Hubungan antara Persepsi Kerentanan terhadap IMS dengan Praktik

responden tetap melakukan praktik demikian walaupun promosi kesehatan selalu mereka terima di setiap minggunya. Hal ini justru selaras dengan teori Health Belief Model HBM yang menyatakan praktik individu ditentukan oleh persepsi dan keyakinan individu itu sendiri tanpa memandang apakah persepsi dan keyakinannya tersebut sesuai atau tidak sesuai dengan realitas Priyoto, 2014:136. Dalam penelitian ini sebagian responden menyatakan melakukan vaginal douching adalah untuk menjaga kesehatan sehingga layanan kesehatan yang sudah cukup tersedia tetap kurang berpengaruh terhadap praktik vaginal douching yang dilakukannya.

5.1.7 Hubungan antara Persepsi Kerentanan terhadap IMS dengan Praktik

Vaginal Douching Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, pada penelitian yang dilakukan pada WPS di Resosialisasi Argorejo didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara persepsi kerentanan terhadap IMS dengan praktik vaginal douching, dengan p value = 0,035 p 0,05. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa responden yang memiliki persepsi kerentanan terhadap IMS kurang baik cenderung lebih berisiko terhadap IMS dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi kerentanan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan responden bahwa sebanyak 78,1 responden menyatakan takut dan rentan terhadap IMS karena pekerjaan mereka yang sebagai WPS, maka dari itu mereka mencegahnya dengan melakukan vaginal douching. Dan sebanyak 64,3 responden menyatakan bahwa mereka merasa bebas dari IMS jika mereka rutin melakukan vaginal douching setelah berhubungan seksual. Padahal praktik tersebut merupakan praktik yang kurang tepat untuk mencegah IMS, justru praktik vaginal douching lebih cenderung meningkatkan risiko IMS. Sesuai dengan Mandal dkk 2014 Douching dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang lebih banyak dibanding perempuan yang jarang melakukan douching diantaranya adalah IMS. Praktik tersebut jika terus dilakukan akan menyebabkan risiko luka akibat mengorek dan menggosok vagina yang terlalu dalam, yang artinya hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya IMS. Sesuai dengan Gama 2008 bahwa kebiasaan douching dengan cara memasukkan jari kedalam vagina dapat menyebabkan iritasi vagina dan merubah keseimbangan kimiawi dan flora vagina, yang akhirnya dapat terjadi perlukaan kulit vagina sehingga lebih rentan terhadap IMS salah satunya adalah kandiloma akuminata. Ketakutan responden terhadap ancaman terkena IMS cukup besar, namun usaha pencegahan yang dilakukan kuranglah tepat, justru praktik vaginal douching semakin menimbulkan risiko IMS yang ditakutkan oleh responden. Hal inilah yang menyebabkan risiko IMS yang lebih besar pada responden yang memiliki persepsi kurang baik. Berdasarkan analisis hal ini disebabkan karena ancaman yang dirasakan terhadap risiko yang akan muncul. Hal ini mengacu sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman terhadap dirinya. Asumsinya adalah bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka praktik pencegahan juga akan meningkat. Praktik tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada ketidak-kebalan yang dirasakan yang merupakan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan masalah kesehatan menurut kondisi mereka Priyoto, 2014. Hal tersebut menggambarkan bahwa dengan adanya persepsi tentang kerentanan terhadap IMS baik, maka dapat menimbulkan praktik yang baik dalam pencegahan IMS, dengan kata lain responden dengan persepsi kerentanan lebih baik akan lebih berhati-hati dalam tindakan menjaga kesehatan reproduksinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Health Belief Model HBM yang menyatakan risiko pribadi atau kerentanan adalah salah satu persepsi yang lebih kuat dalam mendorong orang untuk mengadopsi praktik sehat. Semakin besar risiko yang dirasakan, semakin besar kemungkinan terlibat dalam praktik untuk mengurangi risiko. Akan tetapi penelitian ini tidak sesuai dengan Hendarin 2009 dengan judul faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktek bilas vulo-vaginal pada pekerja seks komersial di lokalisasi Peleman Kabupaten Tegal yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi kerentanan terkena IMS dengan praktek bilas vulvo-vaginal yang dilakukan PSK dengan p value = 0,104. Kemungkinan hal tersebut terjadi menurut Notoatmodjo 2012 adalah meskipun kesadaran masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun praktik tentang kesehatan atau praktik hidup sehat masyarakat masih rendah.

5.1.8 Hubungan antara Persepsi Keparahan terhadap IMS dengan Praktik