40
Variabel Perancu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel terikat
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
a. Pengetahuan WPS mengenai vaginal douching
b. Sikap WPS mengenai vaginal douching
c. Dukungan teman sesama WPS d. Dukungan Mucikari
e. Ketersediaan layanan Kesehatan
disekitar Resosialisasi f.
Persepsi Kerentanan terhadap IMS g. Persepsi Keparahan terhadap IMS
h. Persepsi manfaat dalam melakukan vaginal douching
i. Persepsi hambatan dalam
melakukan vaginal douching j.
Isyarat untuk Bertindak dalam melakukan vaginal douching
Praktik Vaginal Douching yang
Berisiko Menularkan IMS
Tingkat Pendidikan
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi. Sugiyono, 2009. Variasi pada
penelitian ini adalah: 3.2.1
Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang apabila ia di ubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain. Sugiyono, 2009. Variabel bebas yang
diteliti dalam penelitian ini adalah : pengetahuan, sikap, dukungan teman sesama WPS, dukungan mucikari, ketersediaan layanan kesehatan, persepsi kerentanan
terhadap IMS, persepsi keparahan terhadap IMS, persepsi manfaat dalam melakukan vaginal douching, persepsi hambatan dalam melakukan vaginal
douching, dan isyarat untuk bertindak dalam melakukan vaginal douching.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Sugiyono, 2009.
Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini adalah
praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS.
3.2.3 Variabel Perancu
Variabel perancu atau pengganggu dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan. Cara mengendalikan variabel perancu dalam hal ini adalah dengan
menggunakan restriksi. Teknik restriksi adalah menyingkirkan variabel perancu dari setiap subyek penelitian Riyanto, 2011: 76. Pada penelitian ini karena
tingkat pendidikan merupakan variabel perancu, maka responden yang memiliki tingkat pendidikan selain SMP dan SMA harus disingkirkan, sehingga responden
yang akan diteliti yaitu responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP dan SMA.
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut
Cahyati, 2012. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1.
Ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di Resosialisasi Argorejo Semarang.
2.
Ada hubungan antara sikap dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di Resosialisasi Argorejo Semarang.
3.
Ada hubungan antara dukungan teman sesama WPS dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di Resosialisasi Argorejo
Semarang.
4.
Ada hubungan antara dukungan mucikari dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di Resosialisasi Argorejo
Semarang.
5.
Ada hubungan antara ketersediaan layanan kesehatan disekitar Resosialisasi dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di
Resosialisasi Argorejo Semarang.
6.
Ada hubungan antara persepsi kerentanan terhadap IMS dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di Resosialisasi
Argorejo Semarang.
7.
Ada hubungan antara persepsi keparahan terhadap IMS dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di Resosialisasi
Argorejo Semarang.
8.
Ada hubungan antara persepsi manfaat dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di Resosialisasi Argorejo Semarang.
9.
Ada hubungan antara persepsi hambatan dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di Resosialisasi Argorejo
Semarang.
10.
Ada hubungan antara isyarat untuk bertindak dengan praktik vaginal douching yang berisiko menularkan IMS pada WPS di Resosialisasi Argorejo
Semarang.
3.4 Definisi Operasional