Hubungan Umur pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan dengan IO

4.2.2 Analisis Bivariat

Untuk menentukan kemaknaan hubungan antara karakteristik dan faktor pendukung dengan tingkatan IO pada Penderita HIVAIDS yang rawat jalan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan dilakukan uji dengan hasil Chi- quadrat seperti yang terlihat pada Tabel 4.8

4.2.2.1 Hubungan Umur pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan dengan IO

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kasus IO Pada Penderita HIVAIDS rawat jalan yang proporsi yang sedang lebih besar pada kelompok umur 30 tahun sebanyak 54 Penderita HIVAIDS Rawat JalanRawat Jalan80,6 dibandingkan dengan kelompok umur 30 tahun dimana 29 Penderita HIVAIDS rawat jalan 54,7. Tabel 4.8 Distribusi Proporsi IO berdasarkan Umur pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Umur IO Jumlah Ringan Sedang n n n 30 tahun 24 45,3 29 54,7 53 100,0 ≥ 30 tahun 13 19,4 54 80,6 67 100,0 χ 2 = 9,294 df = 1 p = 0,002 Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 p 0,05 dapat disimpulkan bahwa umur 30 tahun proporsi mengalami IO sedang lebih besar dibandingkan dengan umur 30 tahun dan umur berhubungan secara signifikan dengan beratnya IO yang penderita HIVAIDS. Universitas Sumatera Utara 4.2.2.2 Hubungan Jenis Kelamin pada Penderita HIV AIDS Rawat Jalan dengan IO RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kasus IO Pada Penderita HIVAIDS rawat jalan dimana proporsi yang sedang lebih besar pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 68 responden 77,3 dan perempuan 15 responden 46,9. Tabel 4.9 Distribusi Proporsi IO berdasarkan Jenis Kelamin pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Jenis Kelamin IO Jumlah Ringan Sedang n n n Perempuan 17 53,1 15 46,9 32 100,0 Laki - Laki 20 22,7 68 77,3 88 100,0 χ 2 = 9294 df = 1 p = 0,002 Penderita HIVAIDS Rawat Jalanyang jenis kelamin laki-laki lebih besar proporsinya mengalami IO sedang dibandingkan responden yang jenis kelamin perempuan dan dari uji statistik diperoleh nilai p= 0,002 p 0,05. Dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin pada Penderita HIVAIDS rawat jalan berhubungan yang bermakna dengan IO pada penderita HIVAIDS. 4.2.2.3 Hubungan Lama Terdiagnosa pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan dengan IO RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa kasus IO sedang Pada Penderita HIVAIDS proporsinya yang mengalami IO sedang lebih besar pada penderita baru 0-4 tahun sebanyak 75 Penderita HIVAIDS rawat jalan 84,3 dibandingkan penderita AIDS lama 4 tahun 8 Penderita HIVAIDS rawat jalan 25,8. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Distribusi Proporsi IO berdasarkan Lamanya terdiagnosa pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Lamanya Terdiagnosa IO Jumlah Ringan Sedang n n n Baru 0 – 4 tahun 14 15,7 75 84,3 89 100,0 Lama 4 tahun 23 74,2 8 25,8 31 100,0 χ 2 = 36,848 df = 1 p = 0,000 Dari hasil uji statistik dengan Chi-Square didapat p=0,000 p0,05 disimpulkan bahwa Penderita HIVAIDS rawat jalan terdiagnosa HIVAIDS baru 0-4 tahun proporsi mengalami IO sedang lebih besar dibandingkan dengan terdiagnosa lama 4 tahun dan lama terdiagnosa berhubungan secara signifikan dengan beratnya IO penderita HIVAIDS. 4.2.2.4 Hubungan Tingkat Pendidikan pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan dengan IO RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa kasus IO sedang pada penderita HIVAIDS yang tingkat pendidikan rendah sebanyak 48 Penderita HIVAIDS rawat jalan 81,4 proporsi lebih besar dibandingkan Penderita HIVAIDS rawat jalan yang pendidikan tinggi sebanyak 35 Penderita HIVAIDS rawat jalan 57,4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Distribusi Proporsi IO berdasarkan Pendidikan pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Pendidikan IO Jumlah Ringan Sedang n n n Rendah 11 18,6 48 81,4 59 100,0 Tinggi 26 42,6 35 57,4 61 100,0 χ 2 = 8,086 df = 1 p = 0,004 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Penderita HIVAIDS rawat jalan yang berpendidikan kategori rendah lebih besar proporsi mengalami IO sedang dibandingkan Penderita HIVAIDS rawat jalan yang berpendidikan tinggi dengan uji Chi-Square dimana nilai p = 0,004 p0,05. Dapat diartikan pendidikan berhubungan yang bermakna dengan IO. 4.2.2.5 Hubungan Pekerjaan pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan dengan Infeksi Oportunistik di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa kasus IO Pada Penderita HIVAIDS rawat jalan yang sedang lebih besar pada penderita bekerja sebanyak 70 responden 70,7 dibandingkan Penderita HIVAIDS rawat jalan tidak bekerja sebanyak 13 Penderita HIVAIDS rawat jalan 10,7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Infeksi Oportunistik berdasarkan Pekerjaan pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Pekerjaan IO Jumlah Ringan Sedang n n n Bekerja 29 29,3 70 70,7 99 100,0 Tidak Bekerja 8 38,1 13 61,9 21 100,0 χ 2 = 0,629 df = 1 p = 0,292 Dari hasil uji statistik dengan Chi-Square dimana p=0,292 p0,05 dapat disimpulkan bahwa Penderita HIVAIDS rawat jalan yang bekerja proporsi mengalami IO sedang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak bekerja dan tidak ada hubungan secara signifikan dengan beratnya IO pada penderita HIVAIDS. 4.2.2.6 Hubungan Konsumsi Gizi pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan dengan IO di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa kasus IO Pada Penderita HIVAIDS rawat jalan yang proporsi yang sedang lebih besar pada penderita dengan mengkonsumsi gizi kurang sejumlah responden 80 87,0 dibandingkan penderita mengkonsumsi gizi baik sejumlah responden 3 10,7. Tabel 4.13 Distribusi Proporsi IO berdasarkan Konsumsi Gizi pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Konsumsi Gizi IO Jumlah Ringan Sedang n n n Baik 25 89,3 3 10,7 28 100,0 Kurang 12 13,0 80 87,0 92 100,0 χ 2 = 58,511 df = 1 p = 0,000 Universitas Sumatera Utara Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 p 0,05 dapat disimpulkan bahwa konsumsi gizi kurang proposinya mengalami IO sedang lebih besar dibandingkan dengan konsumsi gizi baik dan konsumsi gizi berhubungan secara signifikan dengan beratnya IO yang penderita HIVAIDS. 4.2.2.7 Hubungan Olahraga pada Penderita HIVAIDS Rawat Dengan IO di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa kasus IO Pada Penderita HIVAIDS rawat jalan proporsinya yang sedang lebih besar pada penderita dengan olahraga kurang sebanyak 82 responden 80,4 dibandingkan dengan penderita olahraga baik yang 1 responden 5,6. Tabel 4.14 Distribusi Proporsi IO berdasarkan Olahraga pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Olahraga IO Jumlah Ringan Sedang n n n Baik 17 94,4 1 5,6 18 100,0 Kurang 20 19,6 82 80,4 102 100,0 Χ 2 = 40,179 df = 1 p = 0,000 Dari hasil uji statistik dengan Chi-Square dimana p = 0,000 p0,05 dapat disimpulkan bahwa olahraga ada hubungan yang bermakna dengan kejadian IO pada penderita HIVAIDS. Artinya Penderita HIVAIDS rawat jalan yang tidak rutin berolahraga lebih besar proporsi mengalami IO sedang dibandingkan dengan penderita yang rutin berolahraga Universitas Sumatera Utara 4.2.2.8 Hubungan Dukungan Sosial pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan dengan IO di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa kasus IO pada Penderita HIVAIDS rawat jalan proporsinya yang sedang lebih besar pada penderita dengan dukungan sosial baik sebanyak 44 Penderita HIVAIDS rawat jalan 61,1 dibandingkan penderita dukungan sosial kurang yang 39 Penderita HIVAIDS rawat jalan 81,3. Tabel 4.15 Distribusi Proporsinya IO berdasarkan Dukungan Sosial pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Dukungan Sosial IO Jumlah Ringan Sedang n n n Baik 28 38,9 44 61,1 72 100,0 Kurang 9 18,8 39 81,3 48 100,0 χ 2 = 5,477 df = 1 p = 0,015 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan responden yang kurang mendapat dukungan sosial dari keluarga dan teman sebaya lebih besar proporsinya mengalami IO sedang dibandingkan Penderita HIVAIDS rawat jalan yang mendapat dukungan sosial dapat dilihat dari uji statistik diperoleh nilai p = 0,015 p0,05. Artinya olahraga ada hubungan secara signifikan dengan beratnya IO 4.2.2.9 Hubungan Therapy Pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan Dengan IO di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa kasus IO Pada Penderita HIVAIDS rawat jalan yang proporsinya yang sedang lebih besar pada penderita dengan Therapy Universitas Sumatera Utara pengobatan baik sebanyak 49 penderita 92,5 dan penderita Therapy pengobatan kurang yang 34 penderita 50,7. Tabel 4.16 Distribusi Proporsinya IO berdasarkan Therapy Pada Penderita HIVAIDS Rawat Jalan di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008 Therapy Pengobatan IO Jumlah Ringan Sedang n n n ARV Suplemen 33 49,3 34 50,7 67 100,0 ARV 4 7,5 49 92,5 53 100,0 χ 2 = 24,136 df = 1 p = 0,000 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan responden yang hanya mendapat pengobatan dengan ARV lebih besar proporsinya mengalami IO sedang dibandingkan Penderita HIVAIDS rawat jalan yang mendapat pengobatan ARV ditambah suplemen dimana uji Chi-Square p = 0,000 p 0,05 artinya pengobatan berhubungnan yang bermakna beratnya IO. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Umur Penderita HIVAIDS Rawat Jalan terhadap IO di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2008 Hasil penelitian menunjukkan penderita yang berumur ≥30 tahun yang mengalami IO dengan kategori sedang proporsinya lebih besar dibandingkan dengan penderita yang berumur 30 tahun. Hal ini menunjukkan faktor umur berhubungan dengan IO sedang. Secara statistik juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna dimana nilai ρ 0,05, walaupun secara teori menyataan bahwa IO ditemukan pada semua umur bukan pada umur yang tertentu. Sebagian besar kuman yang menyebabkan IO sangat umum, dan mungkin telah membawa beberapa infeksi ini. Untuk dapat mengurangi risiko infeksi baru diupayakan dengan tetap menjaga kebersihan dan menghindari sumber kuman diketahui yang menyebabkan IO.Yayasan Spiritia,2006. IO pada penderita HIVAIDS tidak dapat diobati tetapi dapat dicegah dengan profilaksis. Pencegahan profilaksis adalah pencegahan dengan penggunaan obat ARV yang berfungsi untuk mencegah pengembangan penyakit aktif . ARV memungkinkan pemulihan sistem kekebalan yang rusak dan lebih berhasil memerangi IO. Mascolini,2008. Pada tahun-tahun pertama epidemi HIVAIDS, IO menyebabkan banyak kesakitan dan kematian. namun, setelah orang mulai memakai Therapy antiretroviral ARV, lebih sedikit menimbulkan penyakit akibat IO. 60 Universitas Sumatera Utara