirikan Museum dan Café Kopi untuk mengetahui karakteristik lokasi.  Wawancara dan Diskusi Wawancara adalah suatu proses yang mengharuskan penafsiran dan penyesuaian terus-menerus. Wawancara adalah salah satu cara untuk mencari fakta dengan mengingat dan merekonstruksi sebuah peristiwa, mengutip pendapat dan opini narasumber Shandang: 2004. Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan menggali informasi langsung dari narasumber yang terkait dengan proyek Museum dan Café Kopi di Kintamani, dalam hal ini kepala dan staff pada objek sejenis. b Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah tersusun sebelumnya dan berentuk dokumen-dokumen Suryabrata, 2003: 39. Dengan kata lain data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak lain, dalam hal ini peneliti hanya bertindak sebagai pemakai data karena tidak langsung berhubungan untuk menggali data dengan narasumber. Data sekunder dapat berupa:  Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan Nazir, 1988: 111. Dengan kata lain metode ini merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mencari reori-teori yang diperlukan berkaitan dengan judul proyek seminar. Studi literatur dapat dilakukan dengan mencari informasi di dalam buku, media cetak serta media elektronik berupa internet.