Bibit Penyakit Agent Faktor Penjamu Host Faktor Lingkungan Environment

penularan dengan resiko rendah. Dan ada data yang tidak diketahui faktor resiko yang tercatat dengan jumlah kasus 291 pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 jumlah kasus menjadi 297 kasus Ditjen PPM PL Depkes,2008

b. Bibit Penyakit Agent

HIVAIDS merupakan virus yang meyerang sel – sel darah putih yang merupakan kekebalan tubuh disebut limfosit T atau CD-4, mengakibatkan terjadi kekurangan kekebalan tubuh sehingga CD-4 menurun, penyebab IO termasuk Retrovirus yang mudah mengalami mutasi sehingga sulit untuk membuat obatnya yang dapat membunuh virus tersebut. Virus HIVAIDS sangat lemah dan mudah mati di luar tubuh. HIVAIDS termasuk Virus yang sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan berbagai desinfektan.Calles,R.R.2000 Ditinjau dari sudut epidemiologi, IO yang terjadi tergantung kepada jumlah CD4 yang diserang oleh virus HIVAIDS agent pada penderita. Semakin banyak sel limfosit T yang diserang semakin parah IO .

c. Faktor Penjamu Host

Distribusi golongan umur penderita HIVAIDS di Amerika Serikat, Eropa, Afirika dan Asia tidak jauh berbeda. Kelompok terbesar berada pada umur 30 -39 tahun, sekarang pada umur 15 -39 tahun, karena mereka termasuk kelompok umur yang aktif melakukan hubungan seksual UNSAID, 2006 Di Indonesia golongan umur 20 -29 tahun jumlah kasus yang tinggi yaitu 5.298 kasus dan pada usia 30 -39 tahun jumlah kasus 2.688 pada tahun 2007, pada tahun Universitas Sumatera Utara 2008 golongan umur 20- 29 tahun jumlah kasus menjadi 6364 kasus dan pada usia 30-39 tahun menjadi 3298 kasus Ditjen PPM PL Depkes RI .

d. Faktor Lingkungan Environment

Lingkungan biologis, sosial, ekonomi, budaya dan agama sangat menentukan penyebaran HIVAIDS. Lingkungan biologis antara lain adanya luka-luka pada alat genitalia, herpes simplex dan syphilis meningkatkan prevalensi penularan HIVAIDS. Demikian juga dengan penggunaan obat KB pada kelompok wanita tuna susila di Nairobi, dapat meningkatkan penularan HIVAIDS. Faktor sosial, ekonomi, budaya dan agama sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual masyarakat. Bila faktor- faktor ini mendukung pada perilaku seksual yang bebas akan meningkatkan penularan HIVAIDS dalam masyarakat. Di Indonesia tersebar pada 32 propinsi dan yang paling tinggi kasus HIVAIDS pada Propinsi DKI Jakarta, Papua dan Sumatra Utara urutan Ke 7 Tujuh. Di Sumatra Utara kasus HIVAIDS tersebar pada 10 KabupatenKota, yang paling tinggi adalah Medan dengan jumlah kasus HIVAIDS 360 kasus, Toba Samosir jumlah kasus 36 kasus, Pematang Siantar 6 kasus, di kabupaten Deli Serdang, Langkat, Tapanuli Utara masing-masing terdapat 3 kasus, Kabupaten Mandailing Natal terdapat 2 kasus dan Kabupaten Simalungun dan Tebing Tinggi terdapat 1 kasus Ditjen PPM PL Depkes RI. Universitas Sumatera Utara

2.3 Patogenesis HIVAIDS