Patogenesis HIVAIDS TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Patogenesis HIVAIDS

Dasar utama patogenesis HIVAIDS adalah virus yang meyerang sel-sel darah putih dan sel otak sebagai sasaran. Sel-sel darah putih atau disebut limfosit adalah merupakan kekebalan tubuh, sel darah putih yang diserang adalah limfosit-T, sehingga kurangnya jenis Limfosit-T helperinducer yang mengandung marker CD4 sel T4. Limfosit merupakan pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi fungsi-fungsi imunologik. Kelainan selektif pada satu jenis sel menyebabkan kelainan selektif pada satu jenis sel. Human Immunodeficiency Virus mempunyai tropisme selektif terhadap sel T4, karena molekul CD4 yang terdapat pada dindingnya adalah reseptor dengan affinitas yang tinggi untuk virus ini. Setelah HIVAIDS mengikat diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam target dan ia melepas bungkusnya kemudian dengan enzym reverse transcryptase ia merubah bentuk RNA-nya menjadi DNA agar dapat bergabung menyatakan diri dengan DNA sel target. Selanjutnya sel yang berkembang biak akan mengundang bahan genetik virus infeksi oleh HIVAIDS dengan demikian menjadi irreversibel dan berlangsung seumur hidup. Berbeda dengan virus lain, virus HIVAIDS menyerang sel target dalam jangka lama. Jarak dari masuknya virus ke tubuh sampai terjadinya HIVAIDS sangat lama yakni 5 tahun atau lebih. Infeksi oleh virus HIVAIDS menyebabkan fungsi sistem kekebalan tubuh rusak yang mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang atau hilang, akibatnya jumlah CD-4 dalam tubuh menurun sehingga kurang dari 200ul mempermudah tubuh terkena penyakit-penyakit lain seperti penyakit IO yang disebabkan oleh bakteri protozoa Universitas Sumatera Utara dan jamur dan juga mudah terkena penyakit kanker seperti sarkoma kaposi. HIVAIDS mungkin juga secara lansung menginfeksi sel-sel syaraf menyebabkan kerusakan neurologis. Baratawijaya, 2000

2.4 Jenis Infeksi Oportunistik IO