45 tujuan penelitian. Data yang dihasilkan akan dianalisi secara kualitatif dan
deskriptif. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi yang dilakukan selama
kegiatan pembelajaran. Data hasil observasi kemudian dianalisis dengan mencari perolehan setiap siswa. Perolehan nilai akan digunakan untuk menentukan
tingkat keterampilan memecahkan masalah pada pembelajaran IPS. Penghitungan nilai dari hasil observasi aspek keterampilan menurut Nana
Sudjana 2009: 133 adalah sebagai berikut.
Skor yang dicari =
∑ ∑
x 100
Setelah didapatkan skor observasi, maka skor tersebut dapat dikategorikan menjadi lima seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi
Suharsimi Arikunto, 2011: 250. Adapun kategori tersebut jika disajikan dalam tabel adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Kriteria Tingkat Keterampilan Memecahkan Masalah
No. Skor
Kategori
1. 81
– 100 Sangat Baik
2. 61
– 80 Baik
3. 41
– 60 Cukup
4. 21
– 40 Kurang Baik
5. 21
Sangat Kurang Baik
46
I. Kriteria Keberhasilan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Adapun indikator keberhasilan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah apabila minimal 75 dari jumlah siswa dalam kelas tersebut telah mencapai kategori Baik dalam memecahkan
masalah sesuai dengan kriteria tingkat keterampilan memecahkan masalah.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menguraikan secara deskriptif kondisi awal proses pembelajaran
memecahkan masalah
sebelum menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah dan pelaksanaan tindakan pada setiap siklus
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian ini juga mendeskripsikan peningkatan keterampilan memecahkan masalah pada
pembelajaran IPS setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah.
1. Deskripsi Pra Tindakan
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Krebet Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulonprogo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri Krebet dengan jumlah 14 siswa yang terdiri dari 9 siswa putra dan 5 siswa putri. Penelitian diawali pada hari Jumat tanggal 20 November 2015
dengan meminta izin kepada kepala sekolah dan guru yang bersangkutan untuk melakukan observasi pembelajaran di kelas IV.
Setelah mendapatkan izin kepala sekolah dan guru kelas, peneliti langsung mengadakan penelitian awal. Sesuai kesepakatan sebelumnya,
peneliti melakukan penelitian awal pada hari Rabu tanggal 25 November 2015 yang bertepatan dengan adanya pembelajaran IPS di kelas IV. Peneliti
melakukan penelitian awal dengan observasi dan wawancara terhadap guru kelas. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru menggunakan metode
ceramah untuk menyampaikan materi pembelajaran. Metode ceramah
48 dilakukan oleh guru yaitu dengan cara menyampaikan dan menjelaskan
materi di depan kelas. Selama pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan cerita sebagai selingan agar siswa tidak merasa bosan.
Dengan cara tersebut, siswa tetap berkonsentrasi di kelas. Setiap selesai menjelaskan, guru menuliskan kembali apa yang dijelaskan di papan tulis.
Proses pembelajaran berjalan dengan kondusif. Jika ada siswa yang kehilangan konsentrasi belajarnya, guru akan mendekati atau menegurnya
untuk mengembalikan konsentrasi belajar siswa. Selain itu, guru juga sesekali mengajak siswanya bernyanyi. Setelah siswa kembali fokus belajar,
guru kemudian melanjutkan pembelajaran. Setelah melakukan observasi di kelas, peneliti bertanya jawab
dengan guru kelas. Guru kelas menjelaskan bahwa selama ini, proses pembelajaran yang dilakukan memang lebih banyak menggunakan metode
ceramah. Menurut beliau, metode ceramah tergolong metode yang mudah dilakukan karena tidak membutuhkan persiapan yang banyak. Selain itu,
metode ini dianggap paling cocok dan paling efektif diterapkan di kelas. Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara di atas, peneliti
berkolaborasi dengan guru untuk merencanakan perbaikan pembelajaran IPS. Perbaikan dilakukan melalui penelitian tindakan kelas, yaitu dengan
model pembelajaran berbasis masalah. Melalui perbaikan pembelajaran ini, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah siswa
pada pembelajaran IPS.