l. Jika tidak dapat makan per oral berikan dalam bentuk parenteral Depkes,2003
m. Hindari jajan Dirjen Pemberantasan Penyakit menular, 2007
2.6.2 Dukungan Sosial
Mengalami penyakit HIVAIDS akan membangkitkan berbagai perasaan yaitu frustrasi, cemas, penyangkalan, rasa malu, berduka dan ketidakpastian
mengakibatkan corticotropin releasing factor CRF dihipofisis memacu pengeluaran adrenal coticotropinc hormone ACTH untuk mempengaruhi kelenjar
korteks adrenal agar menghasilkan kortisol dalam jumlah yang besar sehingga menekan sistem imun maka sistem kekebalan tubuh turun.
Tabel 2.3 Tahap reaksi psikologi pasien HIVAIDS Stewart, 1997 adalah : Reaksi
Proses Psikologi Hal-hal yg biasa dijumpai
1. Shock kaget,
guncangan batin Merasa bersalah, marah,
dan tidak berdaya Rasa takut, hilang akal,
frustrasi, rasa sedih, susah acting out
. 2. Mengucilkan diri
Merasa cacat,
tidak berguna, dan menutup diri.
Khawatir menginfeksi
orang lain, murung. 3. Membuka
status secara terbatas
Ingin tahu reaksi orang lain, pengalihan stress,
ingin dicintai. Penolakan, stress, dan
konfrontasi. 4. Mencari orang lain
yang HIVAIDS
positif. Berbagi rasa, pengenalan,
kepercayaan, penguatan, dan dukungan sosial.
Ketergantungan, campur tangan , tidak percaya pada
pemegang rahasia dirinya. 5. Status khusus
Perubahan keterasingan
menjadi manfaat khusus, perubahan menjadi hal
yang istimewa, dibutuhkan oleh yang lainnya.
Ketergantungan, dikotomi kita dan mereka semua
orang dilihat
sebagai terinfeksi HIVAIDS dan
direspons seperti itu, over identification
.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Lanjutan
6. Perilaku mementingkan
orang lain Komitmen dan kesatuan
kelompok, kepuasan
memberi dan berbagi, perasaan
sebagai kelompok.
Pemadaman, reaksi, dan kompensasi
yang berlebihan
7. Penerimaan Integrasi status positif
HIVAIDS dengan
identitas diri,
keseimbangan antara
kepentingan orang lain dengan diri sendiri, bias
menyebutkan kondisi
seseorang. Apatis
dan sulit berubah
Sumber : Stewart ,1997 Untuk mengatasi respon psikologis terhadap penderita HIVAIDS diperlukan
dukungan sosial. Dukungan sosial terdiri dari informasi nasehat non verbalverbal, bantuan
nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka, emosional atau perilaku bagi pihak penerima. Gottlieb, dikutip
Smet, 1994 Jenis dukungan sosial menurut house dalam Depkes 2002 membedakan
empat jenis dukungan sosial menjadi: a. Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian
terhadap penderita HIVAIDS b. Dukungan penghargaan: adanya ungkapan hormatpenghargaan positif untuk
orang lain c. Dukungan Instrumental: memberi bantuan langsung
Universitas Sumatera Utara
d. Dukungan Informatif: pemberi nasehat, saran, pengetahuan dan informasi serta petunjuk Depkes.R.I, 2003
Menurut penelitian Umar Zein terhadap penderita HIVAIDS yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, penderita dengan IO, apabila
mendapat dukungan dari keluarga atau orang yang memperhatikan maka timbul rasa gembira dan bahagia yang akan menghasilkan endorphin yang dapat membantu
mempertahankan imunitas.
2.6.3 Olah Raga