Di Indonesiapun penderita IO adalah laki–laki dengan tingkat pendidikan belum diketahui dengan pasti.
Di Sumatera Utara dan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, penderita IO dengan tingkat pendidikan yang belum diketahui.
b. Variabel Waktu
Variabel waktu merupakan faktor kedua yang diperhatikan ketika melakukan analisis morbiditas dalam studi epidemiologi karena pencatatan laporan insidensi
dan prevalensi penyakit didasarkan pada waktu. Budiarto Eko, 2004. Prevalensi HIVAIDS dari tahun ke tahun yang dilaporkan meningkat tapi jumlah penderita IO
tidak sesuai dengan prevalensi HIVAIDS. BPS,2003.
c. Variabel Tempat
Tempat merupakan salah satu variabel yang penting dalam epidemiologi karena pengetahuan tempat atau lokasi penyakit–penyakit sangat dibutuhkan
Budiarto Eko,2004. IO yang timbul pada penderita HIVAIDS tergantung kepada kuman aerob yang ada pada wilayah itu seperti di Tanzania dan Haiti jenis IO
adalah pneumonia pneumocystis carinii. Di Afrika Barat, Afrika Timur dan Afrika Tengah, IO sarkoma kaposi, histoplasmosis dan kriptokokus. Sebagian di Afrika IO
adalah spesies Salmonella non thypiodal, pnemokokus dan sebagian infeksi jamur penicillium
. Alison D Grant, Kevin M De Co, BMJ,2001. Di Indonesia IO kandidiasis mulut dan esophagus, tuberculosis,
cytomegalovirus, ensefalitis toksoplasma, pneumonia pnemocystia carinii, herpes simplek, mycobacterium avium complek.
DjauziS, 2002
Universitas Sumatera Utara
Di Sumatera Utara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan IO yang terjadi adalah candidiasis rongga mulut, tuberculosis paru, pneumonia, diare,
dermatitis infeksi kulit. Zein, 2005.
2.2.2 Determinan HIVAIDS
HIVAIDS adalah penyebab terbesar terjadinya penyakit IO karena, HIVAIDS adalah virus yang meyerang sel-sel darah putih yang bertugas sebagai
penangkal infeksi yang disebut limfosit –T atau disebut juga cluster differentiated CD-4 yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kekurangan
kekebalan yang disebut dengan HIVAIDS sehingga tubuh mudah diserang penyakit infeksi yang disebut dengan Infeksi Oportunistik IO. IO merupakan salah satu dari
penyebab terbesar kematian penderita HIVAIDS di dunia. Penyebab pasti dari IO belum diketahui secara pasti, namun meskipun demikian dari beberapa penelitian
dapat diketahui beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian IO pada penderita HIVAIDS. Secara umum Ada 5 unsur yang diperhatikan pada suatu tansmisi
penyakit menular, yaitu: sumber penyakit, venhikulum yang membawa agent penyakit, host yang rentan, adanya tempat keluar dan adanya tempat masuk port and,
entry .Pair JP, dkk 1977.
a.Transmisi
Virus HIVAIDS sangat lemah dan mudah mati di luar tubuh manusia. Sebagai venhikulum yang dapat membawa HIVAIDS ini keluar dari tubuh adalah
cairan tubuh. Pada HIVAIDS ini tidak semua cairan tubuh yang beperan secara epidemiologi yaitu segmen, cairan vaginaservik dan darah. Pola transmisi yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan unsur keluar masuknya agent adalah: a. Transmisi seksual yang berhubungan dengan segmen dan cairan vaginaservik, b. Transmisi non seksual yang
berhubungan dengan darah yaitu parenteral dan transmisi tranplasental dari ibu kepada janin Pringgoutomo S dkk, 2007
aTransmisi Seksual
Penularan melalui hubungan Seksual baik homoseksual maupun heteroseksual merupakan penularan infeksi HIVAIDS yang paling serius terjadi, penularan cara ini
berhubungan dengan segmen dan cairan vagina atau serviks. lnfeksi dapat ditularkan dari setiap pengidap infeksi HIVAIDS kepada pasangan seksnya.
Resiko penularan HIVAIDS tergantung pada pemilihan pasangan seks, jumlah pasangan seks, dan jenis hubungan seks. Pada penelitian Narang 2000
ditemukan resiko seropositivitas untuk zat anti terhadap HIVAIDS cendrung naik pada hubungan seksual yang dilakukan pada pasangan tidak tetap, orang yang sering
berhubungan seksual dengan berganti pasangan memperlihatkan kelompok manusia yang beresiko tinggi terinfeksi virus HIVAIDS, transmisi seksual baik homo
maupun heteroseksual merupakan pola transmisi utama. Hal ini terbukti pada data statistik, perempuan 2-4 kali lebih rentan tertular HIVAIDS dibandingkan laki-laki.
Kompas, 24 November 2004. Dan penelitian Evi 2006 5 ibu hamil terkena
infeksi HIVAIDS.
Universitas Sumatera Utara
bTransmisi Non Seksual
Transmisi parenteral akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya alat tindik yang telah terkontaminasi misalnva pada penyalahgunaan narkotika
suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersama-sama. Disamping dapat juga terjadi melalui jarum suntik yang dipakai oleh petugas
kesehatan tanpa disterilkan terlebih dahulu. Resiko tertular cara transmisi parenteral ini kurang dari 1. Di Indonesia pada tahun 2007 jumlah kumulatif penderita
HIVAIDS yang tertular secara transmisi parenteral sebanyak 155 kasus. Pada tahun 2008 sebanyak 202 kasus. Secara Intra Drug User IDU sebanyak 4.798 kasus pada
tahun 2007 pada tahun 2008 sebanyak 5839 kasus Ditjen PPM PL Depkes RI Transmisi
darah melalui transfusi atau produk darah terjadi di negara-negara Barat sebelum tahun 2000. Sesudah tahun 2000 transmisi melalui jalur ini di negara
Barat sangat jarang, karena darah donor telah diperiksa sebelum ditransmisikan. Resiko tertular infeksi HIVAIDS lewat transfusi darah adalah lebih dari 90,
artinya bila seseorang mendapat transfusi darah yang terkontaminasi HIVAIDS, maka dipastikan bahwa yang bersangkutan akan menderita HIVAIDS sesudah itu.
Di Negara sedang berkembang resiko tertular lewat transfusi darah meningkat dua kali. Di Indonesia tahun 2008 penderita tertular karena transfusi 10 kasus Ditjen
PPM PL Depkes RI, 2008 Transmisi
Transplasentalperinatal, penularan dari ibu yang mengandung HIVAIDS positif ke anak mempunyai resiko sebesar 50. Penularan dapat terjadi
sewaktu hamil, melahirkan dan sewaktu menyusui. Penularan air susu ibu termasuk
Universitas Sumatera Utara
penularan dengan resiko rendah. Dan ada data yang tidak diketahui faktor resiko yang tercatat dengan jumlah kasus 291 pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 jumlah
kasus menjadi 297 kasus Ditjen PPM PL Depkes,2008
b. Bibit Penyakit Agent