Tanda-tanda utama HIV yaitu penurunan berat badan, demam dan berkeringat hebat pada malam hari, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar pada leher dan
ketiak, batuk secara terus menerus sehingga dapat terjadi pneumonia, TBC, Cytomegalovirus,
disfungsi hati, dan gangguan sistem saraf pusat Yunihastuti, 2005. Infeksi yang disebabkan oleh kelemahan pertahanan kekebalan tubuh disebut
dengan Infeksi oportunistik IO. IO adalah infeksi yang timbul akibat penurunan kekebalan tubuh. Infeksi ini
dapat timbul karena mikroba bakteri, jamur, virus yang berasal dari luar tubuh, maupun yang sudah ada dalam tubuh manusia namun dalam keadaan normal
terkendali oleh kekebalan tubuh Yunihastuti dkk, 2005. IO merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada penderita
HIVAIDS di Indonesia. Penyakit ini masih sulit untuk ditanggulangi dan sampai saat ini belum ditemukan metode yang dapat dikatakan efektif mencegah terjadinya IO
Depkes, 2003.
2.2 Epidemiologi Infeksi Oportunistik IO 2.2.1 Distribusi dan Frekuensi IO
a. Variabel Orang 1 Umur
Variabel umur merupakan hal yang penting karena semua rate morbiditas dan rate mortalitas yang dilaporkan hampir berkaitan dengan umur Budiarto Eko, 2004.
Distribusi golongan umur penderita IO di Amerika Serikat, Eropa, Afrika dan Asia
Universitas Sumatera Utara
tidak jauh berbeda. Kelompok terbesar berada pada umur 30-39 tahun, dan sekarang berada pada umur 15-39 tahun. Mereka termasuk kelompok umur yang aktif
melakukan hubungan seksual. Info terkini, UNSAID 2003. Delapan puluh persen dari semua penderita IO yang tercatat di Centers for Diseases Control CDC berusia
20 sampai 49 tahun Chin James, 2000. Di Indonesia penderita HIVAIDS dengan IO terdapat golongan umur 20 -29 tahun dan pada umur 30 -39 tahun Ditjen PPM
PL Depkes RI. Di Rumah Sakit Dharmais Jakarta, distribusi umur penderita IO berusia 25 - 49 tahun, di Rumah Sakit Sulianti Soroso dan Rumah Sakit Cipto
Jakarta, penderita IO berumur 20 sampai 49 tahun. Pada umumnya penderita HIVAIDS berumur 15-39 tahun dan insiden terbanyak pada umur 20-29 tahun, dan
IO yang dialami penderita adalah defisiensi sedang, dimana CD4 200 μsel. Pada usia tersebut kematangan dari sistem immun belum mencapai 100, bila sudah
terkena virus HIVAIDS maka kematangan immun di dalam tubuh tidak terjadi. Ditjen PPM PL Depkes RI
2 Jenis Kelamin
Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki–laki maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan frekuensi
antara laki–laki dan perempuan. Ini disebabkan karena perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup dan perilaku hidup dan kondisi fisiologis Budiarto Eko, 2000.
Hampir 90 frekuensi IO terjadi pada orang dewasa dan remaja laki–laki. Hal ini berkaitan dengan penderita HIV lebih banyak pada laki–laki karena perilaku laki–
laki yang mempergunakan suntikan narkoba lebih banyak daripada perempuan,
Universitas Sumatera Utara
meskinpun demikian secara proporsi penderita wanita cenderung meningkat, bahkan di Amerika Latin, Eropah, Sub Sahara dan Asia, jumlah perempuan terinfeksi
HIVAIDS meningkat. Glasier A, 2005 IO di Amerika Serikat , Swedia,Tanzania, Haiti dan di Afrika Barat, Afrika
Timur dan Afrika Tengah, IO juga lebih banyak laki -laki . Alison D Grant, Kevin
M De Co, BMJ,2001.
Di Indonesia juga rata-rata di seluruh rumah sakit yang merawat penderita
HIVAIDS dengan IO cenderung jenis kelamin laki-laki .
3 Pekerjaan
Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit Budiarto Eko,2004. Yang mempunyai risiko tinggi untuk terinfeksi
HIVAIDS antara lain: orang yang bekerja di tempat hiburan, supir jarak jauh, nelayan, anak buah kapal, PSK. Maas T.Linda dkk,2004.
Pada perempuan yang paling banyak terinfeksi HIV adalah perempuan yang berpenghasilan rendah atau tidak memiliki penghasilan, karena sebagian besar
perempuan yang terkena adalah yang pekerjaannya Pekerja Seks Komersial PSK UNAIDS, 2005.
4 Pendidikan
Di Amerika, Sahara Afrika dan Asia, dua pertiga penderita IO adalah laki –laki muda dengan usia 15 – 29 tahun dengan pendidikan yang rendah, sehingga
pengetahuan merekapun kurang, dan biasanya tidak datang berobat, setelah kematiannya baru terdeteksi. BMJ. 2001
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesiapun penderita IO adalah laki–laki dengan tingkat pendidikan belum diketahui dengan pasti.
Di Sumatera Utara dan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, penderita IO dengan tingkat pendidikan yang belum diketahui.
b. Variabel Waktu