Landasan Teori tentang Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah
10 1996: 11 bahwa “
Reflective thinking and problem solving education is another key of elementary social studies program
”. Keterampilan memecahkan masalah merupakan proses berpikir tingkatan
tertinggi dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Kusnandar Dwi Astuti P., 2010: 206, yang menjelaskan bahwa di dalam suatu pembelajaran,
pemecahan masalah dipandang oleh beberapa ahli sebagai tipe yang tertinggi dari belajar, karena respons tidak bergantung hanya pada asosiasi masa lalu dan
pengkondisian, tetapi bergantung pada kemampuan manipulasi ide-ide yang abstrak. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa keterampilan
memecahkan masalah membutuhkan kemampuan untuk memadukan ide dan pengetahuan untuk memecahkan sebuah masalah sehingga membutuhkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal serupa juga dijelaskan oleh Gagne 1992: 132 bahwa “
What the learner acquires during the process of problem solving is a new higher-order rule
”. Lebih lanjut, Gagne memaparkan keterampilan berpikir tingkat tinggi ini dapat digunakan untuk memecahkan
masalah lain yang serupa. Degeng 2013: 93-94 memaparkan bahwa keterampilan memecahkan masalah merupakan rincian dari keterampilan
intelektual
intellectual skill
. Selanjutnya, Gagne 1992: 43 berpendapat bahwa “
Learning an intellectual skill means learning how to do something of an intellectual sort
”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diuraikan bahwa aktivitas siswa yang menuju pada kegiatan mengidentifikasi, mendeskripsikan,
menggolongkan, membaca, menulis, serta memecahkan masalah merupakan keterampilan intelektual
intellectual skill
.
11 Keterampilan memecahkan masalah melibatkan adanya masalah untuk
dipecahkan oleh siswa. Dalam proses ini, siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari masalah dan belajar memecahkannya. Melalui kegiatan ini,
diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada siswa sehingga siswa akan lebih memahami materi yang dipelajari dan belajarpun akan memberikan makna
pada siswa. Keterampilan memecahkan masalah dalam pembelajaran IPS dapat
dikembangkan dan ditingkatkan secara kelompok. Belajar secara berkelompok sangat mendukung dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial termasuk pembelajaran
IPS. Savage 1996: 196 menjelaskan bahwa “
Group learning is especially important in social study
”. Belajar secara berkelompok akan memungkinkan siswa untuk saling bekerja sama dan bertukar informasi untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Aktivitas secara berkelompok juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membantu atau tutor sebaya sehingga
dapat membantu siswa lain dalam melengkapi pengetahuannya dan memecahkan masalah yang dihadapi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Joyce dan Weil
1996: 363 yang menjelaskan bahwa “
Working together, the students share ideas, which are subject to peer evaluation but not teacher evaluation
”. Lebih lanjut, Savage 1996: 196 menjelaskan bahwa belajar secara berkelompok akan
memberikan beberapa keuntungan pada pembelajaran ilmu sosial, diantaranya yaitu “
Instruction that organize learners to facilitate idea exchange and high
participation levels helps to refine learners’ abilities to work well
with others
”.
12 Penelitian ini menggunakan strategi pembelajaran secara berkelompok.
Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih maksimal dalam mengembangkan keterampilan memecahkan masalah melalui bekerja sama dengan teman,
berdiskusi, dan tutor sebaya untuk mendapatkan simpulan dan evaluasi terkait materi yang dipelajari.