Pengertian Perkembangan Moral Perkembangan Moral

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Moral

1. Pengertian Perkembangan Moral

Perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah. Perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal, yang mengatur aktivitas seseorang ketika dia tidak terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal yang mengatur interaksi sosial dan penyelesaian konflik. Santrock, 2007:117. Menurut Santrock dalam Desmita 2012:258 perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh 2005:104 menyatakan perkembangan moral seseorang itu berkaitan erat dengan perkembangan sosial anak, disamping pengaruh kuat dari perkembangan pikiran, perasaan serta kemauan atas hasil tanggapan dari anak. Santrock 2011: 91 perkembangan moral melibatkan perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku mengenai aturan serta kesepakatan tentang apa yang harus dilakukan dalam interaksi mereka dengan orang lain. Santrock 2011:93 juga berpendapat perilaku moral berpegang bahwa proses penguatan, hukuman, dan imitasi menjelaskan perkembangan perilaku moral. Ketika anak-anak diberi imbalan bagi perilaku yang 8 konsisten dengan hukum dan kesepakatan sosial, mereka cenderung untuk mengulangi perilaku tersebut. Ketika model yang berperilaku moral disediakan, anak-anak cenderung untuk mengadopsi tindakan mereka. Dan, ketika anak-anak dihukum atas perilaku tidak bermoral, perilaku tersebut cenderung akan dikurang atau dihilangkan. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah yang dialami oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. 2. Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Wantah 2005 yang penulis kutip dari Dian Ibung 2011: 6 pada usia 6 sampai 8 tahun, pada tahap ini anak mulai belajar banyak hal di sekolah juga merupakan usia awal sekolah. Dari hasil pembelajarannya ini, anak mulai menyadari kesamaan dan perbedaan dirinya dengan teman- temannya, apakah hasil belajarnya sama dengan teman-temannya atau tidak. Selain itu, anak pun belajar banyak hal lain sebagai hasil belajarnya. Termasuk tentang moral. Berbagai nilai dan norma menjadi acuan tindakan dan perilaku moral anak. Menurut Piaget Santrock, 2007: 117 dari usia 7 sampai 10 tahun, anak berada dalam transisi menunjukkan sebagian ciri-ciri dari tahap pertama perkembangan moral dari sebagian ciri dari tahap kedua, moralitas otonom. Mulai 10 tahun ke atas, anak menunjukkan moralitas 9 otonom. Mereka sadar bahwa peraturan dan hukum dibuat oleh manusia, dan ketika menilai sebuah perbuatan, mereka mempertimbangkan niat dan konsekuensinya. Karena anak kecil adalah moralis yang heteronom, mereka menilai kebenaran atau kebaikan perilaku berdasarkan konsekuensinya, bukan niat dari pelaku. Pemikir heteronom percaya akan adanya immanent justice, sebuah konsep bahwa ketika peraturan dilanggar, maka hukuman langsung mengiringi pelanggaran tersebut. Piaget dalam Santrock 2007:118 berpendapat bahwa ketika anak berkembang, mereka berpikir secara lebih rumit mengenai masalah sosial terutama terhadap kemungkinan dan kondisi kerjasama. Piaget percaya bahwa pemahaman sosial ini terjadi melalui saling memberi dan menerima dalam hubungan teman sebaya. Di dalam peer group kelompok sebaya, dimana anggotanya memiliki status dan kekuatan yang sama, rencana biasanya dikoordinasikan dan dirundingkan, dan perbedaan pendapat dibahas dan pada akhirnya bisa diselesaikan. Menurut Singgih D Gunarsa 1991: 11 pada usia 8-9 tahun, konsep- konsep mereka bertambah luas dan umum. Mereka sekarang sadar bahwa mencuri adalah salah. Pada usia 10-12 tahun, anak sudah dapat mengetahui dengan baik alasan-alasan atau prinsip-prinsip yang mendasari suatu peraturan. Anak sudah mampu membedakan macam-macam nilai moral serta macam-macam situasi di mana nilai-nilai moral itu dapat dikenakan. 10 Anak sudah mengenal konsep-konsep moralitas seperti kejujuran, hak milik, keadilan dan kehormatan. Orang tua mempunyai peranan penting dalam perkembangan moral anak, baik secara langsung maupun tak langsung. Secara langsung yaitu bagaimana cara dan sikap orang tua dalam mendidik, mendisiplin dan menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anaknya. Sedangkan secara tidak langsung, yaitu bagaimana tatacara dan sikap hidup orang tua sendiri sehari-harinya, yang oleh anak ditiru melalui proses belajar. Diharapkan, nilai-nilai moral yang sudah ditanamkan orangtua di rumah, dapat pula dikembangkan anak pada lingkungan yang lebih luas di mana anak itu kelak akan hidup. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral anak sekolah dasar sesuai dengan tingkatan usia yaitu anak mulai belajar banyak hal di sekolah juga merupakan usia awal sekolah. Dari hasil pembelajarannya ini, anak mulai menyadari kesamaan dan perbedaan dirinya dengan teman-temannya, apakah hasil belajarnya sama dengan teman-temannya atau tidak. Selain itu, anak pun belajar banyak hal lain sebagai hasil belajarnya. Termasuk tentang moral. Berbagai nilai dan norma menjadi acuan tindakan dan perilaku moral anak.

3. Teori Perkembangan Moral Teori Pembelajaran Sosial