sembuh – sembuh sudah menahun sehingga penderita yang datang pertama kali kondisinya sangat lemah. Semua Penderita HIVAIDS Rawat JalanRawat
Jalansebelum dinyatakan terkena HIVAIDS dilakukan konseling terlebih dahulu. Setelah itu penderita diberi obat dan penyuluhan tentang gizi, olahraga, Therapy dan
dukungan sosial hanya seadanya saja tidak dilakukan oleh para ahli dibidangnya. Pemberian Therapy ARV pada Penderita HIVAIDS Rawat JalanRawat
Jalandilakukan sebulan sekali
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini digambarkan secara berurutan dimulai dari analisis univariat
meliputi distribusi presentase dari variabel independen yang berhubungan dengan IO analisis bivariat .
4.2.1 Analisis Univariat
Analisis univariat pada penelitian ini melihat distribusi frekuensi pada variabel karakteristik penderita HIVAIDS, faktor pendukung, faktor resiko penjebab
HIVAIDS dan tingkat jenis infeksi oportunistik.
4.2.1.1 Karakteristik Penderita HIVAIDS
Penderita HIVAIDS Rawat Jalan dalam penelitian ini berjumlah 120 orang yang distribusi karakteristik yang diteliti disajikan dalam Table 4.1 seperti dibawah
ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Penderita HIVAIDS Rawat Jalan di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2008 No
Umur Jumlah
Persen
1 30 tahun
53 44.2
2 ≥ 30 tahun
67 55.8
Jumlah 120
100.0
Jenis Kelamin 1
Laki – Laki 88
73.3 2
Perempuan 32
26.7
Jumlah 120
100.0
Lamanya Terdiagnosa 1
Lama 4 tahun 31
25.8 2
Baru 0 – 4 tahun 89
74.2
Jumlah 120
100.0
Pekerjaan 1
Bekerja 99
82.5 2
Tidak Bekerja 21
17.5
Jumlah 120
100.0
Tingkat Pendidikan 1
Rendah SD dan SMP 59
49.2 2
Tinggi SMA dan PT 61
50.8
Jumlah 120
100.0
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui sebagian besar penderita berumur ≥ 30
tahun 67, pengkategorian umur ini sesuai dengan Ditjen PPMPL Depkes RI tentang kelompok risiko tinggi terkena IO. Hal ini menunjukkan persentase penderita
AIDS yang paling banyak pada kelompok usia produkif, dikaitkan dengan keberadaannya sebagai manusia produktif secara ekonomi.
Sebagian besar penderita HIVAIDS adalah laki-laki 73,3, selebihnya adalah perempuan. Sebagian besar responden terdiagnosa menderita HIVAIDS
Universitas Sumatera Utara
antara 0 – 4 tahun yaitu 74,2, sedangkan yang terdiagnosa menderita HIVAIDS lebih dari 4 tahun sebanyak 25,8.
Pendidikan responden tamat SLTA dan Perguruan Tinggi 50,8, dan tamat SD dan SMP 49,2. Umumnya Penderita HIVAIDS rawat jalan
mempunyai pekerjaan tetap.
4.2.1.2 Faktor Pendukung Pengobatan Penderita HIVAIDS
Pada penelitian ini, faktor pendukung dalam pengobatan Penderita HIVAIDS rawat jalan meliputi: konsumsi gizi, dukungan sosial, olah raga dan
Therapy pengobatan. Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Penderita HIVAIDS Rawat Jalan Berdasarkan Faktor yang Mendukung di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008
No Konsumsi Gizi
Jumlah Persen
1 Baik
28 23,3
2 Kurang
92 67,7
Jumlah 120
100.0
Dukungan Sosial 1
Baik 72
60,0 2
Kurang 48
40,0
Jumlah 120
100.0
Olah Raga 1
Baik 18
15,0 2
Kurang 102
85,0
Jumlah 120
100.0
Therapy Pengobatan
1 Baik ARV dan Suplemen
67 55,8
2 Kurang ARV
53 44,2
Jumlah 120
100.0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar Penderita HIVAIDS rawat jalan konsumsi zat gizi kurang yaitu 67,7 dan selebihnya
Penderita HIVAIDS rawat jalan mengkonsumsi gizi baik yaitu 23,3. Sebagian besar Penderita HIVAIDS rawat jalan mendapat dukungan sosial
dari keluarga maupun teman sebaya sudah baik yaitu 60, selebihnya kurang mendapat dukungan sosial dari keluarga maupun teman sebaya yaitu 40.
Kegiatan olah raga yang dilakukan Penderita HIVAIDS rawat jalan umumnya kurang yaitu 85, selebihnya telah melakukan olah raga setiap hari secara
teratur baik yaitu 15 , Therapy yang diberikan terhadap Penderita HIVAIDS rawat jalan umumnya sudah baik yaitu 55,8 selebihnya kurang mendapatkan
pengobatan yang baik yaitu 44,2.
4.2.1.3 Faktor Determinan terjadi HIVAIDS